Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Layya Notiva Dewi
"Angka kejadian kanker stadium III dan IV pada usia dewasa semakin meningkat tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup anggota keluarganya yang menderita kanker stadium III dan IV di RSKD. Desain penelitian yang digunakan deskriptif korelatif dengan metode analisis univariat dan bivariat. Jumlah sampel 79 responden.
Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap kualitas hidup klien kanker stadium III dan IV. Perawat dalam menghadapi klien sebaiknya menggali koping adaptif, aspek positif, dan aspek spiritualitas klien tidak hanya memberikan dukungan psikologis dalam upaya peningkatan kualitas hidup klien itu sendiri.

The incidence of stage III and stage IV cancer adulthood is increasing every year. This study aims to determine the relationship of the family support to quality of life of family members who have stage III and/or stage IV cancer RSKD. The design study is descriptive correlative with univariate and bivariate analysis methods. The number of respondents are 79.
The results showed no significant relationship between family support and the quality of life of clients who have stage III and IV cancer. In dealing with clients, nurses should explore adaptive coping, positive, and spiritual aspects of the client, not only provide psychological support in order to improving quality of life of the client itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Kardiyudiani
"Kanker payudara adalah karsinoma atau keganasan pada beberapa morfologi sekaligus, dan salah satu terapi yang diberikan adalah kemoterapi. Kemoterapi yang dilakukan membutuhkan berbagai strategi keperawatan untuk membantu mengatasi berbagai efek yang ditimbulkannya termasuk dukungan keluarga. Maka tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi lebih mendalam tentang harapan pada pasien kanker payudara yang mendapat kemoterapi tentang dukungan keluarga. Selanjutnya penelitian dilakukan pada 5 partisipan dan menemukan 4 tema seperti : harapan untuk dapat melanjutkan normal dalam keluarga, harapan peningkatan pemahaman keluarga tentang dampak penyakit akibat kemoterapi dan perawatannya, harapan untuk di hargai, didengarkan dan ditemani, harapan untuk dibantu menyelesaikan masalah yang dihadapi akibat sakit oleh keluarga.

Breast cancer is carcinoma or malignancy in some morphology as well, and one kinds of treatment that is given is chemotherapy. There were various kinds of nursing strategy to help overcoming various effects that are aroused by the chemotherapy given including family support. Therefore, the purpose of this research was to explore deeper about family support in raising breast cancer patient?s hope which is got chemotherapy. This research is held toward five participants and find four themes i.e. hope to continue normal life in their family, hope to raise family understanding about the impact malady caused by chemotherapy, hope to be appreciated, to be listened and to be accompanied, hope to be helped by their family in overcoming a problem which is faced because of the disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31758
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Onna G.P
"Latar Belakang: Dari data SIRS,2010 pasien kanker payudara terbanyak di rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia yakni 28,7 dari seluruh kanker. Efek samping kemoterapi dapat menurunkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak pengobatan kemoterapi terhadap perubahan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien kanker payudara stadium I sampai III.
Metode: Desain pre dan post-test. Data diambil sebelum subjek mendapat protokol kemoterapi pertama dan setelah kemoterapi adjuvant ke-3. Kapasitas fungsional dinilai dengan uji jalan 6 menit dan kualitas hidup dinilai dengan EORTC QLQ C-30. Penelitian pada 30 subjek yang didapat secara konsekutif dan memenuhi kriteria penelitian. Data demografis dan klinis pasien dikumpulkan dan dicatat.
Hasil: Dari 30 subjek, terdapat 26 subjek 86,7 mengalami penurunan rerata score uji jalan 6 menit setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum pengobatan kemoterapi. Terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai p le;0,05. Hasil score EORTC QLQ C-30 pada domain skala fungsi dan kualitas hidup secara global, didapatkan score rerata yang menurun pada semua fungsi setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum kemoterapi pada semua subjek. Perbedaan bermakna terdapat pada skala fungsi sosial p le;0,05 . Pada skala gejala terdapat peningkatan rerata score tiap gejala setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum kemoterapi pada semua subjek. Perbedaan bermakna terdapat pada gejala fatique, mual-muntah, dan penurunan nafsu makan p le;0,05.
Kesimpulan: Terdapat penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pada pasien kanker payudara setelah mendapat kemoterapi adjuvant ke-3 akibat efek samping pengobatan kemoterapi.

Background: SIRS data from 2010 breast cancer patients most in inpatient and outpatient care in all hospitals in Indonesia, namely 28.7 of all cancers. The side effects of chemotherapy can decrease the functional capacity and quality of life of patients. The purpose of this study Identify the impact of chemotherapy treatment in functional capacity and quality of life in patients with stage I III breast cancer.
Methods: Pre and post test design. Data was taken before the subject had the first chemotherapy protocols and after third adjuvant chemotherapy. Functional capacity was assessed with the 6 minute walking test and quality of life was assessed with the EORTC QLQ C 30. This study was conducted on 30 subjects with consecutive sampling and met the criteria of this study. Demographic and clinical patient data were collected and recorded.
Results: Among 30 subjects, 26 subjects 86.7 experienced decline in six minute walking test score after third adjuvant chemotherapy compare to prior chemotherapy treatment. There were significant differences in functional capacity before and after third chemotherapy adjuvant p le 0,05. There were decrease in mean score of all functions in EORTC QLQ C 30 score on functional domain scale and global quality of life in all subject after third adjuvant chemotherapy compared to prior chemotherapy treatment. Significant differences was found in social functioning scale p le 0,05 . On symptoms scale, there were increase in average score of each symptoms after third adjuvant chemotherapy in all subject compare to prior chemotherapy treatment. Significant differences was found in symptoms of fatigue, nausea, vomiting, and decreased appetite p le 0,05.
Conclusion: There are decrease in functional capacity and quality of life in breast cancer patients after third adjuvant chemotherapy due to side effects of chemotherapy treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henni Kusuma
"Kualitas hidup pada pasien HIV/AIDS sangat penting untuk diperhatikan karena penyakit infeksi ini bersifat kronis dan progresif sehingga berdampak luas pada segala aspek kehidupan baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual. Masalah psikososial khususnya depresi dan kurangnya dukungan keluarga terkadang lebih berat dihadapi oleh pasien sehingga dapat menurunkan kualitas hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara depresi dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang dan merekrut sampel sebanyak 92 responden dengan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kualitas hidup kurang baik (63,0%), mengalami depresi (51,1%), dukungan keluarga non-supportif (55,4%), berjenis kelamin laki-laki (70,7%), berpendidikan tinggi (93,5%), bekerja (79,3%), berstatus tidak kawin (52,2%), mempunyai penghasilan tinggi (68,5%), berada pada stadium penyakit lanjut (80,4%), rata-rata usia 30,43 tahun, dan rata-rata lama mengidap penyakit 37,09 bulan. Pada analisis korelasi didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara depresi dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup (p=0,000 & p=0,000, α=0,05).
Selanjutnya, hasil uji regresi logistik menunjukkan responden yang mengalami depresi dan mempersepsikan dukungan keluarganya non-supportif beresiko untuk memiliki kualitas hidup kurang baik setelah dikontrol oleh jenis kelamin, status marital, dan stadium penyakit. Selain itu, diketahui pula bahwa dukungan keluarga merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup dengan nilai OR=12,06.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi untuk memberdayakan keluarga agar dapat senantiasa memberikan dukungan pada pasien HIV/AIDS dan upaya pencegahan serta penanganan terhadap masalah depresi agar dapat memperbaiki kualitas hidup pasien HIV/AIDS.

Quality of life of patients with HIV/AIDS become a main concern since this chronic and progressive illness may impact in all aspects of patient?s life: physical, psychological, social, and spiritual. Psychosocial problems especially depression and lack of family support are frequently faced of this patients which effect in reducing their quality of life. The purpose of this study was to identify and to explain the relationship between depression and family support with quality of life in patients with HIV / AIDS. This study used cross-sectional study design, with a total sample is 92 respondents that recruited by purposive sampling technique.
The results showed that the majority of respondents have poor quality of life (63.0%), depression (51.1%), lack of family support (55.4%), male (70.7% ), higher education level (93.5%), work (79.3%), unmarried (52,2%), have higher income (68.5%), in advanced stage of disease (80.4% ), with an average age of 30.43 years, and the average length of illness 37.09 months. Analysis of the correlation showed any significant relationship between depression and family support with quality of life (p=0,000 & p=0,000, α=0,05).
Further analysis with logistic regression test demonstrated that respondents who perceive depressed and family non-supportive are at risk to have poor quality of life after being controlled by gender, marital status, and stage of disease. In addition, this analysis showed that family support is the most influential factors to the quality of life with OR=12,06.
Recommendations from this study is necessary to empower family in order to continously giving support to patients with HIV/AIDS and also needs to prevent and resolve problem of depression in order to improve quality of life of patients with HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Dwiyani
"Kanker payudara merupakan jenis keganasan tersering pada wanita di Indonesia. Kemoterapi dan inaktivitas fisik selama pengobatan kanker menyebabkan penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup. Rehabilitasi preventif dengan latihan aerobik terbukti bermanfaat meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pada populasi ini, namun studi mengenai aktivitas berjalan kaki terukur pedometer masih belum diteliti di Indonesia. Studi ini bertujuan menilai efek aktivitas berjalan kaki harian 4000 langkah selama 8 minggu terhadap kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien kanker payudara stadium II-III yang menjalani kemoterapi. Studi ini adalah one group pre and post test design, dilakukan pada 15 subjek, berusia 25-59 tahun, di poliklinik Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kapasitas fungsional ditentukan dari jarak tempuh uji jalan enam menit protokol Nury dan kualitas hidup dengan EORTC-QLQ-C30 versi Bahasa Indonesia, yang dinilai sebelum dan setelah rehabilitasi preventif. Rerata capaian jumlah langkah harian adalah 5005,26+1574 langkah. Tidak ditemukan perbedaan kapasitas fungsional sebelum dan setelah rehabilitasi (436,84±47,87 dan 449,64±51,84, p=0,0143). Terjadi peningkatan kualitas hidup global EORTC QLQ-C30 setelah penerapan aktivitas berjalan kaki terukur (63,89±30,97 dan 82,78±14,24, p=0,011). Aktivitas berjalan kaki terukur pedometer selama 8 minggu mempertahankan kapasitas fungsional dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien kanker payudara stadium II-III yang menjalani kemoterapi.

Breast cancer is the most common cancer amongst Indonesian women. Chemotherapy and physical inactivity during cancer treatment lead to decreased functional capacity and quality of life, which could be prevented by doing aerobic exercise. However, studies on pedometer-based walking activity programs have not been studied in Indonesia. This study aimed to assess the effects of eight weeks of 4000-steps of the pedometer-based walking activity program on functional capacity and quality of life in stage II-III breast cancer patients receiving chemotherapy. This study was a one-group pre-and post-test design with 15 subjects, aged 25-59 years, in the outpatient of Rumah Sakit Kanker Dharmais. The functional capacity was determined from the six-minute walk test distances of the Nury's protocol and quality of life with the EORTC-QLQ-C30 Indonesian version, which were assessed before and after rehabilitation. The average daily step count was 5005.26+1574 steps. There was no difference in functional capacity before and after rehabilitation (436.84±47.87 and 449.64±51.84, p=0.0143). There was an increase in the global quality of life of the EORTC QLQ-C30 after the implementation of measured walking activities (63.89±30.97 and 82.78±14.24, p=0.011). Eight weeks of pedometer-based walking activity program maintains functional capacity and improves the quality of life in stage II-III breast cancer patients receiving chemotherapy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Puspitasari Ayu
"Takut kambuh kanker dan dukungan sosial mempengaruhi kualitas hidup penyintas kanker ginekologi. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan takut kambuh kanker dan dukungan sosial terhadap kualitas hidup penyintas kanker ginekologi. Desain penelitian menggunakan analisis deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional dan jumlah sampel sebanyak 106 menggunakan kuesioner Penn State Worry Questionnaire, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan European Organization for Research and Questionnaire-C30. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan signifikan antara engagement of worry dan absence of worry dengan fungsi peran, fungsi kognitif, kelelahan, nyeri, dan kesulitan keuangan, sedangkan item fungsi fisik, peran, sosial, kelelahan, insomnia, kehilangan nafsu makan dan nyeri memiliki hubungan signifikan dengan dukungan dari pasangan dan teman, serta dukungan keluarga memiliki korelasi negatif dengan takut kambuh kanker. Kesimpulan dukungan sosial sebagai salah satu sumber daya terpenting untuk mengurangi ketakutan dan kualitas hidup. Hasil penelitian merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk meneliti pengaruh data demografi dengan kualitas hidup pada penyintas kanker ginekologi.

Fear of cancer recurrence and sosical support can affect gynnecologi cancer survivors quality of life. The purpose of this study was examine the relationship between fear of cancer recurrence and social support with quality of life in gynecologic cancer survivors. A cross-sectional study was conducted with 106 partisipants. Data were collected using the Penn State Worry Questionnaire, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan European Organization for Research and Questionnaire-C30. The result showed that there was a statisticaly significant corelation between engagement of worry and absence of worry with role functioning, cognitive functioning, fatique, pain, and financial difficulties, then there was a significant corelation between physical functioning, role, social, fatique, insomnia, loss appetite and pain with partner and friends supporting, also family supporting has a negative corelation with engagemen of worry. The conculsion is social support is an important resource that can decreased fear and increased quality of life. This study recommends further research to examine the affect participants demography with quality of life in gynecologic cancer survivors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailiyatul Munawaroh
"ST elevation myocardial infarction STEMI merupakan kasus infark miokardium yang paling banyak ditemukan dengan intervensi utamanya ialah primary percutaneous coronary intervention PPCI. Pasca PPCI, kualitas hidup pasien STEMI ditentukan oleh kemampuannya mengontrol faktor risiko terjadinya infark berulang. Dalam hal ini diperlukan dukungan keluarga. Karena itu peneliti ingin melihat hubungan dukungan keluarga dengan pasien STEMI pasca PPCI. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan desain cross sectional. 34 responden direkrut dalam penelitian ini.
Hasil menunjukan nilai mean dukungan keluarga ialah 64,44 dari nilai maksimal 75 dan nilai mean kualitas hidup 68,36 dari nilai maksimal 100. Hasil uji korelasi menunjukan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup p value = 0,310, Hasil penelitian merekomendasikan perlu dilakukan penelitian serupa dengan menyeragamkan karakteristik responden dan mengontrol faktor perancu.

ST elevation myocardial infarction is the most common myocardial infarction cases. The main intervention of this case is primary percutaneous coronary intervention PPCI. After PPCI, quality of life in STEMI patienst is depend on their ability to control risk factor of reinfarction. In this condition patients need family support. Therefore, the researcher want to know about the correlation between family support and quality of life in patient after PPCI. This research is a correlation research which use cross sectional dsign. 34 respondents are recruited in this research.
The result shows that the average value of family support is 64.44 from maximumvalue 75 and the average value of quality of life is 68,36 from maximum value 100. Correlation test result shows that there is no correlation between family support and quality of life p value 0,310. This result recommend that similar research should be done with equal respondents characteristics and controlled counfounding factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Meitri A. R. P.
"Latar belakang: Angka kematian akibat kanker ovarium mencapai 54%. Hal ini dikarenakan sebagian besar kasus kanker ovarium datang pada stadium lanjut dan membutuhkan kualitas pembedahan prima untuk mencapai sitoreduksi optimal. Prediksi luaran operasi menjadi penting sebagai bahan pertimbangan antara benefit operasi dan morbiditas perioperatifnya. Salah satu model yang memprediksi luaran operasi dikembangkan oleh Suidan dkk. Skor prediksi ini melibatkan berbagai senter ginekologi onkologi, dilakukan secara prospektif dengan akurasi 75.8%. Untuk itu, dibutuhkan validasi terhadap model prediksi ini.
Tujuan: Menilai sensitivitas dan spesifisitas skor prediksi luaran operasi yang dikembangkan oleh Suidan dkk. pada pasien-pasien dengan kanker ovarium stadium III dan IV dengan cut-off point 9 dan beberapa cut-off point lainnya.
Metode: Penelitian observasional non-eksperimental dilakukan secara kohort (prospektif Januari 2018 - Mei 2019 dan retrospektif Januari 2015 - Desember 2017) di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta-Indonesia. Subjek penelitian adalah pasien-pasien dengan kanker ovarium stadium lanjut (stadium FIGO III dan IV) yang dilakukan operasi debulking primer. Validasi eksternal dilakukan pada skor Suidan yang menggunakan 3 parameter klinis dan 8 parameter hasil CT-Scan. Selain itu, 3 kriteria klinis dan 5 gambaran CT-Scan/MRI yang juga dicatat sebagai data tambahan.
Hasil: Diperoleh 57 subjek, terdiri dari 28 operasi suboptimal dan 29 operasi optimal. Skor dengan cut-off point 7 memiliki nilai sensitivitas 60,71% dan spresifisitas 75,68% (OR 4,86; 95% CI 1,55-15,18) dan akurasi 68,42%. Cut-off point ini lebih baik dibandingkan cut-off point 9 pada penelitian aslinya (sensitivitas 53,56% dan spresifisitas 75,68% dan akurasi 64.91%). Berdasarkan analisis bivariat dan multivariat dikembangkan skor lokal menggunakan beberapa parameter; kadar albumin darah < 3,5 g/dL (skor 2), gambaran massa pada porta hepatis atau kantung empedu (skor 1), lesi pada subkapsular hepar atau intraparenkim hepar (skor 4), dan omental cake yang luas (skor 4). Hasil signifikan tampak pada analisis mean skor yang lebih tinggi pada operasi suboptimal (7,61 ± 3,19) dan nilai akurasi 86%. Pada cut-off point 7, sensitivitas dan spesifisitas yang dihasilkan adalah 85,71% dan 72,22% dengan akurasi 77,19%.
Simpulan: Skor Suidan dkk. belum dapat diterapkan di RSCM karena sensitivitas dan spesifisitas yang relatif rendah. Skor lokal dengan cut-off point 7 pada penelitian ini dapat dikembangkan untuk penggunaannya lebih lanjut.

Background: Optimal cytoreduction operation and chemotherapy are the cornerstone management of advanced stage ovarian cancer. The mortality of ovarian cancer is as high as 54%. Ovarian cancer is mostly present at late stage and in need of excellent cytoreductive surgery if not extensive surgery to reach optimal debulking. Prediction of cytoreduction outcome is necessary to be incorporated in advanced ovarian cancer management to aim for optimal cytoreduction with minimal morbidity. One of the predictive models established by Suidan et. al. (multicenter prospective trial with accuracy 75.8%) could act as an alternative non-invasive model and should be validated.
Objectives: To determine sensitivity and specificity score developed by Suidan et.al. on patients with stage III and IV ovarian cancer.
Methods: Observation non-experimental study was conducted (prospectively January 2018 – May 2019 and restrospectively January 2015 – December 2017) at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta-Indonesia after ethical clearance. Subjects are patients with ovarian cancer FIGO stage III and IV who underwent primary debulking surgery. External validation was performed for Suidan’s score which used 3 clinical parameters and 8 CT-scan parameters. Moreover, three other clinical features and five other advanced imaging results were included.
Results: Fifty-seven subjects were included, consist of 28 suboptimal debulking and 29 optimal debulking. Score with cut-off point 7 has sensitivity value 60.71% and specificity of 75.68% (OR 4.86; 95% CI 1.55-15.18) with accuracy 68.42%. They were better than original cut-off points 9 (sensitivity 53.56%, specificity 75,68%, and accuracy 64.91%). Based on bivariate and multivariate results, local score was developed and established with several parameters; blood albumin < 3.5 g/dL (score 2), image of mass on porta hepatis and gall bladder (score 1), lesion of subcapsular and intraparenchymal liver, and vast omental cake (score 4). Mean of the score was significantly higher on suboptimal debulking (7.61 ± 3.19) with accuracy 86%. Cut-off points 7 showed sensitivity value of 86.71% and specificity 0f 72.22% (accuracy 77.19%).
Conclusion: The Suidan’s prediction score could not provide good sensitivity and specificity to be used at RSCM. Local score should be developed to be used at RSCM, the local score in this study could be sat as a beginning.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"ABSTRAK
Cachexia merupakan masalah yang umum dialami oleh pasien kanker stadium
lanjut. Studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dilakukan untuk
memperoleh gambaran tentang pengalaman cachexia pasien kanker stadium lanjut
dan keluarga yang merawat di RS Kanker Dharmais. Data studi diperoleh dari
lima partisipan pasien dan lima partisipan keluarga. Temuan memberikan
informasi rinci tentang pengalaman cachexia pada pasien kanker stadium lanjut
dan keluarga yang merawat dengan enam tema utama yang sama yaitu 1)
pengetahuan yang kurang tentang cachexia, 2) gangguan biopsikososial, 3)
perubahan pola makan, 4) perhatian perawat yang dirasakan kurang oleh pasien
dan keluarga, 5) kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan 6) kebutuhan akan
peningkatan fasilitas kesehatan. Pada keluarga terdapat satu tema tambahan yaitu
terjadinya konflik dalam keluarga. Kemampuan dalam melakukan asuhan
keperawatan yang menyeluruh pada akhirnya akan meningkatan status nutrisi
pasien dan mengurangi konflik dalam keluarga.

Abstract
Cachexia is a common problem for cancer patient in end stage.
Phenomenologycal approach of qualitative study was conducted to get illustration
regarding experience of end stage cancer patient with cachexia and their families
who were involved during treatment in the Dharmais Cancer Hospital. Study
result gathered from five participants constituted of five patients and five families.
The current study showed detail information about experience of end stage cancer
patient with cachexia and their families within six main themes, namely : 1) lack
of knowledge about cachexia, 2) Biopsychosocial disturbances, 3) diet pattern
disturbances, 4) lack of attention from nurse, 5) in need of health education and 6)
in need of improvement of health facilities. Particularly within families member
there were additional main theme, namely : conflict in family. Abilities in
establishing holistic nursing care will lead to increase patient nutrition level and
decrease conflict within families."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Nikson
"Latar Belakang: Penyakit kanker kolorektal (KKR) merupakan salah satu jenis penyakit kanker dengan insiden. prevalen serta mortalitas yang terns meningkat dewasa ini.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh. stadium klinik kanker terhadap katahanan hidup lima tahun penderita kanker kolorektal.
Desain: Desaio penelitian adalah kohort retrospektif. Sarnpel sebanyak 1!6 orang penderita kanker kolorektal yang mendapat pengobatan pertama kali di RSKD dari tahun 1994 - 2004. Analisis bivariat dengan uji Lng rank test dan kurva probabilitas untuk ketahanan hldup menggunakan metode Kaplan Meier. Analisis seeara multivariat menggunakan Cox Proportional Hazard Regression.
Hasil: Ditemukan penderita kanker kolorektal yang meninggal selarna lima tahun follow up adalah 46 orang (39, 7%). Probahilitas ketahanan hidup 5 tahtm penderita seeara keseluruhan adalah sebesar 42,23% dengan Median sehesar 36 bulan, Probabilitas ketahanan hldup 5 tahun menurut stadium adalah Dukes B sehesar 74,38%, Dukes C sebesar 37,28% dan Dukes D sehesar 22,28%. Menurut stadium awol sebesar 74,38% dan stadium !anjut sebesar 31,58%. Pada analisis Cox regresi stadium lanjut memiliki risiko kematian sehesar 4,83 kali (95%CI:1,72-13,60) dibandingkan stadium awal sebelum memperhitungkan variahel lain dan setelah memperhitungkan variabci derajat diferensiasi sel, umur, status perkawinan, jumlah sel darah putih sebelum operasi dan status pengobatan, risiko kematian stadium lanjut menjadi 9,37 kali(95%CI:2,88-30,48) dibandingkan stadium awal.
Kesimpulan dan Saran : Stadium terbukti merupakan faktor prognostik yang kuat dan signifikan terhadap ketahanan hidup lima tahun penderita kanker kolorektaL Diharapkan kepada masyarakat terutama umur 40 tahun ke atas untuk segera memeriksakan diri hila ada keluhan pada saluran pencernaan sehingga kalaupun temyata kanker kolorektal maka akan ditemukan pada stadium lebih awal.

Background: Colorectal cancer (CRC) disease is a kind of cancer disease with increasing incidence, prevalence, and mortality nowadays.
Objective: This research is aimed to know the effect of cancer clinical stadiums on five~ year survival of colorectal cancer patients.
Design: The design of this research is retrospective cohor4 using as sample 116 colorectal cancer patients who got their first treatment in RSKD from J 994 to 2004. Bivariate analysis was done with Log Rank Test and the probability curve of survival used Kaplan Meier method. Multivariate analysis was done with Cox Proportional Hazard Regression.
Result : It is found that the number of colorectal cancer patients' death during 5 years of follow up is 46 (39.7%). Patients' probability of 5-year survival as overall survival is 42.23% with a median of36 months. The probabilities of 5-year survival by Dukes' slage are Dukes B being 74.38%, Dukes C 37.28%, and Dukes D 22.28%. For early stadium it is 74.38% and advanced stadiwn 31.58%. Cox regression analysis reveals that advanced stadium has a death risk of 4.83 times (95%CI: 1, 72-13.60) higher than early stadium before controlling otller variables; and after controlling cell differentiation degree, age, marital status, preoperative amount of white blood cell, and treatment status, advanced stadiwn death risk becomes 937 times (95%C!: 2.88-30.48) than early stadium.
Conclusion and Suggestion: lt. is proved that stadium is strong and significant prognostic !actor of colorectal cancer patients' 5 year-survival. It is hoped that all people especially those who are 50 years old up to gel themselves cheeked immediately when they have complaints about their digestive system.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32492
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>