Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84729 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Izzah Nur Fatimah
"Usaha untuk meningkatkan hasil perolehan minyak bumi saat ini menjadi sangat penting mengingat terbatasnya persediaan dan produksi minyak di tanah air. Kebutuhan minyak bumi terus meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan kendraan bermotor. Salah satu teknologi yang dapat meningktakan perolehan minyak bumi adalah dengan penggunaan biosurfaktan yang bekerja dengan cara menurunkan tegangan antarmuka. Biosurfaktan dapat diproduksi dari Pseudomonas aeruginosa. Limbah biodiesel dapat menjadi salah satu alternatif bahan mentah untuk produksi biosurfaktan karena produksi biodiesel di Indonesia terus meningkat sepanjang tahun. Prediksi kebutuhan biodiesel menurut PP Nomor 5 mencapai 720.000 kiloliter pada tahun 2010 dan akan ditingkatkan menjadi 1,5 juta kiloliter pada tahun 2015 dan 4,7 juta kiloliter tahun 2025. Limbah ini masih memiliki kandungan senyawa yang kompleks, oleh karena itu perlu dilakukan penyederhanaan senyawa. Metode yang digunakan adalah metode ozonasi. Hasil terbaik yang diperoleh dari produksi biosurfaktan adalah substrat yang diozonasi selama 30 menit. Penurunan ini belum sesuai kriteria biosurfaktan yang dapat digunakan untuk peningkatan perolehan minyak bumi, oleh karena itu sebaiknya dilakukan optimasi produksi lebih lanjut.

Efforts to improve the results of recovery oil is becoming very important due to the limited supply and oil production in the country. Needs of petroleum continues to increase along with the increasing use of vehicle. One technology that can enhancing the recovery of oil is using biosurfactants that works by reducing the interfacial tension. Biosurfactants can be produced from Pseudomonas aeruginosa. Biodiesel waste can be an alternative raw material for the production of biosurfactants because production of biodiesel in Indonesia continues to increase throughout the year. Prediction biodiesel requirement by Regulation No. 5 to reach 720,000 kiloliters in 2010 and will be increased to 1.5 million kiloliters in 2015 and 4.7 million kiloliters in 2025. Biodiesel waste still contains a complex compound, therefore it is necessary to simplify the compound. The method used is ozonation method. The best results were obtained from the production of biosurfactants is ozonized substrate for 30 minutes. This decline has not fit the criteria biosurfactants that can be used to increase oil recovery, and therefore should be optimized further production."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Biosurfaktan merupakan senyawa amfifatik yang dihasilkan dari metabolit mikroorganisme yang berperan sebagai agen untuk menurunkan tegangan antarmuka pada fluida yang tidak dapat bercampur. Biosurfaktan sangat potensial untuk diaplikasikan pada industri kilang minyak melalui teknologi MEOR. MEOR merupakan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan perolehan minyak bumi yang terperangkap di dalam media berpori pada reservoir. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis biosurfaktan dari Pseudomonas aeruginosa dengan memanfaatkan whey terozonasi sebagai sumber karbon pada medium fermentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum biosurfaktan dicapai dengan ozonasi dan metode oil spreading test. Uji aktivitas biosurfaktan dilakukan dengan mengukur tegangan antarmuka dan tegangan permukaan menggunakan processor tensiometer. Crude biosurfaktan yang dihasilkan mampu menurunkan tegangan antarmuka crude oil sebesar 98,3% dan tegangan permukaan sebesar 23,7%.

Biosurfactants is amphiphatic compound of microorganism metabolites which has a role as an agent to decrease the interface tension of the fluid which could not be mixed. It is very potential to applied on oil refineries industry through MEOR technology. MEOR is a technology that aims to enhance of oil recovery which trapped in porous media in the reservoir. In this research biosurfactants has been synthesized from Pseudomonas aeruginosa by utilizing ozonized cheese whey as a carbon source.
The result shows that the optimum concentration of biosurfactants achieved on fifteen minutes ozonation time and oil spreading test methods. Biosurfactants activity test is done by measuring the interfacial tension and surface tension using a tensiometer processor. Crude biosurfactants produced capable of lowering the interfacial tension of crude oil sample amounted to 98,3% and 23,7% of surface tension
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sylvia Amanda
"ABSTRAK
Pemanfaatan limbah industri biodiesel di Indonesia masih terbatas karena nilai
ekonomi dari crude glycerol sangat rendah dan membutuhkan proses purifikasi,
oleh karena itu pada penelitian ini crude glycerol dimanfaatkan menjadi adhesive
poliuretan. Penelitian yang dilakukan akan membuat poliol dari gliserol, asam oleat,
dan phthalic anhydride. Poliol yang didapat disintesis menjadi poliuretan adhesive
dengan mereaksikan poliol dengan senyawa isosianat polymeric Methylene
Diphenyl Diisocyanate (pMDI). Adhesive yang telah diaplikasikan dibiarkan
melalui proses curing dalam jangka waktu bervariasi untuk melihat waktu curing
paling optimal. Beberapa sistem adhesive kemudian diberi perlakuan asam dan basa
untuk mengetahui resistensi terhadap keadaan asam dan basa. Performa steel
adhesive poliuretan akan dilihat berdasarkan kekuatan mekaniknya, oleh karena itu
akan dilakukan uji shear-strength test dan T-peeling test untuk melihat apakah
crude glycerol dapat memberikan daya adhesi yang bagus, sehingga dapat
mendekati performa produk komersil yang ada di pasaran. Berdasarkan hasil uji
mekanik yang dilakukan, adhesive dari gliserol teknis memiliki kekuatan mekanik
paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lain. Variasi waktu curing
menunjukkan tujuh hari adalah waktu curing yang menghasilkan kekuatan mekanik
tertinggi. Variasi treatment yang menghasilkan kekuatan mekanik tertinggi adalah
dengan larutan detergen dan amplas. Pemberian asam dan basa menunjukkan basa
membuat kekuatan mekanik adhesive berkurang banyak dibandingkan dengan
asam.

ABSTRACT
Low market price of crude glycerol in Indonesia is caused by low utilization of
biodiesel industrial waste. Other than in food and pharmacy industry, glycerol can
be used as polyurethane adhesive ingredients. The research will use crude glycerol,
oleic acid, and phthalic anhydride to make polyol. The polyol then used to make
polyurethane adhesive by reaction with Methylene Diphenyl Diisocyanate (pMDI).
Curing time are varied to find out curing optium time of adhesive. Acid and base
treatment the given to some of adhesive system to find out chemical strength of the
adhesive. Steel adhesive performance will be seen from its mechanical properties.
Shear strength and T-peeling test is done to test mechanical properties of steel
adhesive from crude glycerol to find out if the adhesive can meet the performance
of commercial adhesive. Based on mechanial test results, adhesive with technical
grade glycerol has the highest mechanical strength than other gkycerol
concentration used. Curing time variation showed that seven days curing result the
highest mechanical strength of the adhesive. Surface treatment variation showed
that with detergent solution and emery paper give adhesive the highest mechanical
strength. Acid base treatment showed that base reduce mechanical strength of
adhesive more than acid treatment.;;;"
2016
S65246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikratannisa Nadhirah
"Nanokomposit CaO−Fe3O4/Al2O3 berhasil disintesis untuk pembuatan biodiesel menggunakan limbah minyak goreng yang didukung dengan karakterisasi menggunakan instrumen FTIR, XRD, SEM, BET, dan TEM pada nanokomposit CaO−Fe3O4/Al2O3. Persentase produk optimum sebesar 91,17% menggunakan nanokomposit CaO−Fe3O4/Al2O3 dengan CaO yang dikalsinasi pada suhu 900 °C, rasio massa CaO/Fe3O4 2:1, dan rasio massa CaO/Fe3O4 : Al2O3 (1:1) dengan waktu reaksi 2 jam, jumlah katalis 3%, rasio methanol terhadap minyak (9:1). Kandungan asam lemak pada biodiesel dianalisa menggunakan GC-MS dan sifat fisik biodiesel hasil sintesis sesuai standar SNI dan ASTM dengan massa jenis 0,8852 g/mL, kadar asam lemak bebas 0,0346%, dan angka asam sebesar 0,6885 mg/KOH/g. Studi kinetika reaksi mengikuti pseudo orde pertama dengan hukum laju reaksi v =k[TGA]=0,0117 menit^(-1) (TGA)dengan nilai konstanta laju reaksi 0,0117 menit-1.

CaO−Fe3O4/Al2O3 nanocomposites were successfully synthesized for biodiesel production using waste cooking oil supported by characterization using FTIR, XRD, SEM, BET, and TEM instruments on CaO−Fe3O4/Al2O3 nanocomposites. The optimum product percentage was 91.17% using CaO−Fe3O4/Al2O3 nanocomposite with CaO calcined at 900°C, CaO/Fe3O4 mass ratio of 2:1, and CaO/Fe3O4 mass ratio: Al2O3 (1:1) with reaction time of 2 hours, catalyst amount of 3%, methanol to oil ratio (9:1). The physical properties of the synthesized biodiesel were in accordance with SNI and ASTM standards with a density of 0.8852 g/mL, a free fatty acid content of 0.0346%, and an acid number of 0.6885 mg/KOH/g. The reaction kinetics study follows the first-order pseudo with the reaction rate law v =k[TGA]=0,0117 menit^(-1) with a reaction rate constant value of 0.0117 min-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dani Supardan
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses produksi biodiesel dari minyak goreng bekas menggunakan peralatan kavitasi hidrodinamik. Proses produksi biodiesel dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama adalah proses esterifikasi menggunakan katalis asam yang bertujuan untuk menurunkan kandungan asam lemak bebas dalam minyak goreng bekas. Pada tahap kedua dilakukan proses transesterifikasi menggunakan katalis basa untuk mengkonversi minyak menjadi biodiesel.
Hasil penelitian proses esterifikasi dengan perbandingan molar metanol terhadap minyak 5:1 dan temperatur 60°C menunjukkan bilangan asam awal minyak goreng bekas sebesar 3,9 mg KOH/g dapat diturunkan menjadi 1,81 mg KOH/g dalam waktu 120 menit. Pada proses transesterifikasi, rendemen biodiesel tertinggi sebesar 89,4% diperoleh pada waktu reaksi 150 menit dengan rasio molar metanol terhadap minyak 6:1. Analisis komponen biodiesel menggunakan kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) menunjukkan biodiesel terdiri dari 5 (lima) metil ester asam lemak dominan yaitu metil oleat, metil palmitat, metil linoleat, metil stearat dan metil miristat. Selain itu, beberapa parameter biodiesel yang diuji telah memenuhi persyaratan SNI No. 04-7182-2006.

The aim of this research was to study biodiesel production from low cost feedstock of waste cooking oil (WCO) using hydrodynamic cavitation apparatus. A two-step processes esterification process and transesterification process using hydrodynamic cavitation for the production of biodiesel from WCO is presented. The first step is acid-catalyzed esteri-fication process for reducing free fatty acid (FFA) content of WCO and followed by base-catalyzed transesterification process for converting WCO to biodiesel as the second step.
The result of esterification process with methanol to oil molar ratio of 5 and temperature of 60°C showed that the initial acid value of WCO of 3.9 mg KOH/g can be decreased to 1.81 mg KOH/g in 120 minutes. The highest yield of biodiesel in transesterification process of 89.4% obtained at reaction time of 150 minutes with methanol to oil molar ratio of 6. The biodiesel produced in the experiment was analyzed by gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS), which showed that it mainly contained five fatty acid methyl esters. In addition, the properties of biodiesel showed that all of the fuel properties met the Indonesian National Standard (INS) No. 04-7182-2006 for biodiesel.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Santia Citra Dewi
"ABSTRACT
Sintesis biodiesel dari minyak jelantah MJ dengan proses esterifikasi dan transesterifikasi menggunakan katalis heterogen TiO2 dan CaO telah diteliti. Dalam studi ini, MJ digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi biodiesel dalam upaya untuk mengurangi dampak negatifnya. MJ dimurnikan melalui proses filtrasi dan pemucatan untuk menghilangkan pengotor dan memulihkan warna minyak. Esterifikasi dilakukan selanjutnya untuk mengurangi kadar asam lemak bebas ALB dengan fotoreaktor yang terdiri dari pengaduk ultrasonik dan lampu ultraviolet yang sepenuhnya dipaparkan ke campuran reaksi untuk mengaktivasi TiO2 P25 sebagai pengganti katalis asam. Proses esterifikasi dilakukan pada variasi loading TiO2 P25, waktu reaksi dan rasio molar minyak dan metanol. Minyak dengan kadar ALB rendah ditransesterifikasi dengan pengadukan mekanik menggunakan katalis heterogen basa CaO untuk menghasilkan metil ester atau biodiesel. Proses transesterifikasi dilakukan dengan variasi kecepatan pengadukan 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm, dan 1000 rpm. Hasil esterifikasi diuji menggunakan metode titrasi untuk mengetahui kadar ALB sebelum dan sesudah esterifikasi. Konversi maksimum ALB adalah 45,2 dengan kondisi operasi optimum sebagai berikut: 0,25 wt TiO2, 2 jam reaksi, dan rasio molar minyak dan metanol 1: 24. Biodiesel dikarakterisasi dengan FTIR, GC-FID, viskometer, piknometer, dan GC-MS. Yield biodiesel ditemukan sekitar 80 melalui kondisi operasi optimal sebagai berikut: 4 jam reaksi, 60oC, 1 wt CaO, dan kecepatan pengadukan 500 rpm. Biodiesel yang dihasilkan memiliki spesifikasi sebagai berikut: massa jenis 855 kg/m3, viskositas kinematik 4,7 cSt, bilangan iodin 58 g iodin/100 g sampel, dan kadar metil ester 98,9.

ABSTRACT
Synthesis of biodiesel from waste cooking oil WCO by esterification and transesterification process using heterogeneous catalysts TiO2 and CaO has been investigated. In this study, WCO is used as raw material for producing biodiesel in an effort to reduce its negative impact. MJ is purified by filtration and bleaching process to remove impurities and recover oil color. Esterification is carried out further to reduce free fatty acid FFA content with a photoreactor consisting of ultrasonic stirrer and ultraviolet lamp which was fully immersed to the reaction mixture to activate TiO2 P25 as a substitute for the acid catalyst. The esterification process is carried out on different variations such as TiO2 P25 loading, reaction time and molar ratio of oil and methanol. Oil with low content of FFA was going through transesterification process by mechanical stirring using a heterogeneous base catalyst CaO to produce methyl esters or biodiesel. The transesterification process is carried out at different stirring speeds 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm, dan 1000 rpm . The esterification results were tested using titration method to determine FFA content before and after esterification. The maximum conversion of FFA is 45.2 with the optimum operating conditions as follows 0.25 wt TiO2 P25, 2 hours reaction, and molar ratio of oil and methanol 1 24. Biodiesel is characterized by FTIR, GC FID, viscometer, pycnometer, and GC MS. The yield and maximum methyl ester content were discovered to be approximately 80 and 98.9, respectively, under optimal operating conditions as follows 4 hours reaction, 60 C, 1 wt CaO, and stirring speed of 500 rpm. Biodiesel that was produced have a speicification as following density 855 kg m3, kinematic viscosity 4.7 cSt, iodin value 58 g iodin 100 g sample, and metil ester content 98.9."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah terhadap lingkungan. Potensi sumber bahan bakar nabati di Indonesia yang cukup besar, memungkinkan pengembangan dan penggunaan biodiesel yang diolah dari sumber tersebut. Pengolahan biodiesel dilakukan dengan proses transesterifikasi.
Biodiesel yang ditinjau diolah dari minyak goreng curah (sawit) dan minyak jagung. Pengujian prestasi dan emisi gas buang dilakukan pada Diesel Engine Research and Test Bed dengan mesin uji Nissan tipe SD 22 dan tidak dilakukan modifikasi (standar). Campuran bahan bakar antara solar dan biodiesel divariasikan pada kandungan masing-masing biodiesel 10 %, 20 %, dan 30 %.
Perubahan putaran poros dari 1300, 1500, 1700 dan 1900 rpm. Pembebanan dikondisikan pada bukaan throttle 30%, 40%, 50% dan 60%. Hasil pengujian menunjukkan penambahan kandungan biodiesel dalam campuran bahan bakar dapat mengurangi emisi (opasitas) yang dihasilkan. Dan pada biodiesel minyak goreng curah dapat meningkatkan effisiensi thermal, Brake Horse Power dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifiknya pada pengujian dengan variasi putaran mesin. Secara umum diantara kedua jenis biodiesel tersebut yang memiliki hasil paling baik yaitu biodiesel minyak goreng curah dengan kandungan campuran bahan bakar sebesar 10 %.

Biodiesel is the one of the alternative energy which can be renewed and environmental friendly. Indonesia has a big potency to develop and use biodiesel as a diesel fuel because there are many kind of plantation resources in it. The Process of biodiesel can be conducted with process of transesterification.
Biodiesel which was evaluated, was processed from corn oil and cooking oil. The performance test was conducted on Diesel Engine Research and Test Bed with Nissan tipe SD 22 engine without any modification. The fuel mixing between diesel fuel and biodiesel was variated at biodiesel contain 10%, 20% and 30%.
The speed engine changing are 1300, 1500, 1700 and 1900 rpm while the throttle valve open in 30%, 40%, 50% and 60%. The testing result showed that the opacity value decrease when using these biodiesels. The result also showed that biodiesel from cooking oil can increase the thermal efficiency, brake horse power and decrease specific fuel consumption of diesel engine test especially in variaton of speed engine charge. Generally, from two kinds of biodiesel, cooking oil with contain 10% mix with diesel fuel has the best result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdiaufar Hazman Hakim
"Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan air, gliserol, dan asam lemak yang terdapat pada biodiesel menggunakan biodiesel dari minyak kelapa sawit yang diadsorpsi silica gel dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, kemudian variasi suhu 30°C, 50°C, dan 70°C,.serta variasi konsentrasi adsorben 5% dan 10% berat sampel. Hasil pengurangan kadar air cukup besar terjadi pada kondisi operasi 30°C, konsentrasi adsorben 5%, pada waktu 3 jam sebesar 473,7 ppm dengan kadar air yang memenuhi standar pada 491,5 ppm dibanding kadar maksimal standar SNI yaitu 500 ppm. Pengurangan asam lemak dalam bilangan asam berhasil dilakukan dan memenuhi standar SNI yaitu berada dibawah 0,5 mg-KOH/g dari 1 jam pertama adsorpsi dengan pengurangan terbesar pada kondisi operasi 30°C dan konsentrasi adsorben 10% pada 0,281 mg-KOH/g. Pengujian gliserol pada karakterisasi awal berada 0,018%-massa dan berada dibawah batas standar SNI yaitu 0,02%-massa. Hasil pengujian densitas dan viskositas mengalami peningkatan dari sebelum adsorpsi namun masih pada batas standar SNI secara berturut-turut yaitu pada rentang 0,85-0,89 g/cm3 dan 2,3-6,0 cSt. Peningkatan nilai tersebut diakibatkan adanya methanol sisa yang teradsorpsi oleh silica gel.

This study was aimed to remove water, glycerol, and fatty acid in biodiesel from palm oil that was treated using adsorption with a varying time 1 hour, 2 hours and 3 hours, then varying temperature of 30°C, 50°C, and 70°C, and varying adsorbent concentration 5% and 10% sample weight. The results showed a considerable reduction in water content under operating conditions of 30°C, 5% adsorbent concentration, at 3 hours by 473.7 ppm with water content meeting SNI standards with maximum of 500 ppm at 491.5 ppm. The reduction of fatty acids in total acid numbers on biodiesel was successfully carried out and fulfilled the SNI standard at below 0,5 mg-KOH/g during the first 1 hour of adsorption with the greatest reduction in total acid number by reducing until 0,281 mg-KOH/g at operating conditions of 30°C and 10% adsorbent concentration. Glycerol test on initial characterization held an amount at 0,018%-mass and therefore below SNI standard at maximum 0,02%-mass. The results of density and viscosity test shows an increased of value in both after adsorption process although still within the SNI standard limits. The increase in value is due to presence of residual methanol in biodiesel adsorbed by silica gel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Krisnadi Sampurna
"Tujuan dari penelitian ini adalah sintesis nanokomposit menggunakan biopolimer selulosa (CL) dan kitosan (CS) sebagai pendukung katalis bifungsional CaO–CeO2 yang dimanfaatkan sebagai katalis heterogen dalam proses transesterifikasi waste cooking oil (WCO) menjadi biodiesel. Katalis yang berhasil disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, raman, XRD, SEM, TGA dan BET. Pada penelitian diamati pengaruh rasio massa CeO2 terhadap CaO dan pengaruh rasio massa CL–CS terhadap CaO–CeO2. Diperoleh katalis terbaik CL–CS/CaO–CeO2 dengan rasio CL–CS terhadap CaO-CeO2(2:1) dan rasio CeO2 terhadap CaO (1:1) dengan pertimbangan aktivitas dan stabilitas dari katalis. Hasil konversi biodiesel dengan katalis terbaik diperoleh 89,87% dengan beberapa parameter reaksi yang optimum, yaitu jumlah katalis 3 wt%, waktu reaksi 120 menit, dan rasio molar minyak dengan metanol (1:9). Hasil analisis sifat fisik dari biodiesel sesuai dengan standar SNI 7182:2015 dan EN 14214 diperoleh massa jenis 0,8607 g/ml, asam lemak bebas (FFA) 0,186%, dan bilangan asam 0,370 mg KOH/g. Hasil karakterisasi biodiesel dengan GC–MS diperoleh metil ester dengan kelimpahan terbesar berada pada waktu retensi 18,72 menit adalah 9-octadecenoic (E)-methyl ester. Studi kinetika mengikuti pseudo-first order dengan hukum laju reaksi v= k[WCO] dengan nilai konstanta laju reaksi (k)= 0,0194 menit–1. Selain itu katalis dapat digunakan hingga lima kali tanpa kehilangan yield yang signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa CL-CS/CaO-CeO2 adalah katalis yang menjanjikan untuk proses produksi biodiesel yang tahan lama dan ramah lingkungan.

The purpose of this study is the synthesis of nanocomposites using cellulose (CL) and chitosan (CS) biopolymers as a support for the bifunctional CaO–CeO2 catalyst which is used as a heterogeneous catalyst in the transesterification process of biodiesel from waste cooking oil (WCO). The catalyst that was successfully synthesized was supported by characterization using FTIR, raman, SEM, XRD, TGA, and BET. In this work, the effect of the mass ratio of CaO to CeO2 obtained the best results with the mass ratio of CaO to CeO2 (1:1), and the effect of the mass ratio of CL-CS to CaO–CeO2 obtained the best biodiesel yield with a ratio (2:1). Using the best results from nanocomposite as a catalyst for WCO into biodiesel by optimizing the amount of catalyst 3 wt%, a reaction time of 120 min, and the molar ratio of oil to methanol (1:9), the biodiesel yield was 89.41%. Analysis of the physical properties of biodiesel according to the standards of SNI 7182:2015 and EN 14214 obtained density 0.8607 g/ml, free fatty acids (FFA) 0.186%, and acid number 0.370 mg KOH/g. The results of the characterization of biodiesel with GC–MS obtained that the largest methyl ester at 18.72 min was 9-octadecenoic (E)-methyl ester. The kinetics study obeys the pseudo-first-order with the rate law of the reaction v= k[WCO] with the reaction rate constant (k)= 0.0194 min–1. In addition, the catalyst developed can be used up to five times without significant yield loss. These results suggest that CL-CS/CaO–CeO2 is a promising catalyst for a green and durable biodiesel production process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>