Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riska Wahyuningtyas
"Talasemia merupakan anemia herediter yang disebabkan kurangnya sintesis satu dari dua rantai polipeptida globin, α dan β. Transfusi darah yang merupakan tatalaksana rutin talasemia dapat menyebabkan penumpukan zat besi dalam darah dan berbagai komplikasi lain. Obat yang digunakan untuk mengikat penumpukan besi yaitu Deferoxamine ternyata cukup mahal dan dapat menimbulkan efek samping. Oleh karenanya, diperlukan pengobatan alternatif yang lebih aman dan terjangkau yaitu mangiferin (C-Glucosylxanthone) yang terdapat pada batang Mangifera indica L. dan daun Mangifera foetida L.
Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan menggunakan 7 serum pasien talasemia dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI tahun 2009-2010. Setiap serum akan mendapat lima perlakuan yang terdiri atas satu kelompok plasebo, satu kelompok kontrol (mangiferin), satu kelompok yang diberi Deferoxamine, dan dua kelompok yang diberi ekstrak daun Mangifera foetida L. dengan dosis 0,75 mg dan 1,125 mg. Selain itu juga terdapat dua kelompok kontrol yaitu kelompok mangiferin dan kelompok perlakuan terhadap Deferoxamine tanpa serum. Reaksi antara serum dan perlakuan diukur nilai absorbansinya pada spektrofotometer UV VIS Optima 3000, suhu 28°C dan λ=190 nm-400 nm. Data dianalisis dengan One-Way Anova, p=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara data serum, ekstrak 0,75 mg, 1,125 mg dan mangiferin menunjukkan nilai kemaknaan p=0,022. Hal ini menunjukkan ekstrak air daun Mangifera foetida L. mempunyai efek kelasi terhadap serum. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak 1,125 mg (p=0,498) menunjukkan efektivitas yang lebih mendekati kontrol mangiferin dalam membentuk kompleks dengan feritin serum penderita talasemia dibandingkan ekstrak 0,75 mg (p=0,044).

Thalassemia is hereditary anemia caused by lack of synthesis of one of the two globin polypeptide chains, α and β. Blood transfusion is a routine treatment of thalassemia, but this treatment was found to cause accumulation of iron in the blood and various other complications. Deferoxamine is drug used to bind the iron, but it is expensive and has side effects. Therefore, the necessary treatment alternative that is safer and more affordable with mangiferin, a CGlucosylxanthone contained in Mangifera indica L. stem and leaves of Mangifera foetida L.
This study is an experimental study using 7 serum of patients with thalassemia from the Department of Child Health, Medicine Faculty of Indonesia University in 2009-2010. Every serum got five treatment consisting of one placebo group, one control group (mangiferin), one group given Deferoxamine, and two groups were given the leaves extract of Mangifera foetida L. with a dose of 0,75 mg and 1,125 mg. Besides, there are two additional groups as a control consist of mangiferin and Deferoxamine without serum. Reaction of serum and treatment groups measured in a spectrophotometer UV-VIS Optima 3000 at 28° C and λ = 190 nm-400 nm. Data is analyzed with One-Way Anova, p=0,005.
Results shows that data of serum, extract 0,75 mg, extract 1,125 mg, and mangiferin have significant means p=0,022. It means extract from Mangifera foetida L. has chelating activity to serum. It is concluded that extract 1,125 mg (p=0,498) has effectiveness approach mangiferin in forming complex between ferritin serum thalassemia patients than extract 0,75 mg (p=0,044).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maela Rustiana Dewi
"Dewasa ini, talasemia merupakan penyakit genetik yang umum terjadi hampir di seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Talasemia merupakan suatu kelompok anemia yang disebabkan oleh hilangnya sintesis salah satu rantai polipeptida globin. Terapi yang digunakan adalah transfusi darah secara teratur yang dapat menyebabkan penumpukan besi pada tubuh penderita talasemia, sehingga diperlukan terapi tambahan dengan agen kelator besi. Deferoxamine adalah agen kelator yang saat ini sering digunakan. Akan tetapi, obat tersebut relatif mahal dan memiliki banyak efek samping. Melihat permasalahan tersebut, diperlukan terapi alternatif yang lebih terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping. Salah satunya adalah mangiferin yang terdapat pada batang, daun, dan buah pohon mangga Mangifera indica. Penelitian ini menggunakan daun mangga dengan kutivar bacang (Mangifera foetida L.).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak air daun Mangifera foetida L. 0,375 mg sebagai agen kelator besi pada serum penderita talasemia. Tujuh sampel serum yang diperoleh dengan simple random sampling dari 24 serum dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan. Setiap kelompok perlakuan dilarutkan dengan medium standar dan diuji absorbansinya dengan spektofotometer pada panjang gelombang 190-400 nm. Nilai absorban tiap sampel kemudian diuji abnormalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji hipotesis yang digunakan adalah One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc pada p=0,05.
Uji One Way Anova menunjukkan bahwa ekstrak air daun Mangifera foetida L. dosis 0,375 mg memiliki aktivitas yang berbeda bermakna terhadap kontrol negatif (p=0,002). Sedangkan analisis uji Post Hoc menunjukkan aktivitas ekstrak tersebut berbeda bermakna terhadap mangiferin (kontrol positif) dengan p=0,005. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ekstrak Mangifera foetida L. dosis 0,375 mg memiliki efek kelasi besi pada serum penderita talasemia yang tidak sama dengan mangiferin.

Today, thalassemia is one of the common genetic disease, almost in all countries in the world, including Indonesia. Thalassemia is caused by decreasing of polypeptide globin chains synthesis in the hemoglobin formation. Until now, the therapy of thalassemia is regular blood transfusions which can causes the accumulation of iron in the body, so that the patient requires additional therapy with iron chelator agent. Deferoxamine is chelator agent which is now often used. But, this drug is relatively expensive and has many side effects. Seeing these problems, the patients need more affordable alternative therapy with less side effects. One of them is mangiferin which originates from stems, leaves and fruit of mango trees (Mangifera indica). This study uses mango leaves with kultivar Bacang (Mangifera foetida L.).
This study aims to test the effectiveness of leaf aqueous extract of Mangifera foetida L. 0.375 mg as an chelator agent on serum of thalassemia patients. Seven serum samples were obtained by simple random sampling from 24 serum thalassemia patients which were divided into four treatment groups. Each treatment group was diluted with standard medium and tested for absorbance with a spectrophotometer at a wavelength of 190-400 nm. Absorbance value of each sample was tested with Kolmogorov-Smirnov test for knowing the abnormality of the data. To prove the chelator effect of leaf aqueous extract of Mangifera foetida L. 0,375 mg, the absorbance values were tested with One Way Anova test and followed by Post Hoc test at p=0.05.
One Way Anova test showed that the leaf aqueous extract of Mangifera foetida L. 0.375 mg had different activity against negative control (p=0.002). While the Post Hoc test showed different activity of the extract against mangiferin (positive control) with p=0.005. In conclusion, the extract of Mangifera foetida L. 0.375 mg has an chelating effect on the serum of thalassemia patients which is not the same as mangiferin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Nur Rahmawati
"Talasemia mayor merupakan jenis talasemia terbanyak di Indonesia yang mencapai 50% dari semua jenis talasemia. Jenis ini merupakan bentuk talasemia terberat dan memiliki morbiditas serta mortalitas yang tinggi akibat penumpukan zat besi dalam tubuh setelah transfusi berulang. Agen kelasi deferoksamine yang lazim diberikan cukup mahal dan menimbulkan banyak efek samping. Mangiferin yang terkandung dalam ekstrak air daun Mangifera foetida L. dilaporkan memiliki efek kelasi terhadap serum penderita talasemia. Akan tetapi polifenol seperti mangiferin diekstrak lebih baik apabila digunakan pelarut etanol.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efek kelasi ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. pada serum penderita talasemia secara ex vivo. Penelitian eksperimental laboratorik ini dilakukan pada tujuh serum penderita talasemia dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2011 yang diencerkan hingga mengandung feritin setara dengan 100 μM besi. Terdapat tujuh kelompok perlakuan yaitu serum; mangiferin 100 μg; serum dan mangiferin 100 μg; serum dan ekstrak etanol 0,5 mg; serum dan ekstrak etanol 0,25 mg; ekstrak etanol 0,5 mg; ekstrak etanol 0,25 mg. Efek kelasi dinilai dari absorban yang diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 280 nm.
Hasil dianalisis dengan uji One-Way Anova dan didapatkan bahwa ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. dosis 0,5 dan 0,25 mg memiliki efek kelasi yang sama dengan mangiferin murni 100 μg (p=0,063 dan p=0,116). Tidak ada perbedaan efek kelasi antara dosis 0,5 dan 0,25 mg (p=0.753).Efek kelasi ekstrak etanol ini lebih baik daripada ekstrak air. Perbedaan ini diduga dipengaruhi oleh kelarutan bahan aktif dalam zat pelarut.

Thalassemia mayor is the most frequent type of thalassemia in Indonesia (the estimated prevalence is 50% among all types) and the most severe one. It has higher morbidity and mortality due to iron overload after repeated transfusions. The regularly used chelating agent, deferoxamine is expensive and have many side effects. Mangiferin in water extract of Mangifera foetida L. leaves has already proven ex vivo as chelating agent to thalassemic patients?s serum. However, the most suitable solvent for achieveing the highest yield of phenolic compound like mangiferin is etanol solution.
The aim of this study was to prove that the etanol exctract of Mangifera foetida L. leaves has a chelating effect to thalassemic patients?s serum. This study used 7 serum from thalassemic patients in Department of Child Health Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 that have been diluted so as contained ferritin equivalent to 100 μM iron. Seven group of experiment was made: serum; mangiferin 100 μg; serum and mangiferin 100 μg; serum and etanol extract 0,5 mg; serum dan etanol extract 0,25 mg; etanol extract 0,5 mg; etanol extract 0,25 mg. The chelating effect was measured by serum absorbance using spectrophotometer at 280 nm wave long.
The results was analysed using One-Way Anova and showed that the etanol extract of Mangifera foetida L. leaves has the same chelating effect as mangiferin 100 μg (p=0,063 and p=0,116). There was no difference between etanol extract 0,5 and 0,25 mg (p=0.753). The chelating effect of etanol extract is better than water extract. This differences allegedly was attributed to the solubility of the active ingredient in solvent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Anggi P.N.
"Prevalensi talasemia di Indonesia cukup tinggi. Pengobatan talasemia berupa transfusi darah menyebabkan penumpukan besi di organ-organ tubuh dan kerusakan sel. Pemberian deferoxamine sebagai kelator besi banyak menimbulkan efek samping dan mahal. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan dengan bahan yang lebih aman dan terjangkau dengan memanfaatkan bahan alami yang memiliki efek kelasi besi. Ektrak air daun Mangifera foetida L. terbukti memiliki efek kelasi terhadap feritin serum penderita talasemia, namun belum diteliti apakah ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. juga menunjukkan efek kelasi terhadap feritin.
Penelitian ini merupakan studi eksperimental pada tujuh serum pasien talasemia yang dibagi ke dalam tujuh kelompok perlakuan secara ex vivo yaitu: serum, mangiferin, mangiferin ditambah serum, ekstrak etanol 0,5 mg dan 0,75 mg, ekstrak etanol 0,5 mg dan 0,75 mg ditambah serum, namun yang akan dianalisis hanya empat kelompok yaitu: serum, mangiferin ditambah serum, ekstrak etanol 0,5 dan 0,75 mg ditambah serum. Nilai absorbansi setiap kelompok diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang ()=280 nm.
Hasil uji statistik One Way Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan (p<0,001). Uji Post Hoc didapatkan hasil bahwa ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. dosis 0,5 mg memiliki efek kelasi yang sama dengan dosis 0,75 mg (p=0,133). Ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. dosis 0,5 mg memiliki efek kelasi yang sama dengan mangiferin murni (p=0,52), sedangkan dosis 0,75 mg memiliki efek kelasi yang berbeda (p=0,001). Perbedaan efek kelasi ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan dosis ekstrak etanol.

Thalassemia has a high prevalence in Indonesia. Treatment of thalassemia with blood transfusion causing iron accumulation in the organs and damaging cells. Chelating agent, deferoxamine causes side effects and expensive. Therefore, it?s needed a safer and cheaper treatment by utilizing natural ingredients which have chelating effect. Water extract of Mangifera foetida L. leaf was proven to have the chelating effect on serum thalassemia patients, but there was no research the effects in the ethanol extract. The purpose of this study was to prove the effects of ethanol extract as a chelating agent.
This study used an experimental study using seven serums of patients with thalassemia by ex vivo and devided into seven treatments: serum, mangiferin, mangiferin plus serum, etanol extract 0,5 mg and 0,75 mg, etanol extract 0,5 mg and 0,75 plus serum, however only four treatments will be analized: serum, mangiferin plus serum, etanol extract 0,5 mg and 0,75 mg plus serum. They were measured in a spectrophotometer with (SOH)=280 nm.
The result by One Way Anova statistical test showed that there was significant difference between groups (p <0.001). Post Hoc test showed that the ethanol extract 0,5 mg has the same chelating effect with ethanol extract 0,75 mg (p = 0,133). Ethanol extract 0,5 mg has the same effect of iron chelation with the mangiferin (p=0,52), while ethanol extract 0,75 mg has different effect (p=0,001). The difference of chelating effect maybe caused by the difference of extract dose.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Chandra Nugraheni
"Talasemia merupakan kelainan genetik pembentukan rantai polipeptida globin yang mengakibatkan pembentukan hemoglobin tidak mencukupi kebutuhan sehingga harus dilakukan terapi transfusi darah secara teratur, khususnya bagi pasien talasemia mayor. Terapi transfusi darah dapat menyebabkan penimbunan besi dalam tubuh. Untuk mengatasinya, diperlukan agen kelator untuk mengikat dan mengeluarkan besi dari tubuh, salah satunya dengan menggunakan Deferoxamine. Oleh karena obat ini mahal dan memiliki beberapa efek samping, maka diperlukan terapi alternatif yang lebih murah dan aman, seperti menggunakan mangiferin yang terkandung dalam batang, daun, dan buah pohon mangga Mangifera indica L.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental dengan menggunakan mangiferin dari ekstrak air daun Mangifera foetida L. yang dilarutkan dengan medium standar. Dari 24 sampel serum yang dipilih secara consecutive sampling hanya 7 sampel serum yang diolah datanya. Ke 7 sampel tersebut dibagi dalam empat kelompok perlakuan yaitu serum sebagai kontrol negatif, serum+mangiferin, serum+ Deferoxamine, dan serum+ekstrak dosis 0,75 mg. Selanjutnya, nilai absorban sampel diuji dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 190-400 nm. Untuk menguji abnormalitas nilai absorban digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc.
Hasil uji One Way Anova menunjukkan bahwa ekstrak air daun Mangifera foetida L. dosis 0,75 mg memiliki efek kelasi terhadap feritin serum pasien talasemia (p=0,015). Sedangkan, hasil uji Post Hoc menunjukkan bahwa ekstrak air daun Mangifera foetida L. dosis 0,75 mg memiliki efek kelasi yang tidak sama dengan mangiferin/kontrol positif sebagai agen kelator terhadap feritin serum pasien talasemia (p=0,033).

Thalassaemia is a genetic disorder formation of globin polypeptide chain that resulted in the formation of hemoglobin are not sufficient and should be regular blood transfusion therapy, particularly for patients with thalassemia major. Blood transfusion therapy can lead to accumulation of iron in the body. Therefore, it’s needed a chelating agent to bind and remove iron from the body, one of them by using Deferoxamine. But, these drugs are expensive and have some side effects, that require alternative therapies that are cheaper and safer, such as using mangiferin contained in stems, leaves, and fruit of Mangifera indica L.
Research design is experimental study using mangiferin from aqueous extract of Mangifera foetida L. Leaf diluted with standard medium. From 24 serum samples selected by consecutive sampling, only 7 serum samples that is used in analysis data. The samples are divided into four intervension groups. They are serum as a negative control, serum+mangiferin, serum+Deferoxamine, and serum+0.75 mg dose of extract. Furthermore, the absorbent sample is tested by spectrophotometer at a wavelength of 190-400 nm. To test for normality data is used Kolmogorov-Smirnov. Meanwhile, to test the hypothesis is used One Way Anova followed by Post Hoc.
Result of One Way Anova showed that the aqueous extract of Mangifera foetida L. leaf 0.75 mg dose has a chelating effect of serum ferritin thalassemia patients (p = 0.015). Meanwhile, result of Post Hoc showed that the aqueous extract of Mangifera foetida L. leaf 0.75 mg dose does not have the same effect with mangiferin/positive control as a chelating agent of serum feritin thalassemia patients (p = 0.033).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Ayu Pratiwi
"Talasemia merupakan penyakit genetik yang terjadi karena kelainan sintesis hemoglobin dalam tubuh. Penatalaksanaan talasemia salah satunya adalah dengan terapi transfusi darah rutin yang memiliki efek negatif berupa penumpukan zat besi dalam organ tubuh. Untuk mengatasi penumpukan zat besi tersebut, diperlukan terapi kelasi dengan menggunakan Deferoxamine yang harganya relatif mahal dan juga memiliki efek samping. Hal ini membuat biaya pengobatan talasemia semakin mahal, sehingga perlu adanya terapi alternatif untuk kelasi besi seperti konsumsi mangiferin yang merupakan ekstraksi dari batang pohon mangga (Mangifera indica L.) Namun pada studi eksperimental ini, digunakan ekstrak air daun Mangifera foetida L karena kandungan mangiferin di dalamnya terbukti paling tinggi dibandingkan dengan daun mangga lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan bahan alam untuk terapi alternatif kelator besi bagi penderita talasemia. Terdapat tujuh sampel serum penderita talasemia yang diberi empat perlakuan, yaitu (1)serum murni; (2)serum+mangiferin; (3)serum+Deferoxamine; (4)serum+ekstrak 1,125 mg; dan setiap kelompok perlakuan ditambah dengan larutan medium standar dan larutan sitrat. Setelah itu, larutan-larutan tersebut diuji absorbansinya dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 190-400 nm. Nilai absorban pada setiap sampel dianalisis dengan uji One Way Anova karena variabel bebas berskala nominal (agen kelator) dan variabel terikat (nilai absorban) berskala numerik.
Hasil analisis uji One Way Anova menunjukkan ekstrak air daun Mangifera foetida L. dosis 1,125 mg yang diperkirakan memiliki kandungan mangiferin sebesar 28,8 μg, memiliki perbedaan yang bermakna dengan serum (p=0,043). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak air daun Mangifera foetida L. dosis 1,125 mg memiliki efek kelator terhadap feritin serum penderita talasemia. Berdasarkan uji Post-Hoc, ekstrak air daun Mangifera foetida L. 1,125 mg memiliki efek kelator yang hampir sama dengan mangiferin murni 100 μg (p=0,095).

Thalassemia is inherited disorder of hemoglobin synthesis which can not be cured completely. One of the treatment of thalassemia is blood transfusion which has a negative effect such as accumulation of iron in body visceral. For anticipating that accumulation, the patients have to consume chelating agent, Deferoxamine, which is expensive and has side effects. It makes the cost of thalassemia treatment become more expensive, so there should be an alternative therapy for chelating agent, such as consuming mangiferin which has been extracted from mango stem (Mangifera indica L.). But in this experimental study, the researcher used leaf extract of Mangifera foetida L. because its mangiferin is higher than the others.
The purpose of this research is to use natural resource for alternative therapy of iron chelating for thalassemia patients. There were seven samples of thalassemia patient’s serum and for each serum, there were four treatments: (1)pure serum; (2)serum+mangiferin; (3)serum+Deferoxamine; (4)serum+extract 1,125 mg. All of them had been mixed with standard medium and citrate before they were tested by spectrophotometer in 190-400 nm wavelength for determining the absorbance value. The absorbance value of each sample was analysed by One Way Anova test for proving the chelator effect of leaf extract of Mangifera foetida L. 1,125 mg. This test was used because there were nominal free variable (chelating agent) and numerical dependent variable (absorbance value).
The result of One Way Anova test analysis showed that leaf extract of Mangifera foetida L. dose 1,125 mg which contained 28,8 μg mangiferin, has chelator effect (p=0,043). Based on Post-Hoc test, the chelator effect of Mangifera foetida L. dose 1,125 mg is almost the same as pure mangiferin 100 μg (p=0,095).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Afifah
"Talasemia adalah penyakit monogenik paling umum di Asia, termasuk Indonesia. Pengobatan utama yang ada bersifat paliatif, yaitu transfusi darah secara teratur untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada darah penderita. Komplikasi pasca transfusi darah adalah penyumbang mortalitas terbesar penderita akibat penumpukan besi. Studi ekstrak air daun Mangifera foetida L. yang mengandung mangiferin berhasil membuktikan adanya efek kelasi besi terhadap serum penderita talasemia pada dosis 0,75 mg dan 1,125 mg. Akan tetapi, polifenol seperti mangiferin yang diduga berefek sebagai agen kelasi diketahui lebih larut dalam pelarut organik yang kurang polar seperti etanol. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi penelitian sebelumnya dengan menggunakan etanol pada dosis yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg secara ex vivo. Sebanyak 7 sampel serum dibagi menjadi 3 kelompok: kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok uji ekstrak 0,5 mg. Indikator efek kelasi besi pada penelitian ini diukur dalam absorban oleh spektofotometer pada panjang gelombang (?) = 200-400 nm. Uji hipotesis One-Way Anova menunjukkan adanya perbedaan bermakna di antara kelompok (p = 0,012). Analisis lanjutan menggunakan uji Post-Hoc, kelompok uji berbeda bermakna dengan kontrol negatif (p = 0,004) dan memiliki efek kelasi yang sama dengan mangiferin sebagai kontrol positif (p = 0,07). Hasil penelitian ini membuktikan ekstrak Mangifera foetida L. dosis 0,5 mg memiliki efek kelasi besi pada serum penderita talasemia dan setara dengan 100 ?g mangiferin.

Thalassemia is the most common monogenic disorder in Asia, including Indonesia. The main therapy for this disorder is palliative blood transfusions to maintain adequate hemoglobin levels in the blood of patients. Unfortunately, the complication of post-transfusion is also the largest contributor to its mortality rates, mainly due to iron overload. A study of the aqueous extract from Mangifera foetida L. leaf containing mangiferin proved the effect of iron chelation on serum thalassemic patients at 0,75 and 1,125 mg dose but not better than 100 ?g of mangiferin. However, polyphenol such as mangiferin is hypothesized to be more soluble in less polar organic solvents such as ethanol. Therefore, this study aims to confirm the previous study by using ethanol as a solvent at lower dose, ie 0,5 mg. There were three experiment groups as follows: negative control group; 100 ?g of mangiferin as positive control group and the treated group of extract 0,5 mg. Our samples were obtained from 7 serums which were divided into 3 groups each. The indicator of iron chelation effect in this study was measured in absorbance by a spectrophotometer at = 200-500 nm wavelength (?). The indicator of iron chelation effect in this study measured in absorbance by a spectrophotometer at a wavelength (?) = 200-400 nm. The hypothesis was tested using One-Way Anova which shows a significant difference between groups (p = 0,012). Further analysis using Post-Hoc test found that the ethanol extract had a significant difference againts negative control (p = 0,004) and the equal iron chelation effect with mangiferin 100 ?g as a positive control (p = 0,07). This finding shows relevancy to previous study as a potential iron chelating therapy to thalassemic patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Anggi P.N.
"Pengobatan talasemia berupa transfusi darah menyebabkan penumpukan besi di organ dan kerusakan sel. Pemberian deferoksamin sebagai kelator besi banyak menimbulkan efek samping dan mahal. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan dengan bahan yang lebih aman dan terjangkau dengan memanfaatkan bahan alami yang memiliki efek kelasi besi. Ekstrak air daun Mangifera foetida memiliki efek kelasi terhadap feritin serum penderita talasemia, namun belum diteliti apakah ekstrak etanol daun M.foetida juga menunjukkan efek kelasi terhadap feritin. Studi eksperimental ini dilakukan pada serum pasien talasemia yang dibagi ke dalam tujuh perlakuan yaitu: serum, mangiferin, mangiferin ditambah serum, ekstrak etanol 0,5 mg dan 0,75 mg, ekstrak etanol 0,5 mg dan 0,75 mg ditambah serum, namun yang akan dianalisis hanya serum, mangiferin ditambah serum, ekstrak etanol 0,5 dan 0,75 mg ditambah serum. Nilai absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer, λ = 280 nm. Uji one way anova menunjukkan ekstrak etanol M.foetida dosis 0,5 mg dan 0,75 mg memiliki efek kelasi dibandingkan kontrol negatif (p<0,001). Uji Post hoc menunjukkan ekstrak etanol M.foetida dosis 0,5 mg memiliki efek kelasi yang sama dengan dosis 0,75 mg (p=0,133). Ekstrak etanol daun M.foetida dosis 0,5 mg memiliki efek kelasi yang sama dengan mangiferin murni (p=0,52), sedangkan dosis 0,75 mg memiliki efek kelasi berbeda (p=0,001) yang mungkin disebabkan perbedaan dosis ekstrak etanol.

Treatment of thalassemia with blood transfusion causing iron accumulation in the organs and damaging cells. Chelating agent, deferoxamine causes side effects and expensive. Therefore, it?s needed a safer and cheaper treatment by utilizing natural ingredients which have chelating effect. Water extract of Mangifera foetida leaf has chelating effect on serum thalassemia patients, but there was no research the effects in the ethanol extract. The purpose of this study was to prove the effects of ethanol extract as a chelating agent. This study used an experimental study using seven serums of patients with thalassemia by ex vivo and devided into seven treatments: serum, mangiferin, mangiferin plus serum, etanol extract 0.5 mg and 0.75 mg, etanol extract 0.5 mg and 0.75 plus serum, however only four treatments will be analized: serum, mangiferin plus serum, etanol extract 0.5 mg and 0.75 mg plus serum. They were measured in a spectrophotometer with (λ)=280 nm. The result by One Way Anova statistical test showed that the ethanol extract of M. foetida leaf 0.5 mg and 0.75 mg has the chelating effect when it compared to negative control (p <0.001). Post hoc test showed that the ethanol extract 0.5 mg has the same chelating effect with ethanol extract 0,75 mg (p = 0.133). Ethanol extract 0.5 mg has the same effect of iron chelation with the mangiferin (p=0.52), while ethanol extract 0.75 mg has different effect (p=0.001). The differences of chelating effect maybe caused by the differences of extract dose."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Framita Sari
"Talasemia adalah golongan anemia herediter yang terjadi karena gangguan sintesis salah satu rantai polipeptida globin, rantai α atau β globin, yang disebabkan karena kelainan genetik. Saat ini, prevalensi kasus talasemia di Indonesia cukup tinggi, 3-5% diantaranya merupakan talasemia β dan 2,6-11% merupaka talasemia α. Transfusi darah setiap bulan secara teratur dibutuhkan penderita, tetapi tindakan ini dapat menyebabkan kelebihan dan penumpukan besi di dalam tubuh. Untuk mengatasi hal tersebut, Deferoxamine digunakan sebagai agen kelator yang berfungsi mengikat besi di dalam tubuh dan kemudian dikeluarkan dari tubuh. Penggunaan Deferoxamine membutuhkan biaya yang besar dan efek samping yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan pengobatan alternatif yang berasal dari bahan alami antara lain mangiferin yang berasal dari ekstrak air daun Mangifera foetida L. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memanfaatkan bahan alami sebagai terapi kelasi besi pada penderita talasemia.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental dan terdapat 7 sampel serum. Hasil penelitian dan perhitungan dengan uji statistik One Way Anova menunjukkan ekstrak air daun Mangifera foetida L. dosis 0,375 mg dan 0,75 mg memiliki efek kelasi bila dibandingkan dengan kontrol negatif (p=0,005). Namun, ketika selanjutnya diuji dengan Post Hoc didapatkan hasil ekstrak 0,375 mg tidak memiliki efek kelasi bila dibandingkan dengan mangiferin (p=0,018).
Sementara itu, ekstrak 0,75 mg memiliki efek kelasi tetapi tidak sebaik mangiferin (p=0,259). Hal ini diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: dosis ekstrak yang terlalu kecil; dan adanya dugaan ekstrak tidak mengikat besi (Fe) secara langsung, melainkan mengikat apoprotein dalam serum. Oleh karena itu, dapat dikatakan mangiferin masih memiliki efektivitas yang lebih baik dalam mengikat besi bila dibandingkan dengan ekstrak air daun Mangifera foetida L. dosis 0,375 mg dan 0,75 mg.

Thalassemia is a group of hereditary anemia that result from diminished synthesis of one of two globin polypeptide chains, α and β, which is caused by genetic disorder. Nowdays, the prevalence of thalassemia cases in Indonesia are high enough, 3-5% of these cases are β-thalassemia and 2.6 to 11% are α- thalassemia. Blood transfusion every month regularly is needed but it can lead to excess and iron overload in the body. To overcome this possibility, Deferoxamine is used as a chelating agent which function is to bind iron and excrete them from
the body. In fact, the use of Deferoxamine needs much fee with high side effects.
Therefore, it’s needed an alternative medicine which comes from nature, such as: mangiferin derived from aqueous extract of Mangifera foetida L. leaf. The general purpose of this research is to exploit the natural substance as a chelating agent of ferritin in thalassemia patient’s serum.
Research design which is used is experimental study with 7 serum as sample. The result of research and calculation by One Way Anova statistical test showed that the aqueous extract of Mangifera foetida L. leaf dose of 0.375 mg and 0.75 mg has shown a chelating effect compared with negative control (p=0.005). However, when subsequently tested with Post Hoc, 0.375 mg extract doesn’t show a chelating effect compared with mangiferin (p=0.018). Meanwhile, 0.75 mg extract has shown a chelating effect but not as good as mangiferin (p=0.259). This is thought to be influenced by several factors, they are: low doses of the extract; and a possibility that the extract doesn’t bind the iron directly, but binding apoprotein. Therefore, we can conclude that mangiferin still has a better effectiveness in binding iron compared with aqueous extract of Mangifera foetida L. leaf dose of 0.375 mg and 0.75 mg"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enninurmita Hazrudia
"Talasemia merupakan penyakit herediter yang ditandai oleh penurunan sintesis rantai ? atau dari globin. Di Indonesia, prevalensi penderita talasemia mayor cukup tinggi. Menurut data RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2008, terdapat 1412 pasien talasemia, yang mendapatkan terapi dengan mortalitas sebesar 0.8%. Pengobatan talasemia masih terbatas pada transfusi darah untuk menekan eritropoesis yang tidak efektif. Agen kelasi diperlukan untuk menurunkan akumulasi besi di organ akibat transfusi. Kelator yang biasa digunakan ialah desferoksamin, tetapi harganya mahal dan memiliki beragam efek samping. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan yang aman dan terjangkau menggunakan ekstrak etanol Mangifera foetida L. yang mengandung mangiferin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. 0.25 mg memiliki efek kelasi terhadap serum pasien talasemia. Desain penelitian berupa studi eksperimental pada 7 sampel serum pasien talasemia dibagi ke dalam 3 kelompok perlakuan secara exvivo. Parameter yang diukur adalah perhitungan nilai absorban tiap kelompok perlakuan (? 200-500 nm). Uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan data terdistribusi normal. Hasil penelitian dan perhitungan dengan uji statistik One Way Anova menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. memiliki efek kelasi terhadap serum penderita talasemia (p=0,031). Uji Post Hoc menunjukkan bahwa ekstrak etanol dosis 0,25 mg memiliki efek kelasi yang hampir sama dengan kontrol positif mangiferin (p=0,138). Bila dibandingkan dengan ekstrak air, efek kelasi ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. menunjukkan gambaran yang lebih baik. Hal ini diduga dipengaruhi oleh perbedaan kelarutan bahan aktif dalam etanol.

Thalassemia is a hereditary disorder that is caracterized by decreasing of ? or ? globin chain synthesis. The prevalention of thalassemia cases in Indonesia is high enough. In Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, there are 1412 patients of thalassemia who get therapy with the mortality rate 0.8%, in 2008. Blood transfusion to suppress ineffective eritropoesis still becomes the choice of thalassemia therapy. Chelating agent is needed to decrease iron acumulation in body organs as the complication of transfusion. Chelator agent that is commonly used is Desferoxamin. However, it is expensive and having various side effects. Safe and affordable treatment of thalassemia is needed. This study aims to prove that the ethanol extract 0.25 mg of Mangifera foetida L. leaf has chelating effect to serum of thalassemia patient. Research designed which is used is experimental study with 7 serum as sample, divided to 3 groups by exvivo. Parameter measured is the calculation of absorban values in each group (? 200-500 nm). Shapiro-Wilk test showed the data were normally distributed. The result of experiment using One Way Anova statistical test, showed that ethanol extract of Mangifera foetida L. leaf has the chelating effect on serum of thalassemia patients (p=0,031). According to the Post Hoc test, ethanol extract of 0.25 mg dose has chelating effect that nearly similar with mangiferin as a positive control (p=0.318). When compared with the water extract, ethanol extract of Mangifera foetida L. leaf showed the better result, that maybe influenced by the differences in solubility of the active substances in ethanol."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>