Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tessa Gracia
"Berkembangnya penggunaan media elektronik sebagai alat bermain mengakibatkan munculnya pergeseran dalam aktivitas dan preferensi bermain anak. Pergeseran tersebut kemudian berimplikasi pada kemungkinan terjadinya perubahan dalam interaksi ibu dengan anak ketika bermain bersama. Salah satu domain dari interaksi ibu-anak yang juga terpengaruh oleh pergeseran aktivitas bermain anak adalah perilaku maternal teaching behavior. Maternal teaching behavior terjadi ketika ibu memiliki intensi dan secara aktif memodifikasi lingkungan atau perilakunya sendiri untuk memastikan bahwa anak menerima dan mempelajari arti dari sebuah pengalaman serta menghubungkannya dengan pengalaman lainnya (Klein, Adi-Japha, dan Rosenthal, 2010).
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara maternal teaching behavior dalam interaksi ibu dan anak usia prasekolah ketika bermain dengan media elektronik dan non-elektronik. Subjek penelitian terdiri atas 61 pasang ibu dan anaknya yang berada pada kategori usia prasekolah. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu PICCOLO (Parent Interactions with Children Checklist of Observation Linked to Outcomes) yang digunakan dalam observasi dan kuesioner untuk mendapatkan informasi mengenai pola dan pandangan subjek mengenai bermain.
Hasil yang didapatkan adalah bahwa terdapat perbedaan maternal teaching behavior yang signifikan ketika pasangan ibu-anak bermain dengan media elektronik dan non-elektronik, dengan rata-rata skor maternal teaching behavior lebih tinggi ketika bermain dengan media nonelektronik.

The developing use of electronic media as toys resulted in the alteration of children’s preference in play activity. The alteration of children’s play activity then increase the possibility that there is a changing pattern of mother-child interaction when they were playing together. One of the domains of mother-child interaction that is most likely to be influenced by the changing nature of children’s play activity is maternal teaching behavior. Maternal teaching behavior occurs when mother has the intention and actively modifying her own behavior or the environment around to ensure that children receive and learn the meaning of an experience and relating it to other experiences (Klein, Adi-Japha, and Rosenthal, 2010).
The purpose of this study is to find out whether there is a difference in the maternal teaching behavior of the interaction between mother and her pre-school aged children when playing with electronic and non-electronic media. The subject of this study consisted of 61 pairs of mother and their preschool-aged children. There are two measurement tools used in this study, which are PICCOLO (Parent Interactions with Children Checklist of Observation Linked to Outcomes) that used in the observation and questionnaires to obtain information about the the subject’s play pattern.
The result obtained from this study is that there is a significant difference between maternal teaching behavior when the mother-child pair playing with electronic and non-electronic media, with the average score of maternal teaching behavior when playing with non-electronic media is higher than when the mother-child pair playing with electronic media
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Vania Tertia
"Maternal responsiveness merupakan salah satu domain dari interaksi orangtuaanak. Maternal responsiveness menjelaskan mengenai respon ibu terhadap tanda, emosi, kata, ketertarikan, dan tingkah laku yang dimunculkan oleh anak (Roggman & Innocenti, 2008). Penelitian ini ingin melihat perbedaan maternal responsiveness pada anak usia prasekolah ketika bermain menggunakan media permainan non-elektronik dan media elektronik.
Penelitian dilakukan pada 61 pasang ibu-anak. Maternal Responsivenss yang terdapat dalam interaksi bermain diukur menggunakan alat ukur PICCOLO (The Parents Interacting with Children: Checklist of Observation Linked to Outcomes) pada domain responsiveness. Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran umum dari kegiatan bermain anak.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan mean yang signifikan pada maternal responsivenes. Maternal responsiveness ketika bermain menggunakan media elektronik lebih rendah dibandingkan ketika bermain menggunakan media non-elektronik. Walaupun begitu, subjek dalam penelitian ini memliki skor maternal responsiveness yang cukup tinggi.

Maternal responsiveness is a domain of parent interaction. Maternal responsiveness describes the mother's response to signs, emotions, words, interests, and behavior displayed by children (Roggman & Innocenti, 2008). This study was conducted to look at the differences in maternal responsiveness in Mother and Preschool Age Children’s Interaction When Playing with Non-electronic Toys Media and Electronic Toys Media.
The participants are 61 pairs of mother-preschool children. Maternal Responsiveness in the interaction when playing were measured using an instrument called PICCOLO (The Parents Interacting with Children: Checklist of Observation Linked to Outcomes) on responsiveness domains. Researcher also used questionnaire to collect information about children playing activity in general.
The results of this study showed a significant mean difference in maternal responsiveness. Maternal responsiveness when the children are playing electronic toys media is lower than when they are playing non-electronic toys media. However, the subjects in this study possess the quite high score maternal responsiveness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranggih Wukiranuttama
"Parental Autonomy support merupakan tingkat penghargaan dan penggunaan teknik parenting orang tua yang mendorong kemandirian anak dalam mengambil keputusan, memilih, dan berpartisipasi aktif dalam menjalankan keputusan tersebut tanpa menekan, mengkontrol, atau memaksakan kehendak anak. Parental autonomy support meliputi empat elemen dari parent behavior (Deci, Eghrari, Patrick, & Leone; Grolnick, Gurland, DeCourcey, & Jacobs; Joussemet, Koestner, Lekes, & Houlfort, dalam Wooldridge & Shapka, 2012), yaitu penghargaan terhadap pikiran dan perasaan anak, penjelasan dasar rasionil, penawaran pilihan, dan penghindaran bahasa dan perilaku yang bersifat mengkontrol.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan parental autonomy support dalam interaksi ibu-anak usia prasekolah ketika aktivitas bermain dengan media elektronik dan non-elektronik. Data diperoleh dengan melakukan observasi terhadap rekaman aktivitas bermain 61 pasang ibu-anak usia prasekolah di daerah Jakarta dan Depok. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Skor rata-rata dari aktivitas bermain dibandingkan dan hasilnya menunjukkan skor parental autonomy support yang lebih rendah secara signifikan ketika bermain dengan elektronik dibandingkan ketika bermain dengan non-elektronik. Kesimpulan yang diperoleh dari data tersebut adalah parental autonomy support dalam interaksi ibu anak memiliki kualitas yang lebih rendah dalam aktivitas bermain dengan elektronik dibanding bermain dengan nonelektronik.

Parental Autonomy support refers to level of recognition and parenting technique that parents used to encourage child’s independence in making decisions, choosing alternative, and to participate actively in implementing the decision without pressing, control, or impose the will of the child. Parental autonomy support includes four elements of parents behavior (Deci, Eghrari, Patrick, & Leone; Grolnick, Gurland, DeCourcey, & Jacobs; Joussemet, Koestner, Lekes, & Houlfort, dalam Wooldridge & Shapka, 2012): recognition of child thoughts and feelings, rationale explanations, offering choices, and avoidance of language and behavior that is controlling child.
This study aimed to see the differences of parental autonomy support in mother and preschool-aged children’s interaction when playing with electronic and non-electronic media. Data obtained by observing recorded play activities of 61 mother and preschool aged children in Jakarta and Depok. Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO) is an instrument used in this study. The mean score of each play activity compared and the results showed scores of parental autonomy support was significantly lower when playing with electronics than when playing with a non-electronic media. Conclusions derived from the data is that parental autonomy support in the mother child interactions have a lower quality in play activities with electronics than playing with non-electronics.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Dwyniaputeri
"Penelitian ini ingin melihat perbedaan perilaku afeksi ibu dalam interaksi ibu dan anak usia prasekolah ketika bermain menggunakan media permainan elektronik dan non-elektronik. Penelitian ini dilakukan pada 61 pasang ibu dan anak prasekolah yang berusia dari 3 sampai dengan 6 tahun. Data tentang perilaku afeksi ibu pada anak diukur dengan Skala PICCOLO (Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes) melalui metode observasi. Sebagai data tambahan, kuesioner yang berisi pertanyaan seputar kegiatan bermain anak dan alat permainan yang dimiliki, diberikan kepada Ibu untuk mengetahui gambaran kegiatan bermain anak baik dengan media elektronik maupun non-elektronik.
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat perbedaan perilaku afeksi ibu dalam interaksi ibu dan anak usia prasekolah ketika bermain menggunakan media permainan elektronik dan non-elektronik. Afeksi Ibu saat bermain dengan media permainan elektronik lebih rendah dibandingkan saat bermain dengan media permainan non-elektronik.

The objective of this research is to find the differences of maternal affection in interaction between mother and preschool children when playing with electronic toys and non-electronic toys. This research was conducted to 61 pairs of mother and preschool children, whose ages are between three to six years. The affection was measured by PICCOLO (Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes) scale with observation method. To support the research, questionnaire about children’s playing activities were given to the mothers to get the description of the media which children play, whether the children playing with electronic media or not.
The result of the study showed that there is a significant differences of maternal affection in interaction between mother and prsechool children when they were playing together with electronic and non-electronic toys. Mother’s affection when they were playing with their children, using electronic toys is less significantly than when they were playing with a non-electronic one.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Setyo Leksono
"buku ini membahas tentang sejarah kehidupan di dunia ini"
Malang: UB Press, 2012
599.938 AMI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Budiarti
"Ketika dihadapkan pada kondisi yang menuntut adanya pembagian sumber daya atau imbalan, individu biasanya mulai mempertanyakan tentang fairness. Dalam penelitian ini keadilan akan dilihat dari sisi pendistribusian dan prosedurnya dengan harapan dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah orientasi dominasi sosial (ODS) dan kepercayaan (trust) dapat berperan sebagai prediktor pada keadilan distributif dan keadilan prosedural.
Penelitian ini melibatkan dua ratus sepuluh mahasiswa dari beberapa Fakultas di lingkungan Universitas Indonesia. Data diperoleh dengan menggunakan ‘skala, tiga diantaranya disusun oleh penulis, yaitu skala keadilan distributif, skala keadilan prosedural dan skala kepercayaan sedangkan satu skala yaitu ODS merupakan adaptasi dari Social Dominance Scale. Untuk memancing respon subjek pada keadilan, digunakan vignette story. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis regresi hirarki dan korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ODS dan kepercayaan dapat menjadi prediktor bagi keadilan distributif maupun prediktor bagi keadilan prosedural. Selain itu interaksi antara ODS dan kepercayaan memiliki kemampuan untuk memprediksi keadilan dan keadilan prosedural. Terdapat juga hubungan yang signifikan antara keadilan distributif dan keadilan prosedural."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anakotta, Elka
"Menggagas hubungan iman dan akal menjadi persoalan utama yang hendak dikuak dalam disertasi ini. Persoalan ini kaya dengan berbagai perspektif, dan khususnya dalam disertasi ini adalah merupakan upaya untuk menjawab dalam perspektif filosofis, dalam menggali titik temu yang menghubungkan iman dan akal melalui tinjauan kritis atas evolusi kesadaran yang didasarkan pada teori Pierre Teilhard de Chardin. Awalnya, pergolakan antara iman dan rasio adalah pergumulan para kaum agamawan yang berusaha menjawab tantangan dari filsafat Yunani. Dari sanalah muncul ungkapan Tertulianus: ""what does Athens have in common with Jerusalem?"", juga Agustinus dengan ungkapan: faith seeking understanding (fides quaerens intellectum). Bergerak maju ke zaman Pencerahan, titik berat perdebatan lebih dititikbeWkan pada potensi manusia dengan akalnya. Peristiwa yang dialami ',Galileo menjadi catatan penting dalam sejarah, dan semakin banyak orang yang menekankan bahwa manusia tidak dapat sampai kepada Tuhan melalui akal sebab Tuhan itu sama sekali tidak dapat dikenali. Kecedurungan hubungan iman dan akal, ataupun sains dan agama kemudian sering dipandang bermusuhan dan berada dalam sebuah pertempuran hidup-mati. Namun, beberapa orang berupaya mencari kemitraan yang konstruktif antara keduanya. Pada posisi inilah Pierre Teilhard de Chardin menghadirkan peta pemikirannya tentang evolusi kesadaran. Evolusi merupakan sebuah proses panjang yang melibatkan berbagai elemen, mulai dari yang sederhana, mengalami keterpecahan, berkembang menjadi semakin kompleks, selama kurun waktu yang sangat panjang. Kehadiran manusia dalam fase noosfera, di mana kesadaran menjadi penanda kehadirannya. Manusia yang berkesadaran harus dilihat sebagai pribadi yang memiliki otonomi aatas dirinya, sebagai animal rationale, yang dalam pergulatannya itu menciptakan simbol-simbol dalam menjalin komunikasi juga berpikir, sehingga apa yang disampaikan olehnya menjadi bermakna (animal symbolicum). Sebagai homo religiosus, manusia selalu terdorong ke arah yang kudus dan terlibat dalam pengalaman-pengalaman pribadinya yang bersifat religius. Dan dalam keseluruhannya itu, manusia mengalami dinamisasi dan terus berproses dalam hidupnya. Di bawah pengaruh misitisme, Teilhard mengusung pemahaman communion with God sebagai kecendurungan yang dimiliki manusia sebagai homo religiosus. Communion with earth yang menunjuk pada kemampuan manusia dalam mengolah"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D1596
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anakotta, Elka
"Menggagas hubungan iman dan akal menjadi persoalan utama yang hendak dikuak dalam disertasi ini. Persoalan ini kaya dengan berbagai perspektif, dan khususnya dalam disertasi ini adalah merupakan upaya untuk menjawab dalam perspektif filosofis, dalam menggali titik temu yang menghubungkan iman dan akal melalui tinjauan kritis atas evolusi kesadaran yang didasarkan pada teori Pierre Teilhard de Chardin. Awalnya, pergolakan antara iman dan rasio adalah pergumulan para kaum agamawan yang berusaha menjawab tantangan dari filsafat Yunani. Dari sanalah muncul ungkapan Tertulianus: ""what does Athens have in common with Jerusalem?"", juga Agustinus dengan ungkapan: faith seeking understanding (fides quaerens intellectum). Bergerak maju ke zaman Pencerahan, titik berat perdebatan lebih dititikbeWkan pada potensi manusia dengan akalnya. Peristiwa yang dialami ',Galileo menjadi catatan penting dalam sejarah, dan semakin banyak orang yang menekankan bahwa manusia tidak dapat sampai kepada Tuhan melalui akal sebab Tuhan itu sama sekali tidak dapat dikenali. Kecedurungan hubungan iman dan akal, ataupun sains dan agama kemudian sering dipandang bermusuhan dan berada dalam sebuah pertempuran hidup-mati. Namun, beberapa orang berupaya mencari kemitraan yang konstruktif antara keduanya. Pada posisi inilah Pierre Teilhard de Chardin menghadirkan peta pemikirannya tentang evolusi kesadaran. Evolusi merupakan sebuah proses panjang yang melibatkan berbagai elemen, mulai dari yang sederhana, mengalami keterpecahan, berkembang menjadi semakin kompleks, selama kurun waktu yang sangat panjang. Kehadiran manusia dalam fase noosfera, di mana kesadaran menjadi penanda kehadirannya. Manusia yang berkesadaran harus dilihat sebagai pribadi yang memiliki otonomi aatas dirinya, sebagai animal rationale, yang dalam pergulatannya itu menciptakan simbol-simbol dalam menjalin komunikasi juga berpikir, sehingga apa yang disampaikan olehnya menjadi bermakna (animal symbolicum). Sebagai homo religiosus, manusia selalu terdorong ke arah yang kudus dan terlibat dalam pengalaman-pengalaman pribadinya yang bersifat religius. Dan dalam keseluruhannya itu, manusia mengalami dinamisasi dan terus berproses dalam hidupnya. Di bawah pengaruh misitisme, Teilhard mengusung pemahaman communion with God sebagai kecendurungan yang dimiliki manusia sebagai homo religiosus. Communion with earth yang menunjuk pada kemampuan manusia dalam mengolah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D903
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Clark, Wilfrid E. Le Gros
Chicago: Quadrangle Books, 1971
591.3 CLA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>