Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Christian Nitihardjo
"Di Indonesia stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan disabilitas utama dimana tingkat mortalitas akibat stroke mencapai 15,4% dari seluruh kasus mortalitas di Indonesia. Terapi yang diberikan pada pasien pasca-stroke adalah dengan fisioterapi dan pirasetam. Peneliti melakukan penelitian mengenai efek kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica terhadap perbaikan neuron sebagai alternatif terhadap pirasetam yang memiliki banyak efek samping. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan uji statistik One Way Anova (P < 0,05) dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Dari hasil uji statistik didapatkan kesimpulan pemberian kombinasi ekstrak acalypha indica Linn dan centella asiatica pada berbagai dosis maupun pirasetam tidak menunjukkan efek yang berbeda bermakna terhadap sel piknotik dibandingkan pemberian akuades.

In Indonesia stroke is one of the main causes of death and disability due to stroke mortality rates which reached 15.4% of all cases of mortality in Indonesia. Therapy given to post-stroke patients is by physiotherapy and piracetam. Researchers conducted a study of the effects of the combination of Acalypha indica Linn and Centella asiatica on the repair of neurons as an alternative to pirasetam which has many side effects. This study is an experimental study using statistical tests One Way ANOVA (P<0,05) followed by post hoc test. From the statistical test results obtained the conclusion of a combination of extracts of Acalypha indica Linn and Centella asiatica at different doses or pirasetam did not show significantly different effects on picnotic cell compared with aquadest administration."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Budi Premiaji Widodo
"Perkembangan penyakit menunjukkan adanya tren peningkatan penyakit tidak menular yang didominasi oleh penyakit kardiovaskular. Salah satu manifestasinya adalah pada kelainan neurovaskular. Penelitian untuk terapi penyakit ini terus dikembangkan, termasuk salah satunya terapi menggunakan obat herbal. Dua jenis tanaman yang dipercaya memiliki efek terapi adalah akar kucing dan pegagan.
Metode: Penelitian dilakukan dalam bentuk eksperimen dengan tujuan mendapatkan data terkontrol dari efek pemberian kombinasi akar kucing dan pegagan, obat citicoline, dan aquades pada 5 kelompok tikus yang sebelumnya dikondisikan hipoksia. Data diambil dengan melakukan hitung sel piknotik, terkondensasi dan sel normal pada girus dentatus otak tikus.
Hasil: Dari 5 ke tikus yang diamati selnya, jumlah rata-rata sel terbanyak muncul pada kelompok terapi dengan citicoline. Jumlah rata-rata terendah muncul pada kelompok terapi dengan akuades. Pemberian kombinasi akar kucing dan pegagan tidak menunjukkan adanya urutan sesuai dosis. Pada analisis dengan uji One-Way Annova, didapatkan bahwa hasil tidak menunjukkan perbedaan bermakna.
Diskusi dan Kesimpulan: Walaupun secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna dari masing-masing kategori, pada pengamatan langsung sel dapat diamati adanya peningkatan jumlah sel normal pada pemberian terapi dengan kombinasi ekstrak akar kucing dan pegagan. Pengobatan dengan terapi herbal di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan, peneliti berharap dapat dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara pemberian ekstrak dengan efek neuroterapinya.

Recent updates in diseases shows increasing number incommunicable disease, espescially in cardiovascular diseases. One of the disease caused by cardiovascular disease is neurovascular. Research for treatment of this disease still on progress, including research in herbal medicine. Two of herbal medicine that has being used for years are akar kucing and pegagan.
Method: Experimental, in purpose obtaining controlled data from treatment with combination of akar kucing with pegagan, citicoline, and aquades in 5 group of mouse that has been hypoxiated. Data taken after treatment are the normal cells of mouse (Sprague dawley.) brain in gyri of dentata.
Result: From 32 mouse that observed, mean number of highest normal cells are found in mouse with citicoline treatment. And the lowest mean of normal cell are found in mouse with aquades treatment. Treatment with combination of akar kucing and pegagan did not correlated with order of dose. And statistic analysis with one-way annova shows the differences are not significant (p>0,878).
Discussion and Conclusion: Although statistically insignifficant, in direct observation the difference can be seen. In mouse with akar kucing and pegagan treatment, number of normal cells was increased. This may be resulted from anatomycal factor, duration of treatment, and method of observation. Further research still needed for understanding the effect of treatment with neurotheraphy effect.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jody Felizio
"Stroke telah menjadi penyakit yang menduduki peringkat tiga sebagai penyebab kematian terbesar di dunia. Pasien yang telah sembuh dari stroke masih mengalami gejala neurologis sisa dari penyakit tersebut. Piracetam merupakan obat yang digunakan untuk mengobati gejala neurologis paska stroke, namun penggunaan piracetam menimbulkan banyak efek samping. Oleh karena itu, untuk mengurangi efek samping dari penggunaan piracetam, dilakukan penelitian mengenai efek neuroterapi dari kombinasi akar kucing dan pegagan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu kefektifan penggunaan kombinasi ekstrak 150 mg akar kucing (Acalypha indica Linn) dan 150 mg pegagan (Centella asiatica) terhadap neurogenesis neuron pasca hipoksia di hipokampus girus dentatus. Penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan kontrol positif berupa piracetam, dan kontrol negatif berupa akuades. Penelitian ini menggunakan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan Post Hoc. Didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah sel normal paska perlakuan dibandingkan dengan kontrol negatif (p=1,000), dan kontrol positif (p=0,184). Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa penggunaan kombinasi 150 mg akar kucing dan 150 mg pegagan tidak memiliki efek yang bermakna dibandingkan dengan pemberian akuades dan pirasetam.
Lengkap +
Kata kunci: hipoksia, Acalypha indica Linn, Centella asiatica, piracetam, neurogenesis, hipokampus girus dentatus

Stroke has become a disease that was ranked third as a cause of death in the world. Patients who have recovered from the stroke still experience residual neurological symptoms from stroke. Piracetam is a drug used to treat post-stroke neurological symptoms. However, its usage cause many side effects. Therefore, to reduce side effects from the usage of piracetam, a research on the effect of combination of 150 mg akar kucing (Acalypha indica Linn) extract with 150 mg pegagan (Centella asiatica) extract for hippocampus neuron regeneration of Sprague Dawley mouse is conducted. This research aims to find out the effectiveness of the usage of 150 mg akar kucing (Acalypha indica Linn) extract with 150 mg pegagan (Centella asiatica) on neurogenesis in the hippocampus gyrus dentatus. This research is an experimental study using a piracetam as the positive control, and aquades as the negative control. This research uses One Way Anova test followed by Post Hoc test to determine the results. Results showed that there was no significant difference in the number of normal cells post-treatment compared to negative controls (p=1.000) and positive controls (p=0,184). The conclusion to be drawn is that the use of combination of 150 mg akar kucing (Acalypha indica Linn) extract with 150 mg pegagan (Centella asiatica) has no significant effect compared with the provision of aquades and piracetam."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermono Superaya
"Stroke adalah suatu penyakit serebrovaskular yang disebabkan oleh berhentinya aliran darah arteri ke otak. Sekitar 80-85% stroke adalah stroke iskemik yang disebabkan oleh obstruksi pada arteri di sirkulasi serebelum. Hipoksia serebral yang terjadi akibat iskemik pada otak tersebut menimbulkan perubahan pada morfologi sel dan kemudian kematian sel dimana sel neuron menjadi piknotik bermanifestasi berupa kecacatan neurologis pada penderitanya, sehingga penderita stroke harus mengonsumsi obat jangka panjang untuk kesembuhannya. Citicoline merupakan obat yang efektif untuk stroke dari penelitiannya namun memiliki kelemahan dari segi pemakaian dan harga yang mahal menyebabkan obat ini kurang efisien di masyarakat. Tanaman herbal akar kucing dan pegagan merupakan obat alternatif pada terapi stroke karena efek neuroprotektifnya. Dosis kombinasi kedua herbal ini diharapkan mampu memberikan perubahan jumlah pada sel piknotik di otak.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan melakukan percobaan pemberian ekstrak akar kucing dan pegagan terhadap tikus terhadap 5 kelompok tikus yang dibuat hipoksia dengan berbagai jenis perlakuan yaitu pemberian akuades, citicolin, dosis akar kucing 150,200,250mg dikombinasikan dengan pegagan 150mg. Serebelum tikus kemudian diambil dan dibuat sediaan preparat histopatologi untuk dilihat perubahan terhadap sel piknotik di girus dentatus internus.
Dari hasil uji One away Anova didapatkan bahwa tidak terdapat perubahan jumlah sel piknotik yang bermakna terhadap perlakuan yang diberikan terhadap tikus (p> 0,05). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi kombinasi kedua herbal tersebut tidak memberikan perubahan jumlah sel piknotik pada girus dentatus internus tikus.

Stroke is cerebrovascular disease caused by cessation of arterial blood flow to the brain. Approximately 80-85% of strokes are ischemic strokes caused by arterial obstruction in the circulation of cerebellum. Cerebral hypoxia caused by ischemia of the brain gives result in alteration of cells morphology and cell death in which neuron cells become picnotics. This will later manifests in the form of neurological disability shown in the affected individuals resulting in the need to take long term medication. Citicoline is an effective drug for stroke based on research but has drawbacks in term of usage and high price which cause it to be less efficient in the community. The herbs cat root and Indian pennywort are alternative drugs for stroke therapy because of its neuroprotective effects. Combination dose of these two herbs are expected to provide a change in number of picnotic cells in rat?s brain.
This research experiments on giving the extract of cat root and indian pennywort to 5 groups of hypoxic rats in various dose (150, 200, 250 mg of cat root combined with 150 mg of Indian pennyworts), negative control is given aquades and positive control is given citicoline. The cerebellum of the rats is then taken and is made to histopathologic preparation to see the changes of picnotic cells in gyrus dentatus internus.
From the One Way Anova test results, it can be seen that there is no meaningful changes in the number of picnotic cells after the treatments are given to the rats (p>0,05). In conclusion, therapy with combination of cat root and Indian pennywort does not provide changes in number of picnotic cells in gyrus dentatus internus of the rats.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica
"Stroke merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia yang terutama disebabkan oleh hipoksia serebrum Meskipun nyawa sebagian pasien stroke dapat diselamatkan sekitar 70 kasus masih menderita gejala sisa akibat kerusakan neuron otak Oleh karena itu penelitian studi eksperimental ini ditujukan untuk mengetahui efek neuroterapi dari berbagai kombinasi ekstrak akar kucing dan pegagan pada tikus Sprague Dawley pasca hipoksia dibandingkan dengan efek neuroterapi pirasetam sebagai kontrol positif Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kombinasi ekstrak tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna dengan pirasetam Dari ketiga kombinasi dosis tersebut dosis 200 mg akar kucing dan150 mg pegagan memberikan efek yang paling signifikan dan hampir sama dengan pirasetam terhadap pemulihan neuron hipokampus girus dentatus eksternus tikus pasca hipoksia sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi dosis ekstrak yang optimum adalah 200 mg akar kucing dan150 mg pegagan.

Stroke and other cerebrovascular diseases is the third cause of death in the world and is mainly caused by cerebral hypoxia Although some patients can be saved about 70 of cases still suffer from residual symptoms caused by damage of brain neurons Therefore this experimental study aimed to determine the neurotherapeutic effects of dose combination of Acalypha indica Linn and Centella asiatica extracts on hypoxic mice compared to piracetam The result shows that statistically all dose combination of extracts don rsquo t have any difference with piracetam However 200 mg Acalypha indica Linn 150 mg Centella asiatica has the most significant and similar result to pirasetam in healing process of post hypoxic mice rsquo s hippocampal external dentate gyrus neurons To conclude with the optimal dose of extracts combination is 200 mg Acalypha indica Linn 150 mg Centella asiatica."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wynne Oktaviane Lionika
"Strok merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker pada saat ini. Pada pasien pasca strok biasanya akan mengalami gejala sisa dan untuk mengatasi hal tersebut biasanya akan diberikan neuroterapi berupa Pirasetam. Untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Pirasetam maka dilakukan penelitian mengenai kombinasi ekstrak akar kucing dan pegagan terhadap perbaikan neuron. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kombinasi ekstrak akar kucing (Acalypha indica Linn) dan pegagan (Centella asiatica) pada stimulasi neurogenesis di girus dentatus eksternus pada tikus pasca hipoksia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan kontrol positif yaitu Pirasetam. Penelitian ini menggunakan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan Post Hoc. Didapatkan hasil bahwa terdapat kemaknaan yang cukup kuat pada kombinasi 200 mg/kgBB ekstrak akar kucing dan 150 mg/kgBB pegagan (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi memiliki efek cukup bermakna dengan akuades dan memiliki efek yang hampir sama dengan kontrol positif (Pirasetam).

Nowadays, stroke is number three killer disease after heart disease and cancer. In patient after stroke, there will be a sequealae and they will be given neurotherapy, Piracetam. For reducing the side effect of Piracetam, the research about combination extract of akar kucing and pegagan for neuron improvement is needed. This focus of this research discuss about the effect of combination of the extract of akar kucing (Acalypha indica Linn) and Pegagan (Centella asiatica) for stimulating neurogenesis in gyrus dentatus externus of Sprague Dawley pasca hipoxia. The desain of this research is experimental with positive control, Piracetam. This research uses One Way Anova following with Post Hoc. The result show that there is a significant between combination of 200 mg/kgBB extract akar kucing and 150 mg/kgBB pegagan (p=0,000). It is concluded that combination has a significant value if it is compared with aquadest and have a same effect if it is compared with positive control (Piracetam)."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Farah Faulin Al Fauz
"Stroke merupakan suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang akan menyebabkan kematian pada sel otak. Penyakit ini memiliki prevalensi yang tinggi pada orang tua. Salah satu obat yang digunakan untuk penatalaksanaan stroke adalah citicoline, namun obat ini memiliki efek samping dan harganya cukup mahal. Oleh karena itu diperlukan pengobatan alternatif yang lebih aman dan terjangkau, yaitu kombinasi Acalypha indica Linn (akar kucing) dan Centella asiatica (pegagan). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan melakukan perlakuan terhadap Sprague dawley yang dikondisikan hipoksia. Sprague dawley diberikan perlakuan berupa pemberian berbagai dosis kombinasi dari Ekstrak Akar Kucing yaitu dosis 150, 200, dan 250 mg serta Pegagan dosis 150 mg kemudian dilihat hasilnya melalui identifikasi jumlah sel normal, kondensasi, dan piknotik yang terdapat di girus dentatus internus Sprague dawley pascahipoksia. Data dianalisis dengan One-Way Anova dan didapatkan nilai sebesar p>0,05 yang memiliki arti tidak berbeda bermakna. Pada penelitian ini didapatkan pada perbandingan kombinasi dosis akar kucing dan pegagan didapatkan jumlah sel yang tidak terlalu berbeda di girus dentatus internus Sprague dawley pascahipoksia.

Stroke is a clinical manifestation of circulatory disorders of the brain that will cause death in brain cells (neuron). This disease has a high prevalence in the elderly. One of the drugs that is used for treatment in stroke is citicoline, but this drugs have side effects and quite expensive. Therefore we need a safer treatment alternative and affordable, which is combination of Acalypha indica Linn (akar kucing) and Centella asiatica (Pegagan). This research uses experimental methods to perform the treatment in Sprague dawley rats pascahypoxia. Sprague dawley rats are given treatment of various dose combinations of akar kucing (150, 200, 250 mg) and pegagan (150 mg). After that, see the results through the identification number of normal, condensation, and piknotik cells in the gyrus dentatus internus Sprague dawley pascahipoksia. Data were analyzed with One-Way ANOVA and obtained a value of p> 0.05 which means not significantly different the number of cells in gyrus dentatus Sprague dawley pascahypoxia internus after treatment with various dose in extract."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Surya
"Pada tahun 2007, stroke menyebabkan kematian sebanyak 135.952 jiwa di dunia dan merupakan penyebab kematian nomor tiga di Amerika Serikat (AS). Di Indonesia, stroke menyerang 35,8% penduduk usia lanjut dan 12,9% penduduk usia produktif. Setelah sembuh dari stroke, 70% pasien menderita gejala sisa, seperti hemiplegia, kesulitan bicara, dll. Untuk mengatasi gejala sisa, biasanya diberikan agen nootropik yaitu pirasetam. Di samping harganya mahal, pirasetam memiliki berbagai efek samping seperti gelisah, vertigo, gangguan pola tidur, serta gangguan aliran darah. Salah satu terapi alternatif yaitu dengan menggunakan tanaman herbal (Acalypha indica Linn dan Centella asiatica). Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui efek neuroterapi dari kombinasi ekstrak akar kucing (Acalypha indica Linn) dan ekstrak pegagan (Centella asiatica) pada neuron hipokampus tikus Sprange Dawley pascahipoksia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain eksperimental dengan 5 kelompok perlakuan yaitu (1) kontrol negatif (akuades); (2) kontrol positif (pirasetam); (3) 150 mg ekstrak akar kucing (AK)+150 mg ekstrak pegagan(P); (4) 200 mg ekstrak AK+150 mg ekstrak P; (5) 250 mg ekstrak AK+150 mg ekstrak P. Setelah itu, dilakukan penghitungan 500 buah jumlah sel pada girus dentatus eksternal berdasarkan kategori sel normal, kondensasi, dan piknotik. Hasilnya diuji dengan menggunakan One Way Anova karena variabel bebas (kelompok perlakuan) berjenis kategorik dan variabel terikat (jumlah sel) berjenis numerik. Hasil uji One Way Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna diantara kelompok sel normal (p=0.001), sel kondensasi (p=0.002), serta sel piknotik (p=0.043). Berdasarkan uji Post Hoc, kombinasi 200 mg AK+150 mg ekstrak P memiliki efek yang hampir sama dengan pemberian pirasetam (p=0.001).

Stroke is the third leading causes in USA. In Indonesia, stroke attacked 35.8% elderly and 12.9% productive age population. Recovering from stroke, 70% of patients suffered from sequel symptoms such as hemiplegic, speech difficulty, etc. To overcome these symptoms, giving nootropic agent (piracetam) is recommended. Apart from expensive price, piracetam have several side effects namely anxiety, vertigo, sleeping pattern disorder, and also bloodstream disorder. One of alternative therapy used herbal medicine (Acalypha indica Linn dan Centella asiatica). This research is conducted to obtain neural therapy effect of extract Acalypha indica Linn 200 mg mixed with extract Centella asiatica 150 mg on improvement Sprange Dawley rat’s hippocampus neuron after hypoxia. This experimental study used five treatment groups: (1) negative control (aquadest); (2) positive control (piracetam); (3) extract Acalypha indica Linn (AI) 150 mg + extract Centella asiatica (CA) 150 mg; (4) extract AI 200 mg + extract CA 150 mg; (5) extract AI 250 mg + extract CA 150 mg. Afterwards, we performed calculation on 500 cells consisted of normal, condensation cells, and pyknotic cells along external dentatus gyrus. The results were tested using One Way Anova due to independent variables (treatment groups) is categorical type and dependent variables (cells count) is numerical type. The test resulted that there are significant difference between normal cells (p=0.001), condensation cells (p=0.002), and pyknotic cells (p=0.043). Post hoc test revealed that combinations of extract AI 200 mg with extract CA 150 mg have similar effect showed by piracetam (p=0.001)."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leslie Melisa
"ABSTRAK
Pendahuluan : Ginjal sensitif terhadap hipoksia karena memerlukan sekitar 20-25% dari total cardiac output harian. Hipoksia berperan penting dalam patogenesis penyakit ginjal kronis karena dapat memicu peningkatan stres oksidatif. Glutation (GSH) sebagai salah satu antioksidan intraseluler terbanyak dapat mencerminkan tingkat stres oksidatif di tingkat seluler (parameter stres oksidatif). Efek antioksidan dari akar kucing dan pegagan diduga dapat mengurangi pengunaan GSH oleh sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui durasi pemberian teroptimal dari kombinasi kedua herbal tersebut dalam menanggulangi stres oksidatif.
Metode : Tikus diinduksi hipoksia selama 7 hari kemudian dibagi dalam 5 kelompok (kontrol positif yang diberikan pirasetam, kontrol negatif yang diberikan akuades, eksperimen 1, 2, dan 3 yang masing-masing diberikan kombinasi akar kucing 200 mg/kgBB dan pegagan 150 mg/kgBB selama 3, 7, dan 14 hari). Kadar GSH diukur setelah perlakuan.
Hasil & Diskusi: Data hasil penelitian ini tidak bermakna secara statistik (p<0,05). Namun berdasarkan rerata kadar GSH tiap kelompok, kelompok eksperimen 2 dan 3 menunjukkan kadar GSH yang lebih tinggi berturut-turut 12,8% dan 10,1% daripada kontrol positif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kombinasi kedua herbal selama 7 dan 14 hari efektif dalam mengatasi stres oksidatif yang terjadi pada sel ginjal pascahipoksia. Durasi optimal pemberian kombinasi herbal adalah 7 hari.

ABSTRACT
Introduction : Hypoxia has an important role in the pathogenesis of chronic kidney disease because it can trigger oxidative stress. The antioxidant effect of akar kucing and pegagan is hypothetized to help reduce the utilisation of GSH (an intracellular antioxidant) in cells. This research aims to find the optimal duration of the combined extract of akar kucing and pegagan for overcoming the oxidative stress in kidney cells.
Method : After hypoxia, rats were divided into 5 groups (positive control - piracetam, negative control - aquades, experimental 1, 2, and 3 - a combination of 200 mg/kgBW akar kucing and 150 mg/kgBW pegagan each for 3, 7, and 14 days respectively). GSH level as the parameter of oxidative stress was then measured.
Discussion : The results from this research are not statistically significant. However, if compared by means of each study group, the 2nd and 3rd experimental group show higher GSH levels (12,8% and 10,1% respectively) than that of the positive control group. Thus, the combined extract of akar kucing and pegagan for 7 and 14 days prove to be effective in handling the oxidative stress in post-hypoxic kidney cells. The optimal duration is 7 days.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Dwi Utami
"Kesehatan reproduksi sangat erat kaitannya dengan fungsi dan proses reproduksi serta kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Adanya gangguan pada fungsi reproduksi seperti disfungsi ereksi dan ejakulasi dini membuat masyarakat mencari alternatif pengobatan. Pengobatan herbal lebih disukai masyarakat karena dinilai mempunyai efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan obat sintesis. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% biji Kapasan (Abelmoschus moschatus Medik.) terhadap kualitas spermatozoa tikus putih jantan. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 150 gram dibagi dalam 5 kelompok, yakni kelompok kontrol normal, positif, dosis 1, 2, dan 3. Kelompok kontrol normal diberikan CMC 0,5%. Kelompok kontrol positif diberikan suspensi X-Gra® dengan dosis 12,6 mg/kg bb. Kelompok dosis 1, 2, dan 3, diberikan suspensi ekstrak etanol 95% biji Kapasan dengan dosis 100 mg/kg bb, 200mg/kg bb, 400 mg/kg bb. Setelah 52 hari perlakuan, tikus dikorbankan dan dilakukan pengambilan sperma pada epididimis kanan dan kiri. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 95% biji Kapasan menurunkan konsentrasi, viabilitas, dan motilitas spermatozoa namun masih dalam batas ambang normal tikus fertil. Pemberian ekstrak menunjukkan tidak adanya pengaruh pada abnormalitas spermatozoa. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol 95% biji Kapasan tidak menurunkan kualitas spermatozoa tikus putih jantan.

Health reproduction is closely related to the functions and processes of reproduction. Disturbance in the reproductive function such as erectile dysfunction and premature ejaculation makes people looking for alternative treatments. People prefer choose herbal drugs because herbal drugs have lower side effects than the synthetic drugs. This study aimed to observed the effect of 95% ethanol extract Kapasan seeds (Abelmoschus moschatus Medik.) in quality of spermatozoa white male rats. Thirty Sprague Dawley male rats were divided into 5 groups, which are normal control, positive control, dose 1, 2, and 3. The normal control group was given only 0.5% CMC. Positive control group was given 12,6 mg/kg bw suspension of X-Gra®. Dose group 1, 2, and 3 were given extract with dose 100 mg/kg bw, 200 mg/kg bw, 400 mg/kg bw. After 52 days of treatment, sperm was taken from epididymal. The results showed that 95% ethanol extract Kapasan seeds (Abelmoschus moschatus Medik.) at dose of 400 mg/kg bw decrease the concentration, viability, and motility of spermatozoa but still in normal condition . The extract showed no effect on sperm abnormalities. The conclusion is, the 95% ethanolic extract Kapasan seeds have no effect in quality of sperm white male rats.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>