Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilda Azizah Manilet
"Skripsi ini menganalisis inefisiensi yang terjadi didalam proses pengiriman kendaraan yang dilakukan PT.INL sebagai perusahaan jasa freight forwarder. Tujuan dari penelitian ini adalah mengurai faktor-faktor penyebab dari inefisiensi tersebut yang menjadi penyebab panjangnya lead time (waktu tempuh) yang dibutuhkan dalam proses pengiriman kendaraan.
Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor-faktor tersebut adalah diagram fish bone. Salah satu dari faktor-faktor penyebab tingginya lead time adalah belum efisiennya rute yang dilakukan oleh PT. JLN sebagai perusahaan jasa pengangkut yang disewa oleh PT. INL untuk mengantarkan kendaraan yang dikirim dari pelabuhan Jakarta ke pelabuhan Banjarmasin dan pelabuhan Balikpapan.
Melihat kondisi tersebut, peneliti telah melakukan percobaan modifikasi rute yang ada dengan menggabungkan 2 rute berbeda menjadi satu. Untuk melihat penghematan yang dihasilkan dari penggabungan tersebut, digunakan metode clark and wright saving heuristic (CWSH). Dari penghitungan yang telah dilakukan, ditemukan adanya penghematan waktu tempuh sebanyak 70,84 jam atau 2,9 hari, penghematan jarak tempuh sebanyak 1133,4 mil dan penghematan biaya bahan bakar sebesar Rp.62.486.933.

This thesis analyzes the inefficiency that occurs in the process of delivery vehicles in PT.INL as freight forwarder company. The purpose of this study was to unravel the causal factors of inefficiency that cause the length of lead time that needed in the delivery process of vehicles.
The method used in the parse identification of these factors is fish bone diagram. One of the factors causing the high lead time is inefficient route made by the PT. JLN as carrier services company hired by PT. INL to deliver vehicles that are sent from port of Jakarta to port of Banjarmasin and port of Balikpapan.
Seeing this condition, the researcher modificated existing routes by combining two different routes into one. To see the saving results from the merger, this research used method called clark and wright saving heuristic (CWSH) . Results of calculation performed generate lead time savings of as much as 70.84 hours or 2.9 days, saving as much mileage 1133.4 miles and fuel cost savings for Rp.62.486.933.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levenbach, Hans
California: Lifetime Learning Publications, 1981
303.4 LEV b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: American Management Association , 1957
658.01 COM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Cipta Nabila
"Permasalahan penyimpanan pasti dihadapi oleh semua instansi, terutama perusahaan yang melakukan produksi. Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, perusahaan menggunakan berbagai macam metode dalam manajemen penyimpanan (inventory management). Salah satunya adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Namun demand (permintaan) dalam metode EOQ dianggap konstan berdasarkan asumsi dalam metode EOQ. Pada kenyataannya permintaan terhadap barang tidak selalu sama setiap waktunya. Oleh dari itu, dalam penelitian ini dilakukan peramalan permintaan dengan menggunakan model peramalan Zhang’s Hybrid yang menggabungkan metode Autoregressive Integrated Moving Average atau ARIMA untuk menggambarkan bagian linear dan Artificial Neural Network untuk menggambarkan bagian nonlinear dari data permintaan. Hasil dari peramalan selanjutnya akan digunakan dalam metode EOQ untuk mendapatkan optimal quantity order dan optimal reordering level. Penelitian ini akan menunjukkan algoritma dan proses penyelesaian permasalahan inventory dengan menerapkan model Zhang’s hybrid untuk peramalan permintaan dalam metode EOQ dengan output berupa optimal quantity order dan optimal reordering level yang ditunjukkan melalui simulasi menggunakan data historis inventory.

Every instance in several sectors will face inventory problems, especially for company in production sector. To solve the inventory problems, the company will do several methods in inventory management. One of the method that usually used to solve inventory problem is Economic Order Quantity (EOQ) method. By standard EOQ assumption, the demand is set to be constant, while in the fact the demand is variative by time. Therefore, this study will use Zhang’s Hybrid Method for demand forecasting that use ARIMA to describe the linear part and use Artificial Neural Network to describe the nonlinear part of the data. The outcome from the method is used as demand for EOQ process to find the optimal quantity order and the optimal reordering level. The study provide solving algorithm and show how to apply Zhang’s hybrid model in demand forecasting for EOQ, the output of the process are optimal quantity order and the optimal reordering level. To understand more about the process, the algorithm are simulated using real historical inventory data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Idawati
"Tesis ini membahas penerapan metode autoregressive integrated moving average (ARIMA) dalam menentukan cash forecasting. Metode ARIMA dapat mendukung keberhasilan sistem automatic cash pooling yang saat ini digunakan oleh perusahaan. Metode cash forecasting yang saat ini digunakan perusahaan menimbulkan kelebihan dan kekurangan kas. Hal ini menyebabkan inefisiensi bagi perusahaan dengan adanya opportunity cost dan transaction cost. Penelitian ini menyarankan kepada perusahaan untuk menggunakan metode ARIMA dalam menentukan cash forecasting cabang dan dikombinasikan dengan sistem cash pooling yang sudah diimplementasikan saat ini.

This thesis discusses application of autoregressive integrated moving average (ARIMA) method in determining cash forecasting. ARIMA method is able to support the success of the automatic cash pooling system that currently used by the company. Cash forecasting method used by the company currently has excess cash and cash shortage. It makes inefficiency for the company by raising the opportunity cost and transaction cost. This study recommend to the company to use ARIMA method in determining branches cash forecasting and combines with cash pooling system that has been implemented."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juster, F. Thomas
Princeton, New Jersey: Princeton University Press, 1964
339.4018 JUS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Iswahyudi
"ABSTRAK
Struktur organisasi perusahaan PT. PLN (Persero) saat ini belum mampu menjadikan biaya penyediaan tenaga listrik yang minimum. Secara operasional, Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik (BPP) dari tahun ke tahun lebih besar dari harga aktualnya, yang berarti PLN belum efisien secara ekonomi. Dalam disertasi ini dianalisis bagaimana struktur organisasi perusahaan PLN berpengaruh menentukan besar biaya marjinal jangka panjang penyediaan tenaga listrik nasional. Analisis efisiensi ekonomi usaha penyediaan tenaga listrik, diperoleh dengan membandingkan biaya marjinal jangka panjang dengan harga aktualnya. Selama periode penelitian, terjadi in-efisiensi ekonomi pada usaha penyediaan tenaga listrik, dimana harga aktual lebih besar dari biaya marjinal jangka panjang, sehingga pada tahun tersebut telah terjadi over pricing.
Permasalahan didekati dengan menggunakan kerangka minimisasi biaya, dimana masing-masing wilayah/sistem kelistrikan PLN dianggap meminimumkan biaya dalam menghasilkan suatu tingkat output tertentu sebagaimana Pasay, et al (1994). Dengan menggunakan fungsi biaya diperoleh bahwa fungsi biaya translog baik pada pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik maupun dalam konteks integrasi vertikal mengikuti fungsi produksi yang bersifat non-homotetik dan dibuktikan bahwa integrasi vertikal menurunkan biaya marjinal jangka panjang usaha penyediaan tenaga listrik serta timbulnya biaya transaksi yang tinggi ketika pembangkit tenaga listrik merupakan fungsi usaha yang terpisah dari transmisi dan distribusi tenaga listrik, berdasarkan uji separabilitas.
Biaya marjinal jangka panjang penyediaan tenaga listrik semakin membesar yang diakibatkan karena penurunan Produktifitas Marjinal Faktor Produksi Kapital (MPK) dan penurunan Produktifitas Marjinal Faktor Produksi Tenaga Kerja (MPL) yang bernilai negatif, walaupun Produktifitas Marjinal Faktor Produksi Bahan Bakar (MPF) selama periode penelitian menunjukkan kecenderungan semakin meningkat, yang mengindikasikan adanya perbaikan efisiensi penggunaan bahan bakar.
Bila ditinjau terhadap alokasi faktor produksi, kondisi efisien secara ekonomi dapat ditempuh melalui:
- memperbesar Produktifitas Marjinal Faktor Produksi Bahan Bakar (MPF), dengan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar;
- memperbesar Produktifitas Marjinal Faktor Produksi Tenaga Kerja (MPL), dengan mengurangi tenaga kerja yang tidak produktif serta dengan meningkatkan kompetensi karyawan.
Laju pertumbuhan produktivitas usaha penyediaan tenaga listrik jangka panjang merupakan fungsi biaya jangka panjang pengurangan perubahan teknologi, pengaruh skala, pengaruh dari pemanfaatan kapasitas, dan pengaruh dari susut jaringan. Laju tingkat produktivitas pembangkit tenaga listrik dan transmisi dan distribusi tenaga listrik selama periode penelitian bernilai negatif, mengindikasikan adanya penurunan produktivitas. Namun demikian, dalam konteks integrasi vertikal, laju tingkat produktivitas penyediaan tenaga listrik menunjukkan kecenderungan semakin meningkat (adanya technological economies). Disamping itu, dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa model kerjasama pembelian tenaga listrik swasta mampu meningkatkan laju tingkat produktivitas jangka panjang penyediaan tenaga listrik.

ABSTRACT
Organizational structure of electricity suupply business of the PT. PLN (Persero) has not been able to make the minimum cost of electricity supply. Operationally, the True Cost of Supply from year to year is greater than the actual price, which means that PLN has not been economically efficient. This dissertation analyzes how PLN?s organizational structure determines the long-run marginal cost of the national electricity supply. The economic efficiency analysis of electricity supply business is obtained by comparing the long-run marginal cost with actual price. During this research, economic inefficiency occurred in the electricity supply business, where the actual price is greater than the long-run marginal cost which resulted in over pricing.
Problem of the study is approached by using a cost minimization framework, where each region / PLN electricity system is considered to minimize the cost in producing a given level of output as Pasay, et al (1994). By using the cost function, it is obtained that the translog cost function in the generation, transmission as well as distribution of electricity and also in the context of vertical integration follow production function which is non-homotetic and it is proved that vertical integration lowers the long-run marginal cost of electricity supply business as well as the emergence of high transaction costs when the power generationt is a separate business function of the transmission and distribution of electricity, based on separability test.
Long-run marginal cost of electricity supply keeps growing. It is caused by the declining of Marginal Productivity Factor of Capital (MPK) and a decrease in Marginal Productivity of Labor (MPL) which is negative, although the Marginal Productivity of Fuel (MPF) tend to increase, which indicated an improvement of fuel efficiency during the study period.
If the allocation of production factor is reviewed, economic efficiency condition can be reached by:
- extending the Marginal Productivity of Fuel (MPF) by increasing fuel efficiency;
- extending the Marginal Productivity of Labor (MPL) by reducing unproductive labor and by increasing competence among employees.
The long-run total factor productivity in electricity supply business is a function of the long-run cost reduction of technological change, scale effects, the effect of capacity utilization and the effect of losses. The long-run total factor productivity of power generation, transmission and distribution of electricity throughout the study period is negative, which indicate a decrease in productivity. However, in the context of vertical integration, the long-run total factor productivity of electricity supply showed increasing trend (the presence of technological economies). In addition, this study indicates that the model power purchase of Independent Power Producers (IPP) are able to increase the rate of long-run total factor productivity of electricity supply.
JEL Classification: C29 C39 D23 D24 D42 L94.
"
2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Kusumajati
"Perusahaan berada dalam satu kondisi sulit keuangan atau ekonomi maka manajemen perusahaan akan melakukan berbagai tindakan untuk mengatasi kondisi tersebut. Manajemen laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan korektif untuk menyelamatkan perusahaan dari dampak buruk lainnya pada saat kondisi perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Pada tahun 2013, mata uang Rupiah mengalami tingkat depresiasi terhadap dollar yang tinggi dan tingkat inflasi di Indonesia mencapai 8.39 persen. Sampai di tahun 2020, Indonesia dihadapkan dengan krisis akibat pandemi Covid-19 yang memicu ketidakpastian kondisi ekonomi Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh kondisi kesulitan keuangan perusahaan di Indonesia terhadap aktivitas manajemen laba. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh kondisi kesulitan keuanga perusahaan terhadap aktivitas manajemen laba pada perusahaan non-keuangan di Indonesia periode 2013-2020. Pada perusahaan non-keuangan di Indonesia yang memiliki modal kerja negatif memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas manajemen laba akrual dibandingkan manajemen laba riil.

Companies can experience financial distress due to internal and external factors. When the company is in difficulties because of economic conditions, the company's management will take action to overcome these conditions. Earnings management can be a corrective action to save the company from other adverse effects when the company is experiencing financial distress. In 2013, the Rupiah experienced a high rate of depreciation against the US dollar, and the inflation rate in Indonesia reached 8.39 percent. Then in 2020, Indonesia faces a crisis due to the pandemic that triggers uncertainty in Indonesia's economic conditions. The purpose of this study was to determine how the influence of the financial distress on earnings management of companies in Indonesia. This research method uses a quantitative approach. The results of the study indicate that there is an effect of the company's financial distress on earnings management activities in non-financial companies in Indonesia for the 2013-2020 period. Non-financial companies in Indonesia with negative working capital tend to carry out earnings management activities with the accrual approach compared to the real earnings management method."
Depok: Fakultas ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Angelica Marcia
"Penelitian ini mengkaji penggunaan trade credit oleh perusahaan-perusahaan yang berada pada keadaan financial distress. Trade credit merupakan sumber pembiayaan jangka pendek yang dapat berguna bagi perusahaan yang mengalami financial distress. Proksi yang digunakan untuk variabel financial distress adalah coverage ratio. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh financial distress terhadap keputusan penggunaan trade credit. Penelitian ini memiliki 3 hipotesis: pertama, perusahaan yang financial distress berpengaruh positif terhadap ratio of trade payable to cost of good sold, kedua, perusahaan yang financial distress berpengaruh positif terhadap ratio of trade payable to equity dan yang ketiga, perusahaan yang financial distress berpengaruh positif terhadap ratio of trade payable to financial debt. Sampel penelitian diambil dari perusahaan-perusahaan non-keuangan yang tercatat di BEI pada periode tahun 2007-2016. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi data panel dengan menggunakan model estimasi fixed effect model dan random effect. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengalami financial distress cenderung meningkatkan penggunaan trade credit. Hal tersebut tercermin dari hasil penelitian yang menunjukkan koefisien positif dan signifikan pada variabel financial distress terhadap ratio of trade payable to cost of good sold dan ratio of trade payable to equity.

This study examines the use of trade credits by firms that are in a state of financial distress. Trade credit is a short term financing that can be useful for firms in financial distress. The proxy used for financial distress variables is coverage ratio. The purpose of this study is to analyze the effect of financial distress on trade credit. This research has 3 hypotheses first, the firms in financial distress have a positive coefficient on the ratio of trade payable to the cost of good sold, secondly, the firms in financial distress have a positive coefficient on the ratio of trade payable to equity and third, the firms financial distress have a positive coefficient on the ratio of trade payable to financial debt. The study sample was taken from non financial firms listed on the IDX in the period of 2007 2016. The research method is panel data regression by using estimation model of fixed effect model and random effect. This study found that firms in financial distress tend to increase the use of trade credit. This is reflected from the results of research showing the positive and significant coefficients on the variable financial distress on the ratio of trade payable to cost of good sold and the ratio of trade payable to equity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Halim
"PT. Metalock Indonesia sebagai salah satu perusahaan domestik yang bergerak dl bidang perbaikan kapal, sejak tahun 1989 telah memperoleh lisensi langsung dan resmi menjadi anggo ta Metalock International Associated, Ltd.
Sebagal perusahaan keluarga, alih generasi pimpinan peru sahaan diharapkan merupakan salah satu cara untuk membawa perusahaan ke tingkat pertumbuhan yang lebih baik. Namun demi kian, dapat dikatakan perusahaan ini belum menjamah pasar yang menjadi sasarannya. Sebagian besar operasinya (kurang lebih 99 %) masih melayani perusahaan induk dan perusahaan anggota resmi lainnya serta dilakukan di luar negeri.
Hal ini menyebabkan peluang yang dimiliki hilang begitu saja dan kemampuan - terutama dilihat dari segi waktu - perusahaan untuk mengembangkan pasarnya menjadi sangat terbatas. Dengan demikian tujuan utama menerima lisensi agar dapat memasarkan produk teknologi pengelasan dengan sistem ?Metalock? di Indone sia belum sepenuhnya dapat dìlaksanakan.
Masalah utama yang dihadapi untuk pemasarari dalam negeri adalah perusahaan tidak mampu menerapkan strategi biaya terken dali (overall cost leadership) secara konsisten. Strategj ini sulit diterapkan karena perusahaan induk mendominasi penen tuan barga bahan baku.
Jika dikaji lebih mendala, perusahaan dapat disebut seba gai pemimpin dalam hal teknologi dl bidangnya yaitu di pasar Industri perbaikan kapal, khususnya pada repairing Engine of Ships?. Di dalam, negeri tidak ada perusahaan lain yang memiliki teknologi yang dapat disamakan.
Ketergantungan perusahaan akan rekomendasi perusahaan induk dan perusahaan anggota resmi lainnya, merupakan risiko besar yang mengandung ketidakpastian di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan forecasting yang bertujuan agar forecastnya bisa meminimumkan pengaruh ketidak pastian terhadap perusahaan. Masalah yang timbul adalah bagai mana memilih metoda forecast yang paling cocok untuk kondisi perusahaan.
Dari berbagai analisis yang telah dilakukan maka dengan basis data historis dapat disimpulkan bahwa metoda dekomposisi merupakan metoda yang balk digunakan. Kondisi data histor-js menunjukkan bahwa pola demand perusahaan mempunyai pola yang agak kompleks, misalnya ada unsur kenaikan, berfiuk tuasi, dan tidak teratur. Untuk dianalisa dan diforecast seka ligus sangat sulit, sehfngga sebaiknya dilakukan dekomposisi (pemecahan) ke dalam 4 komponen (pola) perubahan yaltu trend, fluktuasi musiman, fluktuasi siklus, dan perubahan yang bersi fat random. Masing-masing pola perubahan dianalisis satu per satu, setelah ditemukan dlgabungkan menjadi nilal, taksiran, atau ramalan.
Metoda ini cukup kompleks tetapi untuk kondisi perusahaan seperti ini cukup akurat untuk menghasilkan forecast mendekati apa yang akan terjadi. Selanjutnya untuk implementasi forecast ing perlu dilaksanakan strategi atau program pemasaran jangka pendek misalnya promosi yang efisien dan efektif serta program jangka panjang misalnya perluasan segmen pasar serta struk turisasi harga."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>