Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150883 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cipta Hari Bakti
"Penyimpangan curah hujan merupakan salah satu indikator perubahan iklim di Indonesia., yang memiliki dampak negatif bagi sektor pertanian, khususnya tanaman tembakau. Mayoritas penduduk Temanggung adalah petani tembakau, yang mengalami kegagalan panen akibat penyimpangan curah hujan pada musim kemarau tahun 2010. Melalui analisis deskriptif keruangan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyimpangan curah hujan musim kemarau tahun 2010 dan kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan di Kabupaten Temanggung. Penyimpangan curah hujan tahun 2010 ditentukan berdasarkan curah hujan rata-rata dasarian tahun 1996-2012, sedangkan kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan musim kemarau ditentukan atas aspek tingkat keterpaparan, tingkat sensitivitas dan tingkat kapasitas adaptif dengan metode pembobotan.
Hasil analisis menunjukkan Penyimpangan curah hujan yang terjadi pada musim kemarau tahun 2010 di Kabupaten Temanggung jauh diatas normal (memiliki nilai penyimpangan sebesar 195%). Daerah yang memiliki penyimpangan paling tinggi berada pada Kecamatan Tlogomulyo. Nilai kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan pada musim kemarau berkisar antara 8% sampai dengan 49% dengan memiliki pola keruangan semakin mendekati wilayah kaki Gunung Sindoro-Sumbing (semakin tinggi tempatnya), maka akan semakin besar nilai kerentanannya. Hal sebaliknya, apabila semakin menjauhi wilayah kaki Gunung Sindoro-Sumbing, maka nilai kerentanannya akan semakin rendah.

Deviation of rainfall is one of indicator climate change in Indonesia, which had a negative impact for the sector of agriculture, especially tembakau plants. Most of people in Temanggung work as tembakau farmer, which had a harvest failure cause of deviation of rainfall on dry season in 2010 in Temanggung. With spatial anallysise this studies will know about deviation of rainfall in 2010 and vulnerability of deviation of rainfall on dry season in 2010. Deviation of rainfall in 2010 will known with average of ten days rainfall in 1996-2012, and vulnerability of deviation of rainfall on dry season will known with eksposure, sensitivitas and adaptifity level with scoring metode.
The result of this studies show that deviation of rainfall on dry season in 2010 in Temanggung has far away with normal rainfall on dry season criteria (value of deviation is 195%). Region with highest value is Tlogomulyo subdistrict. Value of vulnerability of deviation of rainfall on dry season in Temanggung is 8% until 49% with spatial anallysise if region close with mount of Sindoro - Sumbing will have highest value vulnerability and the otherwise.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Dwi Rahsetya
"Tembakau (Nicotianae tabacum L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang dikembangkan di Indonesia. Salah satu penghasil tembakau di Indonesia adalah Kabupaten Temanggung. Tembakau yang dihasilkan di Kabupaten Temanggung memiliki kualitas yang terbaik karena wilayah Temanggung yang cocok untuk penanaman tembakau. Faktor fisik dan penggunaan tanah di Kabupaten Temanggung memiliki pengaruh terhadap kualitas tembakau. Kualitas tembakau dalam penelitian ini dinilai berdasarkan harga jual tembakau dengan melihat pengaruh kesesuaian lahan dan penggunaan lahan. Sebaran kualitas tembakau tinggi berada di lahan sesuai dan lahan cukup sesuai dengan jenis penggunaan lahan mayoritas lahan tegalan. Sebaran tembakau rendah berada di lahan sesuai marjinal dengan jenis penggunaan lahan sawah.

Tobacco (nicotianae tabacum L) is one of the agricultural commodities that developed in Indonesia. One producer of tobacco in Indonesia is Temanggung. Tobacco produced in Temanggung has the best quality because the area is suitable for tobacco. Physical factors and landuse in Temanggung has an impact on the quality of tobacco. Quality of tobacco based on the selling price of tobacco . Distribution of high quality tobacco has located in the Distribution of high-quality tobacco land is suitable and sufficient land in accordance with the majority of types of land use dry land. Low tobacco distribution is in accordance marginal land with the use of wetland types."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwati
"Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah sebagai penghasil tembakau dengan kualitas baik Kualitas tembakau tersebut berdampak pada kualitas hidup petani Selain kualitas tembakau faktor lain seperti aksesibilitas luas lahan dan jalur distribusi pemasaran tembakau juga mempengaruhi kualitas hidup petani Masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana pola keruangan kualitas hidup petani tembakau di tiga kecamatan ini Kualitas hidup yakni kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang di ukur secara objektif melalui beberapa indikator seperti pendapatan kesehatan pendidikan perumahan dan kesempatan kerja Kualitas hidup petani dibagi menjadi tiga kelas yakni rendah sedang dan tinggi Hubungan antara luas lahan dan jalur distribusi pemasaran tembakau terhadap kualitas hidup petani diuji dengan menggunakan metode Chi Square dimana hasil yang diperoleh yakni saling mempengaruhi namun hubungannya sangat rendah Hasil dari penelitian ini yaitu pola kualitas hidup petani tembakau di tiga kecamatan tersebut menunjukkan semakin tinggi wilayah semakin mudah aksesibilitas semakin luas luas lahan perkebunan tembakau serta semakin singkat distribusi pemasaran tembakau kualitas hidup petani makin tinggi Dan sebaliknya makin rendah wilayah semakin sulit aksesibilitas semakin sempit luas lahan perkebunan tembakau serta semakin panjang distribusi pemasaran tembakau kualitas hidup petani makin rendah.

Temanggung is one of regencies in Central Java as a producer of tobacco with good quality Impact on the quality of the tobacco farmers quality of life In addition to the quality of the tobacco other factors such as accessibility land use and tobacco marketing distribution also affects the quality of life of farmers The problem in this study how the spatial patterns of quality of life of tobacco farmers in the three districts Quality of life that a person s ability in meeting their needs is measured objectively through some indicators such as income health education housing and opportunity of work Quality of life for farmers is divided into three classes namely low medium and high Relationship between land area and distribution marketing of tobacco to the quality of life of farmers tested using Chi Square method whereby the results obtained interplay but the relationship is very low The results of this study of the pattern of life quality of tobacco farmers in the three districts showed the higher region the easier accessibility the broader tobacco plantation area and the shorter distribution of tobacco marketing is the higher the quality of life of farmers And conversely the lower the area the more difficult accessibility the narrower the tobacco plantation area and the length distribution of tobacco marketing is the lower the quality of life of farmers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Purwanto
"Tulisan ini membahas peran penting hujan sebagai faktor pemicu terjadinya kejadian longsor. Kejadian longsor yang terjadi di Kabupaten Garut dan Cianjur untuk periode tahun 2009 -2014 dijadikan sebagai sampel kasus dalam penelitian ini. Data curah hujan dari data satelit Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) pada periode yang sama, digunakakan untuk mendapatkan karakteristik hujan pemicu longsor dan hujan sebelum kejadian, yang diukur dengan nilai Antecedent Precipitation Index (API). Nilai API menunjukan kondisi kelembaban tanah pada saat terjadinya longsor. Semakin besar nilai API, maka kondisi tanah semakin lembab. Pendekatan empiris intensitas dan durasi hujan pada setiap kejadian longsor dilakukan untuk menentukan ambang hujan pemicu longsor mengikuti model kurva Intensitas-Durasi (Kurva ID) yang diperkenalkan Caine pada tahun 1980. Nilai dari ambang hujan ini menunjukan nilai curah hujan minimum yang diperlukan untuk terjadinya longsor. Hasil penelitian menunjukan nilai ambang hujan untuk Cianjur mengikuti persamaan I = 8.388 D-0.337, dan I = 11.056 D-0.6144 untuk Garut. Berdasarkan model ambang hujan, Garut lebih berpotensi terjadi longsor daripada Cianjur. Model matermatik Kurva Intensitas-Durasi (Kurva ID) ini dapat digunakan sebagai acuan pembuatan sistem peringatan dini kejadian longsor.

This Research review about the important role of rainfall as triggering factor of landslide disaster. Landslide disaster in Cianjur and Garut since 2009-2014 has been collected as samples for this research. Rainfall data Intensity obtained from Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) Imagery for the same period, was used to get the characteristics of rainfall triggering landslide and antecedent rainfall, which calculated by the Antecedent Precipitation Index (API). The value of API indicates soil moisture conditions at the time of the landslide. The greater value of API, the more moist soil conditions. Empirical approach to the intensity and duration of landslide at each landslide has been done to get the threshold of rainfall triggered landslide following the Intensity-Duration Curve (Curve ID) that introduced by Caine in 1980. The threshold value of rainfall triggered landslide showed the minimum rainfall intensity needed to make landslide happen. The results showed the rainfall threshold value of Cianjur followed the equation, I = 8.388 D-0.337, and I = 11.056 D-0.6144 for Garut. Based on rainfall threshold modelling, Garut is more likely to landslide than Cianjur. Mathematical model of ID Curve can be used as a reference to Early Warning System (EWS) of landslide disaster."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevani Anggina
"Kecamatan Babelan merupakan salah satu daerah penghasil minyak bumi dan gas di Kabupaten Bekasi. Masuknya industri migas Pertamina EP ke Kecamatan Babelan, khususnya pada daerah-daerah di wilayah operasional ring I, menyebabkan perubahan terhadap keadaan sosial dan ekonomi daerah tersebut. Pada penelitian ini akan dikaji mengenai bagaimana pengaruh positif industri migas Pertamina EP terhadap sosial ekonomi yang diukur dari penyerapan tenaga kerja, pembangunan fasilitas umum dari CSR Pertamina EP, dan pertumbuhan industri di wilayah operasional ring I di Kecamatan Babelan yang akan di analisis secara deskriptif spasial. Pada penelitian ini, akan dilihat pola keruangan yang terbentuk sebagai pengaruh dari adanya kegiatan industri migas Pertamina EP, yaitu semenjak Pertamina EP aktif melakukan kegiatan produksi hingga saat ini pada masing-masing region yang ada. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran dari pengaruh positif Pertamina EP pada wilayah operasional I menunjukkan pola yang berbeda. Distribusi penyerapan tenaga kerja lokal, pembangunan fasilitas umum dari CSR Pertamina EP, dan pertumbuhan industri cenderung beraglomerasi pada pusat kegiatan industri migas Pertamina EP. Adapun konsentrasi paling banyak terdapat pada jangkauan terdekat dari Pusat Pertamina EP yaitu sejauh 0-3 Km.

Babelan Subdistrict is one of area which have oil and gas industry in Bekasi. The entry of the oil and gas industry Pertamina EP to Babelan, especially in the areas of operational I, causing changes to the social and economic condition of the area. This research will assess about the positive influence of Pertamina EP to the socio-economic development in the operational area in District Babelan ring I. To compare the effect that occurs in each region in the operational area ring I, shall be measured from the distribution of the number of local employment to Pertamina EP, the distribution of the number of social facilities development of CSR programs Pertamina EP, and the distribution of the number of economic development activities since Pertamina EP successfully produce oil and gas. It will be analyzed by descriptive spatial method. In general, the results showed that the distribution pattern of positive effects on the operational area of Pertamina EP I show a different pattern. Distribution of local employment, public facilities construction of CSR Pertamina EP, the growing of industries in the operational area I concentrically near the center of Pertamina EP oil and gas activities. The contentration is in range 0-3 Km from center of Pertamina EP."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rycky Kusmana
"Tanaman Akar wangi (Vetiveria zizaniodes) termasuk famili Gramineae, merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup potensial di Indonesia. Tanaman Akarwangi ini pula hanya terdapat di Kabupaten Garut propinsi Jawa Barat. Hingga saat ini, produktifitas dari tanaman Akarwangi masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan Negara lain dalam penentuan nilai jualnya. Dari hal ini, perlu adanya peningkatan produktifitas yaitu dengan adanya perluasan luasan tanaman Akarwangi. Di dalam penentuan perluasan luasan tanaman Akarwangi maka perlu dilakukan penentuan wilayah kesesuaian, wilayah potensial lalu prioritas pengembangan lahan untuk tanaman Akarwangi. Kecamatan yang merupakan wilayah prioritas pengembangan dengan kriteria tinggi terdapat pada kecamatan Tarogong kaler dengan luas 657 Ha dan Kecamatan Cilawu dengan luas 178 Ha.

Plant Vetiver (Vetiveria zizaniodes) included in the family Gramineae, that's one of the essential oil-producing plants enough potential in Indonesia. This is just a Akarwangi plant in Garut, West Java province. Until now, the productivity of the crop Akarwangi still needs to be improved in order to compete with other countries in the determination of the value of price. From this, it is necessary an increase in productivity, with the expansion of the Akarwangi plants expressing. In the determination of Akarwangi plants expressing the expansion needs to be done then the determination of the suitability of potential priority areas, and the development of land for the plant Akarwangi. Kecamatan development priority area with high criteria contained on sub Tarogong kaler's stars with an area of 657 Ha and Sub Cilawu with an area of 179 Ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S57397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fort Worth: Saunders College Publishing, 2000
910 ESS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aghny Fitriany
"Pertumbuhan Jakarta yang semakin pesat menyebabkan pembangunan di Jakarta terus meningkat dan menimbulkan permasalahan penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah sendiri dapat berpengaruh terhadap wilayah banjir, yakni dapat mempengaruhi kedalaman dan durasi banjir. Jakarta Barat, khususnya wilayah Rawa Buaya, merupakan salah satu wilayah yang mengalami permasalahan penurunan muka tanah dan banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara penurunan muka tanah dengan wilayah banjir di Rawa Buaya.Metodologi yang digunakan adalah dengan mengkorelasikan antara data sekunder titik pengamatan penurunan tanah yang diinterpolasi dan data kedalam dan durasi banjir yang diperoleh dari hasil survei lapang.
Dengan menggunakan analisis autokorelasi spasial, korelasi antara penurunan muka tanah dengan kedalaman dan durasi banjir hanya terjadi di sebagian kecil saja dari wilayah Rawa Buaya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks Moran’s I sebesar 0,361 dan 0,378 yang berarti memiliki korelasi spasial yang lemah. Pengaruh penurunan muka tanah terhadap kedalaman dan durasi banjir yang ditunjukkan dengan nilai R2 masing-masing hanya sebesar 13,1 persen dan 14,4 persen. Wilayah yang memiliki korelasi antara penurunan tanah dan wilayah banjir ada dibagian tengah hingga utara Rawa Buaya.

The rapid growth of Jakarta led to construction's rise and caused land subsidence problems. Land subsidence it self can work on the flood areas, which can affect the depth and duration of flooding. West Jakarta, particularly Rawa Buaya is a region with land subsidence and flooding's problems.
This study aimed to assess the correlation between land subsidence and flood areas in Rawa Buaya. The methodology used is correlation between secondary data of land subsidence's observations points that are interpolated and data of flooding’s depth and duration that are obtained from surveys.
By using spatial autocorrelation analysis, the correlation between land subsidence and flood’s depth and duration only occurs in a small fraction of Rawa Buaya. This is indicated by the values of Moran's I index that are 0.361 and 0.378, which means having a weak spatial correlation. The influence of land subsidence on flood’s depth and duration was indicated by R2's values that are 13.1 percent and 14.4 percent. The regions that has correlation between land subsidence and flooding there in the middle region to the north of Rawa Buaya.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Kurniawan
"Wilayah perkotaan Cilacap terdapat beberapa industri besar, permukiman padat, serta padatnya mobilitas kendaraan bermotor yang mengakibatkan peningkatan emisi karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran jumlah emisi karbon dioksida di wilayah perkotaan Cilacap dalam konteks spasial. Dalam penelitian ini dihitung estimasi emisi karbon dioksida menggunakan variabel penggunaan tanah yaitu industri, kendaraan bermotor, aktivitas penduduk, dan lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi dengan jumlah tinggi terkonsentrasi di bagian Selatan daripada di bagian Utara wilayah perkotaan Cilacap. Hal ini disebabkan di bagian Selatan wilayah perkotaan Cilacap terdapat lebih banyak industri serta lahan terbangun.

Cilacap urban area consists of three big industries, crowded housings, and also high vehicle mobility that cause increased the carbon dioxide emission. This research was conducted to analyze the distribution of estimation from carbon dioxide emission at Cilacap urban area in spatial context. In this research was calculated estimation of carbon dioxide emission from land use variables such as industry, vehicle, people activity, and agricultural land. This research used descriptive and spatial analysis method. The result shows that high amount of emission concentrated more on Southern than Northern part of Cilacap urban area. It is because the Southern Cilacap urban area has more industry area and built up area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jackson, Richard H.
New York: Wiley, 1986
909.82 JAC w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>