Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismi Handayani
"Skripsi ini membahas citra tokoh Rama Bargawa dalam lakon Banjaran Rama Bargawa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori struktural, yaitu dengan cara membongkar unsur-unsur intrinsik di dalam lakon Banjaran Rama Bargawa, khususnya penokohan yang akan menciptakan citra tokoh Rama Bargawa. Sumber data penelitian ini adalah video pertunjukkan wayang kulit dengan lakon Banjaran Rama Bargawa yang dibawakan oleh dalang Ki Sigit Ariyanto. Hasil dari penelitian ini menghasilkan bahwa citra Rama Bargawa terdiri dari pemberani, kuat, dan sakti; berbakti dan menyayangi orang tua; dan berpendirian teguh.

The focus of this undergraduate thesis is to know about the image of Rama Bargawa in lakon Banjaran Rama Bargawa. This research using by structural theory approaches in which explore intrinsic elements of lakon Banjaran Rama Bargawa, especially characteristic will make some images of Rama Bargawa. Source for this research from shadow puppet video of lakon Banjaran Rama Bargawa who was played by Ki Sigit Ariyanto. Result from this research explain about images of Rama Bargawa are brave, strong, and have a divine power; loves his parents; and have a principal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi versi Serat Rama, merupakan alih aksara dari sebuah lontar yang tidak diidentifikasikan dengan jelas, walau disebutkan berasal dari Sawabe (?), Yogyakarta. Lihat FSUI/CP.56 yang berisi ringkasan Mandrasastra dari naskah yang sama. Dalam menurun naskah ini, penyalin menambahkan catatan-catatan perbandingan tentang dua naskah lain, ialah Serat Rama Pegon (milik Klaverweiden, mungkin FSUI/CP.66) dan Serat Kandha Rama (milik Scholte, FSUI/CP.60). Naskah ini pada setiap halamannya terbagi atas tiga kolom, sisanya kolom di sebelah kaijan digunakan untuk menulis teks, sedangkan di samping kiri dipakai sebagai catatan pembetulan teks yang ditulis (dengan pensil), karena teks yang ditulis dengan tinta hitam ini banyak sekali kesalahannya, terutama pemenggalan bait dan perubahan kata-katanya. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) sinom; (5) pangkur; (6) asmarandana; (7) dhandhanggula; (8) pangkur; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) kinanthi; (14) sinom; (15) dhandhanggula; (16) asmarandana; (17) pangkur; (18) dhandhanggula; (19) sinom; (20) kinanthi; (21) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.55-A 2.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar ini berisi teks Rama Parasu, diawali dengan kisah asmara antara Anggaraparna dengan Remuka. Perjumpaan rahasia ini terjadi di Nandanawana, sebuah taman sari berdekatan dengan kraton Indra. Dewa Indra mengutus sejumlah apsara untuk menangkap keduanya. Anggaraparna dapat meloloskan diri, sedangkan Remuka tertangkap dan ditahan di kraton Indra. Anggaraparna mengembara ke hutan dan akhirnya minta perlindungan raja Arjuna Sasrabahu, bersama-sama para raja sekutu, seperti raja Metila, Anggapati, Kamboja, Susena, dan lain-lain. Teks dilanjutkan dengan upacara pesta korban yang diprakarsai Dewa Indra. Upacara dilakukan untuk menangkal bahaya yang mengancam dari pibak Arjuna Sasrabahu beserta para sekutunya. Dalam pesta itu, Dewa Indra mengundang Jamadagni dan berhasil membujuknya untuk mengawini Remuka. Pada sebuah pertapaan di tepi sungai Serayu, Remuka melahirkan seorang putra bernama Rama Bhargawa (Rama Parasu), yang gagah perkasa dan sangat pandai dalam hal memanah. Berita ini terdengar oleh Arjuna Sasrabahu. Akhirnya dengan para raja sekutunya, sang raja bersiap-siap untuk menyerang Indra. Sementara itu, Anggaraparna secara diam-diam pergi ke sungai Serayu dengan maksud untuk bunuh diri. Di sungai ini mereka berjumpa dan melepaskan segala rasa rindu, namun mereka dipergoki sehingga dikejar-kejar musuh. Kejadian ini didengar oleh raja Arjuna Sasrabahu, dan bersama para sekutunya berusaha menolong kedua insan tersebut. Meletuslah perang besar antara pihak Arjuna Sasrabahu dengan pihak Dewa Indra. Dalam peperangan tersebut, Arjuna Sasrabahu dapat dibunuh oleh Rama Bhargawa, yang menampakkan diri sebagai Dewa Wisnu. Untuk teks-teks lain dengan judul Rama Parasu, dapat dilihat pada katalog Girardet, no. 10550, 10640, 30930, 30985, 60680, 60830; Pigeaud 1970: 359; Kirtya no. 586; Juynboll II: 6, 413, 501 (Arjuna Sasrabahu); MSB/W.28. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak disebutkan secara jelas. Pada halaman 88b menyebutkan bahwa naskah ini milik I Gusti Putu Jlantik, di Singaraja tahun 1909. Pada h.la terdapat catatan tambahan dengan tulisan Latin (t.t) dan Bali, menyebutkan rama parasoe, rama prasu wijaya, jlantik, 1895, magang bestir residen. Berdasarkan data tersebut, kiranya naskah disalin atau diprakarsai (?) oleh I Gusti putu Jlantik di Singaraja Bali atau teks disalin pada tahun 1895 dan sejak tahun 1909 naskah ini menjadi milik beliau (Jlantik)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.73-LT 221
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Catatan tentang tiga naskah milik Bupati Sragen, masing-masing berisikan teks Serat Rama Kawi, Serat Rama Kawi Miring, dan empat cerita wayang. Tentang teks pertama Serat Rama Kawi, diperoleh keterangan bahwa naskah berasal dari Regent Sragen, setebal 292 halaman (folio) dan terdiri dari 2 bagian. Kecuali itu disebutkan juga tentang teks Ramayana Kakawin (sarga VI h. 161-162, sebanyak 100 bait, sarga VIII h.29-168 dan sarga XXIII bait ke-64). Disebutkan juga saat penyalinan pada tahun 1722 J (1796 M), namun kesalahan data kronometris, sehingga tak dapat dirunut secara betul. Nama pemilik naskah juga tertera, ialah Sata Amijaya. Teks kedua adalah Serat Rama Kawi Miring (h.3), diterangkan bahwa naskah setebal 389 halaman folio. Kecuali itu diterangkan juga mengenai akhir penulisan, menyebutkan Ahad Paing, 16 Rejep, Alip 1731(21 Oktober 1804). Teks ketiga adalah kumpulan lakon wayang, diterangkan bahwa naskah diperoleh dari Regent Sragen setebal 648 halaman. Berisi empat lakon wayang, yaitu: Parta Krama (lihat Pratelan I: 366); Srikandi Maguru Manah (Pratelan I: 350); Sembadra Larung, dan Cekel Endralaya (Pratelan I: 131)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.72-L 10.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Rini
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im Rini Hariyani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanief Syafi Al Umam
"ABSTRAK
Lakon Antasena Takon Rama adalah sanggit cerita yang dibuat dan dibawakan
oleh Ki Sugino Siswocarito. Lakon Antasena Takon Rama berisi tentang
perjalanan Antasena dalam mencari jati dirinya. Penelitian yang dilakukan pada
Lakon Antasena Takon Rama ini didasarkan pada analisis struktural yang
meliputi analisis alur, tokoh, penokohan, dan tema. Pada akhirnya diperoleh
bahwa alurnya adalah ketat dan tokoh utamanya adalah Antasena. Pada penemuan
tema yang diperoleh dari hasil analisis alur, tokoh, dan penokohan adalah
Antasena mencari eksistensi, identitas dan jati dirinya

ABSTRACT
Lakon Antasena Takon Rama is sanggit made and performed by Ki Sugino
Siswocarito. Lakon Antasena Takon Rama tells the journey of Antasena looking
for his identity. The research conducted on Lakon Antasena Takon Rama is based
on the structural analysis involving plot, characters, characterization, and theme.
At the end of analysis, the plot is exact showing the main character is Antasena.
The result of theme comes from plot analysis, characters and characterization of
Antasena looking for his existence and identity.
"
2016
S65087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habib Akbar
"Domestikasi adalah salah satu teknik penerjemahan yang memiliki fungsi untuk membuat pembaca mudah memahami teks target dengan menghilangkan kesulitan yang disebabkan oleh istilah budaya dalam teks sumber. The Land of Five Towers adalah novel versi bahasa Inggris dari Negeri 5 Menara Ahmad Fuadi yang menceritakan kisah tentang seorang remaja laki-laki yang belajar di pesantren atau pesantren. Studi ini meneliti teknik domestikasi yang diterapkan oleh penerjemah dalam menerjemahkan istilah budaya pesantren yang ditemukan di Tanah Lima Menara Ahmad Fuadi. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan teori domestikasi Venuti 1995 dan konsekuensinya terhadap representasi identitas dalam istilah budaya pesantren yang diklasifikasikan menjadi dua teknik; Persamaan fungsional Nida 1995 dan kelalaian. Analisis data menunjukkan bahwa semua istilah pesantren dalam novel ditandai dengan italisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa terjemahan dari ST ke TT mengurangi identitas budaya melalui teknik domestikasi yang diterapkan.

Domestication is the one of translation techniques which has a function to make the reader easily understand the target text by removing the difficulty caused by cultural terms in the source text. The Land of Five Towers is an English-version novel from Ahmad Fuadi rsquo;s Negeri 5 Menara which tells a story about a teenage boy who studied in Islamic boarding school or pesantren. This study examines the domestication technique which is applied by the translator in translating the pesantren cultural terms found in Ahmad Fuadi rsquo;s The Land of Five Towers. The data are collected and analyzed using Venuti rsquo;s theory of domestication 1995 and its consequence towards identity representation in pesantren cultural terms which are classified into two techniques; Nida rsquo;s functional equivalence 1995 and omission. The data analysis shows that all pesantren terms in novel are marked with italicization. The result shows that the translation from ST into TT reduces cultural identity through domestication techniques which are applied in the translation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R. A. A. Martanagara
Jakarta : Proyek Penerbitan Buku Bacaan [dan] Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,, 1979
899.223 2 MAR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Octavianus Harris Purwadi
"Skripsi ini membahas tokoh utama dalam Lakon Banjaran Sengkuni (LBS) yang dipergelarkan oleh Ki Timbul Hadiprayitno. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tokoh dan penokohan tokoh-tokoh, khusunya tokoh Sengkuni dalam Lakon Banjaran Sengkuni (LBS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Teori yang digunakan adalah teori struktural Teuuw dan dianalisis menggunakan langkah kerja Panuti Sudjiman. Hasil penelitian ini menemukan karakteristik tokoh Sengkuni yang baik (protagonis) melalui sudut pandang para Kurawa, dan yang jahat (antagonis) melalui sudut pandang para Pandawa.

This Thesis discussed the main character in Lakon Banjaran Sengkuni (LBS) that were staged by Ki Timbul Hadiprayitno. The aim of this research is to find out characterization of the characters, especially Sengkuni figures in Lakon Banjaran Sengkuni (LBS). This research using a descriptive analysis methods. The basic theory that used is structural theory from Teuuw and analyzed using Panuti Sudjiman’s work steps. The result of this research finds out the good (protagonist), through the viewpoint of the Kurawa, and the bad (antagonist), through the viewpoint of the Pandawa, characteristic of Sengkuni.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>