Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirza Annisa Izati
"Diskrepansi aspirasi dan ekspektasi pada perempuan dalam konteks transisi menjadi orangtua diprediksi oleh dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak. 64 partisipan, yaitu wanita yang sebelumnya atau saat ini memiliki karir memberikan respon terhadap Career Aspiration Scale (O'Brien, 1996) dan 3-item yang khusus dibuat untuk penelitian ini yang mengukur ekspektasi karir. Partisipan juga memberi respon terhadap item tunggal mengenai ketersediaan pengasuh anak dan Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, Raja, & Adams, 1995) yang mengukur dukungan suami.
Analisis standard multiple-regression menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan diskrepansi aspirasi dan ekspektasi karir. Ketersediaan pengasuh anak juga gagal memprediksi diskrepansi pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua. Hasil penelitian menegaskan bahwa selain dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak, karakteristik individu dan dukungan sosial dari sumber lainnya mungkin lebih baik dalam memprediksi diskrepansi aspirasi dan eskpektasi karir pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua.

The discrepancy of career aspiration and expectation of women were predicted by husband support and childcare availability, in context of transition to parenthood. The 64 participants—women who previously or currently have a career—gave response to Career Aspiration Scale (O’Brien, 1996) and specially developed 3- items of career expectation. They also gave response to a single item of childcare availability and Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, King, & Adams, 1995) which measured perceived husband support.
A standard multiple- regression revealed a not significant relationship between husband support and the discrepancy of career aspiration and expectation. Similarly, childcare availability failed to predict the discrepancy among mothers in transition to parenthood. The results suggest that, besides husband support and childcare availability, there are individual characteristics and other social support which might be better predicting discrepancy of career aspiration and expectation among mothers in transition to parenthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anderson, Maureen, 1958-
"For those who long for their "dream job," a dose of wisdom from those who've found theirs. As the longtime host of a radio show devoted to helping people find work they love, Maureen Anderson has often invited listeners in to hear firsthand accounts of people who not only relish their work, but live without regret. "The Career Clinic" is filled with intimate, revealing, inspiring stories of career transitions that led to fulfillment, meaning, and peace... and offers suggestions for how others can make them too. Readers will learn how to find their place in the world, have fun, and say, "Yes!" to what truly makes them happy."
New York: American Management Association, 2009
e20448546
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetha Lista Yuniar Ekandri
"Pendidikan adalah hal yang sudah dianggap mutlak oleh setiap individu untuk dijalaninya dalam rangka menimba ilmu dan memperoleh kompetensi tertentu. Sebagian besar masyarakat Indonesia, secara terencana dan terorganisir, menjalani pendidikannya ini pada jalur pendidikan sekolah, yang terdiri atas : pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Memasuki jenjang pendidikan menengah, seorang individu mulai dihadapkan pada beragamn pilihan jenis pendidikan menengah. Hal ini menyiratkan bahwa seorang remaja yang akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan menengah, diharapkan sudah dapat menentukan pendidikan menengah jenis apa yang akan dipilihnya sebagai jenjang yang akan menjembataninya memasuki pendidikan tinggi atau dunia kerja Namun tidak jarang seorang remaja yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah justru mengalami kebingungan dalam memilih jurusan yang sesuai dengan keadaan dirinya. Salah satunya contohnya adalah calon siswa SMK yang bingung dalam menentukan program keahlian yang sebaiknya dipilihnya ketika akan memasuki SMK tertentu. Agar dapat membantu calon siswa SMK yang mengalami kebingungan dalam memilih program keahlian maka cara yang dapat ditempuh adalah dengan menyesuaikan karakteristik pribadinya dengan tuntutan lingkungan dan suatu program keahlian yang tersedia. Salah satu karakteristik kepribadian yang panting untuk disesuaikan adalah minat kejuruan. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengungkap/memahami minat kejuruan siswa, salah satunya, adalah dengan menggunakan inventori minat kejuruan. Namun saat ini inventori minat kejuruan yang tersedia belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat di mana inventori minat kejuruan tersebut belum dapat digunakan pada beberapa kelompok SMK, salah satunya SMK kelompok Pariwisata (SMKP).
Sekolah Menengah Kejuruan kelompok Pariwisata (SMKP) adalah salah satu penghasil tenaga kerja yang terampil dan profesional di bidang kepariwisataan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia karena Indonesia ditetapkan sebagai salah satu negara tujuan wisata di dunia sehingga bisnis di bidang perhotelan dan kepariwisataan semakin berkembang dengan pesat. Keadaan ini membuat peneliti tertarik untuk membuat inventori minat kejuruan pada bidang pariwisata yang secara valid dan reliabel dapat mengungkap minat kejuruan calon siswa SMK kelompok parisata (SMKP). Pembuatan Inventori minat kejuruan ini mengacu pada teori minat kejuruan yang dikembangkan oleh Holland (1966) yang membagi minat kejuruan ke dalam enam golongan yaitu: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional.
Penelitian ini dilakukan pada 288 responden siswa kelas I dan 2 SMK dari 3 Sekolah Menengah Kejuruan kelompok Pariwisata (SMKP) yang berbeda yaitu : SMKN 27 Jakarta, SMKN 30 Jakarta, dan SMKN 57 Jakarta. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode concurrent validity yang dihitung secara manual sedangkan untuk pengujian reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan metode internal consistency melalui program SPSS for Windows versi 10.01.
Berdasarkan analisa terhadap hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa tidak ada item yang valid dalam inventori minat kejuruan yang dikembangkan ini. Namun walaupun demikian, hasil uji validitas yang dilakukan terhadap setiap pernyataan tugas menunjukkan bahwa diantara 36 pemyataan tugas yang tersebar dalam 6 item, terdapat 5 buah pernyataan tugas yang valid sedangkan untuk uji reliabilitas, diantara 90 pasangan pernyataan tugas yang dikorelasikan terdapat 81 pasangan yang terbukti memiliki korelasi yang signifikan pada taraf kepercayaan 95%-99% dengan taraf korelasi yang bervariasi. Adanya pernyataan tugas dalam item yang tidak valid untuk mengungkap minat kejuruan dalam bidang pariwisata mungkin disebabkan oleh banyaknya penjabaran kalimat dari pernyataan tugas dalam tiap item yang terlalu panjang dan memiliki makna ganda. Hal ini membuat responden kurang dapat memahami pemyataan tugas tersebut. Akibatnya, responden tidak dapat mengenali suatu pemyataan tugas sebagai pemyataan tugas yang diminatinya karena ia merasa kurang paham. Selain itu, beberapa penjabaran kalimat untuk menggambarkan setiap situasi tampaknya juga terlalu panjang sehingga membuat responden kurang dapat memahami inti permasalahan yang ingin dikemukakan melalui kalimat tersebut.. Oleh sebab itu jika diadakan penelitian lanjutan disarankan untuk melakukan try out keterbacaan item (content validity) oleh siswa SMK yang memiliki karakteristik sampel yang mirip dengan sampel penelitian. Selain itu dapat pula meminta masukan pada guru bidang kurikulum pada SMK kelompok Pariwisata untuk mendapatkan masukan mengenai kemungkinan adanya penjabaran item/ pernyataan tugas dalam tiap situasi yang memiliki bobot pengukuran yang tidak seragam."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Ambarwati
"ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial keluarga dan dukungan sosial teman dengan aspirasi karir mahasiswi. Pendekatan penelitian yang dipakai adalah kuantitatif dengan sampel 100 mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Pengukuran dukungan sosial keluarga dilakukan dengan alat ukur Career-Related Parent Support Scale CRPSC Turner, Brissett, Lapan, Udipi, Ergun, 2003 sedangkan pengukuran aspirasi karir mahasiswi menggunakan Career Aspiration Scale Revised CASR Gregor, 2015 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan aspirasi karir mahasiswi dan ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman dengan aspirasi karir mahasiswi. Penelitian ini juga menunjukkan dukungan sosial teman lebih berpengaruh terhadap aspirasi karir mahasiswi.

ABSTRACT
The purpose of this research is to explain the relationship between family social support and friend social support towards female student 39 s career aspirations. It is a quantitative approach research with survey techniques using 100 respondents form Faculty of Social and Political Science University of Indonesia. The family social support was measured using a modification instrument named Career Related Parent Suport Scale CRPSS Turner, Brissett, Lapan, Udipi, Ergun, 2003 and Career Aspiration was measured using a modification instrument named Career Aspiration Scale Revised CASR Gregor, 2015 . The results suggest that there is a positive relationship between family social support and friend social support towards female student 39 s career aspirations. Finally, it also suggest that friend social support is giving more impact to female student rsquo s career aspirations."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Angelia
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara adaptabilitas karir dan prestasi akademik pada mahasiswa. Pengukuran adaptabilitas karir menggunakan modifikasi dari Career Issues Survey milik Creed, Fallon dan Hood (2008). Untuk pengukuran prestasi akademik menggunakan indeks prestasi yang diraih oleh partisipan. Partisipan berjumlah 158 mahasiswa yang memiliki usia remaja, 18-19 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara adaptabilitas karir dengan prestasi akademik pada mahasiswa (r = 0.177; p = 0.026, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi adaptabilitas karir yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi prestasi akademik yang ia miliki. Berdasarkan hasil tersebut, seseorang perlu diintervensi dalam hal adaptabilitas karir agar ia memiliki kemantapan dalam tugas vokasional sehingga kesadaran akan pentingnya memiliki prestasi akademik akan tertanam sejak dini.

This research was conducted to find the correlation between career adaptability and academic achievement among students. Career adaptability was measured using a modification of Career Issues Survey from Creed, Fallon and Hood (2008). For academic achivement was measured using grade point average (GPA) index reached by the participants. The participants of this research are 158 students who have adolescent ages around 18-19 years old.
The main results of this research show that career adaptability positively correlated significantly with academic achievement (r = 0.177; p = 0.026, significant at L.o.S 0.05). That is, the higher career adaptability of one?s own, the higher having academic achievement. Based on these results, someone needs to intervened in the career adaptability, so they will have a readiness in vocational tasks, so that they will understand the importance of having an academic achievement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsuddin Haris
"Setelah mengalami masa otoritarianisme politik selama hampir 40 tahun (1959-1998), Indonesia akhirnya memasuki era transisi menuju demokrasi. Namun ironisnya, era transisi tidak segera diikuti dengan tahap konsolidasi demokrasi. Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR justru terperangkap ke dalam konflik politik berkepanjangan. Konflik itu begitu serius sehingga Abdurrahman Wahid akhirnya diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden oleh para politisi partai besar melalui Sidang Istimewa MPR 2001.
Dalam kajian itu, tesis ini berusaha menjawab, mengapa terjadi konflik antara Presiden Wahid dan DPR sera faktor-faktor apa yang melatarbelakangi konflik tersebut?
Konflik Presiden Wahid dan DPR bersumber pada dua faktor yang bersifat mendasar. Pertama, tidak adanya platform politik dan visi bersama di antara para elite politik sipil dalam rangka mengakhiri rejim otoriter, dan membangun kerangka demokratis untuk mengakomodasi format politik baru produk Pemilu 1999. Kedua, terbentuknya format politik baru dengan sistem multipartai tanpa kekuatan mayoritas di DPR tidak diikuti dengan reformasi kelembagaan, terutama yang berkaitan dengan relasi kekuasaan Presiden, DPR, dan MPR. Akibatnva, praktik politik DPR cenderung mengarah pada sistem parlementer sementara UUD 1945 bernuansa presidensial.
Selain faktor-faktor di atas, konflik selama periode kajian ini dipicu pula oleh beberapa faktor lain, baik yang bersifat obyektif maupun subvektif. Faktor obyektif pertama adalah polarisasi politik produk Pemilu 1999 di mana PDIP sebagai partai pemenang hanya memperoleh 153 kursi dari 500 kursi DPR Kursi selebihnya diperoleh 20 partai lainnya, Ironisnya tidak ada inisiatif PDIP yang mencalonkan Megawati sebagai presiden untuk mengajak kerjasama dan koalisi dengan partai-partai lain. Konsekuensi logis sikap diam Megawati tersebut, muncul koalisi partai-partai berbasis Islam "Poros Tengah" yang mencalonkan Abdurrahman Wahid sebagai alternatif di luar Megawati dan Habibie. Solusi yang bersifat jangka pendek ini berlanjut ketika Presiden Wahid menyusun kabinet atas dasar kompromi dengan pimpinan kekuatan politik besar di DPR, trmasuk pimpinan TNI. Koalisi dan kompromi politik yang bersifat semu ini adalah faktor obyektif kedua yang melatari konflik politik yang menjadi fokus kajian ini.
Faktor-faktor subyektif yang menjadi sumber konflik adalah; pertama, berkembangnya personalisasi kekuasaan yang dilakukan Presiden Wahid seperti bongkar pasang kabinet, indikasi keterlibatan dalam kasus Bulog dan dana sumbangan Sultan Brunei, berbagai ancaman jika dia tidak lagi menjadi presiden, dan pengeluaran dekrit presiden yang memicu pemberhentiannya oleh SI MPR. Kedua, adalah kecenderungan partai-partai besar non-PKB di DPR memanfaatkan personalisasi kekuasaan yang dilakukan presiden untuk menjatuhkan Abdurrahman Wahid dalam rangka kepentingan kelompok masing-masing. Termasuk di dalam kategori kelompok ini adalah pembangkangan politik TNI/Polri yang kecewa karena kecenderungan Presiden Wahid melakukan intervensi terlampau jauh dalam kehidupan internal tentara dan polisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butler, Timothy
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta., 2007
650.1422 BUT gt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Jessika
"Program intervensi yang dilakukan terhadap K didasarkan pada metode Read Aloud dari Trelease (2008) dan pemberian reward jika K berhasil membaca buku secara mandiri. Program intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan minat membaca pada K, sehingga ia mampu membaca buku secara mandiri karena keinginannya sendiri Program intervensi diadakan dalam waktu 8 (delapan) hari efektif yang terdiri atas tiga bagian, yaitu Ceramah Interaktif Read Aloud sebagai tahap intervensi pertama dan sebagai kegiatan pengembangan kemampuan bagi Ibu Z, Pelaksanaan Read Aloud di rumah sebagai tahap intervensi kedua dan Program Reward Baca Mandiri sebagai tahap intervensi ketiga. Setelah ketiga tahap selesai maka akan diambil hasil evaluasi dari program intervensi.
Hasil intervensi secara umum menunjukkan bahwa program intervensi Read Aloud dan Reward Baca Mandiri cukup efektif dalam meningkatkan minat membaca pada K, yang ditunjukkan dengan munculnya perilaku yang berhubungan dengan minat membaca termasuk salah satunya membaca mandiri. K berhasil membaca delapan cerita selama intervensi berlangsung. Meskipun begitu, kegiatan Read Aloud di rumah dan Baca Mandiri tidak berjalan sesuai jumlah hari yang direncanakan yaitu 7 hari. Kegiatan Read Aloud hanya berlangsung selama 3 hari dan Baca Mandiri berlangsung selama 4 hari. Menurunnya kesehatan Ibu Z sebagai pembaca buku cerita dan terlalu banyak waktu K untuk menonton televisi menjadi penyebab kurang maksimalnya hasil yang dicapai.
Intervention program that has been conducted upon subject K is based on Read Aloud method from Trelease (2008), reward are also given to K if she is able to read a book independently. The intervention program purpose is to improve reading interest on K, so she is able to read a book independently due to personal interest. The intervention program scheduled for 8 (eight) effective day which consists of three parts, interactive lessorhof Read Aloud for K's mother (or known as Z) as first step of intervention and as a improvement activity for Z, read aloud implementation as second step of intervention, and independent reading reward program as third step. After all steps has been conducted the evaluation of intervention program are taken.
The intervention result generally shows that read aloud and independent reading reward can be quite effective to increase reading interest in K, that is showed by the onset of behavior related to reading interest, where as K has read 8 stories during the intervention. Even so, the time plan for read aloud and independent reading activity in K's house does not occur as scheduled. The program scheduled for 7 days, but in reality read aloud activity only occurred 3 days and independent reading activity only occurred 4 days. Due to the Z as story reader was being sick and K activity that spends too much time watching TV; these have resulted achievements are not maximized."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurin Zen
"Munculnya pemerintahan Habibie pada pertengahan tahun 1998 mengakibatkan terpencarnya pusat-pusat kekuatan politik massa yang selama orde Soeharto terpusat hanya pada Golkar. Kondisi yang mirip tahun 1950-an ini telah meneguhkan ingatan kita akan munculnya kekuatan-kekuatan yang berbasis pada paham "primordialisme". Salah satu kekuatan massa Islam yang selama ini eksis adalah warga NU (nahdhiyin).
Kesepakatan para ulama NU pada tahun 1984 di Situbondo untuk mengembalikan organisasi ini kepada "khittah 1926" yang menyatakan bahwa NU bukanlah organisasi politik dan sekaligus mempersilahkan warganya untuk bersikap netral dan bebas masuk ke partai politik manapun membuat warga NU `kebingungan' untuk menyalurkan aspirasi politik pada Pemilu demokratis tahun 1999 yang telah dirancang oleh Pemerintahan Habibie.
Atas dasar itulah, beberapa pengurus PBNU dan para politisi NU yang selama ini dipinggirkan oleh PPP, seperti Matori Abdul Jalil, dengan dukungan Abdurrahaman Wahid yang saat itu menjabat Ketua Umum PBNU mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai ini merupakan jendela' (window) yang digunakan oleh para elit politik NU yang memiliki keinginan untuk menjawab kehendak warganya di satu sisi disamping keinginan mereka sendiri untuk terjun langsung ke dalam kancah perpolitikan Indonesia. Munculnya PKB yang mewakili kelompok Islam tradisionalis dan secara historis sangat `dekat' dengan kelompok nasionalis sekuler, membuat golongan Islam modernis terpaksa mengencangkan barisan dengan membentuk "poros tengah".
Pertentangan dan manuver politik antara ketiga kelompok kekuatan massa - kaum nasionalis, tradisionalis, dan modernis - melawan kekuatan lama Partai Golkar dalam perebutan kekuasaan telah menjadikan peristiwa ini sebagai komoditas politik para peliput berita. Mereka melakukan liputan dan suguhan berita-berita mengenai hal itu berdasarkan sudut pandang dan kepentingan masing-masing.
Tesis ini menganalisis berita-berita mengenai NU dari empat surat kabar (Republika, Duta Masyarakat Baru, Kompas, dan Media Indonesia) tentang komunikasi dan konflik politik yang dilakukan tokoh NU - terutama Gus Dur -- dan para tokoh dari ketiga kekuatan lainnya dalam perebutan kekuasaan menjelang SU MPR 1999. Ada empat item berita yang diambil dari masing-masing surat kabar tersebut (jumlah seluruhnya 16 item berita). Dua berita mewakili komunikasi dan persuasi politik, yakni berita tentang Istighotsah dan Doa Politik Warga MI dan Pertemuan Ciganjur sebagai Persuasi Politik. Sedangkan dua berita lainnya mewakili konflik politik yakni berita tentang wacana Kepemimpinan Wanita dalam Perspektif Islam dan konflik Perebutan Sisa Kursi hasil Stambuss Accord pada Pemilu 1999.
Perspektif konstruksionisme Berger yang dipakai dalam memandang berita-berita mengenai NU dengan framing analysis model Pan dan Kosicki diharapkan mampu melihat "realitas simbolik" tentang `pergulatan politik' diatas yang secara tidak langsung juga akan berpengaruh bagi pencitraan masing-masing organisasi yang dibawahinya. Tentu saja pilihan angle berita dan penggalan kalimat yang sengaja dikemas oleh media sangat ditentukan oleh gagasan para wartawan, praktek-praktek wacana dan terutama ideologi organisasi media itu sendiri. Ideologi pada tesis ini diartikan sebagai sekumpulan sistem ide dalam pengertiannya yang juga termasuk pengertian yang oleh Gramsci disebut `ideology organic' yang bersifat historis dan diperlukan dalam kondisi sosial tertentu. Kuatriya `hegemoni ideologi' media dominan dalam menciptakan realitas simbolik mengakibatkan munculnya `hegemoni tandingan' (counter hegemony) yang memberikan ruang publik bagi kelompok atau media yang dirugikan dan dipinggirkan untuk memberikan `konsep tandingan' sebagai alternatif ideology. Dengan demikian, realitas social yang dikonstruksi tidak bersifat tunggal melainkan muncul sebagai "realitas yang beragam" (multiple reality). "
2001
T10455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dafin Hadidarma Putra Pratama
"Fungsi rekreasi dalam perpustakaan merupakan fungsi yang berguna mengubah perpustakaan menjadi tempat yang menarik sehingga dapat memenuhi kebutuhan rekreasi pemustakanya dalam menumbuhkan minat baca, khususnya pada anak. Tujuan dibuatnya penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran penerapan fungsi rekreasi dalam perpustakaan guna menumbuhkan minat baca anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses penerapan fungsi rekreasi dalam Rimba Baca dan apa faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan fungsi rekreasi pada Rimba Baca untuk membangun minat baca anak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis studi kasus. Hasil dari penelitian ini yang dilakukan di bulan Oktober dan  November Tahun 2022 bahwa dalam pelaksanaan operasionalnya Rimba Baca sangat mengedepankan fungsi rekreasi dalam seluruh aspek kegiatan. Hal tersebut dilaksanakan dengan cara menyediakan bahan bacaan yang beragam, tempat yang nyaman serta fasilitas dan program yang dapat mengemas kegiatan membaca jadi lebih menarik dan juga menyenangkan untuk anak. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah penerapan fungsi rekreasi dilakukan dengan memberikan pilihan kepada anak dalam membangun minat baca anak. Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah perlu adanya tinjauan kembali seputar gedung yang belum mampu menampung pengunjung dengan jumlah banyak, dan kurangnya tenaga ahli perpustakaan, serta belum berjalannya program rutin di Rimba Baca.

The recreational function in the library is a function that is useful in turning the library into an interesting place so that it can meet the recreational needs of its users in fostering interest in reading, especially in children. The purpose of this research is to provide an overview of the application of the recreational function in the library to foster children's interest in reading. The formulation of the problem in this study is how the process of implementing the recreational function in Rimba Baca and what are the inhibiting and supporting factors in implementing the recreational function in Rimba Baca to build children's interest in reading. In this study, researchers used qualitative methods with a case study analysis approach. The results of this research conducted in October and November 2022 show that in carrying out its operations, Rimba Baca prioritizes the function of recreation in all aspects of its activities. This is done by providing a variety of reading materials, comfortable places as well as facilities and programs that can make reading activities more interesting and fun for children. The conclusion obtained in this study is that the application of the recreational function is carried out by giving choices to children in building children's interest in reading. Suggestions that can be given by the author are that there is a need for a review regarding buildings that have not been able to accommodate large numbers of visitors, and the lack of library experts, and the routine program at Rimba Baca has not yet run."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>