Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadiah Amini
"Bintang laut Linckia laevigata adalah biota laut yang diduga memiliki aktifitas antifeedant. Penelitian bertujuan untuk menguji apakah ekstrak metanol yang diperoleh dari bintang laut Linckia laevigata memiliki peranan sebagai antifeedant terhadap ikan karang di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pengujian dilakukan dengan mengamati pilihan ikan terhadap pakan kontrol dan pakan uji. Konsentrasi ekstrak metanol Linckia laevigata yang digunakan pada pakan uji adalah konsentrasi alaminya, yaitu 15,2 mg/ml. Hasil pengamatan pengujian yang telah dianalisis menggunakan Uji Chi-Kuadrat dan menunjukkan bahwa Linckia laevigata memiliki aktifitas antifeedant terhadap ikan karang.

The sea star Linckia laevigata seems to has active compounds with antifeedant activity. The study aims to investigate the antifeedant activity of methanol extract from the starfish Linckia laevigata against reef fishes at Pramuka Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. Treatment and control foods were used to see the reef fishes choice in the feeding assay. The concentration of methanol extract of Linckia laevigata used in this assay was 15,2 mg/ml, equivalent with the natural volumetric concentration of secondary metabolites from Linckia laevigata. Data analysis using Chi-Square Test showed that methanol extract of Linckia laevigata has antifeedant activity against reef fishes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Annisa
"Pengujian aktivitas antifeedant dari ekstrak metanol Culcita novaeguineae telah dilakukan di terumbu karang buatan, Perairan Pulau Pramuka, selama tujuh hari berturut-turut. Metode penelitian adalah ekstraksi dengan maserasi menggunakan metanol, selanjutnya ekstrak metanol dicampurkan dengan makanan ikan komersial dan jeli untuk dilakukan uji lapangan. Konsentrasi fisiologis ekstrak Culcita novaeguineae yang diperoleh adalah 0,014 g/ml, sedangkan persentase ekstrak metanol Culcita novaeguineae yaitu 1,7%. Uji lapangan dilakukan dengan menambatkan tali propilen pada terumbu karang buatan. Data pengujian antifeedant yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis chi-square. Hasil perhitungan chi-square menunjukkan terdapat asosiasi antara pakan perlakuan dengan perilaku memakan ikan sebesar 180,3. Dengan demikian, ekstrak metanol Culcita novaeguineae memiliki sifat antifeedant.

Antifeedant activity assay of methanol extract from Culcita novaeguineae has been done in artificial reefs, Pramuka Island water, for seven days. The method used is extraction by maceration with methanol, furthermore, methanol extract was mixed with commercial fish food and jelly for field experiment. Physiological concentration of extract Culcita novaeguineae obtained was 0.014 g / ml, whereas the percentage from methanol extract of Culcita novaeguineae was 1,7%. Field experiment conducted with propylene strap that tethered on artificial reefs. The data of antifeedant assay in field obtained were analyzed using chi-square test. Calculation showed there is association between artificial food and feeding behavior from fish with value 180,3. The result evince that methanol extract of Culcita novaeguineae have antifeedant activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Djuniarti
"Penelitian ekperimental untuk menguji aktifitas antifeedant ekstrak metanol Archaster typicus terhadap ikan karang telah dilakukan di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel diekstrak dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut metanol. Uji antifeedant dilakukan dengan mengaitkan pakan buatan yang mengandung ekstrak metanol Archaster typicus pada konsentrasi fisiologis (0,0245 g/ml), jeli, makanan ikan, dan pewarna makanan menggunakan peniti pada tali propilen. Pakan tersebut kemudian diuji di terumbu buatan pada kedalaman 3 m dan diamati jumlah pakan yang dimakan dan tidak oleh ikan karang. Analisis chi kuadrat pada tingkat kepercayaan 0,01 menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara dimakan dan tidak dimakannya pakan perlakuan terhadap penambahan ekstrak metanol Archaster typicus. Penelitian menunjukkan ekstrak metanol Archaster typicus positif memiliki aktivitas antifeedant terhadap ikan karang dan hal tersebut diduga disebabkan oleh adanya kandungan saponin pada ekstrak metanol Archaster typicus.

To investigate antifeedant activity of methanol extract of Archaster typicus against reef fishes a field experiment was conducted at Pramuka Island Watery, Seribu Island, DKI Jakarta. Archaster typicus samples were extracted using maceration method while taking methanol as the solvent. The antifeedant assay was conducted by attaching the artificial food that contains methanol extract of Archaster typicus at natural concentration (0.0245 g/ml), jelly, fish food, and food dye, using safety pins to propylene ropes. After that, the artificial food was observed at artificial reef in 3 m depth. The amount of artificial food eaten and left by reef fishes was also observed. Chi square analysis for α (p) = 0.01 revealed that there is correlation between eaten and not eaten of treat food to addition of methanol extract of Archaster typicus. That means methanol extract of Archaster typicus has antifeedant activity againts reef fishes. That was beyond saponin content in the extract."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Angga Ridhallah
"Kehadiran kaki seribu Afrika (Spirostreptus servatius) terutama pada lingkungan manusia dapat memberikan beberapa dampak negatif serta gejala penyakit pada tubuh manusia apabila terkena gigitannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendata serta menganalisis empat tanaman yang diduga bersifat pestisida dan diyakini paling dihindari sehingga dapat mengusir kaki seribu. Penelitian dilakukan selama 20 hari. Waktu pengamatan dimulai pukul 08.00—16.45 WIB dengan interval waktu 10 menit per pengulangan dengan jeda selama 15 menit. Metode pengamatan yang digunakan adalah 4 wadah berisi masing-masing ekstrak tanaman (cabai merah, pandan wangi, jeruk nipis, dan bawang putih) diamati secara bersamaan dan data yang diperoleh diuji menggunakan ANAVA dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) paling sering dihindari oleh kaki seribu dengan rata-rata frekuensi sebesar 9,65. Berdasarkan uji Tukey HSD dan LSD ditemukan bahwa pandan wangi dengan cabai merah tidak berbeda nyata, dan signifikan terhadap jeruk nipis dan bawang putih. Histogram yang dihasilkan juga memperlihatkan bahwa pandan wangi memiliki frekuensi paling sedikit sebesar 1,55 dengan rentang frekuensi terendah antara 1-2 kali. Peneliti menyimpulkan bahwa pada penelitian ini, pandan wangi adalah tanaman yang paling efektif sebagai pestisida untuk mengusir kaki seribu dibandingkan dengan tiga tanaman lainnya.

The presence of the African millipede (Spirostreptus servatius) especially in the human environment can have several negative impacts and symptoms of disease on the human body when it is bitten. This study aims to record and analyze four plants that are thought to have pesticidal properties and are believed to be the most avoided so that they can repel millipedes. The study was conducted for 20 days. Observation time starts at 08.00-16.45 WIB with an interval of 10 minutes per repetition with a pause of 15 minutes. The observation method used was 4 containers containing each plant extract (red chili, pandan, lime, and garlic) were observed simultaneously and the data obtained were tested using ANOVA with SPSS application. The results showed that the pandanus plant (Pandanus amaryllifolius Roxb.) was the most frequently avoided by millipedes with an average frequency of 9,65. Based on the Tukey HSD and LSD tests, it was found that pandan and red chili were not significantly different, and significant to lime and garlic. The resulting histogram also shows that pandan has a frequency of at least 1,55 with the lowest frequency range between 1-2 times. It was concluded that in this research, pandan is the most effective plant as a pesticide to repel millipedes compared to the other three plants."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emanuel Dani Ramdani
"ABSTRAK
Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) dan daun torbangun (Coleus amboinicus (Lour.)) merupakan tanaman yang umum digunakan sebagai laktagoga. Prolaktin memegang peranan utama dalam pembentukan ASI dan peningkatan prolaktin umumnya dilakukan dengan menghambat interaksi antara dopamin dengan reseptor dopamin D2. Oleh karena itu, pada studi ini, dilakukan penelitian untuk mendapatkan kandidat senyawa aktif sebagai laktagoga dari ekstrak air daun katuk dan daun torbangun. Kandungan senyawa ekstrak air daun katuk dan daun torbangun dianalisa dengan studi metabolomik menggunakan HPLC-MS/MS dan proses identifikasi dilakukan dengan menggunakan basis data Metlin. Validasi protokol virtual screening mekanisme inhibitor reseptor D2 dilakukan dengan menggunakan program PLANTS dan protokol terbaik menghasilkan nilai EF1% 7.18 dengan cutoff ChemPLP -121.6. Analisa virtual screening terhadap kandungan senyawa teridentifikasi menunjukkan tidak ada senyawa yang memiliki ChemPLP ≤-121.6. Senyawa yang paling mendekati nilai cutoff ChemPLP adalah cyanin dengan ChemPLP sebesar -104.7280.

ABSTRACT
Katuk leaves (Sauropus androgynus (L) Merr) and torbangun leaves (Coleus amboinicus (Lour.)) are known as galactagogue. Prolactin is the main factor in milk production and prolactin increase can be achieved by inhibiting the interaction between dopamine and dopamine D2 receptor. Therefore, this research focused on finding the compounds which have dopamine galactagogue activity from katuk leaves and torbangun leaves via D2 inhibitor. Compound database were retrieved with metabolomic study by using HPLC-MS/MS and the identification was performed with Metlin database. Virtual screening protocol validation for dopamine D2 receptor inhibitor was performed with PLANTS and the best protocol produced EF1% 7.18 with ChemPLP cutoff -121.6. Virtual screening analysis of identified compounds shows that no compound has ChemPLP≤-121.6. The closest ChemPLP was produced with cyanin with -104.7280."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T50160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elina Fara Diba
"Daun alpukat merupakan salah satu tanaman obat yang mudah ditemukan di Indonesia Kandungan kimia daun alpukat adalah saponin, alkaloid, flavonoid, polifenol, quersetin, dan gula alkohol persiit yang bersifat antiradang, antidiuretika, antianalgetika, dan antibakteri [1,2]. Staphylococcus sp. merupakan salah satu jenis bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya oleh senyawaan bioaktif dalam daun alpukat. Bakteri ini merupakan jenis bakteri pemecah urea yang dapat memicu terbentuknya batu ginjal [3,4]. Penelitian ini merupakan kajian awal ekstraksi padat-cair (leaching) daun alpukat dengan menggunakan metode sonikasi selama 20 menit yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut terhadap kemampuan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, mengkaji hubungan antara kenaikan indeks bias ekstrak dengan aktivitas bakteriostatiknya, serta mengkaji ketahanan ekstrak daun alpukat terhadap oksidasi. Metode penelitian yang digunakan adalah persiapan bahan baku (pengeringan daun) dan percobaan utama (ekstraksi dan analisis). Variasi yang digunakan adalah tingkat kepolaran pelarut (air, etanol, klorofbrm) dan konsentrasi (2/20, 2/40, 2/60, 2/80, dan 2/100 gr/mL). Hasil ekstraksi dianalisis secara kualitatif dengan uji aktivitas antibakteri metode kertas cakram, pengukuran indeks bias, dan uji ketahanan terhadap oksidasi menggunakan metode weight gain. Hasil uji aktivitas antibakteri memperlihatkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol daun alpukat memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus, tetapi tidak dapat membunuhnya. Konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut mempengaruhi aktivitas bakteriostatik ekstrak daun alpukat, diameter daerah hambat yang terbentuk adalah 22 mm (ekstrak air 2/80 gr/mL) dan 7,467 mm (ekstrak etanol 2/20 gr/mL). Proses ekstraksi terbukti dapat menaikan nilai indeks bias dari pelarutnya. Akan tetapi, tidak ditemukan kecenderungan tertentu antara kenaikan indeks bias dengan aktivitas bakteriostatik ekstrak. Pengujian weight gain selama tujuh hari menunjukkan bahwa ekstrak air (2/80 gr/mL) dan ekstrak etanol (2/20 gr/mL) daun alpukat memiliki ketahanan terhadap oksidasi yang cukup baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berna Elya
"Garcinia rigida merupakan tumbuhan asli Indonesia yang banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku. Sebagian besar genus Garcinia telah diteliti dan memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa kimia dari ekstrak n-heksan kulit batang Garcinia rigida (manggis hutan). Isolasi senyawa dilakukan dengan tehnik krotuatografi koloin menggunakan silica gel sebagai fase diam dan pelarut n-heksan - etil asetat yang ditingkatkan kepolarannya sebagai fase gerak. Karakterisasi senyawa kimianya dtentukan dengan menggunakan data spektroskopi (IR,'H NMR, 12C-NMR), Dua senyawa kimia berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksan kulit batang manggis hutan (Garcinia rigida). Kedua senyawa tersebut diduga adalah Stigmastrrol (senyawa A) dan suatu triterpen asam oleanolat (senyawa B)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Moulfia Tursina
"Penelitian eksperimental untuk menguji aktivitas antifeedant ekstrak kasar Holothuria atra dan Bohadschia marmorata terhadap ikan karang telah dilakukan di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Konsentrasi ekstrak H. atra dan B. marmorata yang digunakan dalam penelitian adalah konsentrasi alaminya yakni sebesar 8 mg/ml dan 3,4 mg/ml. Analisis data hasil pengujian antifeedant selama 7 hari menggunakan uji jumlah-jenjang Wilcoxon menunjukkan bahwa ekstrak kasar H. atra dan B. marmorata memiliki aktivitas antifeedant terhadap ikan karang, meliputi Neopomacentrus sp., Pomacentrus sp., Halichoeres sp., Siganus sp., dan Pentapodus sp.

Field experiment was conducted to investigate the antifeedant activity of crude extract from sea cucumber Holothuria atra and Bohadschia marmorata against reef fishes at Pramuka Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. The concentration of crude extract of H. atra and B. marmorata used in the assay were 8 mg/ml and 3,4 mg/ml respectively. Data analysis using Wilcoxon‟s rank-sum test showed that crude extract of H. atra and B. marmorata has antifeedant activity against reef fishes, including Neopomacentrus sp., Pomacentrus sp., Halichoeres sp., Siganus sp., and Pentapodus sp."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S944
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Putri Khairina
"ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifeedant pada ekstrak kasar Synapta maculata telah dilakukan pada tanggal 4 sampai 10 Mei 2018 di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel Synapta maculata diekstrak dengan menggunakan pelarut metanol dan menghasilkan presentase ekstrak kasar sebesar 3,41 serta konsentrasi fisiologis sebesar 32,37 mg/mL. Uji antifeedant dilakukan dengan menggunakan pakan yang mengandung ekstrak kasar Synapta maculata sebagai pakan perlakuan, pakan yang hanya mengandung pelet komersil sebagai pakan kontrol positif, serta pakan yang tidak mengandung keduanya sebagai pakan kontrol negatif jeli , dalam bentuk kubus berukuran 1cm3 yang dikaitkan pada tali pancing. Pakan tersebut kemudian diujikan pada ikan yang berada di terumbu karang pada kedalaman 3--5 meter dan dihitung jumlah pakan yang dimakan dan tidak dimakan. Hasil uji statistik Chi-kuadrat pada taraf signifikasi ? ? 0,01 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pakan perlakuan terhadap ketidaksukaan ikan karang. Hasil tersebut membuktikan bahwa ekstrak kasar Synapta maculata positif memiliki aktivitas antifeedant terhadap ikan karang di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

ABSTRACT
To investigate the antifeedant activity of crude extract of Synapta maculata againts reef fishes, a field experiment was conducted on May 4th to 10th 2018 at Pramuka Island, Seribu Islands, DKI Jakarta. Synapta maculata samples were extracted using methanol solvent and resulted in a crude extract percentage of 3,41 and a physiological concentration of 32,37mg mL. The antifeedant assay was conducted by using artificial food that contain the crude extract of Synapta maculata as a treatment food, contain only commercial pellets as a positive control food, and did not contain both as a negative control food jelly , in the form of a 1 cm3 cube attached to the fishing lines. The foods were subjected to coral reefs fishes at depth of 3 5m and the amount of food eaten and not eaten by reef fishes was recorded. Chi square analysis at the significance level 0,01 revealed that there is a treatment effect on the feeding preferences of reef fishes. This means that the crude extract of Synapta maculata has an antifeedant activity againts reef fishes at Pramuka Island, Seribu Islands, DKI Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiyya Nasywa
"Penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menguji aktivitas antifeedant dan mengamati respons ikan karang pada uji antifeedant ekstrak kasar spons Axinyssa sp. telah dilakukan pada tanggal 3--11 Mei 2017 di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel spons Axinyssa sp. diekstrak dengan menggunakan metanol, kemudian dicampurkan dengan jeli dan pelet komersil pada konsentrasi yang sama dengan konsentrasi alaminya yaitu 29 mg/mL. Uji antifeedant dilakukan terhadap pelet pakan kontrol dan perlakuan di rataan terumbu karang di dekat Dermaga Pulau Pramuka pada kedalaman 3--4 m.
Hasil analisis data menggunakan uji statistik chi-square pada taraf signifikansi 0,01 menunjukkan bahwa ekstrak kasar spons Axinyssa sp. memiliki aktivitas antifeedant dan menunjukkan respons yang spesifik pada ikan-ikan karang meliputi respons ikan karang yang mengalami kontak dengan pelet pakan perlakuan, dan respons ikan karang yang tidak mengalami kontak dengan pelet pakan perlakuan.

An experimental study aimed at testing antifeedant activity and observing the response of reef fishes on antifeedant assay of crude extract from Axinyssa sp. sponge was conducted on May 3rd 11th 2017 in Pramuka Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. The Axinyssa sp. sponge sample was extracted by using methanol, then mixed with jelly and commercial pellets at the same concentration with its natural concentration of 29 mg mL. The antifeedant assay was performed on control feed pellets and treatments on the coral reef near the Pramuka Island Pier at a depth of 3 4 m.
The result of data analysis using chi square statistic test at significance level of 0,01 indicates that Axinyssa sp. sponge crude extract has antifeedant activity and shows specific responses to reef fishes including response of reef fishes contact with feed treatment pellets, and response of reef fishes that are not in contact with feed treatment pellets.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>