Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55081 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yofiandhy Dwi Indrayana
"Skripsi ini membahas makna-makna jenis homekotoba dalam bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan penggunaan homekotoba dalam kehidupan sehari-hari yang ditemukan dalam drama Hanawake no Yon Shimai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami perbedaan antar jenis-jenis penggunaan homekotoba tersebut sehingga dapat membantu penutur asing bahasa Jepang dalam berkomunikasi dengan penutur jati bahasa Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis homekotoba dapat dilihat melalui komponen makna, implikasi, dan untuk siapa homekotoba tersebut diucapkan. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif berdasarkan teori dan ditulis dengan metode penulisan deskriptif analisis.

The purpose of this research is to make a significance definition on homekotoba’s types. This research analyze the difference of these types by comparing in their daily usage which is found in the drama called Hanawake no Yon Shimai so that foreigners who learns Japanese can have a clear understanding in these homekotoba. The result of this research is showing that the types of homekotoba can be seen in their meaning component, implication, and who’s the recipient of that homekotoba. This is a qualitative research that written in analytic description method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swastika Tiosara Padma
"Penelitian ini berfokus pada pertanyaan deklaratif bahasa Jepang. Pertanyaan deklaratif berbeda dengan pertanyaan pada umumnya yang memiliki pemarkah leksikal interogativa dan pemarkah gramatikal ka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan pertanyaan deklaratif dalam bahasa Jepang. Data penelitian ini diambil dari pertanyaan deklaratif dalam percakapan dalam anime Meitantei Conan Hiiro no Dangan. Alasan pemilihan sumber data ini adalah ditemukannya variasi pertanyaan deklaratif.
Penelitian ini disajikan dalam bentuk transkripsi bahasa Jepang yang diberi kodifikasi dan data diidentifikasi berdasarkan intonasi tuturan. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat 3 intonasi pertanyaan deklaratif bahasa Jepang, yaitu naik, datar, dan turun. Pertanyaan deklaratif intonasi naik memiliki pemarkah da, pemarkah adverbia inferensial, pemarkah adverbia potensial, dan tanpa pemarkah. Pertanyaan deklaratif intonasi datar memiliki pemarkah adverbia inferensial dan tanpa pemarkah. Sedangkan, pertanyaan deklaratif intonasi turun memiliki pemarkah da ̧pemarkah adverbia inferensial, pemarkah kata tanya sebelum kalimat pertanyaan, dan tanpa pemarkah.

This study focuses on Japanese declarative questions. Declarative questions are different from general questions which have interrogative lexical markers and grammatical markers ka. The purpose of this study is to identify and explain declarative questions in Japanese. The research data is taken from declarative question in anime Meitantei Conan Hiiro no Dangan. The reason for choosing this data source is the discovery of variations in declarative questions.
This research is presented in the form of a Japanese transcription which was codified and the data was identified based on the intonation of the speech. The result of this study shows that there are 3 intonations of Japanese declarative questions, namely up, flat, and down. Ascending intonation declarative questions have da marker, inferential adverb marker potential adverb marker, and no marker. Flat intonation declarative questions have inferential adverb marker and no marker. Meanwhile, descending intonation declarative questions have inferential adverb marker, Q-word marker before the question, and no marker.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Yasmin Pratiwi
"Bahasa anak muda bersifat dinamis dan terus berkembang seiring perkembangan zaman. Di Jepang, salah satu kata yang mengalami perkembangan tersebut adalah kata egui. Kata egui awalnya bermakna ‘intens’ dan ‘brutal’. Makna awal kata egui tersebut, mulanya digunakan dalam konteks ujaran yang negatif. Namun, akhir-akhir ini kata egui juga digunakan dalam konteks ujaran yang positif, sehingga tampaknya kata egui mengalami perluasan makna. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menjelaskan perluasan makna kata egui dalam wakamono kotoba (bahasa anak muda Jepang). Sumber data penelitian ini diambil dari ujaran-ujaran di media sosial Twitter. Untuk membantu analisis makna egui, disebarkan kuesioner kepada penutur jati bahasa Jepang. Hasil penelitian menemukan bahwa kata egui dapat memiliki makna sugoi, totemo, kakkoii, dan kawaii. Walaupun begitu, makna awal kata egui seperti kitsui, mugoi, tsurai, serta mazui juga masih tetap digunakan. Selain itu, dalam penggunaannya, kata egui dapat digunakan sebagai adjektiva, interjeksi, dan adverbia

The languange of young people is dynamic and continues to develop with the times. In Japan, one of the words that has experienced this development is the word egui. The word egui originally meant ‘intense’ and ‘brutal’. The initial meaning of the word egui, was originally used in a negative context of speech. However, lately the word egui is also used in a positive context of speech, so it seems that the word egui has other meanings. Based on this, the meaning of egui is broadening. Thus, the purpose of this study is to explain the broadening meaning of the word egui in wakamono kotoba (Japanese youth language). The data sources in this study were taken from speeches on Twitter. To help analyze the meaning of egui, a questionnaire was distributed to native Japanese speakers. The result of the study found that the word egui can have the meanings of sugoi, totemo, kakkoii, and kawaii. Even so, the initial meaning of egui such as kitsui, mugoi, tsurai, and mazui are still used. In addition, in its use, the word egui can be used as an adjective, interjection, and adverb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Syahid
"ABSTRACT
Penelitian ini mengkaji tentang fenomena pemagaran ujaran bahasa Jepang yang terdapat dalam street interview. Pemagaran tersebut dapat dilihat pada jawaban-jawaban informan terhadap pertanyaan pewawancara. Sumber data yang digunakan berupa video street interview yang diunggah oleh kanal Ask Japanese di Youtube. Alasan memilih sumber data itu antara lain karena rekaman percakapan bersifat impromptu sehingga memperlihatkan gambaran realisasi penggunaan pemagaran tanpa dibuat-buat. Video percakapan yang diamati berjumlah dua video wawancara. Teori yang digunakan yaitu pemagaran sebagai fenomena semantik dan pemagaran sebagai fenomena pragmatik. Metodologi yang digunakan yaitu metode kualitatif yang melibatkan analisis terhadap data yang telah ditranskripsi dan dikodifikasi secara ilmiahDari video yang digunakan, ditemukan sebanyak 234 buah pemagaran. Berdasarkan pengamatan, pemagaran-pemagaran tersebut tidak hanya direalisakan dalam satu cara yang sama. Pemagaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis berdasarkan cara realisasinya, yaitu: (i) pemagaran dengan penekanan subjektivitas (i) emphasizing subjectivity, (ii) pemagaran dengan pengungkapan ketidakpastian (expressing uncertainty), (iii) pemagaran dengan pembangunan latar bersama (building common ground), (iv) pemagaran dengan aproksimasi (approximation), (v) pemagaran dengan eksemplifikasi (exemplification), dan (vi) pemagaran dengan penurunan intensitas (downtoning.

ABSTRACT
This study reviews the hedging phenomena in Japanese utterance found in street interview Ask Japanese. The hedging can be seen in interviewees answers to interviewer questions. The data source used in this study is videos uploaded to Youtube by channel Ask Japanese. The reason for choosing such data source is that the videos are recorded impromptu, and thus, they show the realization of hedging in utterance naturally without any make-up. There are, in total, two videos of interview that is analyzed. There are, in total, two videos of interview that is analyzed. The theories used are hedging as semantic phenomenon and hedging as pragmatic phenomenon. This research employs qualitative method that is involving analyzing data that have been transcribed and codified beforehand. In the videos used, there are 234 cases of hedging found. By observing, it is revealed that those cases of hedging are not realized in a same way. They can be classified into 6 types according to their realization in utterance, namely: (i) hedging by emphasizing subjectivity, (ii) hedging by expressing uncertainty, (iii) hedging by building common ground, (iv) hedging by approximation, (v) hedging by exemplification, and (vi) hedging by downtoning."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Eka Putri
"Sikap bahasa terhadap penggunaan bahasa anak muda merupakan salah satu kajian sosiolingustik. Dalam bahasa Jepang, bahasa anak muda disebut wakamono kotoba. Yoki merupakan salah satu wakamono kotoba yang mulai populer sejak tahun 2016. Meskipun mulai populer sejak 4 tahun yang lalu, kata yoki masih digunakan oleh anak muda di Jepang hingga saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menjelaskan penggunaan dan pemaknaan kata yoki dalam bahasa Jepang. Data penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner kepada 304 penutur jati bahasa Jepang yang berusia dari 16 tahun hingga 64 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, kata yoki mengandung dua makna, yaitu (i) bagus, dan (ii) oke. Selain itu, dari hasil kuesioner, ditemukan bahwa kata yoki digunakan oleh 75% (n=304) responden dengan persentase lebih banyak digunakan oleh perempuan dibanding laki-laki.

Language attitudes towards the usage of youth language is one of the sociolinguistic studies. In Japanese, the youth language is called as wakamono kotoba. Yoki is one of the wakamono kotoba that is started to become popular in 2016. Although it’s started to become popular 4 years ago, the word yoki is still used by young people in Japan even now. The purpose of this research is to explain the usage and the meaning of word yoki in Japanese. The research data was obtained from the results of questionnaires given to 304 Japanese native speakers aged from 16 to 64 years old. The results of this research are the meaning of yoki such as (i) good, and (ii) ok. Besides that, it was found that the word yoki is used by 75% (n=304) of the respondents with a percentage of it being used more by women than men."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Edizal
Padang: Kayu Pasak, 2001
R 413 EDI k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Sepditia Prathama
"Skripsi ini membahas masalah alih kode yang terjadi di PT Suzuki Indomobil Motor. Dua pembahasaan utama yang ditelaah dalam masalah alih kode ini adalah jenis-jenis alih kode dan faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode. Teori mengenai kedwibahasaan dan keanekabahasaan, fungsi dan ragam bahasa, kode, ubah kode, alih kode, campur kode, borrowing, sikap bahasa, dan accommodation theory digunakan dalam menganalisis masalah alih kode ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner, wawancara, observasi, simak, dan catat. Data disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah dalam menganalisis masalah alih kode.
Hasil penelitian menemukan bahwa alih kode bahasa Indonesia dan Inggris lebih dominan digunakan dalam berkomunikasi, daripada alih kode bahasa Inggris dan Jepang, serta bahasa Indonesia dan Jepang.

The focus of this study is code-switching among the employees in PT Suzuki Indomobil Motor. Some types of code-switching and the factors that cause code-switching are two main problems of this study. Some theories, such bilingualism and multilingualism, language function and variety, code, code-alternation, code-switching, code-mixing, borrowing, language attitude, and language attitude are used to analyze the problem of code-switching. Questionnaire, interview and observation are technics that used to collect the data.
This study found that code switching of Indonesian and English language is more dominant than code switching of English and Japanese language, also Japanese and Indonesia language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S43937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarani Girindraswari
"Sinonimi merupakan kemiripan makna beberapa kata. Pada penelitian ini dibahas hubungan sinonimi antara kata koi ? dan ai ? yang memiliki padanan kata yang sama dalam bahasa Indonesia, yakni lsquo;cinta rsquo;, dengan tujuan untuk menjelaskan perbedaan dan kemiripan makna antara kata koi ? lsquo;cinta rsquo; dan ai ? lsquo;cinta rsquo;. Peneliti menggunakan lirik lagu sebagai data dan data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis komponen makna dan normalitas relatif. Kedua kata tersebut merupakan sinonim karena memiliki komponen makna yang sama, tetapi juga memiliki komponen makna pembeda yang dikelompokan berdasarkan i partisipan, ii waktu, iii sifat makna, iv penuansaan, dan v kemampuan berkonjugasi.

Synonymy is similarity in meaning. This study is discussing the synonymy between koi and ai which has same translation in English, lsquo love rsquo , with explaining differences and similarity between koi lsquo love rsquo and ai lsquo love rsquo as the purpose. This study used Japanese songs lyrics as the data and the data is analyzed using componential analysis and relative normality. Both words are synonym to each other because having some components in common, but they also have different components which can be divided into groups based on i participants, ii time, iii meaning characters, iv ingestion, and v the ability to conjugate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Ayu Rahma Dwisiandri
"Makalah ini menganalisis sinonimi pada adverbia bahasa Jepang yang memiliki makna ‘akhirnya’. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu persamaan dan perbedaan yang ada pada adverbia yatto, youyaku, dan tsuini. Data penelitian diperoleh dari tulisan-tulisan di Twitter yang mengandung kata yatto, youyaku, dan tsuini. Berdasarkan hasil analisis, yatto dan youyaku menunjukkan hasil akhir yang positif dan mengekspresikan emosi senang dan rasa lega pembicara. Adverbia tsuini lebih berfokus pada hasil akhir, dapat berupa sesuatu yang diharapkan maupun tidak, setelah mengalami proses yang panjang dan bertahap sehingga dapat juga mengekspresikan rasa kecewa pembicara. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Jepang di Indonesia untuk dapat menggunakan ketiga kata tersebut dengan benar.

This research problematizes synonymy in Japanese adverbs that have meaning of ‘finally’. This research analyzes the similarities and differences between yatto, youyaku, and tsuini. The source of the data is from Twitter that contain words yatto, youyaku, and tsuini. Based on the result of the analysis, yatto and youyaku show positive end results and express the speaker’s happy emotion and feeling of relief. Tsuini focuses more on the end result, whether it is something that is expected or not, after a long and gradual process thus it can also express the speaker’s disappointment. The result of this research is expected to help Japanese learners in Indonesia use these three words correctly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Unversitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Dwita Elkarima
"Sinonimi adalah hubungan antarkata yang bermakna mirip. Penelitian ini membahas mengenai sinonimi dua adjektiva bahasa Jepang, yaitu kirei (綺麗) dan suteki (素敵). Meskipun memiliki beberapa padanan kata yang berbeda dalam bahasa Indonesia, para pemelajar asing yang belum terbiasa dengan penggunaan bahasa Jepang cukup kesulitan membedakan penggunaan kedua kata tersebut dalam kalimat. Oleh karena itu, penulis berfokus dalam menjelaskan kemiripan dan perbedaan maknanya serta mencermati potensi substitusi kedua kata tersebut. Dalam penelitian ini, lirik lagu digunakan sebagai data dan dianalisis menggunakan analisis komponen makna Nida dan normalitas relatif Cruse. Penelitian ini berbasiskan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara sebagai instrumen pendukung analisis. Berdasarkan hasil analisis terhadap dua belas data, kata kirei (綺麗) dan suteki (素敵) memiliki kesamaan makna ‘keindahan yang enak dipandang’ dan juga perbedaan komponen maknanya yang dikelompokkan berdasarkan: (i) kata yang berkolokasi, (ii) penuansaan, dan (iii) sifat makna.

Synonymy is a relation of words that have similarity in meaning. This study discusses the synonymy of two Japanese adjectival nouns, kirei (綺麗) and suteki (素敵). Both are quite difficult to be distinguished the difference of using in sentences especially for foreign students who are not familiar with Japanese even though there are several word equivalents for both words in English. Therefore, this study focuses on explaining the similarities and differences in their meanings and the potential for their substitution. In this study, Japanese song lyrics is used as the data, and the data is analyzed using Nida’s componential analysis theory and Cruse’s relative normality concept. This study is based on qualitative research that using the questionnaire and interview methods to support the analysis. Based on the results of the analysis of twelve data, the words kirei (綺麗) and suteki (素敵) have the same component of ‘lovely’ and also different components which can be divided based on: (i) collocation, (ii) nuances, and (iii) meaning characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>