Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adityo Budiarso
"Keseimbangan radikal bebas dan antioksidan sangat penting dalam kehidupan manusia. Radikal bebas yang melebihi antioksidan dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara lain penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit neurodegeneratif. Tubuh manusia memerlukan antioksidan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif. Jeruk mandarin adalah jeruk impor yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan dilaporkan memiliki kandungan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antioksidan yang ada pada komponen jeruk mandarin. Komponen yang diperiksa adalah kulit buah, kulit buah yang dikeringkan, daging, dan air perasan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental deskriptif eksploratif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013 di laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jeruk mandarin dipisahkan komponennya menjadi kulit, daging, dan air perasan. Kulit dan daging jeruk diekstraksi dengan metanol, sedangkan air perasan tidak dicampur metanol. Komponen jeruk kemudian dicampur dengan larutan DPPH. Campuran tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometri. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan nilai EC50 ekstrak daging, ekstrak kulit, dan air perasan jeruk mandarin adalah 0,1316, 0,0079, dan 0,0758. Semakin kecil nilai EC50 berarti aktivitas antioksidan dalam komponen tersebut semakin tinggi.

The balance of free radicals and antioxidants is very important in human body. The free radicals excess will make oxidative stress to our body and it will cause a lot of disease, such as cardiovascular disease, cancer, neurodegenerative disease, etc. Our body needs antioxidant to prevent oxidative stress. Tangerine is an import orange that consume highly in Indonesia and reported that it has abundant antioxidants. This study planned to know antioxidant activity on tangerine's components. The tangerine?s components which are checked are peels, dried peels, tissues, and juices. This is experimental descriptive-explorative study. This study was held in May-June 2013 in laboratorium of Medical Pharmacy Department Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. The tangerine?s components were separated to peels, tissue, and juice. The tangerine's peel and tissue were extracted by methanol, but the juice wasn?t. The tangerine's components mixed with DPPH solution. The absorbants of the mixtures were checked with spectrophotometry. In the end of the study, we got the EC50 of extract tissues, extract peel, and juice are 0,1316, 0,0079, dan 0,0758. The lower the EC50, the higher antioxidant activity on the components."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vhiolen Christin S.
"Pemanfaatan buah jeruk lemon masih terbatas hanya dalam bidang pangan. Sementara itu, terdapat kandungan antioksidan di dalam berbagai komponen buah jeruk lemon, antara lain senyawa fenol, flavonoid, asam askorbat, dan karotenoid. Dengan mengetahui hal ini, pemanfaatan jeruk lemon dapat meluas hingga bidang kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai aktivitas antioksidan pada air perasan, daging buah, dan kulit buah jeruk lemon. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan di Laboratorium Farmasi Kedokteran, Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penilaian aktivitas antioksidan dari berbagai komponen buah jeruk ini dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan uji dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak. Larutan uji diperoleh dari ekstraksi buah jeruk lemon, sedangkan komponen daging dan kulit buah dilakukan dengan cara maserasi menggunakan metanol selama 24 jam. Hasil EC50 dari masing-masing larutan uji jeruk lemon adalah 4,61 % untuk air perasan buah, 22,21 % untuk ekstrak metanol daging buah, dan 8,67 % untuk ekstrak metanol kulit buah. Berdasarkan nilai EC50 tersebut, air perasan buah memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, sedangkan daging buah memiliki aktivitas antioksidan terendah.

Lemon is a food widely known in agricultural industry. However, its potency as a source of antioxidant contents is not as well-known and such limit the possibility of utilizing its potentials in the world of medicine. This study was aimed to measure the antioxidant activity of lemon juice, peel and pulp. Experiments and assessments were done in May-June 2013 in Laboratory of Medical Pharmacy, Faculty of Medicine, University of Indonesia. Test solutions were obtained from the extraction of lemon juice, peel and pulp; followed by a process of maceration using methanol for 24 hours. Assessments of antioxidant activity of various components of lemon were done by measuring the absorbance of the test solution using spectrophotometer.EC50 for each component was 4.61% in juice, 22.21% in pulp, and 8.67% in peel. Thus, the highest activity was observed in juice, while the lowest was found in pulp."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Damar Aprilano
"Radikal bebas yang berlebih merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan di dalam tubuh. Untuk menghindari efek kerusakan ini, tubuh membutuhkan suatu proteksi yang diperankan oleh antioksidan. Antioksidan dapat mendonorkan elektron yang dimiliki nya untuk menstabilkan radikal bebas, sehingga dampaknya pada jaringan tidak terjadi. Antioksidan ini dapat ditemukan pada bahan alam, salah satunya Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) yang secara luas digunakan oleh masyarakat. Penilaian aktivitas antioksidan dari air perasan, ekstrak daging buah kulit buah C.aurantifolia dalam metanol dilakukan dengan menggunakan metode diphenylpicrylhydrazyl (DPPH), suatu radikal bebas stabil organik yang dikonversi menjadi nilai hambatan reduksi molekul ini sebesar 50% yang disebut EC50.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada Mei-Juni 2013, dengan menilai absorbansi reduksi DPPH menggunakan spektrofotometri. Data absorbansi yang didapat pada penelitian diolah dengan Microsoft Excel untuk mendapatkan grafik regresi linier dalam penghitungan EC50.
Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan memberikan aktivitas antioksidan terbesar (EC50 = 6,03%), diikuti oleh ekstrak kulit buah (EC50 = 13,75%) dan daging buah (EC50 = 14,36%) dalam metanol dari C. aurantifolia. Dapat disimpulkan, air perasan, daging buah dan kulit buah dari C. aurantifolia dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami dalam melawan radikal bebas.

Free radical, one of the leading causes of the damage to the body. Our body need some free radical protection from antioxidant. Antioxidant can give its electron to stabilize the free radical so it can't effect the body tissue. Antioxidant can be found from natural resources, such as Key lime (Citrus aurantifolia). Measurement antioxidant activity from juice, peel and fruit skin extract in methanol are using the diphenylpicrylhydarzyl (DPPH) method, an organic stable free radical, then the result will convert to determine the EC50, number of 50% DPPH reduction by substrate.
The research has done in Medical Pharmacy Department Laboratory of Faculty of Medicine Universitas Indonesia, on May-June 2013, by used the spectrophotometry instrument to measurement the DPPH reduction absorbance. The absorbance data then input to Microsoft Excel to draw the linear regression graph for EC50 determination.
The result of this study show that the juice give the biggest antioxidant activity (EC50 = 6,03%), then fruit skin extract (EC50 = 13,75%), and peel extract in methanol (EC50 = 14,36%) from the C. aurantifolia. In conclusion, juice, peel, and fruit skin of C. aurantifolia have antioxidant activity and can be used as natural antioxidant resources to against the free radical.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bulqiyah Benazir
"Garcinia celebica L merupakan suku Guttiferae. Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui jenis tanaman garcinia lainnya memiliki anktivitas antioksidan, namun informasi dan penelitian mengenai tanaman Garcinia celebica L masih terbatas. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi kulit buah Garcinia celebica L serta identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi yang teraktif. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas adalah metode DPPH. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut dengan kepolaran meningkat yaitu n-hekasn, etil asetat dan metanol. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan, etil asetat, dan methanol memiliki aktivitas sebagai antioksidan, dengan nilai IC50 berturut-turut yaitu 95,83; 53,06; dan 12,16 ppm. Fraksinasi dilakukan terhadap ekstrak metanol yang memiliki aktivitas tertinggi dengan eluen etil asetat dan metanol dan dengan menggunakan kromatografi kolom vakum dan diperoleh lima fraksi gabungan berdasarkan hasil KLT yaitu A,B,C,D dan E. Fraksi C merupakan fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 17,66 ppm. Hasil identifikasi kimia fraksi C menunjukkan adanya senyawa terpenoid, alkaloid, tanin, falvonoid dan antrakuinon.

Garcinia celebica L is Guttiferae family. The previous study showed that the other garcinia plants have antioxidant activity, however there was a few information and investigation about Garcinia celebica L. Therefore, this study presents antioxidant activity from extract and fraction of Garcinia celebica L skin fruits and identify chemical compounds from the most active fraction. Antioxidant activity was determined by DPPH radical scavenging activity. Extraction was made by maseration using different solvent with increasing polarity, n-Hexane, ethyl acetate, and methanol. The result of antioxidant activity test showed that extract of n-heksan, etil asetat and methanol have activity as antioxidant with score IC50 consecutive 95,83; 53,06; and 12,16 ppm. The most active methanol extract was fractionation with ethyl acetate and methanol eluents and using vacuum colom chromatography and obtained five fractions combined based on TLC results of the A, B, C, D, dan E. The C fraction was the most active fraction with IC50 value ​​of 17,66 ppm. Phytochemical identification shows C fraction containing terpenoids, alkaloids, tannins, flavonoids, and saponins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahim
"Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid, sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Many marine organism have been known as source of antioxidant that could counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster (echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml, respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan 194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has negative result of terpenoid test.
Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk
menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada
ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH
digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann
Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung
terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan
pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing
sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan
fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara
berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas
antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid,
sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang
bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Abstract
Many marine organism have been known as source of antioxidant that could
counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity
and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster
(echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the
antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the
presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of
Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than
ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml,
respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have
strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan
194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction
and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity
of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has
negative result of terpenoid test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indah Lia
"Radikal bebas adalah atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dapat menjadi reaksi yang tidak terkontrol, namun reaktivitas radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga reaktivitas dari radikal bebas dapat diredam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun Antidesma neurocarpum Miq. diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak paling aktif dari fraksi hasil kolom diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH.
Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang dapat ditunjukkan dengan nilai IC50. Nilai IC50 dari ekstrak teraktif metanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 2,18 ppm; 2,27 ppm; dan 41,15 ppm. Golongan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak metanol adalah terpen, flavonoid, saponin, glikosida dan tanin. Hasil fraksinasi kolom dipercepat dari ekstrak metanol dihasilkan 6 fraksi gabungan dan diperoleh fraksi teraktif yaitu fraksi E dengan nilai IC50 2,03 ppm dengan kandungan kimia adalah terpen, flavonoid, tanin, glikosida dan saponin.

Free radicals are atoms, a cluster of atoms or molecule which have one or more electrons which is not paired. Free radicals are very reactive and could be an uncontrolled reaction, but it could be solved by antioxidant. Antioxidant is a compound that can donate one or more electrons to free radicals so that its reactivity could be muted. The aim of this research was to know the antioxidant activity of n-hexan, ethyl acetate and methanol Antidesma neurocarpum Miq. leaves extracts and to know the chemical compounds of the most active fraction. Antidesma neurocarpum Miq. leaves were macerated by n-hexan, ethyl acetate, and methanol. The most active of the extract and column fraction were tested its antioxidant activity by DPPH method.
The results showed that all of the extracts had antioxidant activity, which looked from their % inhibition and IC50. IC50 of methanol, ethyl acetate, and n-hexan extract were 2.18 ppm, 2.27 ppm and 41.15 ppm, respectively. Methanol extract contained terpene, flavonoids, saponin, glycoside and tanine. Six fractions were obtained from the accelerated fractionation of methanol extract and the most active fraction was fraction E with IC50 was 2.03 ppm and it contained terpene, flavonoids, tanin, glicoside and saponin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meyliana Denysa
"Kelompok manggis-manggisan, marga Garcinia diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya, sangat reaktif yang dapat menyebabkan reaksi oksidatif. Salah satu jenis Garcinia yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah Garcinia tetandra Pierre. Kulit buah Garcinia tetandra Pierre dikestraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang kepolarannya bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) untuk melihat aktivitasnya yang paling aktif. Ekstrak yang paling aktif dikolom untuk mendapatkan fraksi-fraksi dan hasil fraksi-fraksi tersebut akan diuji kembali aktivitas antioksidannya untuk memperoleh fraksi yang paling aktif. Hasil pengujian aktivitas antioksidan didapatkan pada ekstrak n-heksan dengan nilai IC50 3,582 µg/ml dan fraksi C merupakan fraksi n-heksan teraktif dengan IC50 5.9774µg/ml. Golongan senyawa kimia pada fraksi C adalah terpenoid dan aglikon flavon.

Mangosteen group, Garcinia genus is known having antioxidant activity that can ward off these free radicals. Free radicals are atoms or compounds that lose its electron pair, which can lead to highly reactive oxidative stress. One of Garcinia?s species which are potent for antioxidant is Garcinia tetandra Pierre. The rind of Garcinia tetrandra Pierre are extracted by maceration method using multilevel polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Each extract was tested for antioxidant activity by 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) to see the activities which has the most active fraction. The most active extracts are got column to obtain fractions, which the fractions will be tested again to obtain the antioxidant activity of the most active fraction. The test result is obtained on the antioxidant activity of n-hexane extracts with IC50 ​​3.582 ug / ml and fraction C is the fraction of n-hexane-active with IC50 5.9774 ug / ml. Class of chemical compounds in fraction C are terpenoids and aglikon flavon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deriyan Sukma Widjaja
"Jeruk merupakan buah yang diproduksi dan dikonsumsi luas di Indonesia. Jeruk sudah dikenal lama sebagai buah yang memiliki efek antioksidan, dan konsumsi antioksidan memiliki manfaat terhadap penyakit-penyakit kronik degeneratif yang diperantarai oleh radikal bebas. Dari berbagai jeruk di Indonesia, jeruk manis pacitan belum banyak diteliti terkait aktivitas antioksidannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada jeruk manis pacitan menggunakan metode DPPH.
Penelitian menggunakan desain deskriptif eksploratif yang dilakukan di laboratorium Farmasi Kedokteran Universitas Indonesia (Juni 2013), pada ekstrak kulit, ekstrak daging, dan air perasan buah jeruk manis pacitan dengan persentase volume sampel terhadap pelarut metanol p.a. 3%, 6%, 12%, dan 24%. yang kemudian direaksikan dengan DPPH dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Data absorbansi kemudian diubah menjadi aktivitas antioksidan menggunakan regresi linear.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat aktivitas antioksidan pada masing-masing komponen jeruk yang diukur (IC 50 ekstrak daging 12,43%, ekstrak kulit 7,04%, dan air perasan 7,29%). Untuk ekstrak kulit 12% dan 24%, tidak terdapat peningkatan aktivitas antioksidan, kemungkinan fenomena ini terjadi akibat reaksi DPPH yang dapat bersifat reversibel.

Orange is widely known and produced in Indonesia. It is also known since long as a fruit rich in antioxidant, and antioxidant consumption has been known to have benefit for chronic and degenerative disease mediated by free radical. Between all kinds of orange fruits in Indonesia, the antioxidant activity of pacitan sweet orange was still unknown. The purpose of this study is to obtain antioxidant activity data of pacitan sweet orange using DPPH method.
This study is descriptive explorative study which was done in Laboratory of Medical Pharmacy University of Indonesia (June 2013), which used peel extract, pulp extract, and juice from pacitan sweet orange and using methanol p.a. as solvent with sample volume percentage 3%, 6%, 12%, and 24%. Then, samples were mixed with DPPH and recorded its absorbance using UV-VIS spectrophotometry.
The absorbance data then transformed into antioxidant activity using linear regression and the results shows that all of the orange fruit component have antioxidant activity (IC 50 of pulp extract = 12,43%, peel extract 7,04%, and juice 7,29%). In peel extract 12% and 24%, there was no increase in antioxidant activity, suggesting that it probably caused by DPPH reaction which may be reversible.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Hapsari
"Eksplorasi dan riset telah dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan alam laut Indonesia. Salah satu caranya adalah pemanfaatan biota laut sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mengetahui senyawa yang bertanggung jawab pada aktivitas antioksidan dari bintang bulu marga Capillaster. DPPH merupakan senyawa radikal yang digunakan sebagai metode pengujian aktivitas antioksidan. Uji kualitatif saponin digunakan untuk mengetahui keberadaan senyawa saponin pada ekstrak metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan fraksi-fraksi Capillaster sp. mengandung saponin dan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Nilai IC50 ekstrak metanol 167,6 μg/ml, fraksi n-heksan 139,33 μg/ml, fraksi etil asetat -271,44 μg/ml, dan fraksi air 61,48 μg/ml.

Explorations and researches have been done to optimalize the use of Indonesian marine resources. One of the ways to do that is utilizing marine organisms as an antioxidant that can prevent free radicals. This research is done to test the antioxidant activity and to know which compound is responsible for the antioxidant activity in feather stars Capillaster. DPPH is a radical that is used as a method to test the antioxidant activity. Saponin qualitative test is used to determine whether saponin is present in the methanol extract. The result showed that saponin is present in Capillaster’s methanol extract and fractions and Capillaster has strong antioxidant activity. IC50 value for methanol extract is 167,6 μg/ml, n-heksan fraction 139,33 μg/ml, etil asetat fraction -271,44 μg/ml, and water fraction 61,48 μg/ml.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Mangala Putra
"Jeruk merupakan salah satu buah yang diketahui memiliki kandungan antioksidan cukup tinggi. Berbagai penelitian telah dilakukan hingga saat ini untuk meneliti mengenai kandungan antioksidan pada kulit dan daging buah jeruk, namun kebanyakan penelitian ini belum dilakukan menggunakan varietas jeruk yang dibudidayakan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas antioksidan dari kulit, daging buah dan air perasan jeruk pontianak. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2013 di Laboratorium Farmasi Kedokteran Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sampel kulit dan daging buah dipersiapkan dengan cara maserasi menggunakan larutan metanol selama 24 jam, sedangkan air perasan diperoleh dengan memeras buah jeruk pontianak. Aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan uji DPPH dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 500-520 nm. Hasil pengukuran absorbansi diolah dengan regresi linear dan uji statistik dengan independent t-test. Hasil penelitian adalah aktivitas antioksidan yang dinyatakan melalui EC50; aktivitas tertinggi diamati pada kulit jeruk (EC50 0.70%). Komponen jeruk mempengaruhi aktivitas antioksidan pada larutan uji 3% (p < 0.001), larutan uji 6% (p < 0.001), dan 12% (p < 0.001), namun tidak pada larutan uji 24% (p = 0.645).

Citrus is well known for being rich in antioxidants. Research have been conducted to assess the components responsible for its antioxidant activity in various kind of citrus peel and pulp, but such is not true for various of citrus variants found and cultivated in Indonesia. This research aim to observe the radical scavenging activity in C. nobilis var microcarpa Hassk peel, pulp and juice. Experiments were done in May-June 2013 at Laboratory of Medical Pharmacy, Faculty of Medicine, University of Indonesia. Samples were obtained through maceration with methanol for 24 hours while extracts were made by peeling and grinding fresh fruits. Radical scavenging activity were observed with DPPH test, and absorbance were measured using a UV-VIS spectroscopy in 500-520 nm wavelength. Linear regression were employed to determine EC50 from each sample, while statistical significance were challenged using independent t-test. Greatest activity was observed in sample obtained from peel (EC50 0.70%). Radical scavenging activity is influenced by citrus components in 3% v/v (p < 0.001), 6% v/v (p < 0.001) and 12% v/v (p < 0.001), but not in 24% v/v (p = 0.645)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>