Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86894 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustinus Leonardo W.
"Bangunan cagar budaya merupakan warisan yang harus diturunkan ke generasi berikutnya, sehingga perlu dijaga kelestariannya. Salah satu cara pelestarian atau yang disebut konservasi adalah dengan melakukan revitalisasi. Dalam proses ini terjadi perubahan-perubahan yang berupa perubahan fisik maupun fungsional. Sebagai bangunan cagar budaya golongan A, Gedung Kunstkring juga telah mengalami beberapa perubahan-perubahan dalam proses revitalisasi. Perubahan-perubahan ini berhubungan dengan periode/zaman yang sedang terjadi saat itu. Meskipun begitu, beberapa diantara perubahan ini tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dikarenakan minimnya pengawasan terhadap bangunan cagar budaya dan kurang mendetailnya aturan mengenai konservasi.

Heritage buildings is a legacy that must be passed down to the next generation, so it needs to be preserved. One way of preservation or conservation is through revitalization. In this process, changes occur in the form of physical or functional changes. As an A class of heritage building, Kunstkring building has also undergone some changes in the process of revitalization. These changes relate to the period / era which was going on at that time. Even so, some of these changes are not in accordance with the rules in force due to lack of supervision of the heritage buildings and less detail rules on conservation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Bramantya Wijaya
"Preservasi cagar budaya merupakan salah satu poin penting dalam proyek rancangan ulang Kawasan Pasar Baru. Proyek perancangan ulang Kawasan Ulang Pasar Baru harus dilakukan tanpa mengurangi nilai – nilai historis dari setiap cagar budaya nya, dan diharapkan untuk meningkatkan nilai – nilai yang ada melalui proyek – proyek pribadi.
Bangunan Sin Tek Bio Temple Complex merupakan revitalisasi dan juga ekstensi terhadap bangunan vihara eksisting, yang terletak pada lokasi yang terpencil di belakang Pasar Baru. Bangunan ini ditujukan sebagai ruang publik dan juga masyarakat agama Buddha, Konghucu, ataupun Taoisme. Bagian yang menghadap langsung Pasar baru ditujukan sebagai ruang publik dalam bentuk retail. Fungsi keagamaan bangunan terletak di seberang Bangunan Eksisting Sin Tek Bio, dengan ruang diantara retail dan fungsi keagamaan berupa ruang pamer sebagai buffer antara public dan privat.

Preservation of cultural heritage is one of the important points in the redesign project of Pasar Baru Area. The of Pasar Baru area must be carried out without reducing the historical values of each cultural heritage and is expected to increase the existing values through individual projects.
The Sin Tek Bio Temple Complex building is a revitalization and an extension of the existing temple building, which is in a remote location behind Pasar Baru. This building is intended as a public space as well as a Buddhist, Confucian, or Taoist community. The part that faces directly towards Pasar Baru is intended as a public space in the form of retail. The religious function of the building is located opposite the Sin Tek Bio Existing Building, with space between retail and religious complex functions in the form of an exhibition space as a buffer between public and private.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Dinov Harun Pangestu
"Gereja Katolik Santo Yoseph merupakan sebuah bangunan peribadatan yang terletak di Matraman, Jakarta Timur. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek arsitektural bangunan gereja ini Melalui pendekatan arkeologi, penelitian ini menganalisis struktur, desain, dan elemen-elemen arsitektural gereja untuk memahami konteks budaya dan religius yang membentuk pembangunan gereja tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara arsitektur dengan praktik ibadah dan peran gereja dalam kehidupan beragama. Metode dalam penelitian ini melibatkan analisis arkeologi yang dikemukakan oleh Sharer dan Ashmore. ata primer dan sekunder dikumpulkan dan dianalisis untuk mengungkapkan makna dan fungsi yang terkait dengan aspek arsitektur gereja Santo Yoseph Matraman. Konsep-konsep teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi simbolisme arsitektur gereja, makna ritus keagamaan, dan hubungan antara ruang fisik dan praktik keagamaan. Mengungkapkan bahwa komponen-komponen arsitektur bangunan tersebut memiliki makna-makna yang relevan dengan aktivitas keagamaan, seperti simbolisme dalam fasad, denah, lantai, dan fasad bangunan. Selain itu, komponen-komponen arsitektur tersebut juga berperan penting dalam mendukung berbagai kegiatan keagamaan, termasuk perayaan Ekaristi, Prosesi Sakramen Mahakudus, dan Ziarah Maria Fatima.

Santo Yoseph Catholic Church is a worship building located in Matraman, East Jakarta. The aim of this research is to determine the architectural aspects of this church building. Using an archaeological approach, this research analyzes the structure, design and architectural elements of the church to understand the cultural and religious context that shaped the construction of the church. This research also aims to determine the relationship between architecture and worship practices and the role of churches in religious life. The method in this research involves archaeological analysis proposed by Sharer and Ashmore. Primary and secondary data were collected and analyzed to reveal the meaning and function related to the architectural aspects of the Santo Yoseph Matraman church. The theoretical concepts used in this research include the symbolism of church architecture, the meaning of religious rites, and the relationship between physical space and religious practice. Revealing that the architectural components of the building have meanings that are relevant to religious activities, such as symbolism in the facade, floor plan, and building facade. Apart from that, these architectural components also play an important role in supporting various religious activities, including the celebration of the Eucharist, the Procession of the Blessed Sacrament, and the Pilgrimage of Mary Fatima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Safira Riska
"Perubahan pada ruang adalah salah satu cara manusia untuk menyesuaikan ruang yang ada dengan kebutuhan mereka agar tercapai kecocokan kebutuhan fit to need. Pada lingkungan rumah tinggal dengan kehadiran anak penyandang autis, perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang didominasi oleh reaksi orang tua. Kebutuhan perilaku anak autis cenderung memicu orang tua melakukan perubahan ruang untuk mencapai fit to need bagi seluruh anggota keluarga. Skripsi ini menunjukkan terjadinya perubahan pada rumah tinggal anak penyandang autis yang melingkupi proses pemicu perubahan, reaksi terhadap perilaku dan reaksi terhadap perubahan.

Change of spaces is one of the ways to adjust the available space arround us in order to reached the condition of fit to needs. Changes which occured in the home environment of children with autism, tend to be the changes dominated by parents. Behavioral needs of autistic children often triggered parents to react and made spatial changes in order to reach fit to needs of family members. This study illustrates various changes that occured in autistic children’s homes which involved the trigger of spatial changes, the reaction to the behavior and the reaction to the spatial changes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Amelia Tanias
"Arsitektur adalah wadah yang menampung aktivitas manusia. Sejak danulu, arsitektur selalu menjadi pembicaraan yang menarik, karena berkaitan dengan seni dan ilmu pengetanuan. Hingga saat ini, Arsitektur berkembang sangat pesat dengan ide dan konsep-konsep baru akan karya arsitektur. Perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi telah membawa arsitektur menjauh dari esensinya sebagai tempat untuk ruang berkegiatan. Revolusi Industri, sebagai langkah besar modernisasi, juga telah membawa arsitektur memasuki era arsitektur modern dengan adanya produksi massal dan keseragaman (uniformity).
Ada dua Iingkungan masalah yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah atau bangunan lainnya, yaitu: guna dan citra (image). Artinya, selain harus memenuhi fungsi untuk mewadahi aktivitas manusia, bangunan memberi persepsi terhadap kombinasi setiap elemen desainnya dalam bentuk citra.
Sebenarnya, uniformity adalah gagasan bahasa untuk berkomunikasi pada karya arsitektur. Uniformity merupakan suatu sifat serupa, kesamaan, atau kemiripan suatu objek sebagai standar atau guideline bagi objek Iainnya yang meliputi keseluruhan atau hanya sebagian dari suatu objek. Gagasan ini sangat bermanfaat bagi pembentukan citra, namun juga telah membuat arsitektur menjadi tidak kontekstual.
Umumnya, uniformity terjadi pada bentuk desain yang sejenis dan produksi massal dapat dirasakan pada bangunan-bangunan komersial yang sangat mengutamakan kemajuan bisnis. Hal ini tampak pada elemen-elemen bangunannya, terutama facade bangunan. Pada kenyataannya, uniformity bisa berdampak positif dan negatif. Uniformity yang positif akan membawa pembaharuan yang baik bagi perkembangan arsitektur Indonesia di kemudian nari. Dengan demikian, Uniformity harus dikembalikan pada konteksnya sebagai esensi arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Herawati
Yogyakarta: Kepel Press, 2016
729 ISN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Veda Pradipta
"Axis Mundi dalam kepercayaan Hindu-Budha memiliki peran yang sangat penting.Sebagai pusat dunia, sumbu ini menghubungkan antara dunia tempat Tuhan berada dengan dunia tempat manusia hidup. Kepercayaan ini kemudian berpengaruh terhadap arsitektur bangunan keraton. Skripsi ini membahas tentang identifikasi Axis Mundi kerajaan Mataram dengan studi kasus Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Beberapa peneliti seperti Behrend dan Santoso pernah membahas mengenai konsep kesakralan pada bangunan keraton. Penelitian ini diperkuat oleh tulisan Lethaby dan Eliade yang membahas secara spesifik mengenai Axis Mundi. Skripsi ini menyimpulkan bahwa bagian Kedhaton merupakan Axis Mundi dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Axis Mundi in the Hindu-Buddhist beliefs have a very important role. As the center of the world, this axis connects the God’s world and the human’s world. This belief then influence the architecture of the palace buildings. This thesis discusses the identification of Axis Mundi in Mataram palace with a case study of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Some researchers such as Behrend and Santoso also discuss about the concept of sacredness in Palace buildings. This research was reinforced by the writings of Lethaby and Eliade about Axis Mundi.The thesis concludes that Kedhaton is the Axis Mundi in Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vinka Alenoya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leta Lestari
"Rumah sebagai tempat pulang telah mengalami pergeseran makna, seperti yang terlihat pada kecenderungan sebagian orang-orang yang mencari relaksasi di luar rumah. Dalam memberikan suasana relaksasi pada manusia, tempat-tempat relaksasi ini memiliki bahasa pola tertentu yang seharusnya bisa didapatkan di rumah. Tulisan ini mencoba mencari pattern language seperti apa yang bisa menciptakan suasana relaksasi. Pattern language ini pada akhirnya akan disesuaikan dengan makna dasar rumah sebagai gambaran dari hasil orientasi dan identifikasi penghuni rumah tersebut.

Home as a place to come back has undergone a shift in the meaning as indicated by the search of place for relaxation outside the home. In providing an atmosphere of relaxation for human, this relaxation place has certain pattern language which is supposed to be found at home. This paper attempts to discover the pattern language which can create an atmosphere of relaxation. Pattern language will eventually be adapted to the basic meaning of home as a description of the orientation and identification of the occupants of the home."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43275
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Vidya Primadhani
"Tesis ini menelusuri agensi objek pada self generating sebagai metode desain untuk menghasilkan arsitektur. Pada umumnya, hasil karya arsitektur berupa bangunan. Kebutuhan akan bangunan dipertanyakan ketika arsitektur bisa terealisasikan melalui media seperti objek. Tulisan ini mempertanyakan kapabilitas objek sebagai metode perancangan arsitektur yang bisa terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan terpisah yang disebabkan oleh objek menghasilkan reaksi dari makhluk hidup. Objek bisa memiliki agensi di luar intensi awal perancang. Agensi objek akan melebihi ekspektasi perancang ketika objek memiliki kegunaan di luar dari fungsi inisial. Potensi objek untuk membentuk ruang dengan kapabilitas di luar fungsi yang ditentukan pada awalnya dieksplorasi dalam tesis ini. Melalui operasi combine dan substitute pada objek, proses self generating makhluk hidup dapat berubah menjadi initiate, inhibit atau redirect. Merancang dengan objek yang dialihkan fungsinya oleh makhluk hidup mewujudkan arsitektur. Agensi objek dirancang agar memberikan dampak pada lingkungan sekitar melalui self generating. Tesis ini menelusuri pembuatan bahan makanan tempe sebagai proses yang membutuhkan objek agar terealisasi. Dari studi proses tersebut, rancangan yang dihasilkan adalah susunan objek yang dapat melangsungkan fermentasi tempe dengan sendirinya melalui kapabilitas peralihan fungsi untuk membentuk ruang berspora.

This thesis explores the agency of objects in self-generating as a method of design in architecture. In general, architectural projects are in the form of buildings. The need for buildings is questioned when architecture can be realized through media such as objects. This writing questions the capability of objects as a method of architectural design that can be formed by itself. A separate environment that is caused by objects creates a reaction from living beings. Objects can have agency outside of the initial intention of the designer. The agency of objects will exceed the expectations of the designer when objects have a use outside of its initial function. The potential of objects to create space with the capability outside of its determined function is explored in this thesis. Through the operation of combine and substitute towards objects, the process of self generating from living beings can change to initiate, inhibit or redirect. Designing with objects that have been redirected functionally by living beings produces architecture. The agency of object is designed to provide impact towards its environment through self generating. This thesis explores the production of food as a process that needs objects to be realized. From the study of its process, the design is an arrangement of objects that can carry out tempeh fermentation by itself through the capability of functional redirection to create a spore space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>