Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182992 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sahla Salima
"Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara merupakan dongeng rakyat yang terkenal tidak hanya di benua asalnya, Eropa, tetapi juga di dunia. Dongeng-dongeng ini memiliki banyak kekhasan, salah satunya yakni dari segi tokoh-tokoh yang terdapat di dalamnya. Di dalam banyak dongeng Grimm Bersaudara, seringkali ditemukan tokoh antagonis wanita. Pada skripsi ini, dipilih lima dongeng Grimm Bersaudara yang di dalamnya terdapat karakter antagonis wanita yang memiliki kekuatan sihir untuk dianalisis; Hänsel und Gretel, Sneewittchen, Rapunzel, Jorinde und Joringel, dan Brüderchen und Schwesterchen. Tokoh-tokoh antagonis ini dianalisis bagaimana penggambaran karakternya di dalam setiap dongeng, fungsi, serta pengaruhnya terhadap tokoh-tokoh protagonis yang ada, dengan menggunakan pendekatan psikologi.

Die Märchen der Gebrüder Grimm sind Volksmärchen, die nicht nur in ihrem Herkunftskontinent Europa, sondern in der ganzen Welt bekannt sind. Diese Märchen haben viele Besonderheiten, z. B. die Charaktere der Figuren. Man kann in vielen Märchen der Gebrüder Grimm eine Antagonistin leicht finden. In dieser Arbeit sind fünf Märchen der Gebrüder Grimm ausgewählt, nämlich Hänsel und Gretel, Sneewittchen, Rapunzel, Jorinde und Joringel und Brüderchen und Schwesterchen, um analysiert zu werden. Wie die Charaktere der Antagonistinnen in jedem Märchen beschrieben sind und welche Funktionen und Auswirkungen sie für die Protagonisten und Protagonistinnen haben, wird mit Hilfe verschiedener Ansätze der Psychologie analysiert."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Aulia Wati
"ABSTRAK
Dongeng merupakan prosa pendek imajinatif dan fiktif yang disampaikan secara turun-temurun. Dongeng seringkali beredar dalam versi yang berbeda-beda di berbagai negara, tetapi semua variasi tersebut memiliki struktur tema dan tindakan aksi yang sama. Penelitian ini membahas mengenai fungsi tindakan dalam dongeng Br derchen und Schwesterchen dan H nsel und Gretel dengan menggunakan teori fungsi yang dikemukakan oleh Vladimir Propp. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yang bertujuan agar memahami suatu permasalahan secara mendalam dan luas dengan analisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua dongeng tersebut memiliki fungsi yang berbeda dan fungsi tersebut tidak muncul secara berurutan, seperti yang dikemukakan oleh Propp. Dalam dongeng Br derchen und Schwesterchen ada 10 fungsi, yaitu fungsi ketiadaan ? , larangan ? , pelanggaran ? , penyampaian ? , penipuan ? , kejahatan A , penerimaan unsur magis F , tokoh utama dikenali Q , penyingkapan tabir Ex , dan hukuman U , sedangkan di dalam dongeng H nsel und Gretel terdapat 11 fungsi, yaitu fungsi pengintaian ? , penipuan ? , keterlibatan ? , kejahatan A , kekurangan a , peristiwa penghubung B , fungsi pertama tokoh penolong D , reaksi tokoh pahlawan E , perpindahan tempat G , kepulangan darr; , dan penyelamatan Rs .

ABSTRACT
Tales are imaginative short prose which are fictional. They are something inheritance that is being continued since the old times. Tales often come up with different kinds but the themes and actions are still similar from one to another. This research discuss about the functions of dramatis personae in Br derchen und Schwesterchen and H nsel und Gretel based on functions of dramatis personae theory by Vladimir Propp. Qualitative method is being used in this research, in order to deeply and wholly understand a problem. The result shown that the two fairy tales have different functions and these functions do not appear chronologically as being told by Propp. In Br derchen und Schwesterchen there are 10 functions, such as the function of Absentation , Interdiction , Violation , Delivery , Trickery , Villany A , Provision or receipt of a magical agent F , Recognition Q , Exposure Ex , and Punishment U , meanwhile in H nsel und Gretel there are 11 functions, such as the function of Reconnaissance , Trickery , Complicity , Villany A , Lack a , Mediation B , The first function of donor D , The hero rsquo s reaction E , Spatial transference between two kingdoms, guidance G , Return darr , and Rescue Rs ."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Esya Triandini Putri
"Skripsi ini membahas metafora penggambaran tokoh ibu tiri, anak tiri, dan anak kandung yang terdapat dalam Märchen Aschenputtel, Brüderchen und Schwesterchen, Frau Holle, dan Sneewittchen yang memperkuat stereotipe dari ketiga tokoh tersebut. Stereotipe yang melekat pada mereka adalah tentang anak tiri yang malang dan ibu tiri, serta anak tiri yang jahat. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jenis-jenis metafora yang menggambarkan ketiga tokoh tersebut berdasarkan klasifikasi metafora menurut Gerhard Kurz, serta membuktikan benar atau tidaknya stereotipe terhadap ketiga tokoh tersebut. Dalam penelitian ini, metafora leksikal dan kreatif adalah metafora yang paling banyak ditemukan dalam merepresentasikan ketiga tokoh tersebut, yaitu berjumlah empat, sedangkan metafora konvensional adalah yang paling sedikit ditemukan, yaitu dua metafora. Dari empat dongeng tersebut, stereotip yang melekat pada ketiga tokoh tersebut juga dapat diperkuat dan dibuktikan melalui metafora bahwa stereotip tersebut adalah benar.

This thesis discusses about the metaphor that represent figures of stepmother, stepchildren and own children in Märchen Aschenputtel, Brüderchen und Schwesterchen, Frau Holle, and Sneewittchen which supporting the stereotype of those three characters. This research aims to explain the kinds of metaphors that describe those three characters that are classified based on the type of metaphor by Gerhard Kurz and prove whether the stereotype of those three characters are true or not. Lexical and creative metaphor are the most commonly found in this research to represents those three character, whereas conventional metaphor is the least. At those four tales, stereotypes of stepmother, stepchildren, and own children can also be proved by metaphor that the stereotypes are true.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Shahnnaz
"Simile merupakan jenis kiasan yang membandingkan dua hal melalui satu kata penghubung. Kata penghubung yang digunakan untuk karya berbahasa Jerman merupakan wie Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis perbandingan bentuk simile bahasa Jerman dan bahasa Indonesia di dalam novel anak karya Erich Kästner berjudul Emil und Die Detektive yang diterjemahkan oleh Ny. M Saleh Saad. Penulis ingin mengetahui simile yang terdapat di novel anak ini dan bagaimana perbedaan bentuk simile dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia, dan apakah terdapat perbedaan makna ketika simile tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari enam simile Polare Vergleiche, empat di antaranya diterjemahkan secara sepadan dan dua diterjemahkan secara tidak sepadan.

A Simile is a figure of speech that directly compares two things through some connective words. The connective word that is being used in the german literatures is wie. This research aims to analyze the structure of german simile in a children book written by Erich Kästner under the title Emil und Die Detektive, which has been translated to Indonesian as Emil dan Polisi-polisi Rahasia. Furthermore, the author wants to find out whether there is a change of the structure or meaning in between the German simile and Indonesian simile in the translated version of the book by Mrs. M. Saleh Saad. The result of this research shows that among six Polare Vergleiche similes, four of which are translated evenly and two of which arent translated evenly by the translator.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Retsamona Delin
"Film adalah salah satu media yang mampu menggambarkan kondisi sosial, budaya, ekonomi, maupun politik masyarakat saat film itu dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan gambaran perempuan dalam film tokoh utama Rapunzel di film Rapunzel Jerman dan Tangled Disney juga kaitannya dengan gambaran sesungguhnya perempuan di masa ini. Daur pahlawan oleh Jung menunjukkan bahwa kedua tokoh Rapunzel memiliki perbedaan penggambaran sifat serta karakter di bagian awalnya, tetapi menunjukkan kesamaan semangat bahwa perempuan harus berani menunjukkan eksistensinya kepada dirinya sendiri. Gambaran ini sesuai dengan teori Laura Mulvey yang menginginkan perempuan digambarkan memiliki pengaruh atas dirinya sendiri dan terlepas dari gambaran yang dikonstruksikan budaya patriarki.

Film is a media which is able to describe the social, cultural, economic, and political state of society when the film was made. This study aimed to compare the depiction of women in character Rapunzel in the movie Disney Tangled and Germany Rapunzel and its relation with the real depiction of women in this period. The Heroes Journey by Jung showed that the two Rapunzel figures have different depictions and characters at the beginning, but showed the same spirit that the woman should dare to show their existence to herself. This description is consistent with the theory of Laura Mulvey which described women should be pictured as having influence with herself out of the picture constructed by patriarchal culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Brecht, Bertolt, 1898-1956
Berlin: Suhrkamp, 1984
JER 830.8 BRE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schiller
Leipzig,: Veb Bibliographisches Institut, 1958
JER 833.6 SCH w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaelan Puji Jagad
"ABSTRAK
Sebuah karya dapat dikatakan sebagai sastra anak jika citraan dan metafora kehidupan yang dikisahkan dapat dijangkau dan dipahami oleh anak sesuai dengan perkembangan psikis. Salah satu genre dalam sastra anak adalah fantasi. Genre fantasi dalam sastra Jerman dikenal dengan istilah sastra anak fantastis phantastische Kinderliteratur . Salah satunya adalah novel Lale und der goldene Brief karya Regula Venske. Novel ini menceritakan tokoh Lale, seorang anak yang melakukan petualangan untuk mengantarkan surat kepada Rumi Armut. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan, belum ada hasil penelitian yang mengulas novel ini. Padahal di dalamnya terkandung nilai fantastis yang kuat, imajinasi yang tinggi, serta unsur didaktis yang dibutuhkan anak-anak untuk mengenal siapa dirinya. Rumusan masalah yang muncul adalah bagaimana penggambaran motif pencarian identitas diri dan arketipe pahlawan pada tokoh Lale dalam novel Lale und der goldene Brief. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelisik bagaimana penggambaran motif pencarian identitas diri dan arketipe pahlawan pada tokoh Lale. Teori yang digunakan adalah phantastische Kinderliteratur, arketipe pahlawan Jung 1916 , dan petualangan pahlawan hero rsquo;s journey Campbell 1968 . Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk meninjau petualangan Lale dalam empat perjalanan besar, yakni ladang tempat menetap der Acker des Bleibens , Gunung Perpisahan der Berg des Abschieds , Laut Keluhan das Meer des Seufzer , dan Labirin Kesalahpahaman das Labyrinth des Missverst ndnisse . Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa motif pencarian identitas yang dilakukan Lale disebabkan adanya motif jauh dari orang tua Elternferne . Hal ini menyebabkan arketipe pahlawan dalam diri Lale muncul yang dijabarkan melalui tahapan perjalanan pahlawan hero rsquo;s journey Campbell. Dalam perjalanan ini, sosok pahlawan Heldin pada Lale digambarkan sebagai anak yang pemberani, tidak mudah menyerah, optimis, dan menjaga amanah dengan baik.

ABSTRACT
A work can be regarded as child literature if the images and metaphors of life that is narrated can be reached and understood by the child according to psychic development. One of the genres in child literature is fantasy. In German literature, this genre is known as fantastic child literature phantastische Kinderliterature . Lale und der goldene Brief novel which is written by Regula Venske is one sample of German fantastic child literature. This novel tells the adventure of a child named Lale who delivers a letter to someone named Rumi Armut. This novel contains fantastic value, high imagination and didactic elements which are needed by the children in order to know their true selves. Despite those novel excellences, based on library search, there has been no research regarding this novel. The research question is to find the portrayal of the identity search motif and the hero archetype of Lale figure in Lale und der goldene Brief novel. The theories applied are Phantastische Kindliterature and Jung hero archetypes and Hero 39 s journey Hero 39 s journey . Descriptive method is used to analyze Lale adventures in 4 major trips, namely der Acker des Bleibens mountain of farewell der Berg des Abschieds , sea of complaints das Meer des Seufzer , and maze of misconceptions das Labyrinth des Missverst ndnisse . The study found that the identity searching motive of Lale is caused by being away from parents. This led to archetypes of hero of Lale to appear spelled out through the stages of Campbell rsquo s hero journey 1968 . Throughout the journey, the hero figure of Lale is portrayed as a brave girl, not easy to give up, optimistic, and keep the mandate well."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qureshi, Qayum
"Buku ini membahas mengenai pendangan Bertolt Brecht mengenai pesimisme dan progres kepercayaan. Isi dari buku terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dibahas mengenai aspek drama dari Brecht yang mengkritik Marxismus dan pengantar mengenai kaitan Brecht dengan pesimismus dan progres kepercayaan. Pada bagian kedua isi dibahas mengenai perjalanan dan tujuan dari karya-karya Bert Brecht."
Cologne (Köln): Böhlau-Verlag, 1971
JER 832.9 QUR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rhea Tsania
"Hingga saat ini, ketidaksetaraan terhadap perempuan masih terjadi, baik dalam tingkat global maupun dalam tingkat personal. Ketidaksetaraan juga kemudian muncul dalam media termasuk film. Namun dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu ini, fokus film mulai bergeser menjadi pemberdayaan perempuan. Film Gretel & Hansel menceritakan ulang dongeng Hänsel und Gretel oleh Grimm Bersaudara namun dengan fokus film terhadap tokoh-tokoh perempuannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kajian pustaka, serta teknik sinematografi untuk membahas agedan dalam film. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana film Gretel & Hansel menampilkan ketidaksetaraan terhadap perempuan dan bagaimana narasi digunakan sebagai sebuah medium untuk memberikan suara pada tokoh perempuannya menggunakan pendekatan feminisme dan personal narrative oleh Alasdair MacIntyre. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana Gretel dan Holda menggunakan narasi untuk menetapkan diri sendiri dan memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih dalam akan kehidupan mereka.

Until this day inequality against women still occurs, whether on a global scale or more on a personal level. Inequality also then appears in media, including in movies. Nonetheless, with the increasing public awareness of this issue, the focus of movies has started to shift into women empowerment. Gretel & Hansel, retells the fairytale Hänsel und Gretel by the Brothers Grimm but with the focus of the movie on its female characters. This study uses qualitative methods and literature reviews, as well as cinematography techniques to discuss the scenes on the movie. The focus of this study is to see how the movie Gretel & Hansel shows the inequality towards women and how narration is used as a medium to give voice to its female characters, using feminism and personal narrative by Alasdair MacIntyre as an approach. The result of this study shows how Gretel and Holda uses narration to establish themselves and gives a deeper knowledge and understanding about their lives. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>