Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priska Angelina W.
"Fenomena compact living telah marak terjadi dalam kehidupan kita, dimana kegiatan bertinggal menurut konsep compact living artinya mengemas segala kebutuhan manusia menjadi satu secara padat. Skripsi ini akan membahas lebih dalam tentang compact living yang terjadi di Indonesia khususnya apartemen, sampai sejauh apa compact living dapat mengakomodasi kebutuhan fisik & nonfisik manusia yang bertinggal di dalamnya. Penelitian ini bersifat kualitatif dan hasil penelitian menyarankan bahwa di dalam perencanaan ruang dalam compact living, perlu memperhatikan unsur-unsur penting seperti flexibility, mobility, technology dan unsur alam yang dapat mengakomodasi kegiatan bertinggal yang terjadi dalam compact living.

The phenomenon of a compact living has been happening in our life, where the activities of dwelling according to the concept of a compact living it means package all human need to be one in solid. A thesis this will talk about more in a compact living that occurred in Indonesia in particular the apartment. To any extent what a compact living be able to accommodate the needs of physical & non-physical human dwelling in it. This research is qualitative and research results suggest that in planning a room in a compact living, need to pay attention to such flexibility, important elements mobility, technology and the elements of nature that could accommodate activities dwelling occurring in a compact living."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Hidajat
"Sarana jalur pedestrian bagi pejalan kaki semakin dibutuhkan untuk mengantisipasi pergerakan manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu perlu ditelaah sampai sejauh mana kota Jakarta dapat memenuhi kebutuhan ini dengan memperhatikan batasan ideal bags sebuah jalur pedestrian. Tulisan ini memberikan uraian deskriptif akan batasan fisik ideal secara literatur dan gambaran pengamatan di jalur Kyai Tapa dan jalur Melawai. Kemudian analisis dilakukan dengan memperbandingkan studi kasus terhadap batasan fisik tersebut, yaitu kualitas fisk kualitas identitas, Icualitas orientasi dan Icualitas visual. Konkdusi yang didapat menyatakan bahwa batasan fisik yang dijadikan parameter hanya berlaku pada jalur yang berfungsi sebagai tempat berlalu, seperti jalur Kyai Tapa, sedangi an untuk kdasifikasi fungsi jalur lainnya, diperlukan penelaahan lebih lanjut untuk mendapatkan batasan ideal bare yang Iebih spesifik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Septiantia
"Hubungan antara manusia dan hewan saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kehadiran hewan peliharaan di dalam rumah tinggal manusia memberikan keuntungan bagi sebagian orang. Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang memiliki kemampuan emosional seperti manusia sehingga karakteristik anjing yang responsif terhadap tingkah laku manusia. Namun ketika anjing berada di dalam ruang tinggal manusia di rumah menimbulkan negosiasi diantara keduanya. Bagaimana aspek yang perlu diperhatikan ketika memelihara anjing di dalam rumah yaitu dari aspek psikologis dan spasialnya sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan well-being untuk keduanya. Hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada skripsi ini.

The relationship between humans and animals are closely interrelated and influence each other. The presence of pets in human living space was provided many benefits for some people. Dog is one of the pet that has the ability like human emotional, so the characteristics of dogs that are responsive to human behavior. But when the dog lives in the human living space, caused negotiation between them. How aspects to consider when getting a dog in the house, from the psychological and spatial aspects so as to create a healthy environment and well being for both of them. This will be explained further in this thesis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Ainurrahmah
"Mengangkat topik kelangkaan koneksi manusia terhadap alam yang menyebabkan superioritas manusia di bumi, sehingga manusia menjadi tidak peduli dan mengeksploitasi sumber daya. Arsitektur yang dibangun manusia memiliki peran besar dalam pembentukan persepsi ini karena telah mengurangi interaksi manusia secara langsung dengan alam. Fungi sebagai organisme dekomposer memiliki potensi untuk memberikan persepsi lain yaitu arsitektur sebagai dekomposer. Dalam konteks Kota Tua Jakarta, proyek ini berusaha menggabungkan dialog antara fungi dan manusia dalam ruang arsitektur, sehingga manusia dapat terkoneksi lagi dengan alam.

the topic of scarcity of human connection towards nature that causes human superiority, resulting in human becomes ignorant and exploits resources. Architecture built by humans has a big role in the formation of this perception because it has reduced direct human interaction with nature. Fungi as a decomposer organism in nature has the potential to provide another perception, the idea of architecture as decomposer. In the context of Kota Tua Jakarta, this project seeks to combine dialogue between fungi and humans in an architectural space, so that humans can connect again with nature.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Nicky Putra Perwira
"Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia karena ia mengakomodasi berbagai macam aktivitas manusia sehari hari Salah satu cara pemenuhan kebutuhan rumah adalah pembangunan perumahan formal Pembangunan perumahan formal juga ditujukan untuk membentuk masyarakat dan lingkungan yang berkualitas Rumah pada perumahan formal biasanya dibuat identik satu sama lain sementara aktivitas manusia biasanya berbeda satu sama lain Rumah pada perumahan formal merupakan sebuah ruang yang asing bagi penghuni karena belum diketahui kesesuaiannya dengan aktivitas penghuni Saat manusia menggunakan ruang tersebut ada dua hal yang mungkin terjadi yaitu adaptation ndash manusia mengubah aktivitasnya agar sesuai dengan lingkungan ndash dan adjustment ndash manusia mengubah lingkungan agar sesuai dengan aktivitasnya Tulisan ini membahas proses adaptation dan adjustment yang terjadi pada perumahan Greenland Depok Jakawa Barat Saya melakukan pengamatan dan pemetaan kegiatan di dalam rumah serta wawancara terstruktur dengan 5 lima pemilik tipe rumah yang berbeda Dengan menerapkan metode penelitian kualitatif saya mengidentifikasi kedua kegiatan tersebut terjadi sebagai konsekuensi perbedaan antara prediksi yang dilakukan oleh pengembang dengan jenis kegiatan dan kualitas ruang yang dibutuhkan oleh penghuni

The house is one of the essential needs of human beings due to its capability to accommodate various everyday human activities One of the methods to meet the human needs of having a house is the construction of formal housing It is also created in order to form a high quality environment and society Houses in a formal housing usually are built identical with each other however human daily activities are different in one person to another These houses will become a new environment for the inhabitants During the process of entering a new unknown environment humans tend to make adaptations and adjustments The former is human altering their activities in order to match the environment the latter is where they change their environment to their needs This writing tries to explain the process of adaptation and adjustment according to the case studied in Greenland Housing Depok West Java It is based on activities researching mapping and interviewing with 5 different families By doing qualitative researching method I indicated that both of those activities adaptation and adjustment are happened as a dissimilarity in accommodating activities between developer prediction and the inhabitants needs in their house."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Octiviani
"Fotografi adalah sebuah alat komunikasi yang dapat menangkap gambar secara objektif, fotografi merepresentasikan sesuatu yang nyata secara cepat. Arsitek kemudian memanfaatkan fotografi untuk merekam karya mereka yang nantinya dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti dokumentasi, materi pameran, dan juga sebagai pengganti interaksi langsung dengan bangunan. Arsitektur mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi melalui wujud dan ruang bangunannya, dimana manusia dapat mengalami dan berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui raga dan indra mereka. Sejak ditemukannya fotografi, arsitek telah memanfaatkan fotografi untuk mengkomunikasikan ide, konsep dan tujuan dari karya sang arsitek. Fotografer diharapkan dapat membantu arsitek untuk menciptakan sebuah ilusi pada fotografi, ilusi yang kemudian dapat membantu manusia dalam memvisualisasikan bangunan arsitektur melalui media dua dimensi atau bahkan merasakan pengalaman ruang tiga dimensi. Keberhasilan ilusi ini bergantung kepada bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang telah diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor konsep fotografi arsitektur dan bagaimana persepsi manusia dapat mempengaruhi cara manusia mencerna informasi. Dengan memahami cara kerja persepsi manusia, diyakini bahwa manusia dapat berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui foto sebagaimana manusia berinteraksi dengan ruang arsitektur secara langsung. Untuk mendukung dan menanggapi isu yang muncul, beberapa responden telah diwawancari dengan beberapa pertanyaan. Dengan menganalisa hasil dari wawancara dari responden dan teori-teori yang ada, penelitian ini akan menuntun kepada sebuah kesimpulan tentang bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang didapat dari sebuah fotografi arsitektur.

Photography is a communication tool that can capture an image objectively, it represents what exists with its brief moment. Afterwards Architects utilize it to record their works that can later be used for other purposes such as documentation, exhibition material, and also as a substitute of direct interaction with the building. Architecture has the ability to communicate through its form and space where people can experience and interact in it with their body and senses. Since the discovery of photography, architects have been taking advantage of the device with the intention of communicating their ideas, concepts, and purposes of their works. Photographers can hopefully aid the architects by using their skill to create an illusion in photography, which can helps people visualize the building in two-dimensional form or even offering the experience in three dimensional form. Such illusion can work depending on how the human percepts the information given.
This study will explore the concept of photography in architecture and how human perception can affect the way people perceived information. With understanding of the human’s working method in perception, it is believed that humans can interact with an architectural space through a photograph similar to the experience they would get in threedimensional form. Several people are interviewed to support and validate the issue that has been raised. Analyzing the informant’s point of view and several theories, this study will lead to a conclusion on how human percepts information from an architectural photography.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alver Giandri Melvern Poernomo
"[ABSTRAK
Global komuter di Australia sedang dalam masa puncaknya, iklim kering lokal mendorong arsitek untuk melahirkan inovasi baru yang dapat mengatasi isu tersebut. Pengertian dari hidup secara pusar regeneratif memberikan sebuah solusi untuk mengurangi kebutuhan pegawai untuk pulang-pergi dengan menyediakan akomodasi dan sebuah pusat responsif lingkungan di tempat mereka bekerja. Menyadarkan pentingnya suatu desain arsitektur yang dapat mempengaruhi dan mengoptimalkan kinerja manusia dengan mengatur variabel Pencahayaan, Akustik, dan kenyamanan Termal.

ABSTRACT
Australia global commuters are at an all time high. The local arid climate calls for architects to bring forth new sustainable innovation to counter this issue. A living concept of a Regenerative Hub suggests a solution to lessen the need for employees commuting by providing on-site accommodation and a responsive center for the environment. Sustainable housing that caters to on site occupants, realizes the importance of design to optimize human performance through architecture by altering the variables of Lighting, Acoustics and Thermal Comfort., Australia global commuters are at an all time high. The local arid climate calls for
architects to bring forth new sustainable innovation to counter this issue. A living
concept of a Regenerative Hub suggests a solution to lessen the need for employees
commuting by providing on-site accommodation and a responsive center for the
environment. Sustainable housing that caters to on site occupants, realizes the
importance of design to optimize human performance through architecture by altering
the variables of Lighting, Acoustics and Thermal Comfort.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Adianto
"Kebutuhan akan informasi telah menjadi kebutuhan manusia. Melalui informasi, manusia dapat mengetahui dan memprediksi kegiatan yang harus ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui ruang cyber, informasi yang dibutuhkan dapat sampai dengan cepat, akurat dan tak terbatas secara geografis selama terhubung dengan jaringan telekomunikasi. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap ruang dan tempat aktual serta lingkungan binaan dalam kaitannya dengan arsitektur.
Sesuai dengan pendapat Arendt, manusia memiliki tiga kondisi dasar yang menentukan kehidupannya. Dengan menggunakan teknologi ruang cyber, terjadi perubahan terhadap ketiga kondisi dasar tersebut. Perubahan kondisi dasar manusia menyebabkan terjadinya perubahan kegiatan manusia dan ruang arsitektural sebagai wadah kegiatan. Ruang dalam arsitektur terbentuk dari hasil hubungan sosial antar individu dalam sebuah lingkungan. Salah satu teori pembentukan ruang dengan adanya kesenjangan kondisi manusia adalah konsep pengetahuan kuasa-ruang. Manusia menggunakan teknologi ruang cyber untuk menjalin hubungan sosial berupa hubungan sosial antar anggota perusahaan. Hal ini menyebabkan berubahnya kondisi manusia setiap individu dan ruang kehidupan berkaitan dengan arsitektur sebagai hasil hubungan sosial tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik purposive sampling. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan ini untuk memahami, mengangkat dan menjelaskan pengaruh dan peran teknologi ruang cyber yang menciptakan perubahan bentuk ruang kegiatan yang dapat muncul dalam kaitannya dengan ruang arsitektural. Analisis yang saya gunakan bersifat eksploratif, di mana membutuhkan penjelajahan berdasarkan pada teori dan data yang terkumpul.
Dalam penelitian ini saya menemukan bahwa adanya hubungan berbanding lurus antara peningkatan penggunaan teknologi ruang cyber dengan pengurangan jumlah individu dan besar ruang aktual kantor. Selain itu, tampak bahwa praktek konsep pengetahuan-kuasa-ruang sebagai akibat adanya kesenjangan tingkat kondisi manusia, mampu membentuk perkembangan kondisi dan ruang kehidupan masing-masing individu dalam perusahaan. Praktek tersebut menyebabkan munculnya ketidakterikatan manusia dengan tempat berlokasi tetap dalam berkarya. Namun demikian, hal ini hanya berlaku pada individu berkondisi manusia tertingi dalam perusahaan.
Saya berkesimpulan bahwa ruang cyber merupakan katalis dalam proses pembentukan kondisi dan ruang kehidupan manusia. Ruang cyber tidaknya berperan sebagai kendali manusia dengan lingkungannya secara individual, namun juga secara sosial. Individu berkondisi manusia tertinggi dapat menentukan tingkatan kondisi dan ruang kehidupannya dan mengendalikan kondisi dan ruang kehidupan individu lain yang berkondisi lebih rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imaniar Sofia Asharhani
"Setiap kota akan memberikan citra yang berbeda ketika kita menelusuri bagian-bagiannya. Skripsi ini memaparkan pembentukan citra yang dapat diwujudkan dari tampilan visual kota pada façade. Peran serta warga kota dalam membentuk citra kota merupakan hasil dari perwujudan pemenuhan kebutuhan mereka dalam berkota. Seni visual, khususnya Mural dan Graffiti menjadi bahasan pada skripsi ini dalam pembentukan townscape dan juga sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan warga. Pemilihan lokasi penyajian seni visual juga terkait dengan beberapa faktor tertentu. Hasil analisis dari studi pustaka dan studi kasus menunjukkan bahwa peranan seni visual yang yang muncul akan menghadirkan dampak yang beragam. Demikian pula dalam hal kemunculannya yang memiliki pola berbeda. Kota Yogyakarta menjadi lahan observasi untuk mendukung penulisan ini.

Every city will impress their image differently when we through its parts. This paper tries to reveal how the image of a city emerges from the city visual display appeared on façade. Citizen needs is the motive of them to participating on city image making (townscape). Visual Art especially Mural and Graffiti is the main topic in this paper to making townscape beside to accomplish citizen needs. The locations are choosing with concerned on certain factor. The analysis results from theory and case study shows that visual art which appeared on city façade represent different impact on townscape. The character of location is divers from each other. Yogyakarta City becomes the case study in this paper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43380
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Superblok merupakan kecenderungan baru dalam konsep pembangunan gedung-gedung di beberapa kota besar di Indonesia. Konsep pembangunan yang berskala besar tersebut menjanjikan berbagai keuntungan yang membuat para pengembang berlomba-lomba untuk mewujudkannya. Sementara itu para pakarpakar perkotaan melalui tulisan dan seminar-seminar masib mendebatkan keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan oleh superblok terhadap kota dari berbagai aspek. Dalam tulisan ini saya mencoba melihat superblok dari sisi lain, yaitu melihat masalah-masalah yang terjadi di dalam superblok_ Hal ini didasarkan adanya kritikkritik dari beberapa pakar arsitektur terhadap beberapa superblok. Kritik-kritik tersebut terkait dengan skala ruang atau bangunan di superblok yang dirasa terlalu besar dan tidak skala sehingga menimbulkan beberapa masalah. Oleh karena itu melalui pendekatan masalah dengan menganalisis skala manusia pads ruang umum superblok, saya berharap dapat menjelaskan masalah tersebut. Dan diakhir tu[isan ini saya mencoba menyimpulkan, apakah skala manusia tersebut memberi pengaruh terhadap keberhasilan fungsi sebuah superblok."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>