Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fijri Auliyanti
"Latar belakang. Gangguan tidur pada remaja memiliki prevalens yang tinggi dan dapat memengaruhi prestasi akademik di sekolah. Namun, sejauh ini di Indonesia, belum terdapat studi yang meneliti prestasi akademik pada remaja dengan gangguan tidur serta faktor yang berhubungan.
Tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui: (1) prevalens dan pola gangguan tidur berdasarkan SDSC, (2) proporsi murid SMP dengan gangguan tidur yang memiliki prestasi akademik di bawah rerata, (3) hubungan antara: jenis kelamin, motivasi dan strategi belajar, nilai IQ, tingkat pendidikan ibu, tingkat sosial ekonomi keluarga, struktur keluarga, pendidikan di luar sekolah, adanya TV/komputer di kamar tidur, durasi tidur di hari sekolah, perbedaan waktu tidur dan bangun, dan prestasi akademik murid SMP dengan gangguan tidur.
Metode. Penelitian potong lintang analitik di lima SMP di Jakarta pada bulan Januari hingga Maret 2013. Skrining gangguan tidur dengan kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children dilakukan terhadap 491 orang murid SMP di Jakarta. Murid yang memenuhi kriteria gangguan tidur diminta mengisi kuesioner motivasi dan strategi pembelajaran. Peneliti meminta nilai IQ subjek penelitian.
Hasil. Terdapat 129 subjek yang memenuhi kriteria gangguan tidur. Empat orang subjek di drop-out karena tidak memiliki nilai IQ. Prevalens gangguan tidur sebesar 39,7% dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur (70,2%). Sebanyak 47,6% subjek memiliki prestasi akademik di bawah rerata. Sebagian besar subjek perempuan (71%), termasuk sosial ekonomi menengah ke bawah (58,9%), memiliki motivasi dan strategi belajar yang cukup (72,6%), dan mengikuti pendidikan di luar sekolah (87,9%). Tiga belas subjek yang memiliki nilai IQ di bawah rata-rata tidak diikutsertakan dalam analisis bivariat dan multivariat. Berdasarkan uji regresi logistik, faktor yang paling berhubungan dengan prestasi akademik di bawah rerata secara berurutan, yaitu pendidikan di luar sekolah (> 2 jenis, non-akademik), nilai IQ rata-rata, dan jenis kelamin lelaki.
Simpulan. Prevalens gangguan tidur pada murid SMP di Jakarta adalah 39,7% dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Sebanyak 47,6% subjek memiliki prestasi akademik di bawah rerata. Faktor yang terbukti berhubungan dengan prestasi akademik di bawah rerata adalah pendidikan di luar sekolah (> 2 jenis, non-akademik), nilai IQ rata-rata, dan jenis kelamin lelaki.

Background. Sleep disorders are prevalent in adolescents and may influence their academic achievement at school. However, in Indonesia, no research has ever been done to study academic achievement in students with sleep disorders and related factors.
Objectives. This study aimed to define: (1) the prevalence of sleep disorders and their patterns based on the SDSC questionnaire, (2) the proportion of junior high school students having low average academic achievement, (3) the relationship between factors; i.e gender, motivation and learning strategies, IQ level, mothers' educational level, socioeconomic level, family structure, non-formal education, TV/computer set inside the bedroom, sleep duration during schooldays, bedtimewakeup time difference; and the academic achievement in junior high school students with sleep disorders.
Method. This was an analytical cross-sectional study, performed at five junior high schools in Jakarta between January to March 2013. Screening for sleep disorders, based on the Sleep Disturbance Scale for Children questionnaires, was done in 491 junior high school students. Students who fulfilled the criteria of sleep disorders, were asked to fill in the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). The IQ level of each subjects was also measured.
Results. There were 129 subjects who fulfilled the sleep disorders criteria. Four subjects were dropped out due to they didn?t have IQ level. The prevalence of sleep disorder in this study was 39.7%, mostly difficulty in initiating and maintaining sleep (70.2%). There were 47.6% subjects had low average academic achievement. As many as 13 subjects had low average IQ level and were not included in bivariate and multivariate analysis. Subjects mostly female (71%), with middle-low income (58.9%), had moderate motivation and learning strategies (72.6%), and attended non-formal education (87.9%). Based on the logistic regression analysis, the most influencing factors to the low average academic achievement are consecutively: the non-formal education ( > 2 types, non-academic), the average IQ level, and male sex.
Conclusion. The prevalence of sleep disorders in junior high school students in Jakarta are 39.7%, mostly difficulty in initiating and maintaining sleep. There were 47.6% subjects had low average grade. Factors related to the low average academic achievement are non-formal education ( > 2 types, non-academic), the average IQ level, and male sex.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destiana Puspasari
"Kualitas tidur yang buruk pada remaja dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental remaja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi gambaran kualitas tidur remaja di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 98 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan yaitu remaja (12 sampai 14 tahun) sebanyak 201 siswa yang dipilih dengan teknik proportionate stratified random sampling. Kualitas tidur remaja diukur dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan kualitas tidur remaja.

Poor adolescent sleep quality can cause bad impact on adolescent physical and mental health. The aim of this study was to identify the description of adolescent sleep quality in State Junior High School 98 Jakarta. This study used a simple descriptive design with cross-sectional approach. Sample of 201 adolescents (12 to 14 year) was selected by proportionate stratified random sampling method. Adolescent sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire. The results showed that most of students have poor sleep quality. Based on this study, it is recommended to improve adolescent sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Dewi
"Pola tidur yang terganggu dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan gangguan pola tidur dengan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional digunakan. Sampel siswa sekolah dasar sebanyak 79 responden dengan teknik random sampling. Analisa uji Pearson Correlation menghasilkan adanya hubungan yang lemah dan berpola negatif yang berarti semakin tinggi gangguan pola tidur maka semakin rendah prestasi belajar. Perawat dapat memberikan konseling kepada orang tua, sekolah, ataupun siswa terkait pola tidur yang baik serta upaya meningkatkan prestasi belajar anak.

Sleep pattern disorder will influence the academic achievement. This study aims to indentify the correlation between sleep pattern disorders to academic achievement during school’s ages. The analytic design applied to 79 samples of Elementary School’s students that were identified by simple random sampling technique. Pearson correlation resulted weak correlation and negative pattern. The nurse may provide consultation to parents, school, or elementary students in order to get better sleep pattern as well as to increase the academic achievement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Dewi
"Pola tidur yang terganggu dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan gangguan pola tidur dengan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional digunakan. Sampel siswa sekolah dasar sebanyak 79 responden dengan teknik random sampling. Analisa uji Pearson Correlation menghasilkan adanya hubungan yang lemah dan berpola negatif yang berarti semakin tinggi gangguan pola tidur maka semakin rendah prestasi belajar. Perawat dapat memberikan konseling kepada orang tua, sekolah, ataupun siswa terkait pola tidur yang baik serta upaya meningkatkan prestasi belajar anak.

Sleep pattern disorder will influence the academic achievement. This study aims to indentify the correlation between sleep pattern disorders to academic achievement during school’s ages. The analytic design applied to 79 samples of Elementary School’s students that were identified by simple random sampling technique. Pearson correlation resulted weak correlation and negative pattern. The nurse may provide consultation to parents, school, or elementary students in order to get better sleep pattern as well as to increase the academic achievement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakwinul Ammar
"Tingkat aktivitas fisik merupakan salah satu indikator kesehatan yang penting. Berdasarkan Riskesdas 2018, Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama pada proporsi tingkat aktivitas fisik kurang pada anak usia lebih dari 10 tahun. Gangguan tidur memiliki korelasi dengan penurunan performa akademik siswa pada sekolah dasar, peningkatan risiko depresi, dan juga ketidakseimbangan emosional. Berdasarakan penelitian oleh Hermoniati et al., Prevalensi gangguan tidur pada anak usia sekolah di Kota Jakarta Pusat sebesar 25,1%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang dengan menggunakan sub data sekunder dari penelitian SEANUTS 2.0 dengan jumlah sub-sampel sebesar 104 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik paling dominan secara berurutan adalah tingkat aktivitas fisik rendah (50%), tingkat aktivitas fisik sedang (42,30%), dan tingkat aktivitas fisik tinggi (7,6%). Gangguan tidur terjadi pada 55,77% dari total sampel. Secara bivariat terdapat korelasi lemah antara tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan nilai r = -0,05 dan tidak signifikan dengan nilai p = 0,617. Selain itu, dilakukan juga uji korelasi terhadap aktivitas fisik dan sub-gangguan tidur dengan hasil gangguan memulai dan mempertahankan tidur (r = -0,068), gangguan pernapasan saat tidur (r = 0,017), gangguan kesadaran (r = -0,023), gangguan transisi tidur-bangun (r = 0,061), gangguan somnolen berlebihan (r = -0,83), dan gangguan saat tidur (r = -0,176). Oleh karena itu, intervensi terhadap aktivitas fisik demi mencegah kejadian gangguan tidur perlu dilakukan. Tenaga kesehatan dan tenaga pendidik pada sekolah dasar diharapkan mengetahui dan memahami pentingkat tingkat aktivitas fisik terhadap pencegahan gangguan tidur pada anak usia sekolah.

The level of physical activity is an important indicator of health. Based on Riskesdas 2018, DKI Jakarta Province occupies the first position in the proportion of the level of physical activity that is lacking in children aged more than 10 years. Sleep disturbances have been correlated with decreased academic performance in elementary school students, increased risk of depression, as well as emotional imbalance. Based on research by Hermoniati et al., the prevalence of sleep disorders in school-age children in Central Jakarta is 25.1%. This study aims to see the relationship between the level of physical activity and sleep disturbances in school-age children in DKI Jakarta Province. The research design used was a cross-sectional study using secondary data from the SEANUTS 2.0 study with a sub-sample of 104 children. The results showed that the most dominant levels of physical activity, respectively, were low levels of physical activity (50%), moderate levels of physical activity (42.30%), and high levels of physical activity (7.6%). Sleep disturbances occurred in 55.77% of the total sample. Bivariately there is a weak correlation between the level of physical activity and sleep disturbances in schoolage children in DKI Jakarta Province with a value of r = -0.05 and not significant with a value of p = 0.617. In addition, correlation tests were also conducted on physical activity and sleep sub-disorders with the results of disturbances in initiating and maintaining sleep (r = -0.068), sleep disturbances (r = 0.017), impaired consciousness (r = -0.023), transitional disorders sleep-wake (r = 0.061), excessive somnolence (r = -0.83), and sleep disturbances (r = -0.176). Therefore, intervention on physical activity to prevent sleep disturbances needs to be done. Health workers and educators in elementary schools are expected to know and understand the level of physical activity on the prevention of sleep disorders at school-age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wige Indah Pratiwi
"Remaja cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk yang dapat berdampak buruk pada kondisi fisik, psikologis, kognitif dan sosial. Praktik ritual tidur telah diteliti dapat meningkatkan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik ritual tidur dengan kualitas tidur pada siswa SMP. Praktik ritual tidur diukur menggunakan kuesioner Sleep Hygiene Index SHI dan kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI.
Desain penelitian yang digunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang terhadap 124 siswa SMP di wilayah Depok yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling.
Hasil analisis uji Spearman didapatkanada hubungan bermakna antara praktik ritual tidur dan kualitas tidur pada siswa SMP p=0,0005. Semakin buruk praktik ritual tidur, semakin buruk kualitas tidur r=0,362. Perawat dapat memberikan konseling mengenai praktik ritual tidur yang baik kepada siswa, orang tua, ataupun sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas tidur.

Adolescents tend to have poor sleep quality, so it rsquo s affect to the physical, psychological, cognitive and social conditions of teenagers.The sleep hygiene practices have been studied can improve sleep quality. The purpose of this study was to determine the relationship between sleep hygiene practices and sleep quality in junior high school rsquo s students. The sleep hygiene practices were measured by Sleep Hygiene Index SHI and sleep quality by the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI questionnaire.
The design of this study was descriptive correlation with cross sectional approachthat has involved 124 students that were selected by cluster random sampling.
The result of this study analyzed by Spearman rsquo s correlation test showed that there was significant correlation between the sleep hygiene practicesand sleep quality in junior high school rsquo s students p 0,0005. The worse sleep hygiene practice, the worse the quality of sleep r 0,362. Nurses should provide counseling about good sleep hygiene practices to students, parents, or schools, in an effort to improve teenagers rsquo sleep quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salendu, Praevilia Margareth
"Latar belakang : Tidur berguna untuk kesehatan mental, emosi, fisik, dan sistem
imunitas tubuh. Gangguan tidur pada anak semakin menjadi masalah karena akan
berdampak pada mood, perilaku dan intelektual anak. Dilaporkan, insidensi
gangguan tidur pada anak lebih tinggi pada kasus epilepsi.
Tujuan : Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada anak dengan epilepsi, serta
menilai hubungan antara faktor-faktor risiko yang memengaruhinya kejadian
gangguan tidur pada anak dengan epilepsi.
Metode : Studi potong lintang yang dilakukan di Poliklinik Anak Kiara RS Cipto
Mangunkusumo Jakarta dengan populasi anak epilepsi usia 4-18 tahun. Penilain
variabel gangguan tidur menggunakan kuesioner sleep disturbance scale for
children (SDSC) terdiri dari 26 pertanyaan yang telah tervalidasi sebelumnya.
Kuesioner akan diisi oleh orang tua mengenai pola tidur anak dalam 6 bulan
terakhir. Pasien yang sebelumnya memiliki gangguan tidur primer seperti
obstructive sleep apnea (OSA), sindrom epilepsi, disabilitas intelektual, attention
deficit hyperactivity disorder (ADHD) akan dieksklusi.
Hasil : Didapatkan 99 subyek dengan karakteristik 22,2% menderita epilepsi
intraktabel, 28,2% serebral palsi dan 64,6% tipe kejang umum. Dari hasil
kuisioner SDSC didapatkan 71,7% anak dengan epilepsi mengalami gangguan
tidur, jenis terbanyak 62% gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Faktor
risiko yang terbukti memengaruhi secara independen kejadian gangguan tidur
pada pasien epilepsi adalah tipe kejang umum, serebral palsi, epilepsi intraktabel,
elektroensefalografi (EEG) abnormal, dan obat antiepilepsi (OAE) jenis nonbenzodiazepin.
Kesimpulan : Tipe kejang umum, serebral palsi, epilepsi intraktabel,
abnormalitas EEG, dan OAE jenis non-benzodiazepin bermakna secara statistik
independen memengaruhi kejadian gangguan tidur pada epilepsi.

Background : Sleep is affecting mental health, emotional, physical, and immune
system. Sleep disorder in children was increased and became a burden because it
will affect the mood, behaviour and intellectual. Reportedly, the incidence of
sleep disorder is higher in children with epilepsy.
Objective : Knowing the prevalence of sleep disorder in children with epilepsy,
and to assess the risk factors which affecting it.
Methods : A cross-sectional study was conducted at children polyclinic Cipto
Mangunkusumo Hospital in Jakarta with populations of epilepsy children aged 4-
18 years old. The assessment of sleep disorder using the sleep disturbance scale
for children (SDSC), which consist of 26 questions that had been previously
validated. The questionnaire will be filled out by parents regarding the childs
sleep pattern in the past 6 months. Patients who had primary sleep disorders such
as obstructive sleep apnea (OSA), epilepsy syndrome, intellectual disabilities,
attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) will be excluded.
Results : There were 99 subjects, with characteristics are 22.2% had intractable
epilepsy, 28.2% had cerebral palsy and 64.6% generalized seizures. The
prevalence of sleep disorder in child with epilepsy in this study was 71.7%, the
most frequent type was disorder of starting and maintaining sleep. Risk factors
that have been shown to independently affecting the incidence of sleep disorder in
epilepsy patients are generalized seizures, cerebral palsy, intractable epilepsy,
electroencephalography (EEG) abnormality, and non-benzodiazepine type
antiepileptic drugs (AED).
Conclusion : Generalized seizure, cerebral palsy, intractable epilepsy, EEG
abnormality, and non-benzodiazepine type of AED are statistically significant
affecting the incidence of sleep disturbance in epilepsy independently."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Fitri
"Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui faktor yang sangat berpengaruh terhadap gangguan tidur yang dialami lansia selama di rawat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif eksploratif. Sampel yang diambil adalah lansia berumur diatas 60 tahun sebauyak 42 orang (89,4%) yang dirawat di gedung A RSUPN CM.
Hasil penelitian ini menunjukkan 92,7 % lansia yang di rawat mengalami gangguan tidur. Faktor penyebab gangguan tidur yang berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas tidur lansia selama di rawat adalah keluhan nyeri yang dirasakan lansia. faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti jenis kelamin, perubahaan situasi, kebisingan dan pencahayaan tetap dikeluhkan oleh beberapa responden namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap gangguan tidur lansia.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah di Iakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan nyeri dengan gangguan tidur pada lansia.

This Research purpose to know factors that have an effect on to sleep disturbance that experienced elderly during experience treatment in hospital. Research Method that used is deskriptif-eksploratif. Population is elderly have an age above 60 years olds that taken care of in Gedung A RSUPN CM with sampel 42 people (89,4%).
Research result indicates that existed 92,7% elderly that take care of experience of sleep disturbance. Significant factor causes sleep disturbance at elderly during taken care of is bone pain sigh that felt elderly. Other factors, like: gender, the change of situation, noise and illumination are fixed griped by some responders nevertheless not have an effect on in signilicant to sleep disturbance elderly.
This recommendation from research is the need of conducted research more circumstantial about pain in bone relation with sleep disturbance at elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5779
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Haveleia
"Ulkus Diabetikum menyebabkan berbagai gangguan kenyamanan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas tidur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan sampel 97 pasien ulkus diabetikum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur subjektif dengan kualitas tidur yang diukur menggunakan PSQI p: 0,001. Faktor yang mempengaruhi tidur yaitu penghasilan p: 0,014, tingkat stress p: 0,001, medikasi p: 0,026, tingkat nyeri p: 0,048, dan diet p: 0,009. Penelitian menunjukkan pentingnya melakukan pengkajian kualitas tidur dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengatasi masalah tidur pasien ulkus diabetikum.

Diabetic ulcer cause various comfort disorders. This research was to identify sleep quality and factors that influence in patients with diabetic ulcer. This research design used cross sectional study with a sampel of 97 diabetic ulcer patients. The results showed that there was a significant difference between subjective sleep quality and sleep quality measured using PSQI p 0,001. Factors that affect sleep are income p 0,014, stress levels p 0,001, medications p 0,026, pain levels p 0,048, and diet p 0,009. The results of this study indicate that the importance of conducting sleep quality assessment with factors that influence to overcome sleep problems in diabetic patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Indahwati
"Indonesia, prevalensi gangguan tidur pada anak tergolong cukup tinggi namun
kesadaran orang tua masih rendah. Gangguan tidur pada anak dapat berdampak
pada prestasi belajar anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara gangguan tidur dan faktor sosiodemografi dengan prestasi belajar anak usia
sekolah. Desain penelitian potong lintang dilakukan selama bulan Oktober 2015-
September 2016 terhadap anak berusia 7-12 tahun di SDN 03 Pondok Cina,
Depok. Orang tua anak mengisi kuesioner sosiodemografi dan kuesioner
gangguan tidur Sleep Disturbance Scale for Children. Sejumlah 154 subjek
melengkapi kuesioner dan didapatkan prevalensi gangguan tidur sebesar 44,8%,
dengan gangguan tidur terbanyak berupa gangguan transisi tidur-bangun (50,6%).
Gangguan tidur memiliki hubungan dengan prestasi belajar yang rendah pada
pelajaran Matematika (p=0,006) dan nilai rata-rata Bahasa Indonesia, Matematika,
dan IPA (p=0,025). Faktor sosiodemografi yaitu usia anak, jenis kelamin anak,
usia ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, pendapatan ayah, pendapatan ibu,
dan bentuk keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Sebagai
kesimpulan, gangguan tidur dan beberapa faktor sosiodemografi berhubungan
dengan prestasi belajar anak usia sekolah."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>