Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Savitri
"Telah dibuat cumene dari minyak gondorukem (rosin oil) melalui reaksi perengkahan dan dehidrogenasi menggunakan katalis HZSM-5 yang dimodifikasi. Penelitian ini berhasil melakukan modifikasi terhadap katalis asam padat berbasis zeolit, untuk menurunkan kekuatan asam katalis dengan cara menambahkan promotor logam Cu-Ni dan Ni-Mo. Berkurangnya kekuatan asam katalis dapat menghentikan reaksi perengkahan pada tahap terbentuknya produk cumene. HZSM-5 termodifikasi dikarakterisasi menggunakan metoda FTIR-pyridine yang menunjukkan terjadi penurunan kekuatan asam katalis.
Uji aktivitas katalis untuk reaksi perengkahan dan dehidrogenasi dilakukan untuk mendapatkan kondisi proses yang mengarah kepada produk senyawa cumene, serta analisa produk akhir menggunakan FTIR dan GC-MS. Katalis Cu-Ni/HZSM-5 mampu melakukan reaksi perengkahan-dehidrogenasi gondorukem, sehingga menghasilkan cumene dengan komposisi terbesar sebanyak 3,27%, dengan kondisi proses pada tekanan 30 bar dan temperatur 450o C.

Cumene has been synthesized from rosin oil through cracking and dehydrogenation reactions using modified HZSM-5 catalyst. The research was successfully modified the zeolite-based solid acid catalyst, to reduce acid strength by adding Cu-Ni and Ni-Mo metal as promoter. Catalyst with suitable acid strength could stop the cracking reaction to produce cumene. Modified HZSM-5 were characterized using FTIR-pyridine method. The result showed that the acid strength of the catalyst decreased.
Catalyst activity test for cracking and dehydrogenation reactions were carried out to obtain reaction condition to produce cumene and the final products were analysized using FTIR and GC-MS. Cu-Ni/HZSM-5 catalyst was suitable for the cracking-dehydrogenation reactions of rosin oil, resulting in the largest cumene with composition as much as 3.27%, with reaction conditions at a pressure of 30 bar and temperature 450o C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Farah Nurul Anisa
"Olive Pomace Oil (OPO) merupakan minyak yang didapat dari hasil ekstraksi ampas buah zaitun setelah pemerasan pertama. Katalis heterogen bersifat asam yang digunakan pada penelitian ini berasal dari ampas buat zaitun yang diaktivasi dan disulfonisasi. Variasi yang digunakan dalam proses esterifikasi adalah rasio oil-to-ethanol (1:9, 1:6, 1:3) dan penambahan katalis (20%, 15%, 10% w/w). Proses pertama adalah esterifikasi pada 65°C selama 5 jam dan produk dari esterifikasi akan melalui proses kedua, yaitu transesterifikasi pada 50°C selama 5 jam. Kondisi terbaik dari esterifikasi yaitu pada variasi rasio oil-to-ethanol 1:9 dengan 20 wt% katalis berdasarkan kadar asam lemak setelah 5 jam esterifikasi dan total produk yang dihasilkan dalam massa per massa awal OPO yang digunakan untuk setiap reaksi esterifikasi. Katalis heterogen yang digunakan pada esterifikasi dapat diregenerasi dan digunakan kembali sebanyak 6 kali dengan konversi asam lemak sebesar 94%. Katalis yang diregenerasi diambil dari sampel dengan oil-to-ethanol 1:9 dengan 10 wt% katalis. Proses transterifikasi dilakukan untuk produk esterifikasi dengan 1:9 20 wt%, 1:3 10 wt%, dan 1:9 10 wt%. Pengujian gas chromatography (GC) dilakukan untuk mengetahui kadar gliserida dalam produk transesterifikasi. Hasil dari konversi asam lemak dan total produk yang dihasilkan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya pada lab GEPEA.

Olive pomace oil (OPO) has a great potential to be converted into biodiesel as it is non-edible and has a low cost acquisition. Heterogeneous acid catalyst used in this research was sulfonated activated carbon from olive pomace. The esterification was held under several conditions based on the ethanol to oil ratio (1:9, 1:6, and 1:3) and catalyst load (20 wt%, 15 wt%, and 10 wt%) at 65°C for 5 hours in a water bath. From those experiments, the best operating esterification condition was product from 1:9 oil to ethanol molar ratio with 20 wt% catalyst load based on the conversion of the fatty acid and the reaction yield. For the catalyst regeneration, the recovered catalyst from 1:9 oil to ethanol ratio and 10 wt% catalyst load which used the least amount of catalyst. The transesterification was held for the 1:9 20 wt% catalyst load esterification product, 1:3 10 wt% catalyst load esterification product, and 1:9 10 wt% catalyst load esterification product. Characterization of the product was analyzed using Gas Chromatography (GC) to measure the glycerides content. Lastly, the fatty acid conversion and reaction yield were compared with reaction using methanol in the previous research in GEPEA laboratory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuningsih Budiman
"Nanokomposit berbasis polimer yang didukung oleh oksida logam, menarik untuk dikembangkan sebagai katalis untuk produksi biodiesel. Dalam penelitian ini, nanokomposit selulosa/α-Fe2O3/ZrO2 telah berhasil disintesis dengan memanfaatkan limbah jerami padi sebagai sumber isolasi nanoselulosa, Zirkonium Oksida (ZrO2) disintesis melalui kopresipitasi, Hematite (α-Fe2O3) disintesis melalui kopresipitasi yang didukung oleh karakterisasi FTIR, XRD, SEM dan TEM. Hasil pengujian dengan SEM dan TEM menunjukkan morfologi isolasi nanoselulosa berupa fibril panjang dengan ukuran panjang sekitar 171 nm dan diameter 43 nm.
Hasil pengujian XRD menunjukkan struktur Hematite (α-Fe2O3) dan Zirkonium Oksida (ZrO2) berupa fasa kristalin. Aktivitas katalitik diuji melalui reaksi esterifikasi metil laurat (biodiesel) dari asam laurat. Kondisi optimum reaksi esterifikasi diperoleh dengan jumlah katalis 2% terhadap asam laurat dan waktu reaksi 3 jam. Hasil persen konversi biodiesel menggunakan nanokomposit selulosa/α-Fe2O3/ZrO2 menunjukkan nilai terbaik sebesar 62,85%. Energi aktivasi konversi asam laurat menjadi produk pada penambahan nanokomposit selulosa/α-Fe2O3/ZrO2 sekitar 31,24 kJ.mol-1. Parameter kinetika dari reaksi dievaluasi mengikuti pseudo-orde pertama. Komposisi FAME ditentukan dengan GC-MS.

Nanocomposites of metal oxide supported by biopolymer are interesting to be developed as catalyst for biodiesel production. In this study, cellulose/α-Fe2O3/ZrO2 nanocomposite was successfully synthesized by utilizing rice straw waste as a source of nanocellulose biopolymer, Zirconium Oxide (ZrO2) was synthesized via coprecipitation, Hematite (α-Fe2O3) was synthesized via coprecipitation in which their characterizations were conducted by FTIR, XRD, SEM, and TEM. The composition of fatty acid methyl ester was determined using gas chromatography-mass spectroscopy. The results of testing with SEM and TEM show the morphology of nanocellulose isolation in the form of long fibrils with a length of about 171 nm and a diameter of 43 nm.
The XRD test results showed Hematite (α-Fe2O3) and Zirconium Oxide (ZrO2) structures in the form of crystalline phase. Catalytic activity was tested by esterification of methyl laurate (biodiesel) from lauric acid. The optimum conditions for the esterification reaction were obtained by the amount of catalyst 2% against lauric acid and reaction time of 3 hours. The results of percent biodiesel conversion using cellulose/α-Fe2O3/ZrO2 nanocomposite showed the best value of 62.85%. The activation energy of lauric acid conversion into a product at the addition of cellulose/α-Fe2O3/ZrO2 nanocomposite is around 31.24 kJ.mol-1. The kinetic parameter of the reaction was also evaluated following the pseudo-first order equation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusma Harfiana Abbas
"Bahan bakar terbarukan seperti biodiesel merupakan salah satu sumber energi alternatif untuk mengatasi keterbatasan sumber daya energi. Senyawa oksida logam yang dimodifikasi telah banyak digunakan sebagai katalis pada sintesis biodiesel. Nanokomposit MgFe2O4-MgO telah berhasil disintesis pada penelitian ini. Telah dilakukan sintesis MgFe2O4 dan MgO dengan metode sol-gel dan hasil karakterisasi senyawa tersebut dengan FTIR, XRD, SEM dan TEM menunjukkan keberhasilan sintesis.
Hasil XRD menunjukkan struktur berupa fasa kristalin. Hasil SEM dan TEM menunjukkan bentuk MgFe2O4 berupa sphere dengan ukuran rata-rata 39 nm. Variasi rasio mol MgFe2O4 terhadap MgO yaitu 1:1, 1:2 dan 1:3, diperoleh hasil terbaik yaitu 1:2. Aktivitas katalitik diuji melalui reaksi esterifikasi metil ester (biodiesel) dari asam oleat. Hasil konversi nanokomposit MgFe2O4-MgO menunjukkan nilai terbaik sebesar 96,089%. Hasil pengujian dengan GC-MS menunjukkan produk yang terbentuk yaitu metil oleat dengan rumus molekul C19H34O2.

Renewable fuels such as biodiesel are one of the alternative energy sources to overcome the limitations of energy resources. Metal oxide compounds have been widely used as catalysts in biodiesel production. MgFe2O4-MgO nanocomposite was successfully synthesized in this study. The synthesis of MgFe2O4 has been prepared by sol-gel metode and characterization of sample using FTIR, XRD, SEM and TEM showed the success of synthesis.
XRD results show the structure of MgFe2O4 to be a crystalline phase. The results of SEM and TEM show that structure of MgFe2O4 form nanosphere with size about 39 nm. The variation of mole ratio of MgFe2O4 to MgO were 1: 1, 1: 2 and 1: 3, the best result was obtained 1: 2. Catalytic activity of MgFe2O4-MgO was tested by esterification of methyl oleate (biodiesel) from oleic acid show result 96,089%. The results of testing with GC-MS show that the product formed is methyl oleate with the molecular formula C19H34O2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinah
"Plastik yang banyak digunakan saat ini bersifat nonbiodegradable, sehingga limbah plastik menjadi sulit dihancurkan dan menjadi polutan. Upaya untuk mengatasi masalah limbah plastik adalah dengan membuat material plastik yang mudah diuraikan oleh alam. Polyhydroxybutyrate (PHB) adalah salah satu jenis plastik biodegradable yang ramah lingkungan. PHB dapat dihasilkan oleh bakteri pada saat fermentasi.
Pada penelitian ini proses fermentasi menggunakan bakteri Bacillus cereus strain suaeda B-001. Sumber karbon yang digunakan dalam fermentasi adalah glukosa murni dan hidrolisat tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS diubah menjadi gula reduksi melalui proses hidrolisis asam. Selanjutnya pembentukkan PHB dengan fermentasi menggunakan hidrolisat TKKS sebagai sumber karbon. Kemudian ekstraksi PHB dari dalam sel biomass untuk mendapatkan PHB murni.
Hasil penelitian pada sumber karbon glukosa murni 15 g/L mendapatkan berat sel kering (CDW) sebesar 2,62 g/L dan kadar PHB sebesar 43,1 %CDW. Sedangkan pada sumber karbon hidrolisat TKKS 14,3 g/L menghasilkan berat sel kering sebesar 2,5 g/L dan kadar PHB 40 %CDW. Hasil analisa FTIR dan H NMR terhadap produk PHB menunjukkan gugus fungsi dan struktur yang mirip dengan PHB standart. Hasil analisis dengan DSC didapatkan PHB mempunyai titik leleh pada 171,52 oC, temperatur transisi pada -17,37 oC dan ΔH sebesar 105,16 J/g.

The effort to overcome the problem of plastic waste is to make plastic material that is easily broken down by nature. Polyhydroxybutyrate (PHB) is one type of biodegradable plastic that is environmentally friendly. PHB can be produced by bacteria during fermentation.
In this study the fermentation process uses Bacillus cereus strain suaeda B-001. The carbon sources used in fermentation are pure glucose and oil palm empty fruit bunches (OPEFB) hydrolyzates. OPEFB is converted into reducing sugars through an acid hydrolysis process. Furthermore, the formation of PHB by fermentation using OPEFB hydrolyzate as a carbon source. Then extraction of PHB from biomass cells to obtain pure PHB.
The results of experiment using 15 g/L of pure glucose as a carbon source obtained dry cell weight (CDW) of 2.62 g/L and accumulated PHB of 43.1% CDW. Whereas if using OPEFB hydrolyzate 14.3 g / L as a carbon source produced CDW of 2.5 g/L and accumulated PHB of 40% CDW. The results of FTIR and H NMR analysis of PHB products show functional groups and structures similar to standard PHB. Analysis with DSC found the melting point of PHB at 171.52 oC, the transition temperature of PHB at -17.37 oC and PHB had ΔH 105.16 J/g.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2616
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Sari
"Vanilin dapat diperoleh dari lignin yang berasal dari biomassa lignoselulosa seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS) melalui reaksi depolimerisasi. Lignin dari tandan kosong kelapa sawit dapat diperoleh melalui proses isolasi dimana dilakukan proses delignifikasi untuk memperoleh black liquor. Pengendapan black liquor dengan asam sulfat menghasilkan lignin dengan kadar acid insoluble lignin (AIL) sebesar 19%. Reaksi depolimerisasi lignin dapat berlangsung pada temperatur 200oC dengan adanya katalis zeolit NaY yang telah dimodifikasi menjadi HY dan diimpregnasi dengan nikel oksida (NiO/HY).
Hasil analisa produk hasil depolimerisasi menunjukkan bahwa penggunaan katalis zeolit Y dari bahan sintetik menujukkan % yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan katalis zeolit Y dari bahan alam. Selain itu, penambahan nikel oksida pada zeolit HY menyebabkan dihasilkannya % yield vanilin yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan zeolit HY tanpa impregnasi. Zeolit NaY berbasis bahan alam dibuat dari kaolin sebagai sumber silika dan alumina. Sumber silika berasal dari metakaolin yang merupakan hasil pemanasan kaolin pada suhu tinggi. Sedangkan sumber alumina berasal dari silika ekstraksi yang merupakan hasil dari ektraksi kaolin. Metode sintesis NaY alam yang diadaptasi dari metode Khemthong menggunakan seed gel dan feed stock gel dimana dilakukan proses ageing selama 1 hari untuk keberhasilan proses sintesis.

Vanilin can be obtained from lignin derived from lignocellulose biomass such as oil palm empty bunches (OPEFB) through depolymerization reactions. Lignin from oil palm empty bunches can be obtained through an isolation process where a delignification process is carried out to obtain black liquor. Precipitation of black liquor with sulfuric acid produces lignin with an acid insoluble lignin (AIL) level of 19%. The lignin depolymerization reaction can take place at a temperature of 200oC in the presence of a modified NaY zeolite catalyst into HY and impregnated with nickel oxide (NiO / HY).
The results of the depolymerization product analysis showed that the use of Y zeolite catalyst from synthetic materials showed a higher yield% compared to natural zeolite Y catalysts. In addition, the addition of nickel oxide to HY zeolite caused higher yield of vanillin yield compared to HY zeolite without impregnation. Natural material based NaY zeolite was made from kaolin as a source of silica and alumina. The source of silica comes from metakaolin which is the result of heating kaolin at high temperatures. While the alumina source comes from extraction silica which is the result of kaolin extraction. Natural NaY synthesis method adapted from the Khemthong method uses seed gel and feed stock gel where the aging process is carried out for 1 day for the success of the synthesis process.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Pinalia
"Termal dekomposisi amonium perklorat dapat ditingkatkan salah satunya dengan memberikan nano aditif dalam propelan komposit. Nano aditif yang memiliki aktivitas katalitik dapat terbuat dari logam, logam oksida, maupun paduan logam oksida (nanokomposit). Pada penelitian ini, termal dekomposisi amonium perklorat ditingkatkan dengan penambahan nanokomposit logam oksida NiO-Co3O4. Nanokomposit logam oksida NiO-Co3O4 dipreparasi dengan metode green synthesis menggunakan ekstrak daun sambiloto. Dengan kehadiran Nanokomposit logam oksida NiO-Co3O4 mampu meningkatkan karakteristik termal dekomposisi amonium perklorat. Hal ini ditandai dengan penurunan suhu termal dekomposisi pada amonium perklorat sebesar 163 oC, yaitu dari 462oC menjadi 299 oC, dan menurunnya energi aktivasi dari 60,43 kJ/mol menjadi 24,36 kJ/mol.

Thermal decomposition of Ammonium Perchlorate can be improved by providing nano additives in composite propellants. Nano additives that have catalytic activity can be metals, metal oxides, or metal oxide alloys (nanocomposite). In this study, the thermal decomposition of Ammonium Perchlorate was increased by the addition of NiO-Co3O4 metal oxide nanocomposite. NiO-Co3O4 metal oxide nanocomposite was prepared by green synthesis method using sambiloto leaf extract. NiO-Co3O4 nanocomposite utilized as effective catalyst in the thermal decomposition of ammonium perchlorate. This is indicated by a decrease in the thermal decomposition temperature of Ammonium Perchlorate by 163 oC, from 462 oC to 299 oC and energy of activation decrease from 60.43 kJ/mol to 24.36 kJ/mol.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulandari
"ABSTRAK
Beberapa metode pembuatan sensor dengan menggunakan boron doped diamond (BDD) dimodifikasi logam dan hemoglobin (Hb) telah berhasil dikembangkan untuk deteksi senyawa akrilamida yang bersifat neurotoxin, karsinogen dan genotoxicity, serta dapat menyebabkan kanker dan tumor. Tetapi proses dalam memodifikasi elektroda BDD dengan logam tidak mudah, memerlukan banyak bahan kimia, waktu reaksi yang lama dan sensor yang dihasilkan tidak stabil. Penelitian ini berhasil mengembangkan cara modifikasi BDD menggunakan logam dan Hb dengan sederhana, mudah, dan menghasilkan metode yang relatif stabil untuk mendeteksi akrilamida. Selain itu, dapat digunakan berulang kali menggunakan gabungan dari metode wet chemical seeding, elektrodeposisi, rapid thermal annealing (RTA), refresh dan aktivasi. Modifikasi dapat diperoleh dengan mereaksikan larutan H2PtCl6 dengan NaBH4 langsung diatas permukaan elektroda BDD dan dibantu dengan RTA pada suhu 700 oC selama 5 menit pada kondisi atmosfer N2. Pt/BDD yang terbentuk kemudian dikarakterisasi menggunakan CV, SEM-EDX, Raman, XRD dan XPS.
Karakterisasi menggunakan spektroskopi Raman membuktikan bahwa modifikasi BDD menggunakan metode gabungan ini tidak merubah struktur SP3 dari BDD yaitu pada puncak 1333,517 cm-1. SEM-EDX menunjukkan Pt telah berhasil terdeposisi diatas permukaan BDD yang terdistribusi secara homogen dengan % massa 94,80 %, hasil ini diperkuat dari hasil karakterisasi XPS dengan adanya puncak Pt 4f7/2 dan Pt 4f5/2 diatas permukaan BDD dengan energi ikat 71,0 eV dan 74,5 eV.
Pt/BDD yang diperoleh kemudian diteteskan dengan 0.15 mM Hb dan digunakan untuk mendeteksi senyawa akrilamida (AA). Adanya senyawa AA menyebabkan tejadinya penurunan pucak arus Hb-Fe3+/Hb-Fe2+ pada Hb akibat interaksi N-terminal valin pada Hb dengan alkena pada senyawa akrilamida membentuk adduct akrilamida-Hb. Sensor ini menunjukkan limit deteksi yang sangat sensitif dalam pengukuran, yaitu sebesar 0,021 nM. Selain itu, potensi elektroda Hb/Pt/BDD dapat digunakan kembali dibuktikan dari % massa platinum pada hasil SEM-EDS sebelum, setelah digunakan untuk deteksi akrilamida dan setelah dilakukan pencucian menggunakan NaClO4 yaitu 81,27%, 87,98% dan 90,60 %. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dalam sampel kopi sensor yang dipreparasi dengan metode spektrometri massa kromatografi cair-tandem (LC-MS/MS). Pengukuran AA dalam 1 gram kopi Luwak Toraja menggunakan sensor menunjukkan 211 nM AA, sebanding dengan metode referensi menggunakan LC-MS/MS yang mendeteksi 216 nM AA. Hasil analisis pengukuran konsentrasi AA dalam sampel kopi menggunakan sensor yang telah dikembangkan menunjukkan kesesuaian dengan metode LC-MS/MS dengan hasil yang tidak berbeda secara signifikan.

ABSTRACT
Several methods of making sensors using boron doped diamond (BDD) metal and hemoglobin (Hb) have been successfully developed to detect compounds that are neurotoxin, carcinogens, genotoxicity and that can cause cancer and tumors. However, in the process of BDD electrodes with metal is very effective, retain a lot of chemicals, produce a long time and the resulting sensor is unstable. This research was carried out using a method that is easy and simple, easy, and produces a stable sensor to detect acrylamide and can be used repeatedly using the method of wet chemical seeding, electrodeposition, rapid thermal annealing (RTA), refresh and activation. Sensors can be obtained only by using H2PtCl6 with NaBH4 directly on the surface of BDD electrodes and assisted with RTA at a temperature of 700 oC for 5 minutes under atmospheric conditions N2. Pt/BDD formed was then characterized using CV, SEM-EDX, Raman, XRD and XPS.
Characterization using Raman proves that BDD modification uses this method. There is no SP3 structure from BDD which is at the peak of 1333,517 cm-1. SEM-EDX shows that Pt has been successfully deposited on the BDD surface which is homogeneously distributed with 94.80% mass%, this result is strengthened from the XPS characterization results using Pt 4f7/2 and Pt 4f5/2 peaks on BDD surface with 71,0 eV bonding energy and 74.5 eV.
The Pt/BDD obtained was then dropped with 0.15 mM Hb and to detect acrylamide compounds. The presence of acrylamide compounds causes a decrease in Hb-Fe3+/Hb-Fe2+ current at Hb due to the interaction of N-terminal valine in Hb with alkene in acrylamide-acrylamide-Hb acrylamide adduct compounds. This sensor shows the detection limit (LoD) which is very sensitive in measurement, which is 0.021 nM. In addition, the potential of Hb-Pt-BDD electrodes can be used from platinum results on SEM-EDS results before, after that to detect acrylamide and after washing using NaClO4 which is 81.27%, 87.98% and 90, 60%. Validation was carried out by comparing the results of measurements in sensor coffee samples prepared by liquid-tandem chromatography mass spectrometry (LC-MS/MS). Measuring AA in 1 gram of Toraja Luwak coffee using a sensor shows 211 nM AA, comparable to the reference method using LC-MS/MS which detects 216 nM AA. The results of the analysis of the measurement of AA concentrations in coffee samples using sensors that have been developed show compatibility with the LC-MS/MS method with results that are not significantly different."
2019
D2650
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutiana
"ABSTRAK
Komponen penyusun minyak hati ikan cucut, khusuznya
ikan cucut botol (Centrophorus sqjuamosus) sebagian besar
adalah senyawa taR tersabunkan. Dani senyawa taR tersabunkan
tersebut sebagian besar adalafl skualen. Skualen
terciapat dalam minyak hati iRan dalam bentuk bebas dan
kelarutannya cukup besar dalam pelarut non polar seperti
petroleum benzen.
Pemisahan skualen dari minyaIc hati iRan cucut dilakukan
dengan penyabunan dan kromatograf 1 kolom. Penyabunan
dilakukan dengan jalan mereaksikan minyak tersebut
dengan basa dalam pelarut etanol yang kemudian dipanaskan
"dalam penangas air. Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi skualen adalah petroleum benzen. Senyawa yang
talc tersabunkan dimasukan ke dalam Rolom kromatografl yang
berisi butiran florisil. Eluen yang digunakan adalafl
petroleum benzen. Senyawa hasil isolasi dhldentifikasi
parameter fisika dan kimianya yaitu dengan Jalan mernbanctingkannya
dengan skualen standar. Dan hasil penelitian
mi diperoleh bahwa minyak hati iRan cucut botol mengandung
kurang lebih 68 Z skualen."

"
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hondli Putra
"Benzena adalah salah satu zat yang bersifat toksik dan mudah menguap yang dikenal dengan Volatile Organic Compounds VOCs . Benzena dapat menyebabkan kanker dan leukemia. Salah satu biomarker benzena dalam tubuh untuk lingkungan udara ambien adalah S-Phenylmercapturic Acid S-PMA . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi benzena di udara dan konsentrasi S-PMA dalam urin serta hubungan antara keduanya. Perlu juga di ketahuinya kekuatan hubungan antara konsentrasi S-PMA dengan variabel umur, lama pajanan, status merokok, transportasi sekolah, garasi kendaraan dan penggunaan masker. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi potong lintang cross sectional . Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kota Bandung pada bulan Mei 2017. Jumlah sampel sebesar 33 sampel murid kelas VIII dengan pemilihan sampel adalah acak sederhana. Konsentrasi benzena diukur dengan teknik gas kromatografi metode NIOSH 1501 dan S-PMA di ukur dengan metode LC-MS/MS. Hasil pengukuran didapatkan konsentrasi benzena di udara tidak terdeteksi < 0,092 ppm pada 10 titik pengukuran. Rata-rata konsentrasi S-PMA pada urin siswa yaitu sebesar 1,39 g/g kreatinin. Tidak ada hubungan antara konsentrasi benzena dengan konsentrasi S-PMA di urin. Kekuatan hubungan antara konsentrasi S-PMA dalam urin dengan variabel umur, lama pajanan, status merokok, transportasi sekolah dan penggunaan masker dapat digambarkan dengan persamaan regresi linier: Kadar S-PMA = 1,646 ndash; 0,179 lama pajanan 0,337 status merokok 0,596 transportasi 1,021 penggunaan masker ndash; 0,108 umur. Variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap penentuan peningkatan konsentrasi S-PMA di urin adalah penggunaan masker diperoleh p value = 0,040 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan masker dengan peningkatan konsentrasi S-PMA. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar memperhatikan metode pengukuran benzena ke tingkat yang lebih rendah ppb."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>