Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149750 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusharyanto
"Ombudsman RI mempunyai kebijakan pengembangan organisasi dalam bentuk Grand Design yang ditetapkan dengan Peraturan Ombudsman Nomor 8 tahun 2010. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kebijakan pengembangan organisasi dalam melaksanakan peran pengawasan penyelenggaraan layanan publik. Analisis dalam penelitian ini menggunakan pembanding teori pengembangan organisasi dengan model weisbord dan analisis efektifitas pelaksanaan kebijakan pengembangan organisasi tersebut dengan pendekatan system dinamics.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya sosialisasi merupakan permasalahan simtomatik sedangkan kurangnya kinerja merupakan permasalahan fundamental. Memperbaiki permasalahan simtomatik dapat diperoleh hasilnya secara cepat berupa pemahaman masyarakat tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam memperoleh layanan publik dan peran ombudsman sebagai pengawas penyelenggaraan pelayanan publik, namun hanya dapat menyelesaikan permasalahan dalam jangka pendek (dua siklus/tahunan). Sedangkan, peningkatan kapasitas organisasi merupakan masalah fundamental yang meskipun penyelesaiannya lebih lambat hasilnya namun dapat menyelesaikan permasalahan dalam waktu lebihsecara jangka panjang guna menyelesaikan laporan masyarakat kepada ombudsman terkait permasalahan yang dihadapi dalam memperoleh layanan publik.

Policy of organization development on Ombudsman of Republic Indonesia has stated on Ombudsman?s Regulation Number 8 Year 2010 titled Grand Design of Ombudsman of Republik of Indonesia. Objectives of the research is to measure effectivenes of the policy implementation on organization development of Ombudsman to supervise public service delivery. Analysis in this research compare Organization Development Theory with Weisbord`s model and measuring efectiveness of policy implementation by system dynamics approach.
Result of the research shows lack of publication as a symptomatic problem which is trying to improve public awareness in according public right and ombudsman role as supervisor of public-service-delivery. and low performance which is needed to accomplished public complaints adrdres to Ombudsman as a fundamental problem. Solving the symptomatic problem has result instantly but its improvement imply in short term (2 cycles/years) only. Otherwise, improving performance and capacity of the organization need longer time to fix but imply for longer term.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annas Priyo Nurcahyo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kondisi organisasi yang mempengaruhi kesuksesan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) di Kementerian Negara/Lembaga Republik Indonesia. Metode penelitian yang digunakan yaitu Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan aplikasi LISREL 8.70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kontekstual tidak terbukti berpengaruh terhadap kesuksesan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja, sedangkan faktor organisasional terbukti berpengaruh. Dalam penelitian ini, faktor kontekstual direfleksikan oleh faktor dukungan politik serta faktor manfaat misi organisasi kepada masyarakat. Sedangkan faktor organisasional direfleksikan oleh faktor komitmen pimpinan, kemudahan mengukur output organisasi, kejelasan dalam penentuan tujuan organisasi, pengambilan keputusan berdasarkan fakta, dan kesesuaian teknologi organisasi.

The purpose of this study is to analyze the effect of agency conditions on the successful implementation of performance based budgeting at Ministries/State Institutions of Republic of Indonesia. This research uses Structural Equation Modeling (SEM) using LISREL 8.70. The results shows that contextual factors do not affect performance based budgeting's success, while organizational factors do. In this study, contextual factors were reflected by political support and by institution's mission valence toward community. In the other hand, organizational factors were reflected by leadership commitment, output of the organization, organizational goal setting, fact-based decision making, and information technology."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Prabowo
"ABSTRACT
The regional autonomy implemented for more than two decades is not entirely a success. An evaluation of the regional governance shows that many of the regional heads are tangled in legal cases, have bad financial management, and some other problems in the different levels of government. As such, it is necessary to examine the implementation of the development and supervision policy which aims to ensure the effectiveness of the regional autonomy. This study used a mixed, two stages method, with a quantitative approach using multiple regression analysis and followed by the qualitative approach of triangulation and ASOCA (Ability, Strength, Opportunities, Culture, and Agility) analysis method. The population in this study is the whole autonomous region in Indonesia (542 regions) with a sample of 85 regions. The quantitative analysis showed significant influence between the implementation of policy and development and supervision to the effectiveness of the regional autonomy. The qualitative analysis supported the quantitative analysis result and found new the dominant factors that produce a new model (novelty) called HADI (Human resources, Acceptance, Development, and Innovation) as an alternative model of the development and supervision policy for the effectiveness of regional autonomy. This study concluded that the successful implementation of an effective regional autonomy is very much influenced by the implementation of the policy and that a HADI model could be used as an alternative solution to the problem."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, 2019
351 JBP 11:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Usman Saputra
"Skripsi ini membahas tentang perlu atau tidaknya sebuah improvement yang sudah dilaksanakan di PT. Astra Daihatsu Motor dilanjutkan mengingat setelah perbaikan pengintegrasian Getsudo dalam penanganan engineering change dilaksanakan pun keterlambatan tanggal implementasinya masih saja terjadi.
Secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apakah ada perbedaan yang signifikan antara jumlah keterlambatan engineering change sebelum penerapan Getsudo (tahun 2010) dan sesudah penerapan Getsudo (tahun 2011), selain itu juga menganalisis apakah ada perbedaan yang signifikan antara jumlah keterlambatan engineering change sesudah penerapan Getsudo pada tahun pertama (2011) dan pada tahun kedua (2012), serta mencari masukan perbaikan yang lain jika di ketahui perbaikan yang sudah dilakukan tidak bermanfaat bagi perusahaan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain inferensial yang mana menggunakan uji statistik non parametrik mann whitney yang dipadukan dalam metode penelitian Six sigma.
Hasil penelitian menyarankan bahwa improvement tersebut harus tetap dilanjutkan karena secara signifikan berdampak positif dalam menekan keterlambatan dan membantu meningkatkan efisiensi produksi, selain itu juga kesadaran akan pentingnya aktivitas engineering change dari tiap-tiap departemen yang terlibat harus ditingkatkan, agar tujuan dari improvement yang sudah berjalan dapat sesuai dengan yang diharapkan.

The focus of this study whether important or not an improvement that was implemented in PT. Astra Daihatsu Motor to be continued considering after integration Getsudo implemented on the engineering change implementation handling, date of "in/out phase" delays still occur.
Specifically, the purpose of this study was to analyze whether there is a significant difference or not between the amount of delay before the application of engineering change Getsudo (in 2010) and after application of Getsudo (in 2011), also analyzing whether there is a significant difference or not between the amount of delay after the application of engineering change Getsudo in the first year (2011) and in the second year (2012), as well as seeking input other improvements if the improvements are already in the know do not benefit for the company.
The research is inferential quantitative research design which uses nonparametric statistical tests mann whitney combined in Six sigma research methods.
Results of the study suggest that such improvement should continue as a significant positive impact in reducing delays and help to improve production efficiency, but also awareness of the importance of engineering change activity of each of the departments involved should be increased, for the purpose of improvement which has been running can be as expected.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Wijaya
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi saat ini dan hal-hal yang perlu diperbaiki dari desain organisasi Departemen Sales dan Accounting di PT X. Penelitian ini juga ditujukan untuk mencari tahu kendala dan solusi dalam kegiatan upaya perbaikan desain organisasi PT X.
Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan yang diteliti untuk mengetahui data dan informasi yang relevan dalam penelitian. Kegiatan wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh pemahaman yang lebih rinci mengenai kondisi desain organisasi di PT X. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca jurnal dan buku literatur yang membahas mengenai desain organisasi.
Kesimpulan yang diperoleh dari melakukan penelitian ini adalah kondisi desain organisasi PT X yang ada belum cukup baik apabila ditinjau dari konsep teori levers of organization design. Hal yang paling utama dapat diperbaiki dalam desain organisasi PT X adalah span of accountability. Pengukuran kinerja yang dilakukan saat ini masih mengandung unsur subyektifitas yang sangat tinggi. Kendala utama yang dihadapai PT X adalah kurangnya kesiapan top management dalam mempersiapkan diagnostic control system yang baru. Solusi untuk mengatasi kendala ini adalah mencoba meyakinkan top management bahwa perbaikan desain organisasi akan meningkatkan kinerja perusahaan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to find out current condition and the things that need to be fixed from the organization design in Sales and Accounting Department at PT X. This research also is intended to find out the challenges and solutions in the improvement activities of the organization design PT X.
The research methods used are to make observations, interviews and literature study. This observation activities conducted by directly involved in the company’s activities to determine the relevant data and information in the research. Interviews conducted in an attempt to obtain more detailed understanding of the conditions in the organizational design PT X. Literature study done by reading journals and books that discuss regarding organization design.
Conclusion of this research is the PT X's organization design is not good enough when viewed from the concept of levers of organization design theory. The most important thing to be fixed in the organization design of PT X is the span of accountability. Performance measurement is still contain very high subjectivity. The main obstacle faced by PT X is a lack of top management readiness in preparing a new diagnostic control system. Solution to overcome this obstacle is to try to convince top management that the improvement organization design will improve the performance of the company.
"
2013
T34663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Litterer, Joseph August, 1926-
New York: John Wiley & Sons, 1973
658.4 LIT a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Effi Ratna Furkon
"Pelaksanaan tugas Wakil Presiden yang luas dan dinamis harus didukung perangkat kinerja yang baik. Sebagai support systems pertama kepada Wakil Presiden, kedudukan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) sangatlah strategis untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam mewujudkan pelayanan prima. Namun pada kurun waktu tahun 2015-2019 terdapat penurunan pada hasil capaian kinerja Setwapres. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Setwapres dalam memberikan dukungan kepada Wakil Presiden ditinjau dari perspektif Kerangka 7S McKinsey. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Sumber data primer menggunakan metode wawancara. Sumber data sekunder menggunakan penelusuran data dokumen relevan. Semua data disajikan secara deskriptif dan dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor kinerja Setwapres ditinjau dari Kerangka 7S McKinsey yaitu structure dimana sudah ada kejelasan pembagian tugas dan fungsi serta adanya koordinasi yang baik; style dimana kepemimpinan demokratis membuat komunikasi berjalan baik disertai keterlibatan langsung pimpinan dalam pelaksanaan tugas; dan shared values yang disertai kegiatan internalisasi dan penguatan. Sementara faktor strategy dimana masih terdapat kegiatan unit kerja yang belum sesuai dengan program prioritas Wakil Presiden serta kegiatan evaluasi yang masih berfokus pada perubahan target kinerja; system dimana pengimplementasian SOP belum seluruhnya sesuai serta belum adanya mekanisme khusus dalam pengawasan; staff dimana masih kurangnya jumlah ASN sebagai Pramusaji Kepresidenan serta penempatan yang belum sesuai latar belakang pendidikan; dan skills yang belum seluruhnya sesuai dengan kebutuhan organisasi dan belum didukung oleh pelatihan yang menunjang.

The implementation of the Vice President’s duties which are comprehensive and dynamic shall indeed be supported by apparatus with good performance. The position of Vice President Secretariat as the first support systems of the Vice Presiden is very strategic to enhance its performance in realizing excellent service. However, in the period 2015-2019 there was a decrease in the performance achievements of Vice President Secretariat. This research is aimed at analyzing factors affecting the Vice President Secretariat Organization’s performance in supporting the Vice President in terms of 7S McKinsey’s Framework. This research is a descriptive method with a qualitative approach. This research used data sources namely primary data and secondary data. The primary data source used an interview method and the secondary data was taken by tracing the relevant documents. All data were presented descriptively and analyzed through data reduction, data presentation, and verification. The research results show that structure in which there has been a celar job desk and functions, and coordination which is well conducted; style in which the democratic leadership causes the communication to be well conducted, in addition to the direct involvement of the leader in implementing duties; and there is a shared values accompanied with the internalization and the dissemination programs. Meanwhile strategy in which there are some program that are not in line with priority programs handled by the Vice President and evaluation activities that still focus on changing performance targets; system in which the implementation of SOP that has not fully been appropriately conducted and there is no mechanism for monitoring; staff in which there is lack of Civil Servant Human Resources having duties to support household services to the Vice President and the Human Resourse placement that has not fully been in line with the educational background; and skills that haven’t been supported by appropriate trainings."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yani
"Pokok masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah mengenai hubungan antara kompetensi manajerial dan komitmen organisasi dengan kinerja pejabat struktural di lingkungan Setjen DPR RI. Dengan pokok masalah seperti itu, maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara kemampuan manajerial dan komitmen organisasi dengan kinerja pejabat struktural di lingkungan Setjen DPR RI. Kompetensi manajerial yaitu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai seorang pejabat struktural yang telah menjadi bagian dalam dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotirik dengan, sebaik-baiknya yang terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Komitmen organisasi yaitu kekuatan yang bersifat relatif dari individu mengenai rasa kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, dan ketertarikan terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. Sementara itu, kinerja adalah penilaian pegawai mengenai hasil kerja yang dicapal pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya ditinjau dari aspek kecepatan, layanan, nilai, terbuka untuk berubah, kreativitas, inisiatif dan perencanaan organisasi. Untuk sampai pada tujuan ini digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 125 responden yang diambil secara sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang sebelumnya telah teruji validitas dan reliabilitas. Uji validitas melibatkan 30 sampel yang dianlisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dan uji reliabilitas dengan menggunakan Spearman Brown. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Rank Spearmans dan uji t yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.
Hasil analisis deskriptif menujukkan kompetensi manajerial, komitmen organisasi dan kinerja pejabat struktural eselon III-IV pada Sekretariat Jenderal DPR RI secara umum tergolong baikltinggi. Kemudian dari hasil pengujian hipotesis disimpulkan bahwa kompetensi manajerial memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja pejabat struktural eselon III-IV pada Sekretariat Jenderal DPR R1 dengan nilai koefisien korelasi 0,458. Demikian pula dengan komitmen organisal juga diketahui memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja pejabat struktural eselon III-IV pada Sekretariat Jenderal DPR RI dengan nilai koefisien korelasi 0,646. Karena kompetensi manajerial dan komitmen organisasi terbukti memiliki hubungan positif dengan kinerja, maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki keduanya, di antaranya dengan Cara: (1) menyelenggarakan pelatihan manajemen, kepemimpinan, dan kecerdasan emosional, baik dilakukan di dalam maupun di luar kantor, (2) memupuk kesadaran individual para pejabat terhadap tugas-tugas yang diembannya, dan secara eksternal dapat diupayakan melalui keteladanan pemimpin dan penghargaan baik yang bersifat material seperti gaji, tunjangan atau insentif maupun yang bersifat non-metarial seperti pujian.

The main subject being the focus of this research is about the relationship between managerial competence as well as organization commitment, and the performance of structural officials in the Secretariat General of the Indonesian Parliament. Based on the above subject, this research is aimed at discovering the relationship between managerial competence as well as organization commitment, and the performance of structural officials in the Secretariat General of the Indonesian Parliament. Managerial competence is the knowledge, skill and capability-owned by a structural official, which are parts of him/herself in order to perform cognitive, affective, and psycho-motored behaviors the best he/she can, related with planning, organizing, motivating, and controlling. Whereas organization commitment is some relative power coming out from individuals regarding their beliefs against the organization values, willingness to do the best for the sake of organization, willingness to maintain membership of the said organization, and their interest in the goals, values, as well as targets of the organization. Meanwhile, performance is an evaluation against an employee's work results achieved during his/her tasks, in accordance to responsibility given to him/her, seen from the aspects of speed, service, value, willing to change, creativity, initiative, and organization planning. In order to reach this goal, a co-relational designed survey is applied, involving 125 respondents taken based on census. Data collection is performed through a questionnaire already undergone test for its validity and reliability. Validity test includes 30 samples analyzed by using Rank Spearman co-relation, and reliability test using Spearman Brown. The data obtained are then analyzed by using statistical formulas, which is the Rank Spearman co-relation and t-test, with calculations performed using the help of SPSS program, version 12.
The result of descriptive analysis shows that the managerial competence, organization commitment and performance of the structural officials of Ranks III-IV at the Secretariat General of Indonesian Parliament are generally good/high. Further, from the result of hypothetical test, it's concluded that managerial competence has positive and significant relation with the performance of the structural officials of ranks III-IV of the Secretariat General of the Indonesian Parliament, with the value of co-relational coefficient of 0.458. Similarly, the organization commitment is known as having positive and significant relation with the performance of structural officials of Ranks III-IV of the Secretary General of the Indonesian Parliament, with the value of co-relational coefficient of 0.646. Since the managerial competence as well as organization commitment is proven to have positive relationship with performance, then there shall be efforts to improve the two, among others through: (1) running management training, leadership, as well as emotional intelligence, both in and out of the office, (2) maintaining the official's individual consciousness against the tasks they are assigned, and externally, an effort can be conducted through leader's modeling as well as rewarding, both materially such as salary, allowance or incentive, and immaterially such as admiration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itasca: F.E. Peacock Publisher, 2000
658.1 CAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"UU No. 17 th. 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menyatakan tentang pentingnya peningkatan peran masyarakat sipil dlm demokrasi di Indonesia. Perkembangan masyarakat sipil ini memunculkan persoalan penting utk dijawab & sekaligus juga menjadi alasan mendasar bagi dilakukannya studi ini, yaitu persoalan menyangkut kontribusi peran masyarakat sipil terhadap proses demokrasi yg bergulir. Hal ini amat penting menjadi perhatian mengingat bahwa dlm dua puluh lima th ke depan sasaran pembangunan politik Indonesia adalah mencapai apa yg disebut demokrasi yg terkonsolidai. Tujuan dr studi ini adalah utk mengidentifikasi permasalahan yg di hadapi oleh organisasi masyarakat sipil dlm mengimplementasikan perannya dr segi enabling environment (faktore eksternal) & kapasitas organisasi serta pengembangan karakter (faktor internal) , memperoleh gambaran mengenai profil perkembangan masyarakat sipil dlm konteks kontribusi & peningkatan peran masyarakat sipil dlm proses konsolidasi demokrasi di Indonesia.Dr hasil studi ini diperoleh kesimpulan bahwa: (1)Hubungan negara - masyarakat sipil di Indonesia sangat dipengaruhi oleh konteks lokal (budaya masyarakat & budaya politik), karakter organisasi masyarakat sipil (SDM & manajemen, financial model gerakan , jaringan ) & dinamika ekonomi politik lokal & nasional (2) Organisasi masyarakat sipil merupakan potensi penting bagi proses konsolidasi demokrasi di Indonesia (3) Peran masyarakat dldm mendorong perkembangan LSM / organisasi masyarakat sipil di Indonesia cukup signifikan. rekomendasi yg diberikan antara lain agar organisasi masyarakat sipil melakukan penguatan internal dengan meningkatkan kemandirian & kewaspadayaan; selain itu diharapkan pemerintah , organisasi masyarakat sipil, & lembaga - lembaga donor seharusnya menggagas suatu mekanisme yg dpt disepakati bersama utk mendorong peningkatan kemandirian organisasi masyarakat sipil, baik terhadap pemerintah maupun lembaga - lembaga donor."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>