Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21710 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jaka Perbawa
"Tesis ini membahas tentang identitas nasional Bangsa Indonesia yang tercermin di dalam museum situs bersejarah, yaitu Taman Proklamasi. Identitas yang dimaksudkan adalah identitas yang terbentuk pada saat Bangsa Indonesia lahir pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Tempat peristiwa tersebut terjadi kini menjadi Kawasan Taman Proklamasi dimana di kawasan tersebut terdapat Tugu Peringatan Satu Tahun Kemerdekaan, Tugu Petir, Gedung Perintis kemerdekaan dan Monumen Proklamator. Obyek-obyek tersebut saat ini tidak menampilkan identitas bagi Bangsa Indonesia karena tidak dapat menceritakan dan menyampaikan pesan yang terkandung di dalam peristiwa 17 Agustus 1945. Pesan yang menjadi identitas bagi Bangsa Indonesia pada awal kelahirannya serta masih relevan untuk kehidupan saat ini adalah semangat gotong royong. Semangat gotong royong inilah yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat dan akan menjadi konsep dasar pengelolaan museum situs bersejarah di Taman Proklamasi.

This thesis discusses Indonesia's national identity is reflected in the museum's historic site, the Proclamation Park. Identity is the identity meant that formed during the Indonesian nation was born on Independence Day event August 17, 1945. Place the incident occurred is now a Proclamation Park area in the region where there is One Year of Independence Memorial, Monument Lightning, Pioneer Building and Monument Proclaimers independence. These objects are not currently display the identity of the Indonesian people not being able to tell and convey the message contained in the events of August 17, 1945. Message that identifies the nation of Indonesia at the beginning of its birth and is still relevant to today's life is a spirit of mutual cooperation. Mutual assistance that should be presented to the public and will be the basis of the concept of managing the historic sites museum in the Proclamation Park.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T34908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambrose, Timothy
London : Routledge, 2012
069 AMB m (1);069 AMB m (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schouten, F.F.J.
Jakarta: Direktorat jenderal kebudayaan departemen pendidikan dan kebudayaan, 1992
069 SCH pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1994
R 069 MUS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"A. MUSEUM
1. PENGANTAR
Masih banyak orang belum mengetahui arti museum secara benar. Orang memandang museum sebagai tempat menyimpan benda bekas, tempat yang angker dan menyeramkan. Oleh karena itu sejak dini anak harus diberikan pengertian yang benar mengenai arti museum.
2. PENGERTIAN
Museum merupakan tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda warisan budaya yang bernilai panting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
TUJUAN
3.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelajaran ini diharapkan siswa memiliki pemahaman dan pengertian secara benar mengenai arti museum, sehingga tumbuh apresiasinya kepada museum.
3.2. Tujuan Khusus
Siswa diharapkan tumbuh kepeduliannya terhadap museum, sehingga memandang museum sebagai kebutuhan yang penting bagi usaha pengembangan pengetahuannya.
ALAT PERAGA YANG DIPERLUKAN
Alat peraga yang disiapkan antara lain : foto gedung museum, foto ruang pameran, foto ruang gudang koleksi, foto petugas sedang merawat koleksi di laboratorium (konservasi/restorasi koleksi), foto rombongan siswa sedang dibimbing oleh pemandu dan lain-lain.
MUSEUM NEGERI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari enam daerah tjngkat II yaltu Kabupaten Kota Waringin Barat, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Utara, dan Kota Hadya Palangkaraya. Diantara empat provinsi di Kalimantan, Kalimantan Tengah termasuk sedikit suku bangsa atau kelompok etnis yang tinggal di wilayah ini.
Suku bangsa atau kelompok etnis di Kalimantan Tengah yang terbesar dan tersebar luas di wilayah Kalimantan Tengah adalah orang Ngaju. Orang Maamyan mendiami daerah Barito. Selain itu ada kelompok orang Punan, kelompok orang Tamanan dan masih banyak lagi kelompok etnis yang lain oleh karena itu penduduk Kalimantan Tengah memiliki banyak ragam budaya daerah, sehingga banyak terdapat peninggalan warisan budaya.
Untuk melestarikan benda-benda peninggalan warisan budaya memerlukan tempat yang disebut museum. Museum adalah suatu tempat menyimpan, merawat, dan mengamankan benda warisan budaya untuk dilestarikan. Selain itu, museum berarti pula tempat pemanfaatan benda warisan budaya.
Museum yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah hanya satu buah dan terletak di Kotamadya Palangkaraya. Museum tersebut dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah "Balanga". Alamatnya: Jalan Tjilik Riwut Km. 2,5 Palangkaraya. Setiap orang Kalimantan Tengah harus mengerti tentang anti museum itu. Setiap orang dapat memanfaatkan museum untuk kepentingan memajukan kehidupannya, khususnya di bidang ilmu pengetahuan. Jadi orang Kalimantan Tengah dan murid-murid sekolah akan mempelajari warisan budaya suku bangsanya dapat pergi ke museum.
Warisan budaya yang disimpan di museum disebut koleksi . Benda warisan budaya di simpan di museum untuk dilestarikan. Benda itu dilestarikan karena berguna bagi semua orang yang akan mempelajari budaya bangsanya. Selain itu benda yang dilestarikan dapat dilihat oleh siapa pun pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Pemerintah menyelenggarakan atau mendirikan museum untuk kepentingan masyarakat atau rakyatnya. Tetapi pemerintah juga mengijinkan badan swasta atau masyarakat menyelenggarakan dan mendirikan museum."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 157
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yoserizal
"Penelitian ini ingin melihat bagaimana potensi museum perjuangan yang merupakan salah satu wadah pelestarian sejarah perjuangan bangsa dengan berbagai macam jenis koleksi yang dipamerkannya, berupaya mensosialisasikan nilai-nilai kejuangan kepada masyarakat agar ketahanan nasional meningkat. Untuk keperluan tersebut, studi kasus dilakukan di museum perjuangan TM Satria Mandala yang merupakan museum pusat milik TNI dengan koleksi yang cukup lengkap tentang sejarah perjuangan pada saat merebut, mempertahankan dan mengisi kernerdekaan.
Sosialisasi mencakup seluruh proses mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, berbagai kelrampilan dan berbagai teknik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyangkut kebudayaan. Menurut Leslie sosialisasi membina potensi biologis anak kedalam pola yang berfungsi yang disebut kepribadian manusia (Leslie, 1976: 11).
Pendidikan selaku proses enkulturasi dalam rangka nation building berarti proses melembagakan nilai-nilai baik yang berupa warisan teluhur, nilai-nilai kejuangan, maupun nilai-nilai ideologi negara. Sebagai totalitas keseluruhan nilai-nilai tersebut berkembang mewujudkan pada tingkat individual dan kolektif etos kebudayaan nasional. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa peran sejarah nasional secara positif akan menopang perkembangan etos kebangsaan itu. Kiranya tidak tepat ucapan bahwa nasionalisme tidak relevan lagi bagi generasi muda, bahkan sebaliknya untuk meningkatkan nation-building, nasionalisme kita perlu direvitalisasikan dalam segala dimensinya.
Nilai-nilai kejuangan adalah konsepsi tentang hal-hal yang dipandang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berakar secara emosional dalam jiwa bangsa Indonesia berkenaan dengan pengalaman sejarah perjuangannya, meliputi mental, tekad, jiwa dan semangat pengabdian serta disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau golongan. Dengan dernikian nilai-nilai kejuangan merupakan faktor yang mendasari setiap anggota masyarakat dalam hentuk sikap dan tindakan terpuji seperti ketaatan, disiplin, pengabdian terhadap bangsa dan negara.
Museum perjuangan TNI Satria Mandala sebagai museum perjuangan merupakan salah satu sarana yang diperlukan bagi pembinaan dan pelestarian jiwa serta semangat keprajuritan di kalangan TNI khususnya dan masyarakat umumnya, terutama generasi penerus perjuangan bangsa Disamping sebagai sarana untuk mengungkapkan kewaspadaan bangsa Indonesia dalam menghadapi bahaya ancaman yang bertentangan dengan Pancasila, museum juga merupakan sarana yang efektif untuk mewariskan nilai kejuangan '45. Melalui museum TNI, masyarakat dapat mengetahui proses pertumbuhan jiwa dan semangat keprajuritan bangsa Indonesia sebelum abad ke 20 secara berkesinambungan, sehingga akan lebih mudah memahami sejarah perjuangan TNI sebagai bagian integral dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Ketahanan nasional sebagai bahasa yang dialirkan melalui sistem nilai dan logika kebangsaan tidak lain adalah kondisi yang dinamis darn bangsa Indonesia sehingga pencapaiannya dapat diukur berdasarkan situasi yang berkembang saat itu. Oleh karenanya ketahanan nasional terwujud sesuai sasaran-sasaran pembangunan nasional yang dicapai. Kondisi dinamis bangsa ini harus mampu memancarkan efek tangkal dan Gaya tangkal terhadap setiap ancaman. Tetapi pada hakekatnya kemampuan itu hanya dapat menjadi nyata apabila setiap individu warga negara Indonesia bersedia mewujudkan. Jadi ketahanan nasional yang berkemampuan itu hanya akan terwujud apabila kesadaran semangat juang bangsa Indonesia tinggi. Oleh sebab itu ketahanan Nasional harus merupakan perpaduan aspek fisik materiil dengan non fisik spiritual.
Dengan demikian dalam menentukan politik dan strategi, aspek kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan harus ditetapkan sebagai salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pembangunan. Nampak Pula disini bahwa kesadaran akan nilai-nilai kejuangan telah mencapai pada tingkat politik dan strategi nasional dengan tujuan mewujudkan ketahanan nasional bangsa. Ketahanan nasional sekaligus merupakan strategi penangkalan bangsa Indonesia karena dapat memberi bobot kredibilitas dan kapabililas bagi menangkal ancaman lawan. Segala upaya tersebut kembali lagi pada kesadaran bangsa Indonesia sendiri untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada penyusunan tesis ini diadakan penelitian, dengan jalan menyebarkan quesioner dengan 11 pertanyaan kepada 100 orang pengunjung museum TNI Satria Mandala. Penelitian ini dianalisa dengan memakai metode pooling. Hasil penelitian tnenunjukkan bahwa Museum Perjuangan TNI Satria Mandala belum mencapai hasil yang maksimal sebagai media sosialisasi nilai-nilai kejuangan, untuk itu pengelola museum perlu mengambil langkah-langkah perbaikan baik dalam pengelolaan. penataan, perawatan maupun informasi."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Amir Sutaarga
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
069 MOH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pratameng Kusumo
Jakarta: Balai Pustaka, 1993
069 PRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1989
069.9 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Wulandari
"Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Namun kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat, termasuk kalangan pendidikan, yang memandang museum hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah serta menjadi monumen penghias kota. Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak ingin untuk meluangkan waktu berkunjung ke museum dengan alasan kuno, tidak prestis, sepi dan bangunannya terkesan angker.
Rendahnya apresiasi masyarakat tersebut ditunjukkan oleh rendahnya tingkat kunjungan ke museum. Museum Sejarah Jakarta, misalnya, yang menempati gedung paling tua di Jakarta (1707) dan dilengkapi sekitar 25.000 buah koleksi, pengunjungnya hanya 3.000-4.000 orang/bulan. Museum Tekstil hanya dikunjungi sekitar 50 orang/bulan. Pengunjung Museum Bahari lebih rendah lagi, kurang dari 50 orang/bulan.
Melihat kenyataan tersebut penulis melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan berkunjung ke museum dan implikasinya terhadap strategi pemasaran museum. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori mengenai sikap, pengambilan keputusan, dan constructivits museum.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Populasi penelitian adalah pengunjung museum. Dalam penelitian ini dipilih 10 museum sebagai sampling frame penelitian yaitu museum olahraga, museum istiqla, museum purna bhakti pertiwi, museum telekomunikasi, museum fauna indonesia komodo dan taman reptilia, museum pusaka, museum serangga, museum transportasi, museum nasional dan museum satria mandala., dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Data digali menggunakan kuesioner disusun berdasarkan skala Likert. Uji statistik menggunakan Faktor Analisis dan Regresi.
Dari analisis statistik deskriptif data pengunjung dari kalangan umum terbesar berusia 20-30 tahun (52,7%), berpendidikan SMU (41,8%) dan memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta (42,3%), dari presentasi tersebut responden mengunjungi museum dalam setahun 1-2 kali (71,6%). Hal ini menunjukkan data segmentasi demografi pengunjung museum.
Hasil uji statistik melalui faktor analisis menunjukkan 11 variabel tereduksi menjadi 4 faktor yaitu kreativitas, promosi, koleksi museum dan program kegiatan yang ada di museum. Hal ini mencerminkan aspek segmentasi psikografis.
Pada uji kekuatan hubungan variabel dependen (keinginan berkunjung ke museum) dengan variabel independen didapatkan r Pearson's sebesar 0,710 dan r Square 0504 menunjukkan bahwa sekitar 50,4% keinginan berkunjung ke museum dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen tersebut, sedangkan 49,6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam model.
Dari hasil uji regresi tersebut menunjukkan yang mempengaruhi keinginan berkunjung ke museum (variabel dependen) adalah kreativitas, promosi, koleksi museum dan program kegiatan, sedangkan yang paling besar pengaruhnya diantara keempat variabel tersebut adalah koleksi museum (dilihat dari nilai baku (beta) yang paling tinggi nilainya).
Berdasarkan hasil analisa data tersebut di atas, maka strategi pemasaran yang akan dilaksanakan, sebaiknya melihat kondisi obyektif yang ada, artinya melihat dan memperhatikan: aspek pasar, pembuatan produk kegiatan, penetapan harga dan promosi dilakukan berdasarkan aspek-aspek segmentasi demografis dan psikografis yang sudah terbentuk.

Museum is a permanent and non-profit institution, which provides public services in obtaining, maintaining, connecting and exhibiting for study, educational and fun purposes, also verification of human being and it's environment.
However, society including educators, remain to regard that museum is just the place for keeping and maintaining archeological fossils and a monument of the city. As a result, many people do not want to spend their time to visit, because they still believe that museum is only an old-fashioned thing even some see it as a scary building.
This low level of appreciation of the society can be seen from the data of visitor?s attendance that shows a really low number. For instance, Jakarta's Archeological Museum, which is the oldest one in Jakarta (1707) that having more than 25.000 collections, only attracts about 3000 - 4000 visitors a month. Roughly 50 people a month only visit Textile Museum. Even worst, other museums are visited less then that number.
Considering this fact, the author conducts this research to find out the factors influencing the people to go to museum, and the implication of these factors toward museum marketing strategy. This research basically based on the factors such as theories of attitude, decision-making, and museum constructivist.
The research was conducted by using quantitative approach and was carried out with survey method and considers the museum visitor as a population. In this research, 10 museums were selected as sampling frame research, namely: sport museum, Istiglal Museum, Puma Bhakti Pertiwi Museum, Telecommunication Museum, Indonesia's Komodo Fauna and Reptile Museum, Inheritance Museum, Insect Museum, Transportation Museum, National Museum, and Satria Mandala, by sample taking technique using accidental sampling. Data were collected using questionnaire on Likert scale using and Analysis Factors and Regression.
Descriptive statistical analysis shows that the largest number is a public visitor with the classification by age is from 20 - 30 years old (52,7%), by education is mostly high school (41,8%) and by job is private employees (42,3%). This analysis also shows that respondents visit a museum 1-2 times (71,6%) within one year We all know that those data are demographic segmentation of museum visitor.
By analysis factors 11 variables were reduced to 4 factors: creativity, promotion, museum collections, and activity programs in museum. This reflects psychographics segmentation aspect.
Strength lest on dependent variable link (purpose of visiting museum) by using independent variable was found that r Pearson's was 0,710 and r Square 0,504. This shows that about 50.4% of visiting purpose to museum can be explained by those independent variables, whereas 49.6% can be explained by other variables, which are not captured by the model.
The regression result shows that the influencing purposes for visiting museum (variable dependent) are creativity, promotion, museum collections, and activity program, whereas the most influencing one among the four variables is museum collections (the highest with beta).
Based on the result of the above data analysis, inters marketing strategy that will be carried out should consider the existing objective condition, which means that by seeing and considering: market aspect, activity product making, price regulation and promotion are carried out based on the established aspects of demography psychograph segmentation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>