Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nipsyah Lega
"ABSTRAK
BBLR merupakan indikator multidimensi yang penting untuk mengukur masalah kesehatan di masyarakat. Di Indonesia, prevalensi BBLR mengalami penurunan yang lambat padahal BBLR memberi beban ekonomi yang tinggi bagi negara. Komplikasi kehamilan dianggap sebagai determinan penting terjadinya BBLR di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komplikasi kehamilan terhadap kejadian BBLR pada anak terakhir yang lahir hidup di Indonesia tahun 2007 setelah dikontrol seluruh confounding. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional seperti desain sumber data SDKI 2007. Populasi sumber penelitian ini diambil dari 33 provinsi yang diambil dengan metode stratified two stage cluster sampling, sehingga peneliti melakukan analisis Complex sampling. Study participants dalam penelitian ini sebanyak 9.339 responden (11.839 responden sebelum dilakukan pembobotan).
Hasil analisis
diketahui prevalensi BBLR sebesar 5,3%, prevalensi komplikasi kehamilan 11,5% (1,3% mules sebelum 9 bulan, 2,2% perdarahan, 0,6% demam tinggi, 0,1% kejang dan pingsan, 5,8% komplikasi lainnya, dan 1,2% mengalami lebih dari 1 komplikasi kehamilan), dan prevalensi BBLR pada ibu yang mengalami komplikasi kehamilan sebesar 11,5%. Analisis multivariat Logistic regression didapatkan adanya peningkatan PR komplikasi kehamilan terhadap BBLR sebesar 3,184 (CI 95% 1,058 - 4,112) setelah dikontrol variabel confounder umur ibu saat melahirkan, jarak kelahiran, status paritas, riwayat BBLR, pendidikan ibu, tempat tinggal, lahir kembar dan jumlah kunjungan ANC serta mempertimbangkan interaksi antara komplikasi kehamilan dengan status paritas. Jenis komplikasi kehamilan yang paling mempengaruhi terjadinya BBLR adalah demam yang tinggi (POR 6,098 CI 95% 0,4206 ? 7,3606), mules sebelum 9 bulan (POR 5,113 CI 95% 0,22984 ? 6,05784).

ABSTRACT
Low birth weight is an important indicator to measure multidimensional health problems in the community. In Indonesia, the prevalence of low birth weight decreased slowly while LBW become a high economic burden for the country. Complications of pregnancy considered as an important determinant of the LBW in developing countries. This study aimed to determine the effect of pregnancy complications to LBW in Indonesia on 2007 after controlling all confounders. This study use cross-sectional design as the data source IDHS 2007. The source population of this study were taken from 33 provinces which drawn with a two-stage stratified cluster sampling, so the researchers conducted an analysis Complex sampling to prevent bias. Study participants in this study were 9.339 respondents (11.839 respondents prior to weighting).
Results of analysis
show LBW prevalence was 5.6%, 11.5% prevalence of pregnancy complications (1.3% abdominal contraction before 9 months, 2.2% bleeding, 0.6% of high fever, 0.1% seizures and fainting, 5,8% other complications, and 1.2% had more than one pregnancy complication), and 11.5% LBW in women with pregnancy complications. Pregnancy complications were associated with low birth weight. Multivariate logistic regression analysis showed that pregnancy complications women were 34 times more likely to delivered LBW (POR 2,507, 95% CI 1,982-3,173). LBW also associated with maternal age, birth interval, previous abortion, maternal education, wealth index, twins and antenatal visit. Types of pregnancy complications that mostly affecting the LBW are high fever (POR 6,098 CI 95% 0,4206 ? 7,3606), abdominal contraction before 9 months (POR 5,113 CI 95% 0,22984 ? 6,05784)."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Suraya
"ABSTRAK
Untuk menurunkan kematian balita 30 % dalam Millenium Development Goal tahun 2015,
ketahanan bayi neonatal perlu ditingkatkan . Terutama ketahanan hidup BBLR. Di Indonesia,
terdapat 72,4 % bayi dengan berat < 2500 gram meninggal pada masa neonatal. Salah satu usaha
meningkatkan ketahanan bayi tersebut adalah dengan melakukan intervensi pasca melahirkan,
menyegarakan waktu disusui.
Mengingat pentingnya peningkatan ketahanan hidup BBLR melalui waktu disusui pertama,
penelitian ini dilakukan. Penelitian melihat peranan waktu disusui pertama kali terhadap
ketahanan hidup BBLR pada masa 28 hari setelah kelahiran. Jika meninggal dalam kurun waktu
tersebut, maka bayi dianggap gagal bertahan. Penelitian menggunakan data SDKI 2002-2003 dan
2007. Desain studi yang digunakan adalah kohort retrospektif. Analisis hubungan tersebut
menggunakan teknik analisis survival .
Setelah dikontrol, hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR yang disusui pertama kali < 1
hari tidak memiliki hubungan signifikan dengan ketahanan hidup BBLR, melalui pvalue = 0.114
(HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Dengan demikian, waktu disusui pertama kali perlu
disesuaikan dengan kesiapan BBLR sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

Abstract
To reduce child under five mortality until 30 % in Millenium Development Goal 2015,
newborn survival must be increased, especially low birth weight newborn survival. There is 72,4
% low birth weight died around 28 days after their birth. And early breastfeeding is one of many
intervention after birth.
Based on that reason, we conduct this study to know effect early breastfeeding on
newborn survival. Study will use Indonesia Demographic Health Survey 2002-2003 and 2007
with retrospective kohort as design study. This study will use survival analysis technique and
control other variabels come from baby (gender and preterm birth) , mother (parity, birth
interval, age, abortion, and complication) , health facility (ante natal care, assitance delivery,
palce of birth, delivery mode, exclusive breastfeeding, and post natal care visit), and their social
economic (wealth, mother?s education, and residence).
This study show early breastfeeding doesnt have association with low birth weight
newborn survival with pvalue = 0.114 (HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Therefore, early
breastfeeding must be well prepared to get an optimal outcome."
2012
T31744
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maisaroh
"Penelitian ini merupakan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Responden penelitian adalah seluruh ibu yang pernah melahirkan selama kurun waktu lima tahun sebelum survei dilakukan, pada kehamilan atau persalinan terakhir. Jumlah sampel 13.587 terdiri dari 1.100 ibu dengan kehamilan tidak diinginkan (terpapar) dan 12.487 ibu dengan kehamilan diinginkan (tidak terpapar).
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR setelah mengendalikan berbagai faktor lain. Hasil penelitian menunjukkan, pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR berbeda menurut status ekonomi responden.
Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi tinggi berisiko melahirkan BBLR 1,539 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan. Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko 0,658 kali lebih kecil untuk melahirkan BBLR dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi.
Ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko melahirkan BBLR 0,427 kali lebih kecil dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Fajarini
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2500 gram saat lahir. Masalah ini terus menjadi perhatian utama dalam kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan terkait dengan sejumlah konsekuensi yang berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang. BBLR bukan hanya merupakan indikator utama kematian dan penyakit pada bayi baru lahir, tetapi juga meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular di masa depan. Menurut data SDKI, prevalensi BBLR di Indonesia pada tahun 2017 masih relatif tinggi yaitu sebesar 7,1%. Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi BBLR ditinjau dari faktor ibu, janin dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara faktor ibu, faktor janin, dan faktor lingkungan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel pendidikan ibu, jarak kehamilan, kehamilan kembar dan bahan bakar memasak. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian BBLR adalah ibu dengan kehamilan kembar dengan OR = 17,552.

Low birth weight infants (LBW) are babies who weigh less than 2500 grams at birth. This issue continues to be a major public health concern worldwide and is associated with a number of short and long-term consequences. LBW is not only a leading indicator of mortality and disease in newborns, but also increases the risk of developing non-communicable diseases in the future. According to IDHS data, the prevalence of LBW in Indonesia in 2017 was still relatively high at 7.1%. There are several risk factors that affect LBW in terms of maternal, fetal and environmental factors. This study uses a cross-sectional study that aims to see the relationship between maternal factors, fetal factors, and environmental factors with the incidence of LBW. The results of this study showed that there was an association between the variables of maternal education, gestational distance, multiple pregnancies and cooking fuel. The most dominant variable associated with LBW was mothers with multiple pregnancies with OR = 17.552."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Eka Wahyu Pratiwi
"Berat badan lahir rendah meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 dan 2017 menunjukkan penurunan angka proporsi berat badan lahir rendah dari 7,3% menjadi 7,1%. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh paritas terhadap berat badan bayi lahir rendah di Indonesia. Penelitian ini adalah studi potong lintang dengan menggunakan SDKI 2012 dan 2017. Analisis multivariat dalam penelitian menggunakan regresi logistik model faktor risiko. Sampel dalam penelitian berjumlah 12900 untuk tahun 2012 dan 13696 untuk tahun 2017. Proporsi BBLR meningkat dari 5,8% pada tahun 2012 menjadi 5,9% pada tahun 2017. Ibu dengan paritas 1 anak meningkat di tahun 2012 dari 1,34 (AOR 1,05-1,70; p-value 0,017) menjadi 1,48 (AOR 1,22-1,80; p value 0,000) pada tahun 2017 dibandingkan dengan ibu dengan paritas 2-3 anak. Ibu yang tidak sekolah memiliki OR BBLR 2,96 (AOR 1,28-6,86; p value 0,011) meningkat di tahun 2012 menjadi 3,09 (AOR 1,44-6,69 p value 0,004) di tahun 2017 dibandingkan ibu dengan lulusan perguruan tinggi. OR BBLR pada ibu yang tidak pernah melakukan ANC menurun dari 2,41 (AOR 1,23-4,75, p-value 0,010) di tahun 2012 menjadi 1,79 (AOR 1,02-3,12, p value 0,039) pada tahun 2017 dibandingkan ibu dengan kunjungan ANC ≥ 4 kali.

Low birth weight increased morbidity and mortality in newborns. The results of the demographics and Health survey of Indonesia 2012 and 2017 showed a decrease in the proportion of low birth weight from 7.3% to 7.1%. This study aims to identify the effects of parity on low birth weight in Indonesia. This was a cross-sectional study using secondary data from two IDHS 2012 and IDHS 2017. A multivariat analysis in research using logistic regression model risk factors. The sample size in this study was 12900 subjects in 2012 and 13696 subjects in 2017. The proportion of low birth weight was increased 0,1% from 5,8% to 5,9%. The results showed mothers who are had parity of 1 at risk 1,34 (AOR 1,05-1,70; p-value 0,017) increase in 2012 to 1,48 (AOR 1,22-1,80; p value 0,000) in 2017 compared to mother who had parity 2-3. Mother who had no education at risk 2,96 (AOR 1,28-6,86; p value 0,011) increased in 2012 to 3,09 (AOR 1,44-6,69 p value 0,004) in 2017 compared who had higher education. Mother who never did the ANC decreased from 2.41 (AOR 1.23-4.75, p-value 0.010) in the year 2012 to 1.79 (AOR 1.02-3.12, p value 0.039) in 2017 than the mother with the visit of ANC ≥ 4 times."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Najiyah
"Di Indonesia menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2020 penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi BBLR sebesar 35,2%. Kejadian BBLR belum menunjukkan penurunan signifikan baik ditingkat global, nasional maupun daerah. Di Indonesia, rata-rata proporsi berat badan lahir <2500 gram Tahun 2018 adalah 6,2% dengan daerah tertinggi yaitu Pulau Sulawesi (7,08%) (Riskesdas, 2018). Bayi berat lahir rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prevalensi kejadian BBLR di Pulau Sulawesi berdasarkan faktor demografi dan psikososial, faktor obstetri, komplikasi kehamilan, status merokok ibu dan antenatal care. Desain studi cross sectional deskriptif dengan analisis univariat menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012 dan 2017. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 564 (SDKI 2012) dan 613 (SDKI 2017). Hasil penelitian pada SDKI 2017 menunjukkan peningkatan dalam beberapa aspek dibandingkan SDKI 2012 seperti penurunan kelahiran BBLR, peningkatan pendidikan, pekerjaan ibu, status perkawinan, paritas, interval kelahiran, kunjungan pemeriksaan awal ANC serta penanganan komplikasi kehamilan di fasilitas kesehatan. Namun, ada beberapa variabel yang mengalami penurunan dan stagnasi seperti usia ibu, status ekonomi, kesehatan di perdesaan, komplikasi kehamilan, merokok, frekuensi ANC dan kualitas ANC. Saran berkolaborasi dengan lintas sektor, penguatan Program Keluarga Harapan (PKH) serta peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

In Indonesia, according to the 2020 Indonesia Health Profile data, the most common cause of neonatal death is LBW conditions of 35,2%. Incidence of LBW have not shown a significant decrease either at global, national, and regional levels. In Indonesia, average proportion of birth weight <2500 grams in 2018 was 6,2% with the highest area being Sulawesi Island (7,08%). Low birth weight have a higher risk of morbidity and mortality. This study aims to describe the prevalence of LBW in Sulawesi Island based on demographic and psychosocial factors, obstetric factors, pregnancy complications, maternal smoking status, and antenatal care. Descriptive cross-sectional study design with univariate analysis using data from the 2012 and 2017 Indonesian Health Demographic Survey. The number of samples in this study was 564 (2012 IDHS) and 613 (2017 IDHS). The results of the 2017 IDHS study showed improvements in several aspects compared to the 2012 IDHS, such as a decrease in LBW, an increase in education, maternal employment, marital status, parity, birth intervals, first ANC check-up and treatment of pregnancy complications at health facilities. However, there are several variables that have decreased and stagnated such as maternal age, economic status, health in rural areas, pregnancy complications, smoking, ANC frequency and quality. Suggestions by collaborating with cross-sectors, strengthening the Program Keluarga Harapan (PKH) and increasing Program Makanan Tambahan (PMT) for pregnant women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desya Mulyaningrum
"BBLR adalah berat bayi lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). BBLR dapat menyebabkan kematian dan kesakitan prenatal, serta meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular. Proporsi BBLR di Indonesia dari periode SDKI 2007, 2012, 2017 cenderung stabil dan tidak ada penurunan dari tahun 2007 dengan tahun 2017. Kehamilan tidak diinginkan menjadi salah satu faktor risiko BBLR. Kehamilan tidak diinginkan (unwanted pregnancy) adalah suatu kehamilan yang terjadi di luar perencanaan. Karena pasangan suami atau istri tidak mau menggunakan kontrasepsi, tidak ada akses ke pelayanan KB sehingga menyebabkan kehamilan, dimana sceara fisik atau psikologis pasangan tidak siap dan menolak kejadian kehamilan (unwanted pregnancy). Proporsi kehamilan tidak diinginkan berdasarkan periode SDKI 2007, 2012, 2017 cenderung stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadapp kejadian BBLR perdesaan dan perkotaan di Indonesia berdasarkan data sekunder SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah kelahiran hidup dalam 5 tahun sebelum survei dengan laporan berat lahir yang memiliki berat kurang dari 2500 gram dan bertempat tinggal di pedesaan atau perkotaan di Indonesia.
Hasil penelitian ini adalah proporsi kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia adalah 7,6% dengan rincian 8,9% di perkotaan, 6,3% di perdesaan. Pada daerah perkotaan, kehamilan diinginkan lebih berisiko untuk mengalami BBLR setelah dikontrol dengan variabel tingkat pendidikan, komplikasi kehamilan, dan paritas.
Hasil analisismultivariat secara statistik kategori kehamilan dengan BBLR di perkotaan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Pada daerah perdesaan kehamilan diinginkan lebih berisiko untuk mengalami BBLR setelah dikontrol dengan variabel tingkat ekonomi, komplikasi kehamilan, dan kunjungan ANC. Hasil analisis multivariat secara statistik kategori kehamilan dengan BBLR di perdesaan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna.

LBW is brith weight less than 2500 grams (up to 2499 grams). LBW can cause prenatal death and pain, and increase the risk of causing non-communicable diseases. The proportion of LBW in Indonesia from the 2007 IDHS period, 2012, 2017 was stable and there was no different from 2007 to 2017. Unwanted pregnancies became one of the risk factors for LBW. Unwanted pregnancy is a pregnancy that occurs outside of planning. Because a husband or wife partner cannot use contraception, there is no access to family planning services which causes pregnancy, while the physical or psychological condition of the partner is not ready and rejects the pregnancy. The proportion of unwanted pregnancies in the 2007, 2012, 2017 IDHS period is stable.
This research discusses the expected research on rural and urban LBW events in Indonesia based on the IDHS 2017 secondary data. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) 2017. The sample of this study was a study of life in 5 years before the survey with reports on birth weight which weighs less than 2500 grams and resides in rural or urban areas in Indonesia.
The results of this study are that the proportion of undesirable events in Indonesia is 7.6% with 8.9% in urban areas, 6.3% in rural areas. In urban areas, pregnancy needs to be more for LBW after controlled by variable levels of education, complications of pregnancy, and parity.
The results of multivariate analysis with statistics on the category of pregnancies with LBW in urban areas show a not significant relationship. In BPLR, after being controlled by economic level variables, complications, and ANC visits. The results of multivariate analysis based on statistics on the category of pregnancies with LBW in rural areas showed a not significant relationship.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuri Ekaningrum
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan suatu masalah multifaktor yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak sehingga menyebabkan penurunan kecerdasan. Selain itu, BBLR berdampak serius terhadap kejadian morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi BBLR adalah komplikasi kehamilan yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan pendekatan observasional analitik. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 13.143 responden dengan 1.611 responden memiliki BBLR dan 11.532 bayi BBLN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu, status sosial ekonomi, jarak kelahiran, jenis kelamin bayi, tenaga pemeriksaan kehamilan, dan kualitas pelayanan antenatal dengan BBLR. Ibu yang mengalami komplikasi kehamilan 1,78 kali lebih tinggi berisiko untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan.

Low birth weight (LBW) is a multifactor problem affect brain growth and development in children so that cause intelligence degradation. Beside that, LBW affects seriously towards perinatal morbidity and mortality in Indonesia. One factor that affect LBW is pregnancy complication that disturb mother and fetus health. Research design that is used is cross sectional with analitical observational approach. This research uses secondary data IDHS 2012 with cluster sampling three stage technique. Sample total is 13.143 respondents that 1.611 respondents have LBW babies and 11.532 respondents have normal weight babies.
Research result shows that there are association between educational attainment, social economic status, birth interval, sex of babies, prenatal care worker, and quality of antenatal care with LBW. Mother who sustain pregnancy complication has risk 1,78 times higher than mother who does not sustain pregnancy complication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haflina Syofianti
"Kelahiran Bayi Barat Lahir Rendah (BBLR) erat kaitannya dengan gizi ibu hamil khususnya anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh risiko KEK pada ibu hamil dan faktor lainnya terhadap BBLR di Kabupaten Sawahlunto-Sinjunjung tahun 2007. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder, jumlah sampel 228, desain kasus kontrol. Kasus adalah BBLR dan kontrol adalah Bayi Berat Lahir Normal (BBLN). Analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat rnenggunakan multiple logistic regression.
Hasil penelitian ditemukan pengaruh risiko KEK, Ante Natalcare (ANC) dan umur terhadap BBLR. Faktor yang paling domimn mempengaruhi BBLR adalah ibu hamil dengan risiko KEK (OR 4,8; 95% Cl 2,48-9,42), artinya ibu hamil dengan risiko KBK (LILA <23,5cm) berpeluang 4,8 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil tanpa risiko KEK (LILA >23,5cm) setelah dikontrol ANC dan umur ibu.
Dengan mencegah risiko KEK dapat mengurangi kelahiran BBLR dan kematian bayi, disarankan kepada dinas kesehatan meningkatkan deteksi dini ibu hamil risiko KEK melalui ANC, mcningkatkan KIE kepada masyarakat, penanganan yang tepat, komitmen dalam evaluasi program dan feedback laporan, advokasi dengan Pemda, DPRD dan instansi terkait.

Low birth weight (LBW) really involved to the mother nutrient especially anemia and chronic malnutrition risk. The purpose of this research is to know the risk of chronic malnutrition influenced on pregnancy and another factor to LBW at district Sawahlunto-Sijunjung on 2007. This research was performed by secondary data analysis with case controls design with minimum sample amount was specified 228, Data were with chi square and multiple logistic regression.
The observational result indicated there are influence on chronic malnutrition risk on pregnancy, ANC and mother age to LBW. The most dominant factor which is influence to LBW is chronic malnutrition risk on pregnancy with odds ratio 4,8 (95% Cl 2,48 - 9,42), it's mean is pregnancy with chronic malnutrition will face the risk 4,8 times to LBW compare to pregnancy with out risk chronic malnutrition after ANC and mother age controlled
To avoid and settles chronic malnutrition risk on pregnancy which is expected could to reduce LBW and presses infant mortality. Recommend health district office to mothers to perform early detection on risk of chronic malnutrition on pregnancy passes through ANC, increasing elucidation (communication, information and education) to community, by performing the right treatment, commitment in evaluates program and feedback on regularly report, Advocate to Government, others institution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33616
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Oktora
"Telah dilakukan analisis temporal-spasial untuk mengetahui asosiasi konsentrasi polutan di udara ambien dengan kelahiran. Analisis mencakup ANOVA, korelasi, regresi, dan regresi linier ganda dengan prevalensi kasus BBLR sebagai variabel dependen dan konsentrasi NO2 sebagai variabel independen. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi NO2di udara ambien pada bulan pertama (R = 0.464, Sig = 0,000) dan kedua (R = 0,243, Sig = 0,013) kehamilan secara signifikan berkorelasi dengan BBLR. Analisis regresi linier ganda menunjukkan konsentrasi NO2 pada bulan pertama dan kedua kehamilan serta tempat tinggal memprediksi 25% kasus BBLR (R = 0,5, R square = 0,25; Sig. Model fix (uji Anova) = 0,000). Faktor yang paling berkaitan dengan BBLR adalah pajanan NO2 bulan pertama kehamilan (B = 259).

A spatial-temporal analysis has been done to find out the linkage between the concentration of NO2 in the ambient air during pregnancyand the incidence of LBW in Jakarta. It included ANOVA analysis, correlation, regression, and multiple linear regression with the prevalence of LBW as the dependent variable and the concentration of NO2 as an independent variable. The results shows NO2 concentrations in the ambient air in the first (R = 0464, Sig = 0.000) and second (R = 0.243, Sig = 0.013) month of gestation were significantly correlated with the LBW. Multiple linear regression analysis showed the concentration of NO2 in the first and second month of pregnancy and where the mother lived predict 25% of cases of LBW (R = 0.5, R square = 0.25; Sig. Models fix (Anova test) = 0.000). The most influence on LBW is exposure to NO2 in the first month of gestation (B = 259).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>