Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Fatmaningrum
"Kerawanan pangan pada remaja putri mempunyai konsekuensi yang besar pada status kesehatan lintas generasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali pemahaman tentang keamanan pangan. Sebagian besar remaja putri mengungkapkan pemahaman terhadap komponen keamanan pangan. Mereka mempunyai pemahaman serupa terhadap ibu mereka mengenai distribusi pangan dalam rumah tangga dan kestabilan pangan. Sementara, ibu tidak dapat mengungkapkan upaya dan kekhawatiran anak perempuan mereka terhadap makanan. Karena mereka mengalami keterbatasan dalam keragaman makanan, peningkatan jenis tanaman yang ditanam sangat direkomendasikan. Selain itu, pendidikan gizi dan pertanian diperlukan untuk memerangi musim kelaparan.

Food insecure adolescent girls had great consequences on health status across generations. Qualitative approach was used to explore the understanding of food security. Majority of the girls revealed their understanding on components of food security. The girls had similar understanding with their mothers in intrahousehold food distribution and food stability. Meanwhile, mothers did not reveal their daughters? efforts on accessing foods and could not reveal their daughters? anxiety. As they faced limited food crop diversity, increasing the variety of food crop in their field is recommended. Besides, nutritional and agricultural education to combat the lean season during drought was needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Danistyo
"Isu terkait ketahanan pangan masih menjadi isu yang strategis di Kabupaten Belu mengingat kabupaten ini masih memiliki kerentanan terhadap kerawanan pangan. Penelitian ini bertujuan menganilisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Belu, lalu merumuskan alternatif strategi yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Belu dengan menggunakan metode SWOT. Alternatif strategi tersebut adalah: (1) peningkatan kerjasama antara pemerintah dan LSM; (2) pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana pertanian; (3) penguatan sistem cadangan pangan; (4) optimalisasi pemanfaatan pangan lokal; (5) peningkatan koordinasi lintas sektor yang terkait ketahanan pangan; dan (6) revitalisasi peran penyuluh pertanian.

Food Security still become a strategic issue at Belu District since this area still have vulnerability to food insecurity. This thesis have purposes to analyze internal and external factors that affect food security at Belu District, and also to formulate alternative strategies could be used for developing food security level with SWOT methods. The alternative strategies are: (1) increasing cooperation between government and NGOs; (2) developing infrastructures and agriculture facilities; (3) strengthening food reserves system; (4) optimizing local food utilizations; (5) increasing coordination within government sectors that related to food security; dan (6) Revitalizing the role of agricultural instructors."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaya
"Masyarakat adat adalah kelompok yang paling rentan terhadap kerawanan pangan. Strategi bertahan mereka unik karena berkaitan dengan budaya dan kepercayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi bertahan pada keluarga tahan pangan dan keluarga rawan aman pada Masyarakat Adat Kaluppini di Sulawesi Selatan. Informan adalah ibu balita. Enam puluh satu ibu terlibat dalam penelitian ini. Semua informasi dicatat, ditranskripsi verbatim dan dianalisis menggunakan Dedoose. Strategi yang sama diterapkan seperti meminjam makanan/uang serta melakukan strategi tradisional. Keluarga rawan pangan mencari penghasilan tambahan dengan cara mencari pekerjaan tambahan di kota sedangkan keluarga tahan pangan bekerja di luar pulau atau ke negeri.

Indigenous peoples are the most vulnerable to food insecurity. Their coping strategies were unique because related to culture and belief. This study aimed to explore coping strategies among food secure and food insecure households of Kaluppini Indigenous People in South Sulawesi. Informants were mothers of under five. Sixty one mothers involved in this study. All information was recorded, transcribed verbatim and analyzed by using Dedoose. The same strategies were applied such as borrowing food money and doing traditional coping. Food insecure households generated additional money by seeking additional job in town while food secure households migrated to the other islands or working overseas."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamam Mas`Adi
"Tesis ini membahas tentang strategi pengembangan pangan lokal berbasis ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan pangan lokal ubi kayu dan mencari alternatif strategi pengembangan pangan lokal ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths). Analisis deskriptif dilakukan dengan memaparkan potensi pengembangan ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Sementara Analisis SWOT dilakukan untuk mencari alternatif strategi pengembangan pangan lokal berbasis ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan ubi kayu di Kabupaten Batang selama tahun 2008-2012 mengalami tingkat penurunan luas panen sebesar -9,21% dan produksi sebesar -18,31%, tetapi potensi pengembangan ubi kayu masih mampu untuk dikembangkan lebih baik lagi. Berdasarkan analisis SWOT menunjukkan bahwa faktor kekuatan bernilai 2,20 dan faktor peluang bernilai 1,95, sehingga Grand Strategy berada di Kuadran I. Kuadran I berarti strategi SO (Strategi Agresif), yaitu strategi menggunakan seluruh kekuatan dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Selanjutnya urutan prioritas strategi terpilih adalah: (1) pengembangan kapasitas produksi ubi kayu, (2) pengembangan mutu dan keragaman pangan ubi kayu, (3) peningkatan citra pangan tradisional ubi kayu, (4) peningkatan keberdayaan dan partisipasi masyarakat.

This thesis discusses the development strategic for local food based on cassava to support of food security in Batang District. This studies aim to determine for development potential and seek development strategies alternative of local food based on cassava in support of food security in Batang. The method was used quantitative descriptive, approached by SWOT (Strengths Weakness Opportunities Treaths) analysis. Descriptive analysis describe development potential of cassava to support of food security in Batang District. While the SWOT analysis was used to find alternative strategies local food based on cassava to support of food security in Batang District.
The results showed that the development of cassava in Batang District during 2008-2012 has decreased harvested area was -9.21% and production was - 18.31%, but potential for cassava development is still able to be developed better. Based on the SWOT analysis shows that the Strengths factor was 2.20 and Opportunities factor was 1.95, so the Grand Strategy was in Quadrant I. Quadrant I means SO strategy (Aggressive Strategy), its strategy uses all the Strenghts and take Opportunities as large possible. Furthermore, the order of priority for selected strategies are: (1) development of cassava production capacity, (2) development of food quality and diversity of cassava, (3) image enhancing of cassava traditional food, (4) increasing the empowerment and participation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
"Penyakit infeksi pada balita merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani karena menjadi penyebab langsung kematian balita dan stunting. Salah satu penyebab tidak langsung dari penyakit infeksi balita adalah kerawanan pangan. Meskipun beberapa bukti saat ini menunjukkan ada hubungan antara kerawanan pangan dengan penyakit infeksi pada balita tetapi masih sedikit bukti yang meneliti hubungan ini di negara berpenghasilan sedang dan rendah seperti di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kerawanan pangan dengan penyakit infeksi pada balita di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang menggunakan data SSGI Tahun 2021. Hubungan antara kerawanan pangan dengan penyakit infeksi dikontrol oleh variabel kovariat. Analisis multivariat dilakukan menggunakan uji multiple multinomial logistic untuk memperoleh nilai OR adjusted. Hasil penelitian menunjukkan balita dari rumah tangga dengan rawan pangan ringan berisiko 1,367 kali, rawan pangan sedang berisiko 1,490 dan pada rawan pangan berat 1,500 kali. Begitu juga risiko untuk menderita lebih dari satu penyakit infeksi. Balita dari rumah tangga dengan rawan pangan ringan berisiko 1,685 kali, pada rawan pangan sedang 2,418 kali dan rawan pangan berat 2,596 kali. Dapat disimpulkan risiko balita untuk menderita satu penyakit infeksi maupun lebih dari satu penyakit infeksi semakin meningkat seiring dengan level kerawanan pangan rumah tangga.

Infectious diseases in toddlers are a health problem that needs to be addressed because they are a direct cause of toddlers deaths and stunting. One of the indirect causes of infant infection is food insecurity. Although some current evidence shows that there is a relationship between food insecurity and infectious diseases in toddlers, there is still little evidence examining this relationship in middle and low income countries such as Indonesia. Therefore this study aims to determine the relationship between food insecurity and infectious diseases in toddlers in Indonesia. The research was conducted with a cross-sectional design using SSGI data for 2021. The relationship between food insecurity and infectious diseases was controlled by covariate variables. Multivariate analysis was performed using the multiple multinomial logistic test to obtain an adjusted OR value. The results showed that toddlers from households with mild food insecurity had a risk of 1,367 times, moderate food insecurity had a risk of 1,490 and in severe food insecurity 1.500 times. Likewise, the risk of children suffering from more than one infectious disease. Toddlers from households with mild food insecurity have a risk of 1,685 times, in moderate food insecurity 2,418 times and severe food insecurity 2,596 times. It can be concluded that the risk of toddlers suffering from one infectious disease or more than one infectious disease increases along with the level of household food insecurity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Sriningsih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peran dan kompetensi penyuluh pendamping terhadap keberhasilan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Selanjutnya penelitian ini mencoba menganalisis kontribusi keberhasilan Gerakan P2KP dalam mendukung Ketahanan Pangan di Kabupaten Klaten.
Jenis penelitian ini menggunakan mix methode dengan menggunakan metode embbeded konkuren. Teknik pengumpulan data kuantitatif melalui kuesioner tertutup dengan skala likert dan kuesioner terbuka, sedangkan penelitian kualitatif menggunakan wawancara mendalam dan terstruktur. Selain itu, peneliti juga melakukan studi pustaka, observasi dan dokumentasi. Untuk penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan dua variabel independen yaitu peran (X1) dan kompetensi (X2), sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah keberhasilan Gerakan P2KP (Y1).
Unit analisis dalam penelitian ini adalah penyuluh pendamping P2KP di Kabupaten Klaten pada tahun 2010-2013 dengan jumlah 36 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data tentang responden, analisis regresi linier berganda untuk memprediksi pengaruh variabel independen terhadap variabel depernden serta teknik analisis gabungan untuk menggabungkan hasil kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh pendamping mempunyai pengaruh signifikan terhadap keberhasilan Gerakan P2KP yaitu sebesar 26,2%, sedangkan kompetensi penyuluh pendamping mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan Gerakan P2KP sebesar 10,1 %. Secara keseluruhan peran dan kompetensi penyuluh pendamping di Kabupaten Klaten terhadap keberhasilan Gerakan P2KP dapat dikatakan berhasil. Gerakan P2KP di Kabupaten Klaten berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan di Klaten dilihat dari kenaikan skor PPH yaitu pada tahun 2010 sebesar 81,6.

This research is conducted to know the effect and the role of extension assistant competency on the success of the Acceleration Movement of Food Consumption Diversity. Another purpose of this research is to analyze the contribution of the Food Consumption Diversity Acceleration Movement to support food resilience in Klaten Municipal.
This research is conducted by using mix method of embbeded konkuren. The technique in collecting quantitative data was using open and closed questionnaire and measured with likert scale. The qualitative research was conducted by using in-depth and structured interview. Moreover, the researcher conducted putala study, observation and documentation. As for quantitative research, the researcher used two independent variables, the role (X1) and the competency (X2) and the success of P2KP movement as dependent variables (Y).
The unit analysis in this research is 36 P2KP extension assistants in Klaten Municipal on 2010-2013. The technique of data analysis is using descriptive statistics to describe the data about respondents, double linear regression analysis to predict the effect of independent variable on to dependent variable and combined analysis technique to combine the qualitative and quantitative result in this research.
The result of the research showed that the role of extension assistant showed significant effect on the success of P2KP movement, that is about 26,2%, and competency showed significant effect on the success of P2KP movement about 10,1%. Totally, the role and competency of extension assistant in Klaten municipal toward P2KP movement categorized as success. P2KP movement in Klaten contributed to support food resilience in Klaten which can be seen from the increase of PPH score at 2010 is 81,6; at 2011 is 83,1; at 2012 is 89,9 and at 2013 is 91,5.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habib Maksum Ashari
"Keberadaan pangan, baik pangan pokok maupun non-pokok, sangat penting karena pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain sandang dan papan. Sawah sebagai aset alam mampu menghasilkan padi untuk kebutuhan pangan pokok. Namun, hasil sawah di Desa Sukawening hanya mampu memenuhi pangan rumah tangga pertaniannya sendiri. Sementara itu, rumah tangga petani juga perlu memenuhi kebutuhan non-pokok untuk mencapai ketahanan pangan rumah tangganya. Oleh sebab itu, rumah tangga petani perlu melakukan strategi penghidupan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik wilayah, karakteristik rumah tangga, dan strategi penghidupan terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga, serta menganalisis kondisi dimensi penyusun ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan karakteristik wilayahnya. Penelitian ini dilakukan terhadap 162 responden untuk mengumpulkan strategi penghidupan rumah tangga dan ketahanan pangan; menganalisanya dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik biner untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan. Temuan mengungkapkan bahwa faktor aksesibilitas secara signifikan berpengaruh pada tingkat ketahanan pangan. Rumah tangga yang berada di aksesibilitas mudah maka berpeluang tahan pangan tiga kali lebih tinggi daripada rumah tangga di aksesibilitas sulit. Meskipun faktor kepemilikan sawah, beban ketergantungan, dan strategi penghidupan tidak berpengaruh secara parsial, namun secara simultan mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga. Selain itu, dimensi ketahanan pangan rumah tangga yang paling terpengaruh oleh kondisi aksesibilitasnya adalah dimensi akses pangan, sementara dimensi ketersediaan dan pemanfaatan pangan relatif tidak berbeda antar kondisi aksesibilitasnya. Hal ini terjadi karena di wilayah penelitian merupakan daerah pertanian yang memiliki sumber pangan dan memiliki kebiasaan makan yang sama.

Food, both staple and non-staple, is essential since it is one of the most basic human necessities and clothes and shelter. Rice fields, as natural resources, can produce rice to provide staple food as the primary dietary needs. Unfortunately, most rice fields in Sukawening Village can only provide for its household consumption, while it is insufficient for household food security. So, the farmer households need to carry out their livelihood strategies. This study aims to analyse the impact of physical characteristics, household characteristics, and livelihood strategies on food security at the household level; and identify the critical dimensions that create household food security. This study conducted 190 interviews to collect the household livelihood strategy and food security; analysed it by using descriptive analysis and binary logistic regression to determine the factors that influence food security. The findings revealed that the accessibility factor had a substantial impact on food security. Households at the more accessible location have three times the opportunity to be food secure than at the remote site. Although rice field ownership, dependency ratio, and livelihood choices have no partial effect on food security, they all simultaneously affect food security levels. Furthermore, the food access dimension is significantly different on both types of accessibility, while the food availability and food usability are mostly the same in both accessibility areas. It because all the research location was in an agricultural area with food sources and similar eating habits. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This volume analyzes food security issues such as agricultural policy, global agricultural trade, international agricultural research and development, biotechnology, climate change, food waste, and nutrition guidelines."
United Kingdom: Emerald, 2017
e20469449
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Early Lula Afif
"Food loss and waste (FLW) merupakan jenis sampah organik yang dihasilkan dari penurunan kuantitas pangan sepanjang rantai pasok pangan makanan. Saat ini, jumlah FLW secara global sudah mencapai 1,3 miliar ton pertahunnya, dimana angka ini akan terus mengalami peningkatan mengingat jumlah populasi manusia yang meningkat seiring dengan pemenuhan kebutuhan pula. Tahun 2020, sampah sisa makanan atau FLW berkontribusi sebesar 40% dari total sampah di Indonesia. Saat ini, jumlah FLW yang dihasilkan di Indonesia adalah sebesar 115-184 kg/kapita/tahun. FLW ini menyebabkan dampak buruk secara kerugian material ekonomi dan menjadi penyumbang gas emisi rumah kaca yang buruk untuk lingkungan. Estimasi jumlah FLW di Indonesia akan meningkat hingga 344 kg/kapita/tahun di tahun 2045. Penelitain ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan rekomendasi strategi pengurangan jumlah FLW secara nasional. Strategi pengurangan dikumpulkan berdasarkan literatur dan divalidasi oleh para Ahli untuk kesesuaian penerapan strategi di Indonesia. Sebanyak 20 rekomendasi strategi FLW berhasil divalidasi dan selanjutnya disusun berdasarkan struktural hierarki strategi. Penelitian ini menggunakan bantuan metode Interpretive Structural Modelling (ISM) untuk menyusun strategi dalam bentuk struktural hierarki. Analisis Matrice d’Impacts Croises Multiplication Appliquee aun Classement (MICMAC) dilakukan untuk setiap elemen strategi guna mendapatkan pengelompokkan strategi berdasarkan kekuatan pendorong dan ketergantungan antar elemen strategi. Model struktural yang dihasilkan akan digunakan sebagai bagian dari rekomendasi peta strategis untuk implementasi strategi pengurangan jumlah FLW di Indonesia.

Food loss and Waste (FLW) is an organic waste that is produced by the decrease in food quantity along the food supply chain. Currently, the amount of FLW in the global scale has reached 1.3 billion ton annually, this number will keep increasing due to the increase in human population and their needs of foods. Year 2020, the FLW has contributed 40% of Indonesia's amount of waste, equal to 115-184/capita/year. FLW is giving off a bad impact in economic side and become the main agent in carbon emission producer. The amount of FLW in Indonesia is estimated to reach 344 kg/kapita/year in year 2045. This research is an effort to give a strategic recommendation for decreasing the amount of FLW in national scale. This strategy is built based on literature study and validated by the subject matter expert in order for implementation in Indonesia. There are 20 strategical recommendation were made, validated, and arranged based on structural strategy hierarchy. This research is implementing Intrepretive Structural Modelling (ISM) method to construct the strategy in the form of structural hierarchy. Matrice d'Impacts Croises Multiplication Appliquee aun Classement (MICMAC) anaylisis was used for each element in the strategy in order to group the strategy up based on the driving force and the dependency between strategy element. Structural model produced by the process will be used as a part of the strategical map to implement the "Decreasing FLW in Indonesia" strategy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Febrianty Mardhiyah
"Rantai pasok pangan segar berkaitan dengan masalah kompleks seperti sifat komoditas yang mudah rusak, interaksi dengan banyak pemangku kepentingan, dan pengaruh antar sektor yang dapat memicu food loss. Food loss mengacu pada penurunan kuantitas pangan pada rantai pasok pangan sebelum tahap konsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang strategi penanganan food loss sektor holtikultura pada rantai pasok produk pangan segar. Penelitian ini mengidentifikasi 15 faktor penyebab food loss dari data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan sekelompok ahli terpilih. Selain itu, untuk menganalisis faktor-faktor yang teridentifikasi, digunakan Interpretative Structural Modeling (ISM) dan MICMAC. Semua elemen berada pada sektor Linkage yang memiliki daya pengaruh yang tinggi sekaligus ketergantungan yang tinggi pula. Karakteristiknya adalah bahwa setiap tindakan pada elemen tersebut akan memiliki efek pada variabel di atas tingkat mereka dan efek umpan balik pada elemennya sendiri. Berdasarkan hasil diskusi analisa ISM-MICMAC dengan para ahli, maka faktor penyebab utama food loss yang harus dikaji adalah kelima belas elemen tersebut. Rekomendasi strategi untuk kelima belas elemen dapat diimplementasikan dengan melibatkan berbagai pihak yaitu pemerintah, perusahaan swasta, serta institusi pendidikan.

Food supply chain deals with complex issues such as perishable commodities, interactions with many stakeholders, and inter-sectoral influences that can trigger food loss. Food loss refers to a decrease in the quantity of food in the food supply chain before the consumption stage. The purpose of this study is to design a strategy for handling food loss in the horticultural sector in the supply chain of fresh food products. This study identified 15 factors causing food loss from data collected through interviews with experts. In addition, to analyze the identified factors, Interpretative Structural Modeling (ISM) and MICMAC were used. All elements are in the Linkage sector which has high influence and high dependence. The characteristic is that any action on the element will have an effect on the variables above their level and a feedback effect on the element itself. Based on the results of ISM-MICMAC analysis discussions with experts, the main factors causing food loss that must be studied are the fifteen elements. The strategic recommendations for the fifteen elements can be implemented by involving various parties, which are the government, private companies, and educational institutions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>