Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambunan, Atika Zairina
"Pendahuluan: Braket ortodonti merupakan komponen penting dalam piranti ortodonti cekat karena menghantarkan gaya dari kawat ke struktur gigi dan jaringan pendukungnya sehingga terjadi pergerakkan gigi. Komposisi logam dan proses manufaktur braket Stainless Steel mempengaruhi sifat fisik dan mekanis, salah satunya kekerasan dan kekuatan. Tetapi, beberapa pabrik mengurangi biaya produksi dengan mengabaikan proses manufaktur yang sesuai dengan standarisasi. Hal ini dapat menyebabkan deformasi slot braket khususnya saat diaplikasikan gaya torque. Deformasi slot braket dapat mengurangi besar gaya torque yang akan dihantarkan ke gigi dan jaringan pendukungnya sehingga hasil perawatan tidak efektif dan efisien. Beberapa braket Stainless Steel yang beredar dipasaran masih diragukan kualitasnya dalam perawatan ortodonti.
Tujuan: Untuk membandingkan besar gaya torque akibat sudut puntir 300dan 450 kawat Stainless Steel serta deformasi slot permanen akibat gaya torque tersebut antara kelompok merk braket (3M, Biom, Versadent, Ormco dan Shinye).
Metode Penelitiian: Lima puluh braket Stainless Steel edgewise dari 5 kelompok merk braket (n=10) di lem ke akrilik. Masing-masing braket dilakukan pengukuran tinggi slot dengan mikroskop stereoskopi, lalu diaplikasikan puntiran kawat melalui alat yang sudah dibuat pada penelitian ini sehingga diperoleh besar gaya torque. Setelah uji torque, dilakukan kembali pengukuran tinggi slot braket. Deformasi slot pemanen dihitung dari selisih dua tahapan pengukuran tinggi slot yaitu sebelum dan sesudah aplikasi gaya torque.
Hasil: Analisis statistik menunjukkan perbedaan bermakna besar gaya torque pada sudut puntir 300 dan 450 antara Biom dan Shinye dengan Omrco. Gaya torque paling besar yaitu pada merk braket 3M (300= 442,12 gmcm dan 450= 567,99 gmcm), sedangkan yang terkecil adalah Biom (300= 285,50 gmcm, 450=361,38 gmcm). Perbedaan deformasi slot braket terjadi hampir pada semua kelompok merk braket. Deformasi slot braket hanya terjadi pada merk braket Biom (2,82 µm) dan Shinye (2,52 µm).
Kesimpulan: Bentuk geometri slot, komposisi, proses manufaktur braket Stainless Steel dan sudut puntir kawat mempengaruhi besar gaya torque. Komposisi AISI 303 dan 17-4 PH serta proses manufaktur melalui MIM menghasilkan deformasi slot braket yang kecil dan secara klinis tidak signifikan.

Introduction: Orthodontic bracket is an important component in fixed orthodontic appliances for distributing force to the structure of the tooth and its supporting tissues, causing tooth movement. Alloy composition and manufacturing process Stainless Steel bracket affects the physical and mechanical properties, one of which hardness and strength. However, some manufacturers reduce costs at the manufacturing process in accordance with standards. This can cause deformation of the bracket slot especially when applied torque force. In addition, slot deformation can reduce the torque force that will be transmitted to the tooth and its supporting tissues so that the treatment is ineffective and inefficient. Therefore, some Stainless Steel brackets quality in the market is still questionable for orthodontic treatments.
Objective: To determine the deformation of the bracket slot of five brands (3M, Biom, Versadent, Ormco and Shinye) due to the force Stainless Steel wire with torsional angle of 45° and the amount of torque force with torsional angle of 30° and 45°.
Methods: Fifty Stainless Steel Edgewise brackets from five bracket groups brands (n = 10) is attached onto an acrylic. Each bracket slot height was measured with a microscope stereoscopy, then applied torsion wire through torque apparatus that has been made for this study to obtain the amount of torque force. Once the torque test has been done, then the width of bracket slot is re-measured. Deformation slot calculated from measurements of height difference between before and after the torque test.
Results: Statistical analysis shows differences in slot bracket deformation in all group of bracket brands. But, clinically permanent slot deformation deformation occurs only on Biom (2.82 µm) and Shinye (2.52 µm). Repeated measure ANOVA comparison showed significant differences in the amount of torque at torsion angle of 300 and 450 between Biom and Shinye with Omrco. The 3M transmitted highest load (300 = 442,12 gmcm and 450 = 567,99 gmcm), while the lowest is Biom (300 = 285,50 gmcm and 450 = 361,38 gmcm).
Conclusion: Stainless Steel bracket slot deformation is influenced by several factors specifically geometry bracket slot, the composition of the metal, manufacture and torsional angle wire. Alloy composition of AISI 303 and 17-4 PH and manufacture by the method of metal injection molding (MIM) has the smallest deformation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Mifta Huda
"Latar Belakang: Deformasi slot braket Stainless Steel akan mempengaruhi gaya yang diaplikasikan kepada gigi sehingga menghambat pergerakan gigi dan memperlama waktu perawatan ortodonti.
Tujuan: Mengetahui deformasi slot braket dari lima merek braket yaitu 3M, Biom, Versadent, Ormco dan Shinye akibat gaya torque kawat Beta Titanium 0.021x0.025 inci dengan sudut puntir 45° dan besar gaya torque dengan sudut puntir 30° dan 45°. Penelitian juga bertujuan untuk membandingkan deformasi dan besar gaya torque antara kelima merek braket.
Metode Penelitian: 50 braket Stainless Steel Edgewise dari lima kelompok merek braket (n=10) dilem ke akrilik. Masing-masing braket dilakukan dua tahapan pengukuran yaitu pengukuran deformasi braket dengan menghitung rerata tinggi slot braket dengan mikroskop stereoskopi sebelum dan sesudah uji torque dan pengukuran besar gaya torque dengan alat uji torque.
Hasil: Analisa statistik menunjukkan terdapat deformasi slot braket pada kelima merek braket dengan deformasi permanen secara klinis pada braket Biom (2,79 μm) dan Shinye (2,29 μm). Besar gaya torque pada kelima braket dari yang paling besar yaitu 3M, Ormco, Versadent, Shinye dan Biom. Perbandingan deformasi slot braket dan besar gaya torque antara kelima braket adalah terdapat perbedaan deformasi slot braket antara kelima merek braket kecuali antara 3M dan Ormco dan Biom dan Shinye dan terdapat perbedaan besar gaya torque antara kelima braket dengan sudut puntir 30° (kecuali 3M dan Ormco) dan 45°.
Kesimpulan: Komposisi logam dan proses pembuatan braket merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya deformasi slot braket dan besar gaya torque. Proses pembuatan dengan metode MIM dan komposisi logam AISI 303 dan 17-4 PH menurunkan risiko deformasi.

Background: Stainless Steel bracket slot deformation will affect force applied to teeth can impede tooth movement and prolong orthodontic treatment time.
Objective: To determine slot deformation of five different bracket brands namely, 3M, Biom, Versadent, Ormco and Shinye due to torque of Beta Titanium wire 0.021 x 0.025 inch with torsional angle of 45° and the amount of torque with torsional angle of 30° and 45°. The research also aims to compare the deformation and amount of torque between all five brackets brands.
Methods: 50 Stainless Steel Edgewise bracket from five bracket group brands (n=10) is attached onto on acrylic. Bracket slot measurement are carried out in two stages, firstly deformation measurement by calculating average bracket slot height with stereoscopy microscope before and after application of torque and secondly, measurement of torque with a torque measurement apparatus.
Results: Statistical analysis shows that there are slot deformations on the five bracket brands with clinical permanent deformation on Biom (2,79 μm) and Shinye (2,29 μm). The amount of torque on the five bracket brands from the highest is 3M, Ormco, Versadent, Shinye and Biom. From correlation assessment between bracket slot deformation and amount of torque in the five brands, a difference is found in the deformation in the five brands except between 3M and Ormco and Biom and Shinye. There is a difference in the amount of torque between the five brands with torsional angle of 30° (except 3M and Ormco) and 45°.
Conclusion: Metal compositions and manufacturing process are the factors that influence the occurrence of deformation bracket slot and the amount of torque. Manufacturing process using MIM and metal compositions of AISI 303 and 17-4 PH reduce the risk of deformation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuri Deswita
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan besar friksi kinetik antara kombinasi braket Stainless Steel (SS) Edgewise slot .018 dan kawatSS .017X.025, dengan kombinasi braket slot .022 dan kawat SS.019X.025 pada saat pergerakan sliding gigi kaninus.
Metode: Penelitian laboratoris ini terdiri dari 96 sampel yang terbagi atas dua kelompok slot braket, dan setiap kelompok slot braket terbagi atas empat kelompok beban tahanan. Besar friksi kinetik diukur dengan Universal Testing Machine merk ChatillonTM pada kedua kelompok slot braket saat pergerakan sliding gigi kaninus yang diberi beban tahanan 0, 50 gr, 100 gr, dan 150 gr.
Hasil: Friksi kinetik pada kelompok braket slot .018 lebih besar daripada slot .022 secara bermakna pada kelompok beban tahanan 0, 50 gr, dan 100 gr, namun tidak bermakna pada kelompok beban tahanan 150 gr. Besar friksi kinetik meningkat secara bermakna seiring peningkatan besar beban tahanan 50 gr, 100 gr, dan 150 gr pada kedua kelompok slot braket.
Kesimpulan: Friksi kinetik pada kombinasi braket SS Edgewise slot .018 dan kawat SS .017X.025 terjadi lebih besar daripada kombinasi braket slot .022 dan kawat SS .019X.025.

Objectives: The objective of this study was to compare kinetic frictional force of Stainless Steel (SS) Edgewise bracket between .018 slot coupled with .017X.025 SS wire and .022 slot coupled with .019X.025 SS wire in simulated sliding canine movement.
Methods: This in-vitro study was done to measure kinetic frictional force of 96 samples, divided into two bracket slot groups and each of bracket slot groups was divided into four retarding force groups. Kinetic frictional force was measured byChatillonTM UniversalTesting Machine for both bracket slot groups, in simulated sliding canine movement using 0, 50 gr, 100 gr, and 150 gr retarding forces.
Results: Kinetic frictional force was significantly greater for the .018 than .022 bracket slot in the 0, 50 gr, and 100 gr retarding force groups, but it was not significant in the 150 gr retarding force group. Frictional force increased with the increasing of the 50 gr, 100 gr, and 150 gr retarding forces for both bracket slot groups.
Conclusions: Kinetic frictional force of the .018 SS Edgewise bracket slot coupled with .017X.025 SS wire is greater than the .022 bracket slot coupled with .019X.025 SS wire.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gerra Maulana
"Maloklusi merupakan salah satu permasalahan yang paling banyak ditemukan dalam dunia kesehatan. Penggunaan braket ortodontik bertujuan untuk mengendalikan serta memperbaiki posisi rahang agar pengaruh dari maloklusi dapat dikurangi secara perlahan. Selama ini produksi braket ortodontik masih dilakukan secara impor. Dari sini munculah pembahasan untuk dapat memproduksi braket ortodontik secara nasional atau disebut sebagai behel nasional. Dari penilitian yang telah dilakukan ditahun sebelumnya, digunakan material jenis logam berupa Baja Tahan Karat 17-4PH. Untuk proses manufaktur behel tersebut, digunakan proses investment casting. Namum dari proses investment casting ini ditemukan bahwa hasil braket yang didapatkan memiliki permukaan yang kasar sehingga memerlukan pemrosesan akhir lebih lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan proses manufaktur lain yaitu metal injection molding. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk meningkatkan laju penghilangan binder melalui proses solvent debinding dengan perlakuan agitasi serta kondisi vakum yang kemudian dibandingkan dengan kondisi normal.
Hasil percobaan menunjukan bahwa dengan dilakukannya perlakuan agitasi akan memingkatkan laju penghilangan binder secara signifikan akibat adanya mekanisme pengadukan yang menyebabkan kemungkinan tumbukan antar partikel meningkat. Kemudian dengan kondisi vakum laju penghilangan binder sedikit lebih baik dari kondisi normal dengan mekanisme yang mirip dengan pengadukan, namun dengan harus dilakukannya penambahan pelarut secara berkala akibat titip uap pelarut yang menurun dalam kondisi vakum. Tidak ditemukan adanya crack atau cacat pada permukaan dengan adanya peningkatan laju penghilangan binder melalui dua perlakuan tersebut.

Malocclusion is one of the most common problems in the medical field. The use of orthodontic brackets aims to control and improve the position of the jaw so that the influence of malocclusion can slowly be reduced. Until now, brackets production is still done by imports. From here comes the discussion to produce an orthodontic bracket nationally. Our latest research used Stainless Steel 17 4PH as the material and investment casting as the manufacturing processes. However, it is obtained that investment casting result have rough surfaces that require further processing end. Therefore, it is necessary to study other manufacturing processes for brackets production, namely metal injection molding. In this study, we conducted an experiment to enhance binder removal rate through the process of solvent debinding treatment with agitation and under vacuum. Then the results compared to the normal conditions.
The experimental results showed that agitation treatment will enhance binder removal rate significantly due to the stirring mechanism that causes the possibility of collisions between the particles increases. Then the binder removal rate on the vacuum treatment conditions is little better than normal conditions by a mechanism similar to stirring, but with the addition of a solvent to be done on a regular basis due to the decline of the solvent boiling point under vacuum conditions. There were no cracks or defects found on the surface with an increased rate of binder removal through the two treatments.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martyn Suprayugo
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pH minuman kemasan terhadap gaya regang power chain. Digunakan 28 power chain merk ormco, tipe tertutup, bening, yang diregangkan pada 2 titik berjarak 40 mm pada plat akrilik dan direndam dalam larutan teh botol, buavita, coca cola dan aquades. Gaya regang (grf) power chain diukur menggunakan force gauge dan dicatat gaya awal, setelah 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 168 jam dan 336 jam perendaman. Terjadi penurunan gaya regang power chain yang signifikan, namun tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap setiap waktu perendaman dalam perbedaan pH larutan teh botol, buavita, coca cola dan aquades.

The aim of the study was to evaluate the effect of teh botol, Buavita, coca cola and distilled water toward force decay of orthodontic power chain. Twenty eight power chains (Ormo, closed type, tranparant) were fixed on acrylic framework (40 mm of distance) and immersed in teh botol, buavita, coca cola and distilled water. Force decay were measured using tension gauge (grf) and recorded at initial force, 1 hour, 24 hour, 42 hour, 72 hour, 168 hour and 336 hours of immersion. There was a decrease of force, however acidity did not influence force degradation of power chain statistically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristy Riyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan minyak eucalyptus 75 dan eucalyptol 100 dalam menurunkan kuat rekat geser bahan adesif bis-GMA pada debonding breket metal. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik. Sejumlah tiga puluh gigi premolar atas dibagi secara acak menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok minyak eucalyptus, kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol. Gigi premolar direkatkan dengan braket Gemini 3M Unitek, Monrovia menggunakan resin adesif Transbond XT 3M Unitek, Monrovia. Kelompok minyak eucalyptus, kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol masing-masing dioles minyak eucalyptus 75 Naga Mas, Indonesia , eucalyptol 100 Cerkamed, Poland dan akuades di sekitar braket selama 10 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol p.

This study conducted to examine the ability of 75 eucalytpus oil and 100 eucalyptol to decrease the shear bond strength and facilitate debonding of metallic bracket bonded with Transbond XT. The study design is experimental laboratoric study. Thirty upper premolar teeth were randomly divided into 3 groups control, eucalyptus oil group, and eucalyptol group. The premolar teeth were bonded with Gemini brackets 3M Unitek, Monrovia using Transbond XT 3M Unitek, Monrovia. Each groups were lubricated by 75 eucalyptus oil Naga Mas, Indonesia, 100 eucalyptol Cerkamed, Poland and aquades around the bracket for 10 minutes. There were a significant differences in shear bond strength between eucalyptol group and control group p.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tinnie Effendy
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi ortodontis dan orang awam Indonesia terhadap posisi bibir pada profil wajah orang Indonesia ras Deutero-Malayid.
Metode: Posisi bibir pada foto profil wanita ras Deutero-Malayid dimodifikasi secara digital dalam arah anteroposterior terhadap garis E Ricketts sehingga diperoleh tujuh posisi bibir. Ketujuh foto ini kemudian dinilai oleh 24 ortodontis dan 24 orang awam wanita ras Deutero-Malayid berusia 25-55 tahun. Penilaian dilakukan dengan metode Visual Analogue Scale (VAS) dan pemilihan satu posisi bibir yang paling disukai.
Hasil: Perbedaan persepsi ortodontis dan orang awam yang bermakna dapat ditemukan pada penilaian VAS posisi bibir atas -2 mm dan posisi bibir bawah 0 mm; posisi bibir atas +4 mm dan posisi bibir bawah +6 mm; sertaposisi bibir atas +6 mm dan posisi bibir bawah +8 mm. Baik ortodontis maupun orang awam memilih posisi bibir atas -2 mm dan posisi bibir bawah 0 mm sebagai posisi bibir yang paling disukai.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan persepsi ortodontis dan orang awam terhadap posisi bibir pada profil wajah dalam hal kekritisan penilaian namun terdapat kesamaan pemilihan posisi bibir.

Aim: The aim of this study was to compare the perception of Indonesian orthodontists and laypersons to various lip positions in Indonesian Deutero-Malayid facial profile.
Method: The lip position in a female Deutero-Malayid profile photo was digitally adjusted in anteroposterior direction from Ricketts' E-line to obtain seven lip positions. These seven photos were then assessed by 24 female orthodontists and 24 female laypersons (25-55 years). Assessment were done with Visual Analogue Scale (VAS) and selection of the most preferred lip position.
Result: Significant differences between perception of orthodontists and laypersons were found for upper lip -2 mm and lower lip 0 mm; upper lip +4mm and lower lip +6 mm; upper lip +6 mm and lower lip +8 mm. Orthodontists and laypersons selected upper lips -2 mm and lower lips 0 mm as the most preferred lip position.
Conclusion: There were significant differences between orthodontists' and laypersons' perception regarding evaluation criticality toward lip positions in facial profile. However, both groups show same preference for lip position.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anie Lestari
"Tujuan perawatan ortodonsi diantaranya mendapatkan profil wajah yang optimal. Para ortodontis berpendapat bahwa posisi bibir merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai estetika wajah seseorang . Dalam upaya menegakkan diagnosa pada faktor estetika dan rencana perawatan ortodonsi sering timbul keraguan, karena saat ini masih dipakai norma standar ras Kaukasoid yang mungkin saja tidak sesuai untuk bangsa Indonesia. Seperti diketahui penilaian wajah cantik menarik sifatnya subjektif dan banyak dipengaruhi oleh perasaan, akan tetapi hasil perawatan yang diharapkan seharusnya bersifat subjektif dan objektif. Dengan demikian penilaian yang objektif dari masyarakat umum perlu sekali. Sebagai sampel, masyarakat Jawa dipilih secara acak oleh penulis dalam penelitian ini.
Tujuan penelitian ini mendapatkan nilai posisi bibir pada wanita yang dipandang balk terhadap garis E dari sudut pandang orang Indonesia suku Jawa dan untuk mengetahui apakah nilai posisi tersebut sama dengan standar Kaukasoid yang diteliti oleh Chaconas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menanyakan kepada 76 responden suku Jawa terhadap penilaian 25 serf gambar profil wajah tentang posisi bibir yang dianggap baik.
Hasil penelitian menunjukkan 52.7 % responden memilih profil dengan posisi bibir atas - 0.58 mm dan bawah 0 mm dari garis E. 23.7 % memilih profil dengan posisi bibir atas - 0.58 mm bibir bawah + 1.4 mm .
Penulis menyimpulkan bahwa posisi bibir yang dianggap baik dari sudut pandang orang Indonesia suku Jawa terhadap garis E Chaconas adalah - 0.58 mm untuk bibir atas dan 0 mm untuk bibir bawah . Posisi tersebut berbeda dengan standar Chaconas yaitu posisi bibir atas berada di depan nilai standar."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1995
T-4018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrati Tjiptobroto
"Pengukuran tinggi muka bawah (TMB) dari beberapa pasien anak-anak yang mempunyai gigitan dalam dengan rasio "upper face height terhadap lower face height" (rasio UFH/LFH) didapatkan nilai yang bervariasi. Padahal TMB merupakan salah satu faktor dalam tata laksana gigitan dalam dan pemilihan jenis alat retensi. Maka penelitian ini bertujuan apakah pada gigitan dalam tidak selalu dijumpai TMB yang menurun dan apakah sudut palatomandibular (sudut PP-MP) yang lebih kecil dari normal menunjukkan TMB yang menurun.
Penelitian ini berdasarkan analisa vertikal dari sefalometri ronsenografik lateral, yang dilakukan pada anak-anak Indonesia yang datang di Klinik Pasca Sarjana FKG-Ul. Kriteria sampel adalah anak-anak dengan tumpang gigit lebih dari 50%, hubungan molar satu K1. I Angle dan belum pernah dirawat ortodonsi.
Uji statistik terhadap rasio UFH/LFH dan sudut PP-MP dengan chi kuadrat didapatkan nilai xa sebesar 0,51 dan 0,183 pada p=0,05 dan df=1. Pengujian terhadap kelompok sudut yang normal dan menurun dimana masing--masing kelompok didapati nilai rasio UFH/LFH normal dan meningkat didapatkan nilai x2' sebesar 15,384 dan 9,782 pada p.=:0,05 dan df=1.
Hasil penelitian menunjukkan pada gigitan dalam didapati TMB yang 'normal dan menurun. Penafsiran TMB menurut rasio UFH/LFH selalu sama dengan sudut PP-MP. Dan sudut PP-MP yang kurang dari normal menunjukkan TMB yang menurun. Kedua parameter ini cukup sensitif dan konsisten dalam menggambarkan TMB. Dengan penggunaan kedua parameter ini diharapkan pengukuran TMB lebih akurat."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1995
T-9365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati
"Pencabutan gigi untuk keperluan perawatan ortodonti telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Berkaitan dengan hal tersebut, maka telah dilakukan studi pendahuluan untuk melihat "Kecenderungan perawatan ortodonti dengan pencabutan gigi ditinjau dari faktor usia, jenis kelamin dan maloklusi " pada pasien ortodonti di Jakarta periode tahun 1993 - 1995.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan ortodonti dengan pencabutan cenderung meningkat pada periode tersebut, meskipun prosentasenya masih dalam rentangan 25 % - 85 % . Pasien perempuan jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki. Pada penelitian ini terlihat bahwa kelompok umur 13-17 tahun adalah yang terbanyak mendapat perawatan ortodonti dan maloklusi yang terbanyak dijumpai adalah maloklusi klas I.
Angka prevalensi dan data-data yang diperoleh memperlihatkan bahwa pencabutan cukup sering menjadi pilihan dalam melakukan perawatan ortodonti, meskipun pasien masih berusia muda dan maloklusi bersifat dental."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T-3747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>