Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sirait, Dony Canisius
"Radio Frequency Identification (RFID) adalah salah satu teknologi yang sedang berkembang dan telah digunakan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam bidang kesehatan, salah satunya adalah untuk aplikasi monitoring pasien. Sistem RFID terdiri dari tag yang akan diimplan ke dalam tubuh manusia dan reader yang akan ditempatkan disalah satu sudut ruangan. Penggunaan tag dalam tubuh dimaksudkan untuk mengurangi resiko kehilangan tag, tidak terlihat dan cocok untuk pasien yang kurang kooperatif. Antena tag RFID yang dirancang digunakan untuk aplikasi medis dengan frekuensi 923-924 MHz, dan diimplan dibagian lengan atas manusia. Tag RFID diimplan diantara lapisan kulit dan lapisan lemak dari lengan manusia. Tag antena memiliki gain sebesar -19,87dBi. Antena yang akan dirancang bangun adalah berupa antena dipole yang dibuat dari kombinasi helix dan folded yang akan diimplan di dalam tubuh setelah dibungkus dengan silika terlebih dahulu guna mengurangi efek radiasi ke tubuh.. Untuk mengetahui karakteristik antena pada saat diimplan pada tubuh manusia, digunakan media phantom berupa liquid phantom sebagai media validasi. Antena setelah disimulasi dengan model lengan manusia di frekuensi 924 MHz memiliki bandwidth 854,68 - 990,34 MHz. Antena setelah diukur di dalam liquid phantom memiliki bandwidth 908 - 997 MHz. Pola radiasi dari antena dipole ini dapat dilihat secara simulasi berdasarkan sudut elevasi pada bidang YZ, XY dan XZ. Namun, pada saat pengukuran, arah dan sudut elevasi dari pola radiasi dilihat hanya pada bidang XY.

Radio Frequency Identification (RFID) is one of the developed technologies which is used in several applications, including for medical field applications such as patient monitoring purpose. The RFID system is consisted of a medical tag that is implanted into the human body and a reader unit that is installed in one of the room's corner. The use of the implanted tag is intended to reduce the risk of the tag being lost, it is invisible and ideal for noncooperative patients. RFID tag antenna is designed to be used in medical aplications with frequency of 923 -925 MHz and implanted in human’s upper arm. The RFID is designed to be tag implanted between layers of skin and fat layer of human arm. The tag antenna has a gain of - 19.87 dBi. The antenna is a modified dipole antenna with combination of helix and folded dipole antenna and will be implanted in the body after it is wrapped with silica to reduce the effects of radiation to the human body. To determine the characteristics of the antenna when implanted in the human body, the media used is in the form of a liquid phantom as validation media. The antenna after simulated by the model of the human arm in frequency 924 MHz, has a bandwidth from 854.68 – 990.34 MHz. This modified dipole has been measured in liquid phantom with bandwidth from 908 - 997 MHz. The radiation pattern from this antenna in simulated based on elevation angle in plane YZ, XY and XZ. However, for the radiation pattern measurement, the direction and elevation angle are measured only in the XY plane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kuncoro Adhi
"Berbagai macam tindak terorisme telah terjadi di antara umat manusia. Kamera keamanan untuk mendeteksi bahan-bahan berbahaya dikembangkan manusia untuk mencegah terjadinya tindak terorisme. Teknologi yang sudah ada seperti kamera sinar X memiliki kelemahan yaitu efek samping yang berbahaya bagi tubuh manusia. Untuk itu, manusia mengembangkan teknologi kamera dengan menggunakan rentang Terahertz. Rentang yang digunakan adalah inframerah dan gelombang Terahertz 0.3 - 5 Thz.
Inframerah digunakan untuk mendeteksi benda asing yang diselipkan pada tubuh manusia, sedangkan rentang gelombang Terahertz digunakan untuk mendeteksi material berdasarkan proses spektroskopi. Mikrobolometer digunakan untuk mendeteksi gelombang inframerah. Sedangkan antena Terahertz digunakan untuk mendeteksi frekuensi gelombang antara 0.3 sampai 5 Thz.
Penelitian ini bertujuan untuk mengabungkan dan mengintegrasikan mikrobolometer dengan antena Terahertz. Kedua komponen ini digunakan secara terpisah namun dalam satu struktur. Sensor diharapkan akan menjadi lebih murah dengan hasil yang cukup baik.
Metode yang digunakan adalah simulasi dan menganalisa hasil dan nilai-nilai parameter yang penting. Desain baru antena mikrobolometer yang digandeng dengan antena Teraherzt memilki penyerapan inframerah yang lebih kecil dibandingkan dengan mikrobolometer tanpa antena. Namun desain baru memiliki keunggulan yaitu mampu mendeteksi gelombang Thz 1.96 sampai 1.97 Thz dan inframerah. Desain juga memiliki waktu siklus yang singkat dan dapat digunakan untuk aplikasi kamera tepat waktu anti terorisme.

A wide range of acts of terrorism have occurred among mankind. Security camera is used to detect dangerous materials, is developed in order to prevent acts of terrorism. Existing technologies such as X-ray camera has the disadvantage such of its side effects that are harmful to the human tissue. Because of that, people are developing the camera technology using the terahertz range. Range used is infrared and terahertz waves 0.3 - 5 Thz.
Infrared is used to detect foreign objects which are inserted in the human body and Terahertz waves are used to detect material from spectroscopy process. Microbolometer used to detect infrared waves. While the antenna is used to detect terahertz waves frequency between 0.3 to 5 Thz.
This study has purpose to combine and integrate microbolometer with terahertz antenna. Both of these components are used separately but within in one structure. Sensors are expected to become cheaper with good results.
The method is simulate and analyze result and important parameter. The new antenna coupled microbolometer design has infrared absorption smaller than microbolometer without antenna. But, new design has the advantage which are capable of detecting Thz frequency from 1.96 to 1.97 Thz and Infrared. Design has short cycle time so it can be used to real time camera for antiterorism application.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwyan Zakaria
"Terdapat banyak antena RFID yang sudah dikembangkan saat ini dengan berbagai macam frekuensi kerja dan kegunaannya karena manfaatnya yang besar bagi manusia di masa mendatang. Antena RFID dapat menyediakan sistem pemantauan secara real-time untuk aplikasi di bidang biomedis dan juga pemantauan posisi manusia di dalam lingkungan indoor. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun antena RFID implan tipe dipole yang berbentuk helix yang memiliki frekuensi kerja di 923-925 MHz, sesuai dengan regulasi alokasi frekuensi RFID di Indonesia. Setelah menghitung link budget untuk menilai kemungkinan transmisi sinyal, antena dirancang dengan simulator berbasis analisa gelombang elektromagnetik (EM) dalam sebuah model sederhana perumpamaan lengan manusia (phantom) yang telah ditambahkan sebuah pembungkus berbahan silika. Agar kinerja antena hasil simulasi dapat diverifikasi validitasnya, maka uji parameter antena dilakukan dengan mengeluarkan antenna dari phantom dan pembungkus silika untuk menguji parameter antena tersebut di medium udara bebas. Pada medium udara bebas, didapatkan frekuensi resonansi antena di 2,259 GHz sesuai dengan hasil simulasi, dengan nilai return loss sebesar -20.276 dB dan input impedance sebesar 40.407 ohm.

Several existing RFID antennas with various operating frequency and its applications have been developed due to their future benefits for human beings. RFID antennas can provide real-time monitoring for biomedical applications andmonitoring the position of human in a hospital or home/indoor environment. The purpose of this study is to build an implanted RFID antenna dipole helix with operating at frequency 924 ? 925 MHz in accordance with the regulation of RFID frequency in Indonesia. Having calculated the link budget for possibility of communication, the antenna is designed with electromagnetic (EM) field simulator in a simple model of human environment. In order to verify the antennas, then the parameters of the antenna must be test by removing the phantom and silica from the implanted helical dipole antenna. As the result of the simulation and measurement, the antenna is working well at resonant frequency at 2.259 GHz in free space medium, as it is provided by the simulation result, with return loss and input impedance antenna -20.276 dB and 40.407 ohm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43030
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Dony Canisius
"Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah teknologi yang sedang berkembang dan sangat berguna untuk berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah dibidang kesehatan, karena dapat mengurangi kesalahan medis dan meningkatkan kualitas hidup pasien di rumah sakit. Antena tag RFID dapat diimplan di tubuh manusia. Penggunaan tag dalam tubuh dimaksudkan untuk mengurangi resiko kehilangan tag, tidak terlihat dan cocok untuk pasien yang kurang kooperatif. Antena tag RFID yang dirancang digunakan untuk aplikasi medis dengan frekuensi 923-924 MHz, dan diimplan dibagian lengan atas manusia. Tag RFID diimplan diantara lapisan kulit dan lapisan lemak dari lengan manusia. Tag antena memiliki gain sebesar -26,80 dBi.
Antena yang dirancang bangun adalah berupa antena dipole lipat yang akan diimplan di dalam tubuh setelah dibungkus dengan silika terlebih dahulu guna mengurangi efek radiasi ke tubuh. Antena setelah disimulasi dengan model lengan manusia di frekuensi 924 MHz memiliki bandwidth 862, 85 MHz-925,04 MHz. Antena juga disimulasikan dengan kondisi dibungkus silika dan mengalami pergeseran frekuensi menjadi 2,69 GHz. Sedangkan simulasi pada kondisi free space memiliki frekuensi kerja di 2,94 GHz dengan bandwidth 2,92 GHz-2,945 GHz.
Namun, dalam skripsi kali ini, antena yang dibuat khusus untuk kondisi free space dengan spesifikasi yang telah disimulasikan terlebih dahulu dengan simulator CST. Dimensi antena setelah difabrikasi adalah 27,3 x 1,8 x 1,8 [mm]. Antena dipol lipat telah diukur di udara bebas dengan frekuensi kerja 2,94 GHz dengan bandwidth 2,91 GHz ? 3,1 GHz. Antena dipole lipat ini memiliki pola radiasi omnidirectional pada bidang YZ dan XY sedangkan pada bidang XZ berbentuk melingkar.

Radio Frequency Identification is a developed technology and useful for many aplications, one example is for medical aplications. RFID technology can reduce medical error and improve the quality of life of patients in the hospital. RFID tag can be implanted in human body. The use of implanted tag is intended to reduce the risk of the tag being lost, it is invisible and ideal for noncooperative patients. RFID tag antenna is designed to be used in medical aplications with frequency of 923 -925 MHz and implanted in human?s upper arm. The RFID is designed to be tag implanted between layers of skin and fat layer of human arm. The tag antenna has a gain of -26.80 dBi.
The antenna is a folded dipole antenna and will be implanted in the body after is wrapped with silica to reduce the effects of radiation to the human body. The antenna after simulated by the model of the human arm in frequency 924 MHz and has bandwidth 862, 85 MHz - 925.04 MHz. The antenna is also simulated with silica and the frequency shifted to 2.69 GHz. While simulating in free space condition has a frequency in 2.94 GHz with bandwidth at 2.92 GHz - 2.945 GHz.
However, in this research the antenna is made specifically for the conditions of free space with a specification that has been simulated in simulator CST. The antenna dimension is 27.3 x 1.8 x 1.8 [mm]. Folded dipole antenna has been measured in free space with a frequency of 2.94 GHz with bandwidth 2,915 GHz-3,1 GHz. This dipole antenna has a omnidirectional radiation pattern in XY and YZ plane, but in XZ plane the radiation pattern is circular.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43337
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggy Pradiftha Junfithrana
"Antena merupakan elemen fundamental dalam sistem komunikasi nirkabel. Sebagai sebuah konduktor, antena akan mengubah gelombang listrik menjadi gelombang elektromagnetik yang diradiasikan diudara maupun sebaliknya. Kinerja sebuah antena ditentukan oleh karakteristik radiasi yang dihasilkan meliputi pola radiasi, gain, direktivitas, polarisasi, impedansi, VSWR, dan bandwidth.
Pengukuran antena dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik radiasi sebuah antena. Proses pengukuran pola radiasi dan gain antena di ruang Anechoic chamber DTE Universitas Indonesia masih dilakukan secara manual, hal ini berakibat pada kecepatan proses pengukuran yang cukup lama dan ketelitian hasil pengukuran yang berbeda-beda untuk setiap pengukuran. Pada penelitian ini, dibangun sebuah sistem pengukuran karakteristik radiasi antena secara otomatis dengan menggunakan Network Analyzer HP8753E, rotator antena jenis Roll-Over-Azimuth, komputer dan sebuah program aplikasi. Rancang bangun rotator antena menggunakan mikrokontroler AT-Mega328 (Arduino) sebagai pengendali dua buah motor stepper, dan pembuatan program aplikasi menggunakan software LabVIEW sebagai antarmuka dengan pengguna. Sistem diimplementasikan pada pengukuran antena jenis dipol, mikrostrip patch segi empat, dan mikrostrip array 4x1 elemen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem yang dibangun dapat memberikan hasil pengukuran yang lebih akurat, dengan mengurangi kesalahan pembacaan sudut pada rotator antena dan pembacaan nilai parameter S12/S21 pada Network Analyzer. Disamping itu, waktu pengukuran menjadi lebih cepat bila dibandingkan dengan pengukuran secara manual, dimana hasil pengukuran pola radiasi pada tahapan sudut 11,250, 4,50 ,dan 2,250 berturut-turut membutuhkan waktu 1, 2, dan 5 menit, sedangkan hasil pengukuran gain pada rentang sudut radiasi utama 360 membutuhkan waktu 4 menit.

Antenna is a fundamental element in a wireless communication system. As a conductor, the antenna will change the electrical waves into electromagnetic waves and then radiated in the air. Performance of an antenna is determined by the characteristics of the resulting radiation including radiation pattern, gain, directivity, polarization, impedance, VSWR, and bandwidth.
Antenna measurements are conducted in order to determine the radiation characteristics of an antenna. Measurement process of antenna radiation patterns and gain in Anechoic chamber DTE University of Indonesia is still done manually, therefore the measurement process takes longer time to finish and the measurement result can be not to accurate. In this research, constructed an automatically system to measure antenna radiation characteristics by using Network Analyzer HP8753E, antenna rotator Roll-Over-Azimuth, a computer and an application program. The Design of the antenna rotator is using AT- Mega328 microcontroller (Arduino) as controlling two stepper motors and application program using LabVIEW software as the interface with user. Implemented systems for measuring dipole antenna, rectangular microstrip patch, and 4x1 microstrip array elements.
The results showed that the system could provide a more accurate measurement results, by reducing reading errors from antenna rotator angle, and parameter values on the Network Analyzer S12/S21. In addition, the measurement time is faster when compared to manual measurement, where the measurement results of phase angle radiation pattern at 11,250, 4,50, and 2,250 respectively takes 1, 2, and 5 minutes, while the gain measurements in the main radiation angle range 360 takes 4 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathaniel Nicholas Norvin Lambok Mangatas
"Pengukuran antena dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik radiasi sebuah antena, dengan proses pengukuran dilakukan di ruang laboratorium Prof. Fitri Yuli Zulkifli di DTE Universitas Indonesia. Proses pengukuran masih dilakukan secara manual dan beberapa parameter seperti pola radiasi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan pengambilan data. Dengan demikian, dibutuhkan sistem pengukuran antena secara otomatis yang dapat mengendalikan instrumen pengukuran antena yang sudah tersedia untuk mempermudah proses pengambilan data untuk pengukuran antena. Dalam penelitian ini, dirancang sistem pengukuran karakterisasi antena secara otomatis dengan menggunakan library libFTDI dan R&S VISA untuk mengendalikan instrumen pengukuran Vector Network Analyzer (VNA ) dan rotator antena. Hasil implementasi dan pengujian aplikasi menunjukkan bahwa sistem pengukuran yang diajukan dapat mempermudah dan mempersingkat proses pengukuran antena dimana hasil pengukuran pola radiasi pada tahapan sudut 10 dan 5 derajat berturut-turut membutuhkan waktu 3 dan 5 menit.

Antenna measurements are conducted to determine radiation characteristics of the antenna. Measurements conducted in Prof. Fitri Yuli Zulkifli laboratory DTE Uniiversity of Indonesia is still done manually, and some parameter such as radiation pattern is labor-intensive and takes a lot of time to collect the data required. An automated measurement system required to control instrument measurements in the laboratory to measure radiation characteristics of the antenna automatically. This research proposed an automatic antenna radiation characteristics measurement system with libFTDI and R&S VISA library used to control and communicates Vector Network Analyzer (VNA) and antenna rotator. The result showed that the proposed system could facilitate users to measure antenna under test, where the measurement results of radiation pattern at 10 and 5 degrees respectively takes 3 and 5 minutes to run."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmatyar Ridha
"Material substrat memegang peranan penting dalam desain antena, produksi dan penyelesaian dimana mempengaruhi performa dari suatu produk. Metode sederhana dapat dilakukan dengan cara mengganti performa dari suatu produk dimana biaya yang dikeluarkan dalam produksi antena sangat dipengaruhi oleh penggunaan substrat yang digunakan dalam desain. Dengan berkembangnya teknologi, maka kehadiran Flexible Substrat sangat berguna karena efisien, handal, ringan, bentuknya yang dapat dibengkokkan yang saat ini ditanam pada beberapa bahan lainnya seperti tekstil, stiker, bendable display.
Penelitian ini membahas desain fleksibel antena untuk aplikasi yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz dengan tebal 0,3 mm dengan dimensi 31,5 mm x 20 mm. Antena fleksibel ini menggunakan desain antena dipole lipat untuk ditempatkan pada tempat yang terbatas. Hasil pengukuran menunjukkan frekuensi kerja setelah dilakukan pada bahan FR-4 menunjukkan 2,46 GHz , return loss sebesar -24,10 dengan bandwidth 192 MHz untuk VSWR < 2 serta gain sebesar 1,52 dB.
Untuk pengujian fleksibilitas antena, maka antena dilakukan pengukuran dalam kondisi menempel pada permukaan rata dan melengkung sebesar 45 derajat pada material polycarbonate. Pengukuran pada permukaan rata menunjukkan frekuensi yang dihasilkan bergeser menjadi 2,32 GHz dengan return loss -18,88 dB serta ketika dilakukan pada permukaan melengkung didapatkan frekuensi sebesar 2,33 GHz dengan return loss -36,36 dB serta pengaruh material polycarbonate sangat mempengaruhi gain pada kondisi permukaan rata dan juga pada permukaan melengkung yang membuat gain semakin kecil.

Substrate material plays an important role in antenna design, which effect the performamce of each antenna. A simple method can be used to change the performance of the antenna and also the cost for antenna manufacture. The method is by using different substrate for antenna design. With the present of flexible substrate, this has many advantages such as efficient, reliable, light, shaped can be bent which in this era it can be placed in other materials such as textile, sticker, and bendable display.
This research describe the design of flexible antenna for application at resonant frequency 2.45 GHz with thickness 0.3 mm and dimension of the antenna 31.5 mm x 20 mm. Using the folded dipole antenna design to meet for integration in circuit which have limited space. The measurement result show the frequency center with FR-4 materials is 2.46 GHz, return loss -24.10 with bandwidth 192 MHz for VSWR < 2 and gain 1.52 dB.
To understand the flexibility of the antenna, therefore the measurement of the antenna is placed on top of polycarbonate material that from a planar and on the materials with a 45o curved plane. The results of planar measurement show that the frequency has shift to 2.32 GHz with return loss -18.88 dB and when the antenna has been placed on curved plane the frequency is 2.33 GHz with return loss -36.36 dB. Polycarbonate materials has reduce the gain on planar condition and also on the curved plane.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waldemar Banurea
"
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan mendesain dan merealisasikan sebuah partotipe antena LPDA sambungan coaxial pada rentang frekuensi 400-890 Mhz, memberikan metode mengukur parameter-parameter antena seperti pola radiasi, direktivitas, gain, efisiensi total antena. Oleh karena antena LPDA didesain untuk pita lebar maka efesiensi total antena akan menurun dengan kenaikan frekuensi, untuk mengatasi penurunan efisiensi tersebut maka bentuk konstruksi dan perhitungan dimensi-dimensi fisik antena LPDA diaplikasikan cara menaikkan sudut puncak. Pada direktivitas tertentu yang didesain semakin lebar rentang frekuensi yang diinginkan maka panjang total dari struktur antena LPDA juga semakin panjang yang tentu saja menambah rugi-rugi ohmic yang diserap antena dan akan menurunkan efisiensi antena. Dari hasil pengukuran, bahwa antena dapat beroperasi pada rentang frekuensi 400 Mhz hingga 890 Mhz, untuk sudut a = 10 derajat menunjukkan efisiensi total antena lebih besar dari pada 90% untuk seluruh rentang frekuensi 400 Mhz hingga 90 Mhz dan untuk sudut a = 20 derajat menunjukkan afisiensi total antena lebih besar dari pada 400% untuk seluruh rentang frekuensi 400 Mhz hingga 890 Mhz."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahrazal
"Salah satu aplikasi antena mikrostrip yang banyak digunakan adalah WiMAX. Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan diantaranya : bentuk kompak, ukuran yang kecil dan ringan, mudah dipabrikasi, serta conformal (dapat menyesuaikan dengan tempat dimana antena tersebut diletakkan). Dengan adanya teknologi WiMAX, kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada komunikasi suara saja, akan tetapi manusia menuntut dapatnya dilakukan komunikasi berupa data dengan menggunakan perangkat wireless. Tujuan dari Tesis ini adalah merancang dan memfabrikasi antena mikrostrip dengan array 4 elemen yang dapat bekerja pada tiga frekuensi (triple-band) standar WiMAX yaitu pada frekuensi 2,3 GHz (2,3-2,4 GHz), 3,3 GHz (3,3-3,4 GHz), dan 5,8 GHz (5,725 -5,85 GHz) agar menghasilkan pola radiasi dan gain yang lebih baik dari antena mikrostrip single elemen yang sudah ada. Antena mikrostrip array 4 elemen yang dihasilkan bekerja pada range frekuensi 2,3 GHz diperoleh return loss sebesar -32,01 dB, bandwidth 162 MHz (6,73%), dan Gain sekitar 15 dBi. Pada range frekuensi 3,3 GHz diperoleh return loss sebesar -38,86 dB, bandwidth 171 MHz (5,1 %), dan Gain sekitar 16 dBi. Sedangkan pada range frekuensi 5,8 GHz diperoleh return loss sebesar -21,56 dB dengan Gain sekitar 10,5 dBi.

One of many applications using microstrip antenna is WiMAX application. Microstrip antenna has many advantages such as : compact, small and light weight, easy to fabricate, and conformal. With WiMAX technology, the human necessity for communicating not just only limited for voice communication, but also send data communication using wireless device. The object in this Tesis is to design a triple band 4 elements array microstrip antenna that can be used for WiMAX application. The WiMAX frequency that are chosen are 2,3 GHz (2,3 - 2,4 GHz), 3,3 GHz (3,3 - 3,4 GHz), and 5,8 GHz (5,725 - 5,85 GHz), the design of array antenna is to improve the pattern radiation and gain compared to single element antenna. The antenna microstrip array 4 elements is working at frequency 2.3 GHz has best return loss of -32.01 dB, bandwidth 162 MHz (6.73 %), and Gain is around 15 dBi. At frequency 3.3 GHz has best return loss of -98.86 dB, bandwidth 171MHz (5.1 %), and gain is around 16 dBi. and at frequency 5.8 GHz has best return loss of -21.56 dB, and gain is around 10.5 dBi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T23540
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pramono
"Tesis ini membahas desain Linear Tapered Slot Antena dengan teknik pencatuan Saluran Mikrostrip (Microstrip Feed Line) untuk mendukung aplikasi IEEE 802.22 Wireless Regional Area Network (WRAN) pada band televisi UHF frekuensi 470 - 698 MHz. Antena ini terbuat dari substrat dielektrik FR4 epoxy. WRAN IEEE 802.22. sebagai skema alternatif untuk akses broadband dengan memanfaatkan kanal TV VHF/UHF yang tidak digunakan, dengan tetap menjaga bahwa tidak ada interferensi yang merugikan terhadap operasional incumbent ( siaran TV digital dan TV analog) dan perangkat berijin yang lainya dengan daya rendah. WRAN memerlukan antena dengan bandwidth yang lebar (wideband) untuk sistem komunikasinya. Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan, akan tetapi jenis antena ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya bandwidth sempit. Salah satu teknik untuk melebarkan bandwidth yaitu menggunakan desain antena Linear Tapered Slot Antena. Dari hasil pengukuran, nilai impedance bandwidth dari pengukuran antena adalah 204 MHz (492-696MHz) atau sebesar 34,63 % terhadap frekuensi kerja antena (594 MHz) pada VSWR ≤ 1,9. Pola radiasi yang dihasilkan adalah directional dan polarisasinya linear. Gain yang dihasilkan antena mencapai maksimum pada frekuensi 662MHz sebesar 8,92 dBi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>