Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136017 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rahma Utami
"ABSTRAK
Green building menjadi tren seiring dengan penghematan penggunaan energi
primer dan pengendalian emisi yang terus dilakukan. Namun, nilai efisiensi energi
yang dihasilkan oleh suatu green building masih di bawah 50% sehingga
memunculkan ide meningkatkan nilai efisiensi energi hingga mencapai 100%
untuk mewujudkan suatu Near Zero Energy Building (N-ZEB) yang merupakan
sebuah konsep bangunan dengan energi bersih dan emisi karbon yang mendekati
nol. Setiap peningkatan efisiensi energi yang dilakukan pada bangunan akan
menyebabkan peningkatan biaya awal bangunan (initial cost). Oleh sebab itu
dibutuhkan suatu pendekatan yang kreatif dan terorganisir dengan tujuan untuk
mengoptimalkan biaya dan/atau kinerja dari sebuah bangunan gedung yang
memiliki nilai efisiensi energi tinggi. Value engineering (VE) merupakan suatu
proses pendekatan kreatif yang didasari oleh pertimbangan inovasi teknologi
dengan tujuan mengenali unsur-unsur biaya utama dan biaya penunjang
berdasarkan kepada suatu kebutuhan. Dengan menggunakan analisa fungsi dan
biaya sesuai dengan studi VE diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi
pada green building sehingga terwujudnya suatu near zero energy building.
ABSTRACT
The construction of green building has becoming trend along with the savings of
primary energy use and continuing emission control. However, since the
efficiency value of the energy generated by a green building is still under 50%,
therefore emerge the ideas to improve the value of energy efficiency up to 100%
to achieve a Near Zero Energy Building (N-ZEB) which is a concept of a building
with clean energy and carbon emissions are close to zero. However, any energy
efficiency improvements will lead to an increase in initial building costs.
Therefore it takes a creative and organized approach with the aim to optimize the
cost and or performance of a building that has high energy efficiency. Method of
value engineering (VE) is a process with creative approach that is based on the
consideration of technological innovation in order to identify the main cost
elements and expenses based on the requirement. It is expected that the use of
functions and costs analysis in accordance with the VE study could improve
energy efficiency in green building therefore a near zero energy building could be
realized."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T37660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astiti Dana Oktaviani
"Industri konstruksi dewasa ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Adaptasi terhadap teknologi baru pada era digital sangat dibutuhkan untuk mampu berkompetisi di tengah perkembangan industri. Implementasi precast concrete pernah menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan performa proyek konstruksi. Akan tetapi, produksi precast concrete itu sendiri juga harus ditingkatkan untuk dapat mengimbangi kecepatan perkembangan dunia konstriksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengintervensi produksi massal precast concrete dengan menggunakan teknologi Internet of Things yang dipelopori dengan implementasi BIM dan 3D Printing untuk meningkatkan tingkat produktivitas. Simulasi dilakukan terhadap model yang mengombinasikan teknologi 3D printing dari COBOD Company dan observasi yang dilakukan pada produksi precast concrete Proyek X oleh PT. Z dilakukan dengan menggunakan software Primavera berdasarkan wawancara terstruktur dengan pihak terkait dari COBOD Company, PT. Z, dan Proyek X. Diskusi dengan beberapa pakar pun dilakukan untuk memvalidasi hasil simulasi. Penelitian ini membuktikan adanya penghematan durasi produksi sebesar 35% hingga 68% dibandingkan dengan metode produksi konvensional. Dengan peningkatan produktivitas tersebut, nilai Internal Rate of Return pun mengalami peningkatan. Dengan keuntungan performa produktivitas dan investasi, ditambah dampak lingkungan yang lebih kecil, penggunaan Internet of Things juga dapat menguntungkan bagi industri produksi massal precast concrete. Dengan luas lahan yang sama dan sumber daya yang sama, produksi massal dapat berjalan dua kali lebih cepat hanya dengan mengimplementasikan teknologi Internet of Things

Construction industry has been developing rapidly in past years. Adaptation of new technology in this digital era is highly needed to be able to compete within the industry development. Precast concrete implementation used to be one solution for speeding up project performance. But the production of the precast concrete itself also needs to boost to match the speed of construction development. The purpose of this research is to intervene mass production of precast concrete by using Internet of Things technology, pioneered by BIM and 3D concrete printing implementation to increase the productivity rate. Model simulation combining the use of 3D printing from COBOD company and observation on Project X precast production in PT Z factory was conducted using Primavera software based on structured interviews done with related parties from COBOD Company, PT Z, and Project X. Discussion with experts is also conducted to validate the simulation result. This study results on the production duration decreasing 35% up to 68% compared to original conventional method. By this improvement, the value of Internal Rate of Return increases as well. Faster productivity, increased economical return, with less environmental impact, the use of Internet of Things is able to benefit this industry. With the same area of production yard and the same number of resources, precast concrete mass production can speed up two times faster only by implementing Internet of Things technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gendrany Rara Pinilih
"Dengan peningkatan pembangunan, itu juga akan mendorong permintaan listrik di sektor rumah tangga, yang juga disertai dengan peningkatan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Maka dari itulah diambil inovasi pembangunan di bidang pembangunan perumahan berbasis Near zero energy house. Tetapi metode ini menggunakan teknologi tinggi di mana harga bahan dan biaya perawatan mahal. Sehingga dua hal yang dibutuhkan saling bertentangan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan bantuan optimisasi dengan menggunakan instrumen penelitian perangkat lunak BeOpt yang menggunakan metode pencarian sekuensial dengan memasukkan input dalam bentuk variabel yang telah divalidasi oleh penelitian sebelumnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel berbasis NZEH yang diterapkan pada rumah dengan tipe sederhana dan hasil analisis biaya dari proses optimasi.
Hasil optimasi yang diperoleh dengan menerapkan variabel NZEH mengakibatkan penurunan biaya siklus hidup NPV berkurang dari Rp.1.187.834.228,96 menjadi Rp.771.992.791,88, atau dengan nilai persentase 35%. Dari pengeluaran ini, itu akan dikurangi dengan menghemat listrik yang diperoleh dari Photovoltaics sebesar 66,39% setiap tahun. Dengan demikian hasil yang optimal diperoleh dengan harga yang terjangkau, sehingga perumahan Near Zero Energy Housing akan banyak diterapkan di Indonesia.

With increased development, it will also drive electricity demand in the household sector, which is also accompanied by an increase in greenhouse gas emissions produced. Therefore, innovation development in the field of housing development based on Near zero energy house is taken. But this method uses high technology where material prices and maintenance costs are expensive. So that the two things needed are conflicting.
To overcome this problem, optimization assistance is needed by using BeOpt software research instruments that use a sequential search method by inputting input in the form of variables that have been validated by previous studies.
The purpose of this study was to determine the NZEH-based variables applied to homes with simple types and the results of the cost analysis of the optimization process.
Optimization results obtained by applying the NZEH variable resulted in a reduction in the life cycle cost of the NPV reduced from Rp.1,187,834,228.96 to Rp.771,992,791.88, or with a percentage value of 35%. From this expenditure, it will be reduced by saving electricity obtained from Photovoltaics by 66.39% every year. Thus optimal results are obtained at an affordable price, so that Near Zero Energy Housing housing will be widely applied in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Wardhana
"Konsep Healthy Building merupakan generasi selanjutnya dari Green Building, dimana konsep yang tidak hanya mencakup tanggung jawab terhadap dampak lingkungan, namun juga kesehatan dan kinerja penghuninya. Namun, konsep ini masih belum banyak diterapkan terutama di Indonesia karena persepsi bahwa terdapat peningkatan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan bangunan konvensional ataupun Green Building. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan desain eksisting berupa rancangan Green Building untuk mewujudkan konsep Healthy Building dengan mempertimbangkan nilai ekonomi bangunan. Studi kasus, analisis life-cycle-cost dan analisis benefit-cost ratio dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan Green Building ke Healthy Building dapat dilakuakan dengan peningkatan desain kualitas udara dalam ruang, kelembaban udara dan penerapan pengendalian hama terpadu. Healthy Building membutuhkan tambahan biaya investasi sebesar 1,44% dari Green Building dan 9,02% dari bangunan konvensional. Namun dapat memberikan nilai B/C ratio sebesar 4,29 dari bangunan konvensional dan 7,08 dari Green Building.

The Healthy Building concept is the next generation of Green Building, where the concept includes not only responsibility for environmental impacts, but also the health and performance of its occupants. However, this concept is still not widely applied, especially in Indonesia due to the perception that there is a greater increase in costs when compared to conventional buildings or Green Buildings. This study aims to improve the existing design in the form of a Green Building design to actualize the Healthy Building concept by considering the economic value of the building. Case studies, life-cycle-cost analysis and benefit-cost ratio analysis were carried out to achieve the research objectives. The results showed that the improvement of Green Building to Healthy Building can be done by improving the design of indoor air quality, air humidity and the application of integrated pest management. Healthy Building requires additional investment costs of 1.44% of Green Buildings and 9.02% of conventional buildings. However, it can provide a B/C ratio value of 4.29 from conventional buildings and 7.08 from Green Building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reay, David A.
New York: Pergamon Press, 1979
658.202 REA i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
William Elnatan Suparmo
"Near Zero Energy House nZEH merupakan sebuah bangunan yang menghasilkan energi terbarukan yang cukup untuk memenuhi konsumsi energi tahunannya sendiri dengan berbagai persyaratan yang ada. Near Zero Energy House nZEH dapat mengurangi penggunaan energi tidak terbarukan listrik PLN pada sebuah bangunan. Rumah merupakan salah satu penyumbang penggunaan energi listrik nasional sebesar 29 Pengkajian Energi Universitas Indonesia, 2006. Konsep rumah hemat energi adalah rumah yang hanya menggunakan tenaga listrik saat benar-benar dibutuhkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel berbasis nZEH yang digunakan pada rumah klaster mewah di Jakarta dan analisis biaya hasil dari proses optimasi. Metode expert judgement diaplikasikan untuk mendaptkan opsi terbaik untuk dilanjutkan pada proses optimasi. Selanjutnya metode sequential search diaplikasikan pada saat proses optimasi melalui software BEopt.
Hasil optimasi setiap komponen pada bangunan rumah, meningkatkan penghematan energi listrik pada rumah tersebut. Hasil optimasi didapatkan dengan penerapan variabel nZEH pada suatu bangunan akan megakibatkan kenaikan biaya konstruksi sebesar 12,96. Namun penggunaan energi listrik pada rumah tersebut akan berkurang hingga 67,68 setiap tahun dan NPV dari life cycle cost pada rumah akan berkurang dari Rp.1.038.592.556,00 menjadi Rp.906.419.039,00 atau berkurang hingga 12,37.

Near Zero Energy House nZEH is a building that produces enough renewable energy to meet its own annual energy consumption with various requirements. Near Zero Energy House nZEH can reduce the use of non renewable energy PLN in a building. The house is one contributor to the use of national electrical energy by 29 Energy Assessment University of Indonesia, 2006. The concept of energy efficient home is a house that only uses electricity when absolutely necessary.
The purpose of this study was to find out the nZEH based variables used in luxury cluster homes in Jakarta and cost analysis of the results of the optimization process. The expert judgment method is applied to obtain the best option to proceed on the optimization process. Furthermore, sequential search method is applied during optimization process through BEopt software.
The optimization results of each component in the house building, increase the electrical energy savings in the house. Optimization results obtained by applying the nZEH variable in a building will result in a 12.96 increase in construction cost. However, the use of electrical energy in the house will decrease up to 67,68 every year and NPV from life cycle cost at home will decrease from Rp.1.038.592.556,00 to Rp.906.419.039,00 or decrease until 12,37.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekkywona Rumiazizah Novanandini
"Bangunan mengkonsumsi 32% dari total energi di dunia. Bangunan komersial di Indonesia mengalami peningkatan konsumsi energi sebesar 0,11% dari 2019 hingga 2020. Pasar tradisional adalah salah satu bangunan komersial yang mendapat perhatian dari pemerintah terkait konsumsi energinya pascarevitalisasi. Revitalisasi pasar tradisional dilakukan dalam pemenuhan indikator SNI Pasar Rakyat untuk pengelolaan pasar yang berkelanjutan. Sejak 2019, konsep bangunan hijau sudah diterapkan pada revitalisasi pasar tradisional dengan efisiensi energi sebagai salah satu aspeknya. Namun, data konsumsi energi pasar-pasar tersebut hingga saat ini belum tersedia begitu juga dengan benchmark Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pasar tradisional. Penelitian ini mengeksplorasi tentang konsumsi dan strategi konservasi energi pada pasar tradisional yang direvitalisasi dengan konsep bangunan hijau. Benchmarking IKE pasar tradisional yang dihasilkan penelitian ini dapat menjadi tolok ukur bagi pasar yang sedang atau akan direvitalisasi. Strategi konservasi energi dalam penelitian ini mempertimbangkan pemenuhan ketentuan OTTV dan WWR pada parameter selubung bangunan serta tingkat pencahayaan dan densitas daya lampu pada parameter sistem pencahayaan. Pasar Prawirotaman Yogyakarta dan Pasar PON terpilih menjadi studi kasus penelitian ini. Penyelidikan konsumsi dan strategi konservasi energi dilakukan dengan pendekatan Building Information Modeling (BIM) melalui Autodesk Revit untuk modeling 3D dan Green Building Studio untuk simulasi energi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi lapangan, studi dokumen serta pengukuran dengan Power Quality Analyzer (PQA) dan Amperemeter. Benchmarking IKE dalam penelitian ini berdasarkan luas bersih bangunan, jam operasional, dan jumlah pengguna secara berurutan adalah sebesar 23,11 kWh/m2/tahun; 34,84 kW/tahun; dan 0,70 kWh/orang/tahun. Penggunaan kaca double clear glass dan penambahan densitas daya lampu menjadi strategi konservasi yang diusulkan pada studi kasus.

Buildings consume 32% of the world’s total energy. Commercial buildings in Indonesia experienced a 0,11% increase in energy consumption from 2019 to 2020. Traditional markets are one of the commercial buildings that have received attention from the government regarding their post-revitalization energy consumption. The revitalization of traditional markets is carried out to fulfil the SNI Pasar Rakyat indicator for sustainable market management. Since 2019, the green building concept has been applied to revitalizing traditional markets with energy efficiency. However, data on energy consumption in these markets is not yet available, as well as Energy Use Intensity (EUI/IKE) benchmarks for traditional markets. This study explores energy consumption and conservation strategies in traditional markets, which are revitalized with green buildings concept. The IKE benchmarking of traditional markets produced by this research can be used as a benchmark for markets that are being or will be revitalized. The energy conservation strategy of this research considers the fulfilment of OTTV and WWR provisions on the building envelope parameters as well as the level of lighting and lighting power density on the parameter of the lighting system. Prawirotaman Market Yogyakarta and PON Market Trenggalek were selected as case studies of this research. The study of consumption and energy conservation strategies was carried out using the Building Information Modeling (BIM) approach through Autodesk Revit for 3D modeling and Green Building Studio for energy simulation. Data was collected through interviews, field observations, document studies and measurements with Power Quality Analyzer (PQA) and Amperemeter. This study’s benchmarking of EUI/IKE based on the occupied or net floor area of the building, operating hours, and the number of users are 23,11 kWh/m2/year; 34,84 kW/year; and 0,70 kWh/person/year, respectively. The use of double clear glass and the addition of lighting power density are the conservation strategies proposed in the case study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Yosephine
"ABSTRAK
Kegiatan real estate development adalah kegiatan pengembangan sebuah proyek dengan cara membangun bangunan diatas sebidang lahan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai dalam rangka mendapatkan keuntungan. Kegiatan real estate development seringkali membawa dampak berupa kerusakan lingkungan seperti menurunnya kapasitas ekologis di lokasi proyek dan sekitarnya, eksploitasi energi, dan emisi polutan yang berlebihan. Untuk mengatasinya, dewasa ini konsep green building telah dilibatkan dalam pengembangan bisnis properti di Indonesia khususnya produk perkantoran. Seperti diketahui konsep green building berdampak pada meningkatnya biaya baik untuk perencanaan, pembangunan maupun perawatan gedung. Walaupun demikian semakin banyak bangunan perkantoran yang mengaplikasikan pendekatan green building, menurut data GBCI tahun 2017 terdapat 17 gedung yang sudah mendapat sertifikasi green building dalam berbagai level. Untuk itu perlu ditelusuri lebih lanjut apakah penerapan konsep green building pada perkantoran di Jakarta berpengaruh terhadap nilai properti secara keseluruhan. Tulisan ini membahas hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh konsep green building terhadap nilai properti perkantoran khususnya di Jakarta. Penelitian membandingkan antara perkantoran yang menggunakan pendekatan green building dengan perkantoran konvensional. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan pengembang, dan pengelola gedung. Hasil yang didapatkan bahwa konsep pendekatan green building pada perkantoran di Jakarta dapat meningkatkan nilai properti terkait aspek kegunaan, kelangkaan, kebutuhan, dan transferability.

ABSTRACT
A real estate development is defined as an activity that develops a project through building parcels on a land with the goal of increasing its property value in order to gain profit. A real estate development often produces negative impacts towards the environment such as the reduction of the ecological capacity in the site and its surroundings, energy exploitation, and excessive pollutant emission. To overcome these issues, the green building concept or approach has been adapted by several real estate businesses in Indonesia especially in the office sector. As what has been known, the green building approach results in the increase of price in the planning, construction and the building rsquo s maintenance. But despite this issue, more and more office buildings are adapting the green building concept. According to the data provided by GBCI in 2017, there are 17 buildings listed as a certified green building office in various levels. Thus, it is important to further analyze about whether or not the green building approach for the office sector in Jakarta has impacted the property value. This paper will discuss about the research results regarding the effect of the green building approach towards the property value of office buildings especially in Jakarta. The research will be executed by comparing office buildings that have already adapted the green building concept with the ones that have not, or in other words, the conventional office buildings. Data gathering is done through observation and interviews with developers, building managers. The preliminary results show that by adapting the green building concept for office buildings in Jakarta, the property value regarding the utility, scarcity, effective demands, and transferability aspect can increase."
2017
T47843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afdhal Pradisto
"Pemanasan global menjadi isu fenomenal karena sangat bahaya bagi kehidupan. Pemanasan global terjadi akibat proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Salah satu penyebabnya disebut Efek Rumah Kaca. Faktor yang membuat efek ini bisa terjadi adalah semakin pesatnya pembangunan gedung di dunia ini. Salah satu upaya untuk menangani kondisi ini adalah dengan menerapkan konsep Green Building dan Net Zero Energy Building (NZEB). Green Building adalah sebuah konsep perencanaan atau penerapan terhadap bangunan yang dioperasikan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan. Net Zero Energy Building adalah konsep bangunan tanpa energi yang bermaksud dapat memaksimalkan efisiensi energi dan memanfaatkan produksi energi terbarukan. Kedua konsep tersebut merupakan cara mengantisipasi pemanasan global dari bidang konstruksi yang bisa membuat lingkungan lebih baik. Sebagai bentuk dukungan penulis terhadap penerapan konsep tersebut, penulis dan tim mengikuti lomba yang diadakan ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers) tentang Integrated Sustainable Building Design (ISBD). Dimana penulis dan tim melakukan perancangan dan penelitian terhadap gedung seni pada kampus dengan konsep Net Zero Energy Building yang berlokasi di Sydney, Australia. Penulis memfokuskan perancangan NZEB pada kategori Tepat Guna Lahan dan Konservasi Air. Untuk Tepat Guna Lahan, hal yang harus diperhatikan dalam perancangan adalah pemilihan tapak. Pemilihan tapak termasuk penting dalam perancangan NZEB ini. Tapak yang dipilih terletak di kawasan Macquarie University. Tapak tersebut dipilih dari 7 potensi tapak lainnya karena paling berpotensial dengan mempertimbangkan akses transportasi, luasan area, potensi tapak, fasilitas penunjang, dan jenis lahan. Untuk Konservasi Air, penulis menerapkan rainwater harvesting, pemanfaatan air bekas pakai, dan penggunaan fitur dengan efisiensi tinggi. Ketiga penerapan tersebut dapat mengurangi konsumsi air per tahun sebesar 38% dan mengurangi biaya yang diperlukan sebesar $307.113 per tahun.

Global warming is a phenomenal issue because it is very dangerous for life. Global warming occurs due to the process of increasing the average temperature of the atmosphere, sea, and land on earth. One of the causes is called the Greenhouse Effect. The factor that makes this effect possible is the rapid development of buildings in this world. One of the efforts to deal with this condition is to apply the concept of Green Building and Net Zero Energy Building (NZEB). Green Building is a concept of planning or application of buildings that are operated with due regard to environmental factors. Net Zero Energy Building is a zero-energy building concept that aims to maximize energy efficiency and utilize renewable energy production. Both concepts are ways to anticipate global warming from the construction sector that can make the environment better. As a form of the author's support for the application of the concept, the author and the team participated in a competition held by ASHRAE (American Society of Heating, Refrigating and Air-Conditioning Engineers) on Integrated Sustainable Building Design (ISBD). Where the author and the team carried out the design and research of the campus art building which has a location in Sydney, Australia. The author focuses on the design of the NZEB on the category of Appropriate Site Development and Water Conservation. For Appropriate Site Development, the thing that must be considered in the design is site selection. Site selection is important in the design of this NZEB. The selected site is in the Macquarie University area. The site was chosen from 7 other potential sites because it has the most potential by considering transportation access, site area, site potential, facilities, and land type. For Water Conservation, the author applies rainwater harvesting, utilization of used water, and the use of features with high efficiency. These three applications can reduce water consumption per year by 38% and reduce the required costs by $307.113 per year."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>