Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12838 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Louis Pratiwi
"Saat ini, budaya K-Pop sudah sangat menyebar. Banyak anak muda Indonesia zaman sekarang sangat mengidolakan artis-artis Korea. Konsumsi yang dilakukan oleh para penggemar K-Pop bukanlah diukur dari berapa banyak waktu maupun biaya yang mereka keluarkan atau pun bagaimana lingkungan sosial menilai mereka. Melihat begitu fanatiknya para penggemar K-Pop dalam menyukai artis kesukaannya, disusunlah sebuah program komunikasi pemasaran terpadu dengan perkiraan biaya sebesar 150 juta rupiah menggunakan media-media yang dekat dengan target market, seperti internet serta program kegiatan.

Nowdays, K-Pop culture is very spread out. Many young people today are very idolized Indonesian Korean artists. Consumption by the fans of K-Pop is not measured by how much time and their costs or even how to assess their social environment. With a consideration about how fanatical fans love K-Pop with his favorite artist, we drafted an integrated marketing communication program with an estimated cost of 150 million dollars using the media close to the target market, such as the Internet and program activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S54718
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Hidayati
"Saat ini, banyak produsen makanan ringan berlomba dalam mempromosikannya kepada khalayak sasaran mulai dari makanan ringan untuk anak-anak sampai orang dewasa pun ada. Hal ini terbukti jika kita melihat ke dalam pasar swalayan di mana merek-merek makanan ringan berjejer memenuhi rak-rak khusus makanan ringan tersebut. Lain halnya dengan rak-rak yang berada di pendingin. Merek-merek yang ada di rak pendingin tersebut hanya untuk makanan dan minuman ringan yang butuh didinginkan seperti jelly, yoghurt, macam-macam jus dan puding.
Bicara mengenai puding, di antara berbagai makanan dan minuman ringan yang berada di rak pendingin, terdapat merek puding yang bernama Vita Puding dengan berbagai rasa yaitu coklat, stroberi, vanilla dan mangga. Vita Puding ini diproduksi oleh PT. Sedapindo Trijaya, merupakan perusahaan yang pertama memproduksi makanan Jelly dan Puding di Indonesia. Sebenarnya Vita Puding ini keberadaannya sudah lama ada, namun citra merek dari Vita Puding ini masih sedikit yang terekam di dalam benak khalayak sasaran maka konsumen cenderung lari ke merek lain, ditambah lagi masih kurang gencarnya program promosi yang dilakukan Vita Puding.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa dalam pengtahuan khalayak sasaran terhadap produk Vita Puding melalui program komunikasi pemasaran terpadu. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis melakukan kampanye program komunikasi pemasaran terpadu Vita Puding melalui elemen promosi diantaranya dengan periklanan, Personal selling dan sales promotion. Kampanye program promosi Vita Puding ini dilakukan selama satu tahun yaitu mulai bulan Juli 2005 - Juni 2006. Anggaran yang dikeluarkan untuk program komunikasi pemasaran tersebut kurang lebih sekitar Rp 19 Milyar yang dialokasikan untuk elemen promosi periklanan, personal selling dan sales promotion. Setelah semua program sudah terencana dengan baik, maka perlu dilakukan evaluasi, monitoring dan control.
Bentuk evaluasi tersebut meliputi previtest dan post-test Pre-test dilakukan sebelum kampanye berjalan untuk kemudian menentukan strategi yang terbaik yang dipakai dengan cara melakukan metode FGD (Focus Group Discussion), sedangkan post-test dilakukan setelah program berjalan dengan melakukan metode survey pada, tiga kota besar di Indonesia yaitu Jadebotabek, Bandung dan Surabaya. Selain itu, dilakukan kontrol atas semua program untuk mengetahui apakah berjalan sesuai dengan yang direncanakan, hasil evaluasi dan monitor tersebut akan berguna untuk menentukan apakah semua program yang telah direncanakan perlu dilanjutkan, direvisi atau dihentikan seraya mencari alternatif baru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Dian S. Guritno
"Kue penjualan elektronika sampai saat ini masih terbuka lebar, bahkan pangsa pasar ini akan terus berkembang sampai beberapa waktu ke depan. Animo masyarakat terhadap elektronik inilah yang telah menyemangati kehadiran ritel elektronik di Indonesia, baik ritel berukuran kecil hingga besar seperti mal atau toko swalayan khusus elektronik semacam Agis, Audio Plaza, dan superstore seperti Electronic City yang khususnya tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Di bawah PT Graha Sudirman Centre, Electronic City cabang SCBD, Jakarta, yang merupakan pionir retail khsusus elektronik dalam skala sangat besar dan lengkap (superstore) dibuka pada bulan November 2001. Tepat satu tahun kemudian, pada bulan November 2002, dibukalah cabang Electronic City Kelapa Gading dan Electronic City cabang Bandung.
Pada bulan September dan Desember 2004 telah dibuka Electronic City cabang Puri Indah Jakarta dan Bali, dan expansion plan hingga 10 toko hingga tahun 2010. Tujuan utama dari kampanye tahun 2005-2006 adalah untuk meningkatkan awareness akan berbagai promosj penjualan yang dilakukan oleh toko yang berkonsentrasi pada sales (Meski memiliki konsep unik display pameran dan supplier menyewa space, Electronic City telah terlebih dahulu membeli seluruh produk dari para suppliers, sehingga sales performance produk merupakan tanggung jawab langsung dari Electronic City). Tujuan jangka panjangnya adalah meningkatkan awareness image Electronic City sebagai superstore khusus elektronik terlengkap dan terbesar dan menyenangkan untuk dikunjungi seluruh keluarga.
Strategi dari kampanye Electronic City ini adalah dengan mengoptimalkan berbagai unsur IMC (Integrated Marketing Communications), terutama periklanan yang bersifat hard-sell dan erat kaitannya dengan promosi penjualan dan public relations yang secara keseluruhan merupakan realisasi dari big idea Ekstravaganza Strategi penempatan iklan di media adalah dengan memilih media spesifik untuk target market utama kampanye yaitu M/F 25-45 YO, SES ABC. Evaluasi dari kampanye ini antara lain melalui Focused Group Discussion untuk masa Pre-Test, dan kombinasi Sales Analysis serta Scaling Technigues untuk Post-Test."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virda Sugristria
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulky Hidjrah Surahman
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5217
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Arindita Putri
"Supermi adalah merk mie instan terpopuler ketiga di indonesia, diproduksi oleh PT. Indofood DBD Sukses Makmur Tbk. Produk ini diluncurkan pada tahun 1971. Di Indonesia, sebutan ―Supermi‖ juga umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mie instan. Pada tahun 2008, diluncurkanlah supermi Go, hadir dengan tiga rasa yaitu Gobang (Goreng Bawang), Goso (Goreng Soto) dan Gokar (Goreng Kari).
Untuk mengkomunikasikan kembali kepada khalayak banyak, serta memberitahukan bahwa Supermi memiliki kemasan baru, maka untuk itu dibuatlah suatu program komunikasi pemasaran terpadu. Supermi harus melakukan kampanye dengan beriklan kembali untuk mengingatkan khalayak akan produk ini, bahwa produk ini tetap bagus dipasaran dan tidak tertinggal oleh kompetitor-kompetitornya. Kampanye akan berlangsung selama tahun 2013 dan dibagi kedalam 3 (tiga) tahapan kerja. Kampanye ini mengusung tema Super Sensation. Keseluruhan biaya kampanye Supermi ini adalah Rp. 26.505.224.950.

Supermi is the third most popular instant noodle in Indonesia, produced by Indofood DBD Sukses Makmur TBK. This product was launched in 1971. In Indonesia the called ―Supermi‖ also become general call for instan noodle. In 2008, Supermi has 3 new variant Gobang (Goreng Bawang), Goso (Goreng Soto) and Gokar (Goreng Kari).
To communicate the people that Supermi relaunch the new packaging, So it needs to make an Intergrated Marketing Comunication programme. To give the memory of the consumen that this product is great and not left behind by the competitors. The campaign will be hold during 2013 and separated by 3 (three) fase. The theme of this campaign is Super Sensation. The estimation of budget overall Rp. 26.505.224.950.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marita Grisanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Yuliani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>