Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160296 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Mardani Arrahman
"Collective Security Treaty Organization (CSTO) merupakan sebuah pengaturan keamanan regional di kawasan Asia Tengah. Keberadaan CSTO diharapkan bisa menciptakan stabilitas maupun perdamaian bagi negara-negara anggotanya. Terdapat tiga paradigma utama dalam Ilmu Hubungan Internasional yaitu realisme, liberalisme dan konstruktivisme. Masing-masing paradigma memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu institusi pengaturan keamanan regional. Realisme dengan teori collective defense melihat suatu institusi pengaturan keamanan akan membentuk suatu aliansi militer sebagai bentuk pertahanan diri terhadap ancaman. Liberalisme dengan teori collective security melihat sebuah institusi pengaturan keamanan sebagai institusi yang dapat menjaga negara-negara anggotanya untuk tidak berkonfrontasi antara satu dengan yang lain. Konstruktivisme dengan teori security community memiliki pandangan bahwa suatu institusi pengaturan keamanan bisa membuat negara-negara anggotanya untuk tidak melakukan tindakan koersif dalam penangan konflik maupun reaksi terhadap ancaman. Karya tulis ini akan menganalisa karakteristik CSTO sebagai organisasi keamanan di kawasan Asia Tengah melalui tiga teori tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1970
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hosang, Lesly Gijsbert Christian
"Ilmu hubungan internasional memiliki tiga paradigma utama; realisme, liberalisme, dan kontruktivisme yang khas dalam memandang institusi. Tulisan ini akan melihat dan membandingkan bagaimana ketiga paradigma ini memandang ASEAN Political Security Community 2015. Pada akhirnya, dapat diketahui keunikan dan kelemahan masing-masing paradigma dalam memandang kerjasama keamanan di Asia Tenggara ini. Realisme memandang security dilemma sebagai faktor kunci munculnya kerjasama, sedangkan liberalisme memandang institusionalisme sebagai faktor determinan. Di sisi lain, konstruktivisme menakankan pada identitas kolektif yang terkonstruksi di antara negara-negara anggota APSC 2015.

International relations has three major paradigms: realism, liberalism, and constructivism that has distinct view on institution. This paper will compare how the three paradigms asses the ASEAN Political Security Community 2015. In the end, the uniqueness and weaknesses of each paradigm will be identified. Realism regards security dilemma as a key factor in the emergence of security cooperation, while liberalism sees institutionalism as a determinant factor. On the other hand, constructivism emphasizes on collective identity that is constructed among the member countries of APSC 2015."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diky Avianto
"Tugas Karya Akhir ini membahas fenomena MERCOSUR sebagai institusi perdagangan regional di Amerika Selatan yang dilihat dari tiga paradigma utama dalam Ilmu Hubungan Internasional. Analisis MERCOSUR dalam tulisan ini didasarkan pada asumsi-asumsi dasar dari paradigma realisme, liberalisme, dan konstruktivisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan cara pandang ketiga paradigma terhadap fenomena MERCOSUR.
Temuan dari penelitian ini menunjukan paradigma realisme tidak bisa menganalisis MERCOSUR dari asumsi-asumsi dasarnya. Sementara itu, paradigma liberalisme mampu menjelaskan fenomena MERCOSUR melalui asumsi-asumsi dasarnya sebagai wadah kerjasama. Temuan dari paradigma konstruktivisme menunjukkan bahwa fenomena MERCOSUR juga mampu dianalisis melalui asumsi-asumsi dasarnya sebagai suatu konstruksi sosial. Kesimpulan penelitian ini menujukkan bahwa terdapat perbedaan cara pandang dari masing-masing paradigma dalam memandang fenomena MERCOSUR.

This final paper examines MERCOSUR as regional trade institution in South America analized by three main paradigms in International Relations. The analysis of MERCOSUR in this paper is based on basic assumptions from realism, liberalism, and constructivism. The research aims to see the differenceS of point of views among those paradigms toward MERCOSUR.
The result shows that realism cannot analyze MERCOSUR through its assumptions. Meanwhile, liberalism is able to analyze MERCOSUR through its assumptions as form of cooperation. Constructivism is also able to analyze MERCOSUR through its assumptions as social construction. The research concludes that there is sharp difference of point of views from each paradigm in examining MERCOSUR.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Putri Pratama
"Tugas karya akhir ini bertujuan untuk menganalisis kawasan Asia Tengah, dilihat dari perspektif Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme, melalui teori Regional Security Complex oleh Barry Buzan dan Ole Waever. Teori ini hendak menunjukkan keamanan regional berdasarkan interdependensi antar unit dalam kawasan dilihat dari struktur power dan proses sekuritisasi di dalamnya, demikian pola hubungan keamanan dalam kawasan Asia Tengah berusaha dijelaskan dengan elemen-elemen dari ketiga paradigma yang terdapat dalam teori tersebut.
Hasil analisis tulisan ini menunjukkan bahwa Asia Tengah dipandang sebagai bentuk insecurity interdependence by external forces dari perspektif Realis, security interdependence by interest dari perspektif Liberalis dan securitization interdependence by understanding of threat/security dari perspektif Konstruktivis. Kompleks keamanan Asia Tengah termasuk dalam tipe kompleks keamanan Great Power, terlihat dari peran besar kekuatan-kekuatan eksternal terutama Rusia dan Cina dalam kawasan tersebut; baik dalam pembentukan pola pertemanan dengan kerjasama, pola permusuhan dengan persaingan dan ketakutan, juga proses sekuritisasi isu separatisme, ekstremisme dan terorisme sebagai ancaman terhadap keamanan regional.

This final project aims to analyze the Central Asian region viewed from the perspectives of Realism, Liberalism and Constructivism, through Barry Buzan and Ole Waever's Regional Security Complex theory. As the theory implies the content of regional security by the interdependence between units within the region by power structure and securitization processes, the three paradigms emphasized on different elements in the theory to explain the pattern of security relations in Central Asia.
The result of the analysis shows that Central Asia is viewed as a form of insecurity interdependence by external forces from the Realist perspective, security interdependence by interest from the Liberalist perspective and securitization interdependence by understanding of threat/security from the Constructivist perspective. The Central Asian security complex is categorized as a Great Power Security Complex, seen from the major roles of external powers in the region, especially Russia and China, be it in shaping patterns of amity by cooperation, enmity by rivalry and fear, also in process of securitization of separatism, extremism and terrorism as threats to regional security.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Nandini
"African Union merupakan sebuah institusi regional di kawasan afrika yang lahir dari kesadaran negara-negara Afrika bahwa terdapat kebutuhan akan pengaturan terhadap kawasan tersebut. Termasuk dalam bidang yang ditangani oleh AU adalah bidang keamanan. Eksistensi AU diharapkan menjadi sebuah pengaturan keamanan yg dapat membantu mewujudkan kawasan Afrika yang stabil, aman, dan terbebas dari konflik. Paradigma realisme, liberalisme, dan konstruktivisme memiliki pandangan yang berbeda mengenai bentuk dan sifat sebuah institusi keamanan. Realisme dengan teori collective defense nya memandang sebuah institusi keamanan sebagai sebuah institusi dimana anggotaanggotanya membentuk sebuah aliansi militer yang memiliki tujuan pembentukan yang jelas. Liberalisme dengan teori collective security nya memandang institusi keamanan sebagai sebuah bentukan institusi yang menjaga anggota-anggota nya untuk saling menjaga perilaku dan kebijakan agar tidak saling berbenturan satu dengan lainnya. Sedangkan konstruktivisme dengan teori security community nya memandang institusi keamanan sebagai sebuah bentukan yang mendorong negara negara anggota nya untuk tidak menggunakan tindakan koersif dalam segala kebijakan penanganan konfliknya. Karya tulis ini akan menganalisa sifat bentukan AU sebagai sebuah institusi keamanan regional di kawasan Afrika melalui ketiga teori tersebut.

African Union is a regional institution in Africa born as a form of African country's realization in needs of a better system in the region. Security is one of the issue that became AU's consideration. There is a hope that AU's existance could take a role as a security management in order to create a stable, save, and free-from-conflict Africa. Realism, Liberalism, and Constructivism have a different way to see the formation and characteristic of a security institution. Realism with a collective defense theory believe that security institution is a form of institution where the members are united in a military alliance. Liberalism with collective security theory believe that the main purpose of a security institution is to keep the member's from violating one another. While constructivism with security community theory believe that members of security institution need to build a non-coersive action policy in order to create the real peace in the region. Focus of this thesis is to analyzing characteristic of AU as a regional security institution in Africa using the three theory mentioned above."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chufrin, Gennady
New Delhi: Vekas Publishing House, 1976
337.1 Chu e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meika Purnamasari
"Tesis ini menganalisa tentang peran North Atlantic Treaty Organization (NATO) pasca Perang Dingin dengan studi kasus NATO dalam perang di Irak dan Suriah. Tesis ini juga menganalisa mengenai relevansi eksistensi NATO bagi stabilitas keamanan kedua negara tersebut. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan Teori Sekuritisasi. Hasil penelitian dari tesis ini antara lain adalah bahwa NATO melakukan proses sekuritisasi sehingga dapat berperan dalam kedua perang tersebut. Eksistensi NATO tidak memiliki pengaruh positif bagi stabilitas keamanan Irak dan Suriah.

This thesis analyzes the role of the North Atlantic Treaty Organization (NATO) on post Cold War era with case studies NATO at Iraq and Syrian war. This thesis also analyzes the relevance of NATO’s existence for security stabilities of both countries. The research method of this thesis is qualitative research using Theory of Securitization. The results of this research are NATO conduct process of securitization to have a role at Iraq and Syrian war. The existence of NATO at Iraq and Syria has no positive impact for security stabilities of both countries."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Putra Trisnajaya
"Pembahasan dalam skripsi ini didasarkan pada tiga pokok permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah konsep tanggung jawab organisasi internasional di dalam hukum internasional?; (2) Bagaimanakah peran organisasi internasional dalam sistem keamanan kolektif (collective security system) Perserikatan Bangsa Bangsa?; (3) Bagaimanakah tanggung jawab negara anggota dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) atas pelanggaran hukum dalam pelaksanaan Operation Unified Protector di Libya pada tahun 2011?.
Konsep tanggung jawab organisasi internasional merupakan konsep yang sedang berkembang dalam hukum internasional, yang diperlihatkan dengan adanya usaha dari International Law Commission dalam pembentukan Drafts Articles on the Responsibility of International Organization. Tanggung jawab organisasi internasional juga dapat dilihat memiliki kesamaan dengan tanggung jawab negara yang didasarkan kepada kemampuan suatu entitas sebagai subyek hukum yang memiliki personalitas hukum internasional. Sistem keamanan kolektif Perserikatan Bangsa Bangsa merupakan sistem yang dibentuk oleh negara negara anggota dalam upaya penjagaan keamanan dan perdamaian dunia. Dalam sistem tersebut dibentuk adanya kewenangan bagi negara untuk melaksanakan sanksi terhadap negara lain yang merusak keamanan dan perdamaian dunia.
Dua konsep tanggung jawab organisasi internasional dan sistem keamanan kolektif merupakan konsep yang sejajar berjalan secara berdampingan, namun dapat memiliki sisi temu dalam suatu pelaksanaan sistem keamanan kolektif oleh suatu organisasi internasional. NATO dalam Operation Unified Protector merupakan salah satu contoh upaya pelaksanaan sistem keamanan kolektif oleh organisasi internasional yang pula memperlihatkan adanya tanggung jawab organisasi internasional. Dalam operasi tersebut terlihat adanya international wrongful act yang terjadi akibat adanya (1) pelanggaran kewajiban internasional dan (2) dapatnya tindakan tersebut diatribusikan kepada NATO.
Maka dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab organisasi internasional dapat terlihat dengan adanya international wrongful act yang dilakukan oleh organisasi internasional dengan dipenuhi unsur-unsur: (1) pelanggaran kewajiban internasional dan (2) atribusi tindakan kepada organisasi internasional. Dalam Operation Unified Protector, international wrongful act dari NATO dapat dilihat dengan (1) dilanggarnya kewajiban hukum humaniter internasional dan hukum laut internasional dan (2) dapat diatribusikannya tindakan tersebut kepada NATO sebagai pemegang effective command and control.

The point of discussion of this undergraduate thesis starts from the three basic questions, which are: (1) how is the concept of responsibility of international organization in international law? (2) how is the role of international organization in United Nations collective security system? (3) how is the responsibility of North Atlantic Treaty Organization (NATO) upon its wrongful acts on the Operation Unified Protector in Libya on 2011?
The concept of responsibility of international organization is a progressive development of international law, which is shown by the development of International Law Commission Drafts Articles on the Responsibility of International Organization. Responsibility of International Organization is similar to the responsibility of states which derives from the ability of such entities as subject of international law and possessed legal personality in international law. United Nations collective security system is such a system made by the member states in order to preserve the world?s peace and security. In the collective security system there is a right of member states to take such measures upon other member states which endanger the peace and security.
The two concept, responsibility of international and collective security system are two parallel concept in which they collide when the operation of collective security measures carried by international organization. Operation Unified Protector by NATO in Libya on 2011 is one example of collective security measures carried by such international organization and there also an issue of responsibility of international organization. Where in the operations there is international wrongful act shown by (1) the breach of international obligation and (2) attribution of the acts to NATO.
In conclusions, responsibility of international organization is related to the international wrongful act carried by the organization itself. Such international wrongful act happened in the fulfillment of (1) the breach of international obligation and (2) attribution of conducts to the international organization. In the Operation Unified Protector, international wrongful act of NATO was shown by (1) the breach of international obligations, which are: humanitarian law and obligations under the law of the sea and (2) the attribution of conduct to NATO which possessed the effective command and control of the operation.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S43128
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Colorado: Westview Press, 1984
327.11 DEF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Kolkata Maulana Abul Kalam Azad Institute of Asian Studies New Delhi KW Publisher, 2014
355.033 CEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>