Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Verial Attamimy
"Tujuan : Mengetahui sebaran tingkat pendidikan akhir penyandang cacat (penca) di masyarakat serta hubungannya dengan jumlah saudara kandung dan jenis kecacatan.
Metode: Disain penelitian adalah studi potong lintang yang dilakukan pada tahun 2012. Pengisian formulir 1 Community Based Rehabilitation (CBR) - WHO modifikasi Ferial (versi Bahasa Indonesia) dilakukan pada 113 penca yang berusia 18-65 tahun. Penca tersebar di empat kelurahan di kecamatan Tanjung Priuk yang merupakan daerah binaan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat yang dipilih berdasarkan cluster random sampling.
Hasil : Sebaran tingkat pendidikan penca yang dihubungkan dengan jenis kecacatan, didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan penca bervariasi, mulai dari tidak sekolah hingga SMA/SMALB dengan 77% penca yang tidak bersekolah. Analisa statistik dengan menggunakan uji kruskal wallis didapatkan nilai tengah tingkat pendidikan berdasarkan jenis kecacatan adalah tidak sekolah dengan p 0,73. Hubungan jumlah saudara kandung dengan tingkat pendidikan akhir penca dengan uji chi square mendapatkan nilai p 0,330.
Kesimpulan : Tidak didapatkan hubungan antara jenis kecacatan dengan tingkat pendidikan akhir penca. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah saudara kandung dengan tingkat pendidikan akhir penyandang cacat.

The aim: Knowing the distribution of education levels with disabilities in society and its relationship with the number of sibling and type of disability.
Methods: The design of the study was cross sectional in 2012. Filling of form 1 Community Based Rehabilitation ( CBR) -WHO modification Ferial ( Indonesian language version ) conducted on 113 disabled aged 18-65 year. The disabled is distributed in four subdistricts (kelurahan) of district (Kecamatan) Tanjung Priuk which is built based on selected Community Based Rehabilitation area chosen by cluster random sampling.
Results: The distribution of disabled education levels associated with different types of disability then get that disabled education level varies from no school until high school (SMA)/SMALB with 77% of disabled people who do not attend school. Statistical analysis using the kruskal wallis test values obtained as a middle level of education based on the type of disability is no school with p 0.73. The relation of the number of siblings with the level of education of the disabled with the chi square gain value p 0,330.
Conclussion: There was no correlation between types of disability with the final level of education of disabled people. There was no significant relationship between the number of siblings with the final level of education of disabled people.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lusia Wahyuniati
"Penelitian ini berfokus pada dampak dari program pendidikan inklusif bagi upaya pemenuhan hak alas pendidikan anak-anak penyandang canal yang dilaksanakan disekolah-sekolah umum. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan d i sain deskriptif.
Tehnik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam,observasi,studi dokumen, analisa data. Lokasi penelitian di SDN.02 Kedung Jaya,Babelan,Bekasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Instansi Pemerintali yang terkait dengan pelayanan terhadap penyandang cacat dan pelaksana pelayanan yang mciiputi: Kepala Sekolah, Guru Kelas,Guru Khusus Luar Biasa, orang trla anak-anak penyandang cacat maupun normal,dan anak-anak penyandang carat,
Dan analisis terhadap hasil wawancara, disimpulkan bahwa : 1) program pendidikan inklusif adalah program yang ditujukan untuk semua anak tanpa kecuali (terrnasuk anak-anak penyandang cacat) untuk bersama-sama belajar dengan anak normal lainnya.2) Program ini ditujukan sebagai implementasi dari hak anak alas pendidikan bagi anak-anak. 3) Faktor yang niendukung dari program ini ialah orang Ina, guru dan masyarakat semakin menyadari dan dapat rnenerima keberadaan anak-anak penyandang cacat didala.m pergaulan dengan anak-anak mereka. Biaya sekolah gratis dan jauh lebih murah dibandingkan dengan SLB (Sekolah Luar Biasa).Qrang tua dari anak-anak cacat tersebut juga merasakan perubahan dalam bersosialisasi terhadap masyarakat sekitar. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi ialah tidak tcrsedianya sarana prasarana menimbulkan tujuan dari pendidikan inklusif itu sendiri tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan,khususnya dalam mengembangkan kreati fitas anak penyandang carat.
Hasil penelitian menyarankan agar pemerintah menyediakan sarana prasarana terlebih dahulu sebelum menguji cobakan program ini kesekolah-sekolah umum. SLB masih harus ada khususnya untuk anak-anak cacat yang permanen, sedang kan jumlah penyandang cacat di sekolah umum dibatasi jumlahnya. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T20696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giovani Vania
"ABSTRAK
Penelitian ini menggambarkan keterlibatan orangtua dalam mengembangkan keterampilan sosial anak berkesulitan belajar spesifik di Sekolah Dasar Pantara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa keterlibatan orangtua dalam mengembangkan keterampilan sosial anak dalam dimensi hubungan dengan teman sebaya berupa keterlibatan orangtua di sekolah, keterlibatan orangtua di rumah serta hubungan rumah dan sekolah. Selain keterlibatan orangtua dalam mengembangkan keterampilan sosial dalam hubungan dengan teman sebaya, orangtua menunjukkan keterlibatannya dalam perkembangan anak dengan keikutsertaan orangtua dalam komite orangtua, mengenalkan anak pada komunitas luas, dan membantu anak belajar di rumah.

ABSTRACT
This research describes parental involvement in developing social skills of children with specific learning disabilities in Sekolah Dasar Pantara. This research use a qualitative approach with descriptive methods. The result of this research provides an overview of the parent involvement in developing social skills of children in the peer relation dimension: school-based involvement, home-based involvement, and home-school conferencing. In addition, parents showed their involvement on child development through participation on parents committee, introduced child on the broad community, and help children learning at home.
"
2015
S62200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Listianti
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak penyandang disabilitas. Pendidikan dianggap sebagai salah satu upaya inklusi bagi anak disabilitas, mengingat mereka rentan terhadap diskriminasi. Melalui pendidikan mereka diharapkan mampu berinteraksi dan berpartisipasi dalam masyarakat. Keberhasilan pendidikan anak disabilitas tidak serta merta hanya memasukkan anak pada lembaga pendidikan dan menyerahkan proses pembelajaran pada guru, namun perlu keterlibatan orangtua. Beberapa penelitian melihat bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak disabilitas hanya pada hubungan anak-orang tua di rumah atau hubungan orang tua dengan sekolah. Namun penulis berargumen bahwa hubungan orangtua-anak di rumah, hubungan orangtua-pengajar, dan orangtua-komunitas merupakan hal yang penting sebagai upaya keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara kepada orangtua yang memiliki anak disabilitas. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara orangtua dengan pengajar terjalin melalui komunikasi bersifat dua arah, dan hubungan antara orangtua dengan anak terlihat dari pengawasan, sosialisasi, dan pembelajaran kepada anak. Namun, hubungan orangtua dengan lingkungan ketetanggaan dalam mendukung pendidikan anak disabilitas tidak banyak terjalin.

ABSTRACT
This article discusses about parent involvement in the education of children with disabilities. Education is regarded as one of the efforts disability inclusion of children, considering the child 39 s disabilities are vulnerable to discrimination in society. Through the education of children expected to be able to interact and participate in society. Successful of educational for children with disabilities are not necessarily just to put children at the institution and submit a learning process on the teacher, but need parental involvement. Some studies found that parental involvement in children 39 s education only on child parent relationships at home or parent educator relationship. This article attempts to look at the parent child relationship in the home, parent educator relationships, and parent community as an effort to parental involvement in children 39 s education. This study used a qualitative method with in depth interview to parents who have children with disabilities. From this research indicates that the relationship between parent and educator intertwined through two way communication, and the relationship between parent and child is seen from control, socialization, and learning at home. However, parental relationships with neighborhoods in supporting education for children with disability are not widely established."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Syafitri
"Penelitian ini mendeskripsikan pola asuh anak penyandang disabilitas di Yayasan Sayap Ibu (YSI) Jakarta, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bentuk-bentuk pola asuh bagi anak disabilitas yang juga memperhatikan tahap perkembangan dan kebutuhan anak sesuai dengan usianya dengan berbagai jenis disabilitas, yang dilakukan oleh YSI Jakarta sejak tahun 1955 sampai saat penelitian ini dilakukan pada Agustus hingga November 2022. Penelitian kualitatif ini menggunakan pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam secara daring dan luring dengan 4 orang informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Sebagai triangulasi data demi meningkatkan kualitas penelitian dilakukan pula observasi langsung terhadap anak penyandang disabilitas yang berada diasuh di YSI Jakarta. Namun ada keterbatasan penelitian ini yaitu hanya dapat melakukan observasi melalui kegiatan PAUD YSI Jakarta dikarenakan adanya peraturan selama masa pandemi COVID-19 yang membatasi pertemuan dan interaksi langsung dengan anak penyandang disabilitas didalam panti YSI Jakarta. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pola asuh bagi anak penyandang disabilitas yang dilakukan YSI Jakarta mengaplikasikan metode pola asuh otoritarian (demokratis) yang berfokus akan adanya peran pengasuh untuk memberikan tuntutan pada anak tetapi diimbangi dengan dukungan dan kehangatan pengasuh terhadap anak. Sehingga, penting bagi pengasuh anak penyandang disabilitas untuk dapat memberikan arahan agar anak mampu memahami aturan dan memberikan dukungan pada anak agar dapat mengoptimalkan kemampuannya. Bentuk aplikasi pola pola asuh bagi anak penyandang disabilitas adalah sebagai berikut: (1) pengasuh memberikan aturan kepada anak, (2) pengasuh mendukung bakat dan minat anak, (3) pengasuh mendidik anak menjadi mandiri. Terungkap pula adanya beberapa hambatan dalam pelaksanaan pola asuh terhadap anak penyandang disabilitas di YSI Jakarta, yaitu: (1) diperlukan pendampingan ketat oleh profesional yang disebabkan adanya pengasuh yang belum memahami mengenai disabilitas, (2) pola asuh yang diterapkan harus sesuai dengan perkembangan anak penyandang disabilitas, (3) pengasuh perlu berperan sebagai orang yang memiliki otoritas agar memberikan transformasi kepada anak untuk memiliki keseganan terhadap pengasuh, (4) mampu menghadapi periode tantrum pada anak penyandang disabilitas, (5) tidak adanya terapis profesional selama masa pandemi COVID-19, (6) keterbatasan ruang gerak kegiatan yang dilakukan anak penyandang disabilitas selama masa pandemi COVID-19. Kesimpulan penelitian ini adalah pola asuh bagi anak penyandang disabilitas di YSI Jakarta ternyata sejalan dengan bentuk pola asuh bagi secara umum (non disabilitas) sebagaimana dinyatakan teori pola asuh oleh Diana Baumrind. Kemanfaatan penelitian ini adalah diharapkan dapat berkontribusi memberikan masukan terhadap mata kuliah Kesejahteraan sosial dan Perlindungan Anak, mengenai pola asuh yang dapat mendukung tumbuh kembang dan pemenuhan hak bagi anak penyandang disabilitas. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengikutsertakan anak penyandang disabilitas sebagai informan penelitian dengan melakukan observasi langsung di dalam panti YSI Jakarta.

This study describes the parenting style of children with disabilities at the Sayap Ibu Foundation (YSI) Jakarta, which is discussed from the discipline of Social Welfare. The urgency of conducting this research is to reveal forms of parenting for children with disabilities that also pay attention to the developmental stages and needs of children according to their age with various types of disabilities, which was carried out by YSI Jakarta from 1955 until the time this research was conducted from August to November 2022. This qualitative research uses data collection by conducting in-depth interviews online and offline with 4 informants who were selected using a purposive sampling technique. As a data triangulation in order to improve the quality of the research, direct observations were also made of children with disabilities who were cared for at YSI Jakarta. However, there are limitations to this research, namely that it can only make observations through YSI Jakarta PAUD activities due to regulations during the COVID-19 pandemic which limited meeting and direct interaction with children with disabilities in YSI Jakarta institutions. The results of this study reveal that the parenting style for children with disabilities implemented by YSI Jakarta applies authoritarian (democratic) parenting methods that focus on the role of caregivers to make demands on children but balanced with the support and warmth of caregivers towards children. Thus, it is important for caregivers of children with disabilities to be able to provide directions so that children are able to understand the rules and provide support to children so that they can optimize their abilities. The form of application of parenting patterns for children with disabilities is as follows: (1) caregivers provide rules to children, (2) caregivers support children's talents and interests, (3) caregivers educate children to be independent. It was also revealed that there were several obstacles in the implementation of parenting for children with disabilities at YSI Jakarta, namely: (1) strict assistance was required by professionals because there were caregivers who did not understand disability, (2) the parenting style applied had to be in accordance with the development of children with disabilities. disabilities, (3) caregivers need to act as people with authority in order to provide transformation for children to have an aversion to caregivers, (4) able to deal with periods of tantrums in children with disabilities, (5) the absence of professional therapists during the COVID-19 pandemic, (6) limited space for activities carried out by children with disabilities during the COVID-19 pandemic. The conclusion of this study is that the parenting style for children with disabilities at YSI Jakarta is in line with the general parenting style (non-disabilities) as stated by Diana Baumrind's parenting theory. The benefit of this research is that it is hoped that it can contribute to providing input to the social Welfare and Child Protection course, regarding parenting styles that can support growth and development and fulfill the rights of children with disabilities. Suggestions for further research are to include children with disabilities as research informants by making direct observations at YSI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harwintha Yuhria Anjarningsih
Depok: Sanga Sanga Grup, 2019
371.9 HAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
"Kehadiran anak berkebutuhan khusus di tengah-tengah keluarga, telah membawa dampak kepada perubahan sikap, karakter, dan kondisi didalam keluarga. Ada keluarga yang dapat menerima karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, ada juga keluarga yang belum bisa menerima kehadiran mereka di tengah-tengah keluarga. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk mengetahui bagaimana suatu keluarga dapat menerima kehadiran anak berkebutuhan khusus didalam keluarga, dan membangun ketahanan keluarga.
Melalui observasi dan wawancara mendalam kepada informan kunci dan informan pendukung, diketahui bahwa keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dukungan ketahanan keluarga penting sebagai modal dasar anak memasuki interaksi sosial yang lebih majemuk dan dinamika yang lebih komplek dengan tingkat tantangan dan hambatan yang lebih luas. Peran orang tua terhadap anak baik di rumah, di masyarakat maupun di lingkungan sekolah dalam memotivasi, membimbing dan menguatkan mental dan emosional menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan demi meraih masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa kebersamaan/kebersatuan keluarga (suami, istri, dan anak) diperlukan dalam menghadapi permasalahan dan mencari penanggulangannya. Ketahanan keluarga yang ada pada keluarga-keluarga anak berkebutuhan khusus tersebut memang masing-masing memiliki tingkatan kemantapan yang berbeda. Semakin besarnya keluarga menjalankan fungsi, peran dan tugasnya dalam mendukung, memenuhi kebutuhan dasar anaknya (pendidikan inklusif), maka pencapaian keberhasilan akan mudah di raih. Selain itu peranan lingkungan sosial masyarakat dan lingkungan sekolah ternyata memberikan dukungan yang positif terhadap keragaman dan saling menghargai perbedaan.

The presence of children with special needs in the midst of the family, has an impact to change the attitude, character, and conditions within the family, there are families who can receive the gift given by God Almighty, there are also families who can not accept their presence in the middle family. Qualitative research is trying to determine how a family can accept the presence of children with special needs in the family, and build family resilience.
Through observation and in-depth interviews with key informants and informant support, it is known that families who have children with special needs, build family resilience is the main factor to be prepared in the face of growth and development, social interaction, and to participate in inclusive education. Before, during follow and so on in the learning process, the support of family support is important as the capital of a child enters the social interaction that is more diverse and more complex dynamics at the level of the challenges and barriers to broader. Role of parents of children both at home, in the community and in the school environment to motivate, guide and strengthen the mental and emotional be an absolute thing done to achieve a better future.
Conclusions from the study showed that togetherness / oneness family (husband, wife, and children) is required in dealing with problems and seek to overcome. Resilience families that exist in families of children with special needs are indeed each have different levels of stability. The growing family functioning, role and duties in favor, meet their basic needs (IE), the achievement of success will be easily in reach. Besides the role of the social environment and school environment turns giving positive support to diversity and mutual respect for differences.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kiki
"Masuknya anak berkebutuhan khusus ke dalam sekolah inklusif membuat anak tersebut menghadapi berbagai tantangan, seperti tantangan dalam hal bahasa, atensi dan aktivitas, kemampuan kognitif, serta relasi sosial dan emosional dengan orang lain di dalam kelasnya. Hal ini menuntut anak untuk dapat melakukan penyesuaian di dalam sekolah (school adjustment) dengan berbagai tantangan tersebut untuk dapat meningkatkan performa akademisnya. Dukungan orangtua (parental support)merupakan kontributor utama yang dirasa dapat membentuk school adjustment anak karena penyesuian pertama dengan lingkungan sosial anak dimulai dari dalam keluarganya. Dalam penelitian ini, akan diberikan kuesioner kepada orangtua untuk melihat parental support yang diberikan kepada anak dan diberikan juga kuesioner kepada guru untuk melihat school adjustment anak. Adapun jumlah responden dilihat dari jumlah anak yang akan diukur parental support dan school adjustment-nya, yaitu berjumlah 41 orang anak berkebutuhan khusus kelas 1 dan 2 sekolah dasar inklusif.Hasil yang didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara parental support dan school adjustment dengan korelasi r = 0.136.

The entry of children with disabilities into the inclusive school make them faces some numerous challenges such as challenges in terms of language attention and activity cognitive ability as well as social and emotional relationships with others in their class This requires the child to be able to make adjustments in the school school adjustment with the various challenges to be able to improve their academic performance Parental support is the main contributor to reach their ability of school adjustment because their first adjustment in their social environment is in the family In this study will be given a questionnaire to parents to see the parental support and also the questionnaire to the teacher to see children s school adjustment The number of respondents who will be measured parental support and school adjustment are 41 children with disabilities There is no correlation between parental support and school adjustment for children with disabilities in first and second grade at inclusive schools with score of correlation r is 0 136. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Rachelita Devia Irani
"Makalah Ilmiah Akhir ini merupakan hasil refleksi dari kegiatan magang saya sebagai caregiver di Sekolah Tari Tradisional Gratis Umum dan Disabilitas Belantara Budaya Indonesia. Proses dan dinamika yang terjadi selama saya melakukan dan membantu upaya caring dengan tujuan membangun kepercayaan diri, kemandirian, dan keberanian pada anak-anak penyandang disabilitas menjadi fokus pembahasan makalah ini. Pada akhirnya caring yang dilakukan dapat membawa perubahan positif pada kepribadian anak- anak penyandang disabilitas. Kegiatan caring terhadap anak-anak penyandang disabilitas di Belantara Budaya Indonesia telah memberikan pelajaran berharga bagi saya dalam mempraktikkan hakikat dari antropologi untuk “memanusiakan manusia”. Interaksi dan komunikasi saya dengan anak-anak penyandang disabilitas telah mengajarkan saya cara menghargai sesama dengan segala kemampuan dan kekurangan yang mereka miliki.

This Final Scientific Paper is the result of a reflection of my internship activities as caregiver for children with disabilities in Belantara Budaya Indonesia. The processes and dynamics that occurred while I was caring with the aim of building self-confidence, independence, and courage in children with disabilities are the focus of this paper's discussion. In the end, the caring that I do can bring positive changes to the personalities of the children with disabilities that I care for. Caring activities for children with disabilities in Belantara Budaya Indonesia have provided valuable lessons for me in practicing the essence of anthropology to "humanize humans". My interaction and communication with children with disabilities has taught me how to respect others with all the abilities and deficiencies they have."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Galuh Larasati
"Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlibatan orang tua anak disabilitas ganda saat anak belajar di rumah beserta hambatannya. Urgensi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah keterlibatan yang orang tua lakukan akan membantu terpenuhinya hak-hak pendidikan anak sesuai dengan konsep ilmu kesejahteraan sosial yaitu konsep “Person in ennvironmet”. Terutama ketika diberlakukannya metode Pembelajaran Jarak Jauh saat pandemi yang mengakibatkan anak tidak dapat mengakses fasilitas pendidikan disabilitas dan jauh dari guru khusus untuk anak disabilitas ganda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan dilakukan dari Agustus 2022 hingga Desember 2022 saat PTM telah diberlakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara daring dan luring pada 8 orang informan (tiga informan merupakan orang tua dari anak disabilitas ganda netra-autisme, netra-motorik, dan netra-perilaku; 3 orang dari guru kelas yang mengajar langsung anak disabilitas ganda; dan 2 orang merupakan Kepala Sekolah dan Koordinator SDLB-A Pembina Tingkat Nasional), serta observasi langsung terhadap anak disabilitas ganda yang berada di SDLB-A Pembina Tingkat Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan yang orang tua lakukan dalam membimbing anak disabilitas ganda belajar di masa pandemi adalah berupa: (1) Mendampingi anak selama belajar daring, (2) Membantu anak mengerjakan tugas sekolah, (3) Berkomunikasi dengan guru kelas terhadap perkembangan pendidikan anak, (4) Menenangkan anak saat tantrum, dan (5) Terlibat dalam pengambilan keputusan untuk sekolah tatap muka (PTM). Keterlibatan khusus yang orang tua anak disabilitas ganda lakukan adalah orang tua harus lebih ekstra dalam menangani anak yang mengalami tantrum saat belajar. Faktor hambatan utama orang tua saat membimbing anak disabilitas ganda belajar adalah karena orang tua tidak mengerti materi akademis pembelajaran anak disabilitas, juga karena masalah teknis terkait gawai, sinyal, dan kuota. Terungkap pula bahwa keterlibatan orang tua anak disabilitas ganda saat anak belajar di rumah ternyata cenderung lebih menekankan pada sisi perkembangan akademis, sedangkan guru SLB juga menginginkan adanya perkembangan kemandirian anak dalam activity daily living-nya yang dikatakan masih belum terpenuhi dengan baik. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pengembangan ilmu Kesejahteraan Sosial terutama pada mata kuliah Kesejahteraan Anak Perlindungan Anak mengenai keterlibatan orang tua dalam membimbing anak disabilitas ganda, mengingat masih belum banyak pembahasan mengenai anak disabilitas.

This research aims to describe the involvement of parents of children with multiple disabilities while studying at home and its problems. The urgency of this research is to find out if parental involvement will help the children to fulfill their rights and education needs in accordance with the concept of social welfare science, namely the concept of “Person in environment”, especially during pandemic era, the implementation of online learning has caused children to not be able to access special educational facilities and are far from special teachers for children with multiple disabilities. This research is a qualitative-descriptive study using a purposive sampling technique which was conducted from August 2022 to December 2022 when face-to-face learning was already implemented. Data collection was carried out by in-depth online and offline interviews with eight informants (three informants were parents of visual-autism, visual-motor, and visual-behavior multi disabilities children; three class teachers of children with multiple disabilities; and two other people were school principals and coordinators of SDLB-A Pembina Tingkat Nasional), as well as direct observations of students with multiple disabilities at SDLB-A Pembina Tingkat Nasional. The results of the study show that the involvement of parents includes: (1) Accompanying children during online learning, (2) Helping children with their schoolwork, (3) Communicating with the class teachers about children's academic development, (4) Calming children during tantrums, and (5) Involved in decision-making for face-to-face learning (PTM). The specific involvement that parents of children with multiple disabilities have done is that they have to be extra in handling children who experience tantrums while studying. The main factor of the parents’ problems when guiding their multi disbilities children study are: Not understanding their study materials, and technical issues problems related to the the device, signal, and quota. However, it is found that the parents’ involvements only support the children’s academic development side, while the teachers also want the children’s self-sufficiency of their daily living activities to be developed properly, which, in fact, is still not well-fulfilled. The results of the research are expected to provide an input for the development of Social Welfare Study especially for Children Welfare and Children Protection course regarding the parental involvement in guiding children with multiple disabilities, considering that there is not much discussion about children with disabilities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>