Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149171 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariani Pujilestari
"Topik yang diangkat dalam makalah ini adalah analisis sinonimi pada sepasang leksem nomina adjektiva bahasa Jepang. Masalah umum dari makalah ini adalah perbedaan yang ada pada sinonimi leksem nomina adjktiva, yaitu kouun (幸運) dan koufuku (幸福). Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk menganalisis apakah kouun (幸運) dan koufuku (幸福) memiliki makna yang sepenuhnya sama, bagaimanakah penggunaan kouun (幸運) dan koufuku (幸福) di dalam kalimat, dan perbedaan apa yang ada pada kouun (幸運) dan koufuku (幸福) jika dianalisis dalam konteks kalimat. Hasil yang ditemukan oleh penulis dari penulisan makalah ini adalah kedua leksem kouun (幸運) dan koufuku (幸福) ini tidak sepenuhnya sama dan memiliki perbedaan. Kouun (幸運) lebih cenderung memiliki arti ‘beruntung’ dan koufuku (幸福) lebih cenderung memiliki arti ‘bahagia’. Oleh karena itu, kedua kata ini termasuk ke dalam kuasisinonimi dan faktor pembedanya adalah pada nuansa makna.

Topic of this paper is the synonym analyses of a pair of Japanese adjective noun words. General problem of this paper is the differences of adjective noun words, those are kouun (幸運) and koufuku (幸福). The purposes of this paper are to analyze whether kouun (幸運) and koufuku (幸福) has the same meaning entirely, how the use of kouun (幸運) and koufuku (幸福) in the sentences is, and what the differences of kouun (幸運) and koufuku (幸福) is, if it is analyzed in sentences. The result of this paper is both of kouun (幸運) and koufuku (幸福) are not entirely same and have differences. The meaning of kouun (幸運) is lucky and the meaning of koufuku (幸福) is happy. So, both of kouun (幸運) and koufuku (幸福) are classified in quasi-synonymy and the differentiating factor is nuance of meaning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Sri Hayukartika
"Makalah ini mengangkat analisis sinonim verba bahasa Jepang. Masalah umum dari makalah ini adalah perbedaan yang ada pada sinonim verba narau (習う / belajar) dan benkyousuru (勉強する / belajar). Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis apakah narau (習う / belajar) dan benkyousuru (勉強する / belajar) memiliki perbedaan atau tidak, serta bagaimana verba narau (習う / belajar) dan benkyousuru (勉強する / belajar) digunakan di dalam kalimat. Hasil yang ditemukan oleh penulis adalah verba narau (習う / belajar) dan benkyousuru (勉強する / belajar) memiliki perbedaan makna maupun penggunaan. Narau (習う / belajar) cenderung dipakai untuk mempelajari hal-hal yang bersifat keterampilan, dimana untuk mempelajari keterampilan tersebut diperlukan latihan berulang-ulang, serta memerlukan pengajar. Verba benkyousuru (勉強する / belajar) cenderung memiliki makna belajar ilmu pengetahuan dan pelajaran di sekolah secara individual atau tanpa bantuan orang lain. Karena kemiripan maknanya tidak mutlak, maka kedua kata kerja ini termasuk ke dalam kuasisinonimi atau sinonimi parsial.

This paper explains the analysis of the synonym in Japanese verbs. General problem of this paper is the differences of two verbs; those are narau (習う) and benkyousuru (勉強する). The purposes of this paper are to analyze whether narau (習う) dan benkyousuru (勉強する) has any differences or not, and also to explain the usage of narau (習う) dan benkyousuru (勉強する) in the sentences. The result of this paper is both narau (習う) and benkyousuru (勉強する) have some differences both in meaning and usage. Narau (習う) is usually used for learning crafts or techinical abilities which needs continued practice and is used when there is a teacher. Meanwhile benkyousuru (勉強する) usually means studying knowledge and subjects in school individually or without the help of others. Because the similarities in these verbs are not absolute, therefore both narau (習う) and benkyousuru (勉強する) are classified in quasi-synonymy or partial synonymy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hanis Nur Fitri Anita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji skala keharusan sebuah kalimat imperatif yang terdapat pada Singir Santri (Selanjutnya disingkat SS) , dan mengkategorisasikan menurut pola memerintahnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan perangkat lunak sebagai alat bantu dalam penelitian. Berdasarkan teori Blum-Kulka (1987) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kalimat imperatif yang terdapat dalam SS dapat dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu (1) pernyataan keharusan, (2) modus imperatif, dan (3) pernyataan keinginan. Skala keharusan tindakan yang disampaikan dalam SS juga dapat diketahui berupa Pernyataan Keharusan, Modus Imperatif, Pernyataan Keinginan. Pola memerintah yang terdapat dalam SS kemudian dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (1) peribadatan, (2) perbaikan akhlak yang berhubungan dengan santri, (3) perbaikan akhlak yang berhubungan dengan guru, dan (4) pengharapan. Pola memerintah yang berhubungan dengan perbaikan akhlak seorang santri mendominasi dari tuturan imperatif yang terdapat pada SS sehingga, selaras dengan era saat ini hendaknya perbaikan akhlak senantiasa dilakukan tidak hanya di kalangan pesantren namun juga kalangan umum.

The study is intended to review the scale of imperatives scale of an imperative sentence containedin Singir Santri (hereinafter abbreviated as SS), and to categorize it according to the pattern of command. Based on the theory of Blum-Kulka (1987) this study uses a qualitative descriptive method and uses software as a research tool. The results of this study indicate that the imperative sentences contained in SS can be categorized into 3 categories, namely (1) mandatory statements, (2) imperatives, and (3) wishes. The scale of the necessity of action that is conveyed in SS can also be known in the form of a Statement of Must, Imperative Mode, and Statement of Desire. The pattern of governing found in the SS could then be categorized into 4 categories, that is (1) worship, (2) moral improvement associated with santri, (3) the moral improvement associated with the teacher, and (4) hope. The pattern of governing related to the moral improvement of a santri dominates the imperative speech found in SS so that, in line with the current era, moral improvement should always be carried out not only among Islamic boarding schools but also among the general public."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Resmithasari
"Skripsi ini membahas tentang peran dan fungsi и (i) sebagai konjungsi dan partikel pada kalimat dalam cerita rakyat Rusia. И (i) dalam sebuah kalimat dapat berperan menjadi partikel maupun sebagai konjungsi karena pertikel и (i) berasal dari konjungsi и (i). Penulisan skripsi ini merupakan penelitian kepustakan dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang peran dan fungsi и (i) pada kalimat dalam cerita rakyat Rusia, baik itu sebagai konjungsi maupun sebagai partikel. Menurut fungsinya, и (i) sebagai konjungsi dalam kalimat dapat menjadi penghubung bagian-bagian kalimat majemuk setara dan penghubung unsur-unsur yang menempati satu fungsi yang sama. Sedangkan и (i) sebagai partikel dalam kalimat dapat menjadi partikel penegas sebuah kata yang posisinya berada setelah partikel и (i) tersebut.

This thesis discusses about role and functions of и (i) as a conjunctions and particles in Russian folklore? sentences. И (i) in a sentence can serve as a particle or conjunction because the particle и (i) derived from conjunction и (i). This is a library research with descriptive methods of analysis. This study aims to provide an understanding of the role and functions of и (i) in Russian folklore's sentences, either as a conjunction or particle. According to its function, и (i) as a conjunction in a sentence can connect parts of a compound sentence and connect the equivalent elements that occupy the same function. Whereas и (i) as a particle in a sentence can be a confirmation of a particle whose position laid after the particle и (i)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43670
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldi Tjaidianto
"Perbedaan media komunikasi yang digunakan antara komunitas tuli dengan masyarakat normal menjadi pembatas dalam menjalin komunikasi antar keduanya. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan suatu alat penerjemah yang dapat menerjemahkan bahasa isyarat Indonesia (Bisindo) yang biasa digunakan oleh komunitas tuli di Indonesia ke bahasa lisan dan sebaliknya. Penelitian ini akan berkontribusi pada pembentukan alat penerjemah tersebut dengan menerjemahkan kalimat dalam format Bisindo menjadi kalimat bahasa Indonesia secara satu arah. Penerjemahan dilakukan dengan dua metode berbeda, yaitu penerjemahan berbasis statistik menggunakan model neural machine translation (NMT) dan penerjemahan berbasis aturan. Khusus untuk penerjemahan berbasis aturan, penelitian ini hanya akan berfokus pada sebuah tahapan saja yaitu penambahan preposisi. Selain itu, penelitian ini juga memaparkan metode pembentukan dataset yang menyerupai karakteristik Bisindo dari dataset Indonesia menggunakan aturan-aturan sederhana untuk mengatasi minimnya ketersediaan dataset tersebut. Model NMT terbaik pada eksperimen ini memperoleh peningkatan nilai SacreBLEU sekitar 56%, serta penurunan nilai WER sekitar 7% dari nilai awal yang diperoleh pada dataset testing secara langsung. Di sisi lain, penerjemahan berbasis aturan memperoleh peningkatan nilai SacreBLEU sekitar 1.1% serta penurunan nilai WER sekitar 9.7% dari nilai awal. Sebagai tambahan, model tersebut memperoleh nilai precision sebesar 0.436 dan nilai recall sebesar 0.340 pada performanya dalam menambahkan preposisi secara spesifik.

The difference of communication methods used by the deaf community and the society becomes a boundary that limits the communication between the two. In order to tackle this issue, we need a tool that can translate sign language (especially bahasa isyarat Indonesia or Bisindo which is commonly used by the deaf community in Indonesia) to oral language and vice versa. This experiment will contribute to such tool by building a tool to translate sentences in Bisindo format to Bahasa Indonesia in one direction. Translation is done using two different methods: statistic-based translation using neural machine translation (NMT) models and rule-based translation. Specific to the rule-based approach, we will only focus on one step of the translation process which is adding prepositions. Aside of that, we also propose a method in building Bisindo-like dataset from Bahasa Indonesia dataset in order to handle the low availability of it. The best NMT model in this experiment achieved an improvement around 56% in SacreBLEU and a decrease around 7% in WER compared to the initial metrics value that we got directly from the testing dataset. On the other side, rule-based translation achieved an improvement around 1.1% in SacreBLEU and a decrease around 9.7% in WER compared to the initial metrics value. In addition, the model achieved 0.436 precision score and 0.340 recall score specific to its performance in adding preposition."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen P dan K , 2003
499.261 SIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arna Melliana
"Skripsi ini membahas pola kalimat, keefektifan kalimat, dan perkembangan bahasa hukum dalam UU Tahun 1980, UU Tahun 1990, UU Tahun 2000, dan UU Tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia dalam empat undang-undang, khususnya dari segi pola kalimat dan keefektifan kalimat. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan perkembangan bahasa hukum dalam keempat undang-undang tersebut dari segi pola kalimat dan keefektifan kalimat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitiannya adalah kalimat dalam keempat undang-undang yang diteliti belum sepenuhnya mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Namun, undang-undang tersebut mengalami perkembangan dari segi pola kalimat dan keefektifan kalimat.

This thesis explains pattern, effectiveness, and development of the sentences on legal language in the laws on 1980, laws on 1990, laws on 2000, and laws on 2010. The aim of this research is to describe the usage of bahasa Indonesia in four different laws, particularly in the pattern and the effectiveness of the sentences. Moreover, this research will also explain the development of legal language in the four laws above in terms of pattern and effectiveness of sentences. The nature of this thesis is descriptive qualitative research. The results of this research are the sentence on the four researched laws above does not fulfill the principle of bahasa Indonesia. However, the laws above has developed in term of pattern and effectiveness of sentences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Anggino
"Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan pembentukan kalimat nondeklaratif, yaitu kalimat yang tidak mengungkapkan pernyataan atau proposisi, dalam Bahasa Isyarat Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bisindo. Kalimat nondeklaratif yang dibahas dalam tulisan ini adalah kalimat interogatif, kalimat imperatif, dan kalimat eksklamatif. Dua aspek kalimat nondeklaratif yang diperiksa adalah strukturnya dan unsur nonmanual yang menandainya. Berdasarkan analisis terhadap kalimat-kalimat nondeklaratif yang dihasilkan oleh dua penutur Bisindo ditemukan bahwa (1) kalimat nondeklaratif Bisindo cenderung diawali dengan topik yang dapat berupa subjek, pronomina, nomina atau pewatas frasa yang bermakna 'pemilik'; (2) dalam kalimat interogatif, kata tanya, apabila digunakan, cenderung muncul pada kata di akhir kalimat; (3) unsur nonmanual yang terdapat dalam kalimat nondeklaratif adalah alis (mengerut, menaik), mata (membesar, menyipit, tertutup), dan gerakan kepala (mengangguk); dan (4) unsur-unsur nonmanual tersebut dapat muncul pada keseluruhan kalimat, sebagain kalimat, dan pada kata tertentu.  

The Indonesian Sign Language, better known as Bisindo, is a sign language used by many deaf communities in Indonesia. Misconceptions about this language and its speakers are abound because little is known about it. This paper aims at describing the formation of non-declarative sentences-those that do not express statement or proposition in Indonesian Sign Language. Non-declarative sentences discussed in this research are interrogative, imperative, and exclamative sentences. Two aspects to be examined are the structure and non-manual elements. The data for this paper are collected through elicitation from two Bisindo speakers. From the analysis of the data, it is found that (1) nondeclarative sentences in Bisindo tends to be initially marked by topic-part of sentence which shows what the sentence is about; (2) in interogative sentences, the wh-question word tends to occur at the end of the sentence; (3) non-manual elements that occur in non-declarative sentences are eye brows (lowered, arisen), eyes (widened, narrowed, closed), and head movement (nodded); and (4) the nonmanual elements can occur in in a certain part of the sentence or in the whole sentence depending on the types of non-declarative sentence. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadli Arifin
"ABSTRAK
Media massa sebagai cerminan bahasa yang digunakan oleh masyarakat luas mempunyai gaya bahasa tersendiri untuk menarik perhatian pembaca yang tercermin pada penulisan judul dalam surat kabar. Penelitian ini membahas struktur kalimat pembentuk judul dan hubungannya dengan jenis berita dalam surat kabar Kompas. Dalam Kompas terdapat empat jenis judul yang diteliti, yaitu judul rubrik, judul topik, judul berita, dan judul tambahan. Dalam pemaparan hasil analisis, digunakan pengategorian kata, frase, klausa, dan kalimat yang dipaparkan oleh Kridalaksana (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kalimat tak lengkap terdapat pada judul rubrik dan judul topik. Namun, terdapat kekecualian yang terjadi, yaitu penggunaan kalimat lengkap pada judul berita dan judul tambahan. Selain itu, ditemukan adanya kecenderungan penggunaan kalimat lengkap pada judul berita keras (hardnews) dan kalimat tak lengkap pada judul berita lunak (softnews). Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengategorian judul sebagai kalimat tak lengkap yang diungkapkan Kridalaksana terjadi perkembangan pada penggunaannya di surat kabar sesuai dengan data yang diteliti.

ABSTRACT
Mass media as the language reflection that is being used by wide people community has it own style of language to attract the reader?s attention which is reflected in the newspaper title writing structure. This research discuss about the sentences structure of forming title and it correlation with sort of news in daily newspaper, Kompas. In Kompas, there was found four type of title that is being studied, and specifically known as, section title, headings, headline, and additional title. The explanation in analysis result is using the theory of words categorization, phrase, clause, and sentences as well being explanation by Kridalaksana (1999). The research result indicate that the using of incomplete sentences could be found on the section title and headings. However, there is an exception that take place, that is headline and additional title. Furthermore, there was found a tendency of using incomplete sentences in hardnews title and complete sentences in softnews title. From all of that, this could be concluded that the categorization of title as incomplete sentences which is being disclosed by Kridalaksana has a development on its use in the newspaper due to the data that were examined. "
2016
S63428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadli Arifin
"ABSTRAK
Media massa sebagai cerminan bahasa yang digunakan oleh masyarakat luas mempunyai gaya bahasa tersendiri untuk menarik perhatian pembaca yang tercermin pada penulisan judul dalam surat kabar. Penelitian ini membahas struktur kalimat pembentuk judul dan hubungannya dengan jenis berita dalam surat kabar Kompas. Dalam Kompas terdapat empat jenis judul yang diteliti, yaitu judul rubrik, judul topik, judul berita, dan judul tambahan. Dalam pemaparan hasil analisis, digunakan pengategorian kata, frase, klausa, dan kalimat yang dipaparkan oleh Kridalaksana 1999 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kalimat tak lengkap terdapat pada judul rubrik dan judul topik. Namun, terdapat kekecualian yang terjadi, yaitu penggunaan kalimat lengkap pada judul berita dan judul tambahan. Selain itu, ditemukan adanya kecenderungan penggunaan kalimat lengkap pada judul berita keras hardnews dan kalimat tak lengkap pada judul berita lunak softnews . Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengategorian judul sebagai kalimat tak lengkap yang diungkapkan Kridalaksana terjadi perkembangan pada penggunaannya di surat kabar sesuai dengan data yang diteliti.

ABSTRACT
Mass media as the language reflection that is being used by wide people community has it own style of language to attract the reader rsquo s attention which is reflected in the newspaper title writing structure. This research discuss about the sentences structure of forming title and it correlation with sort of news in daily newspaper, Kompas. In Kompas, there was found four type of title that is being studied, and specifically known as, section title, headings, headline, and additional title. The explanation in analysis result is using the theory of words categorization, phrase, clause, and sentences as well being explanation by Kridalaksana 1999 . The research result indicate that the using of incomplete sentences could be found on the section title and headings. However, there is an exception that take place, that is headline and additional title. Furthermore, there was found a tendency of using incomplete sentences in hardnews title and complete sentences in softnews title. From all of that, this could be concluded that the categorization of title as incomplete sentences which is being disclosed by Kridalaksana has a development on its use in the newspaper due to the data that were examined. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>