Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiqih Zakiyah
"Bangsa Arab merupakan yang pandai membuat karya sastra terutana puisi. Puisi sudah dikenal oleh masyarakat Arab sejak zaman jahiliah hingga modern. Salah satu penyair terkenal zaman jahiliah adalah Maimun Aʻsya bin Qaisi (ميمون أعشى بن قيس) dikenal dengan sebutan Aʻsya Qaisi dengan puisi yang bertemakanMadaḥ (pujian). Puisi ini dibuat ketika Aʻsya memuji kedermawanan Muhallik kepada tamunya.Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukan unsur instrinsik dan ekstrinsik puisi pada puisi madaḥ karya Aʻsya Qaisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis struktur dan pendekatan secara objektif. Puisi mahdah karya Aʻsya Qaisi memiliki kelebihan yaitu keindahan kata-kata yang digunakan dengan mengguanakan majas simile atau pengulangan kata-kata. Puisi tersebut merupakan puisi zaman jahiliah sehingga masih terikat dengan aturan puisi seperti wazan atau Bahr.

Arab is a nation blessed with citizens talented in literature, especially poem. Poem has been known by Arabian people since the Jahiliah era up until this modern era. One of the most famous poets in Jahiliah era is Maimun Asya bin Qaisi (ميمون أعشى بن قيس). Also known as Aʻsya Qaisi, he made poems with Madaḥ (praise to God) theme. His poems are made when Aʻsya praised the generosity of Muhallik (Allah the Almighty) in front of his guests. The goal of this research is to show the intrinsic and extrinsic elements of Madaḥ poem in Aʻsya Qaisi’s works. The method used in this research is qualitative method with a structural analysis and an objective approach. Aʻsya Qaisi’s Mahdah poems have distinguishing feature. The words are chosen and arranged beautifully by using simile or repetition. Since they are made in Jahiliah era, the poems were using the era’s rule of how poems should be like, for instance like Wazan or Baḥr.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muliani Setiawati
"Sejak masa Jahiliyah, puisi adalah seni sastra yang penting bagi bangsa Arab. Sebagai salah satu bentuk komunikasi yang paling banyak berperan, kegemaran mereka akan puisi besar sekali. Kedatangan Islam memberikan beberapa perubahan dalam kesusasteraan Arab, seperti tema dan tujuan pembuatan puisi. Hassan bin Tsabit merupakan salah satu penyair yang hidup di dua zaman; Jahiliyah dan Islam. Puisi al-hija’ adalah salah satu karyanya yang pada masa Islam berbeda dengan masa Jahiliyah. Puisi ini tidak lagi ditujukan untuk mencela, mengejek, atau menghina kabilah lain akan tetapi hanya digunakan untuk membalas ejekan dari orang kafir yang mengganggu dakwah Nabi. Makalah ini dibuat untuk menjelaskan unsur intrisik dan ekstrinsik puisi al-hija’ karya Hassan bin Tsabit dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural terhadap puisi tersebut.

In the period of Jahiliyah, poetry has been an important literature work for the Arabs. Poetry becomes one of the communication forms since the Arabs strongly interested in it. The arrival of Islam provides some changes in the Arabic literature, such as in the theme and the purpose of making poetry. Hassan bin Tsabit was a poet who lived in two periods, Jahiliyah and Islam. Al-Hija’ poetry was one of his works in the Islamic period which is difference from the Jahiliyah period. In the Islamic period, al-hija’ poetry was not any longer intended either to critize or to insult other tribes, but to face the unbelievers who bother the prophet.This paper discusses both the elements of intrinsic and extrinsic of al-hija’ poetry by Hassan bin Tsabit using literature method and structural analysis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Apriliani
"Jurnal ini mengkaji gambaran estetika puisi pada zaman Jahiliyah melalui puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma. Gambaran estetika ini dapat dilihat dari segi intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam puisi ini. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur kepustakaan,yaitu mengumpulkan data dan menganalisisnya. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa nilai estetika puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma termasuk dalam kategori yang tinggi, dan hampir dapat disamakan dengan puisi karya penyair terkenal yang sezaman, seperti Umru al-Qais dan an-Nabighah az-Zibyani.

This journal discusses about the aesthetic value of the jahiliyah era in madah and hikmah poems by Zuhair bin Abi Sulma. This aesthetic value is visible from intrinsic and extrinsic side in this poems. The authors using qualitative methods with literature study, that is collected data and analyze. The results of data analyze concluded that aesthetic value of madah and hikmah poetry by Zuhair bin Abi Sulma included in high category. Almost be equated with poems by famous poet in the same era, such as Umru al-Qais and an-Nabighah az-Zibyani.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Hidayat
"Bangsa Arab merupakan bangsa yang kaya akan karya sastra. Sepanjang perjalanannya, karya sastra di Arab mengalami perkembangan sejak masa jahiliyah hingga modern. Perkembangan puisi pada masa modern, secara bertahap mendapat pengaruh dari Eropa Baru, meskipun perubahannya mendapat tantangan dari para tradisionalis yang ingin tetap menjaga tradisi klasik, yaitu adanya monoritme dalam puisi Arab. Salah seorang penyair yang paling terpandang ketika itu adalah Ahmad Syauqi yang terkenal akan kepiawaiannya dalam mengolah kata-kata sastra dan mengeksplorasi keindahan puisi-puisinya.
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ghazal karya Ahmad Syauqi dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural terhadap puisi tersebut. Puisi ghazal karya Ahmad Syauqi adalah bukti bahwa ia merupakan penyair yang memiliki kelebihan karena keindahan kata-katanya dan bahasanya mudah dimengerti. Puisi Ahmad Syauqi termasuk dalam aliran Al Muhafidzun yaitu puisi zaman modern yang masih terikat aturan pembuatan puisi zaman jahiliyah yang memiliki wazan atau bahr (ritme gaya lama) dan qafiyah (rima akhir atau kesesuaian akhir baris/satr).

The United Arab Emirates is a nation with an immense quantity of literary works. Throughout history, Arabian literary works have developed since the jahiliyah era until the modern one. The development of poetry in the modern era, gradually under the influence of the New Europe, although the change challenged by traditionalists who want to keep the classical tradition, that is the monoritme in Arabic poetry. One of the most distinguished a poet at the time it was Ahmad Syauqi which known for his expertise in managing the words of literature and explore the beauty of his poetry.
This paper aims to elaborate the intrinsic and extrinsic features of ghazal poems written by Ahmad Syauqi through the method of literary studies and structural analysis toward the poetry. The ghazal poems written by Ahmad Syauqi prove that he was a poet with specific talent because of the beauty and comprehensiv choice of words. Ahmad Syauqi’s poems are poems of modern era which are still have wazan or bahr a (based on old rhythm) and qafiyah (closing rhyme or the resemblance of sound/satr) named Al Muhafidzun.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Najmia Hermawati
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang puisi Arab di zaman Abbasiyah pada periode 750 ndash; 874 M / 132 ndash; 260 H. Pada perkembangannya, puisi arab mengalami kemajuan yang pesat di zaman dinasti Abbasiyah ini, salah satu pelopor kemajuan puisi Arab adalah peran dari khalifah saat itu. Menjadi lebih berkembang pada saat Dinasti Abbasiyah, pada perjalanannya dinasti ini banyak terpengaruh budaya asing yang masuk khususnya bangsa Persia, bersifat terbuka sehingga perkembangan puisi Arab ketika itu mengalami kemajuan. Dan kedudukan penyair saat itu juga disambut baik oleh para khalifah. Metode yang digunakan pada penulisan jurnal ini adalah metode studi pustaka dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan sejarah dan dinamika yang ada pada perkembangan puisi Arab. Setelah meneliti sumber-sumber yang ada, penulis mendapatkan tujuan dari penulisan jurnal ini, yaitu untuk mengetahui puisi arab di zaman Dinasti Abbasiyah pada periode tersebut, dan bagaimana perkembangan puisi arab di Dinasti Abbasiyah dapat maju hingga saat ini.

ABSTRACT
This journal discusses the Arabic poetry in the Abbasid era in the period 750 874 M 132 260 H. On development, the Arabic poetry made progress in this Abbasid dynasty, one of the pioneers of progress of Arabic poetry is the role of the caliph at the time. Become more developed at the time of the Abbasid dynasty, the dynasty 39 s journey affected many incoming foreign cultures, especially the Persians, is open so that the development of Arabic poetry as it progressed. And the position of poet when it was also welcomed by the caliphs. The method used in writing this journal is a method of literature by reading books relating to the history and dynamics that exist in the development of Arabic poetry. After researching the sources that exist, I get the purpose of writing this journal, which is to know Arabic poetry at the time of the Abbasid dynasty in the period, and how the development of Arabic poetry in the 39 Abbasids can go forward to the present."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fildza Adlina Amanda
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas unsur retorika dalam puisi Suquthu Al-Qamari karya Mahmoud Darwish. Puisi tersebut tertulis di dalam kumpulan buku puisi karya Mahmoud Darwish yang berjudul “Burung Mati di Galilea” yang diterbitkan pada tahun 1969. Tema puisi ini adalah patriotisme dan menceritakan keadaan yang dialami oleh rakyat Palestina ketika dijajah oleh Israel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori retorika Arab atau balaghah berupa al-ma‘ani, al-bayaan, dan al-badii’ untuk menganalisis unsur-unsur retorika di dalam puisi tersebut. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku-buku, artikel jurnal, dan artikel internet. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah teori retorika Arab yang digunakan dalam puisi ini menggambarkan adanya penderitaan yang dirasakan oleh rakyat Palestina dan perlakuan kasar yang dilakukan oleh Israel sehingga menyebabkan rakyat Palestina terluka.

This research aims to discuss about the rhetorical aspects in Suquthu Al-Qamari poem by Mahmoud Darwish. This poem was written in a book of poem collection by Mahmoud Darwish titled “Birds Die in Galilea” which was published in 1969. The theme of this poem was patriotism and telling the situation that Palestinians were in when they are being crushed by Israel. This research used descriptive method with qualitative approach. This research applied Arabic rhetoric theory or balaghah as in al-ma’ani, al-bayaan, and al-badii’ for analyzing the rhetorical elements in this poem. The sources of this research is from books, articles, journals, and articles from the internet. From the Arabic rhetoric theory that is used to analyze this poem, this research points out that there is an overview of suffering felt by the people of Palestine also harsh treatment from the Israel so that Palestine has to endure such pain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Soffah
"Skripsi ini membahas puisi yang dibuat oleh penyair zaman Jahiliyah, Nâbigah aż-Żibyânî. Puisi iʻtiżâr termasuk ke dalam kategori puisi Arab Klasik karena dibuat pada zaman Jahiliyah. Beberapa ciri khas puisi Arab Klasik adalah menyesuaikan pada wazan atau baḥr, qâfiyah, bahasanya jelas, singkat dan padat, tidak memakai kata-kata asing dan tidak pasaran. Selain itu, diungkapkan pula unsur-unsur yang memperindah bahasa dalalm puisi melalui analisis struktur dan isi.

This undergraduate thesis is explaining about the poem written by poet in Jahiliyah era, Nâbigah aż-Żibyânî. The iʻtiżâr poetry of Nâbigah aż-Żibyâni is categorized into Classical Arabic poetry because it was made in Jahiliyah era. Classical Arabic poetry is usually adopted to wazan or baḥr, qâfiyah, the meanings are clear, concise, dense, and never using foreign words and independent. In addition, its also expressed the things that make the language in this poem atractive by means of the structure analysis and its content."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Oktaviani
"Bangsa Arab adalah bangsa yang sangat besar dan berbudaya. Banyak peninggalan- peninggalan bersejarah yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati, baik itu bangunan fisik maupun tulisan-tulisan berseni tinggi. Salah satunya adalah karya sastra Arab yang berasal dari zaman Jahiliyah yaitu mulai dari satu setengah abad atau dua abad sebelum Islam hingga zaman Modern yaitu mulai abad 13 H. Pada zaman Jahiliyah, puisi (As-syi‟ir) merupakan karya yang menempati posisi tertinggi. Salah satu penyair terkenal meski bukan termasuk al mu‟allaqat ketika itu adalah Al-Khansa yang memiliki banyak karya diantaranya puisi yang bertemakan ar-ritsa (ratapan). Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural terhadap puisi tersebut. Puisi ar-ritsa karya Al-Khansa adalah bukti bahwa ia merupakan penyair wanita yang memiliki kelebihan karena keindahan kata-katanya dan mudah dimengerti. Puisi Al-Khansa merupakan puisi zaman Jahiliyah yang masih terikat aturan pembuatan puisi zaman Jahiliyah yaitu memiliki wazan atau bahr (mengikuti prosodi atau ritme gaya lama) dan keunikan dalam penempatan awal larik yang beragam, ada yang dimulai dari pinggir kanan, ada yang dimulai dari tengah.

Arab nation is a nation that is very great and cultured. Many historic relics that are still can be enjoyed, are building physical and high artistic writings. One is the work of Arabic literature from the Jahiliya era which is from a half a century or two centuries before Islam to the Modern era starting from the 13th century H. In the Jahiliya era, poetry (As-syi'ir) is a work of the highest position. One of the famous poet, although not including al mu'allaqat, was Al-Khansa who has many works of poetry on the theme of which ar Ritsa (lament). This paper is made to explain the intrinsic and extrinsic elements of poetry ar-ritsa by Al-khansa using structural analysis of the literature and the poetry. Poetry ar-ritsa by Al-Khansa is proof that she was poetess who had the advantage of the beauty of her words and simple to understand. Al-Khansa poetry is poetry that still bound the Jahiliya era rules of poetry-making era Jahiliya that has wazan or bahr (prosody or rhythm following the old style) and uniqueness in the initial placement of a diverse array, there are starting from the right edge, there is the beginning of the middle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad
"Jurnal ini membahas tentang analisis puisi al-ghazal karya Basysyar ibn al-Burd. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik dari puisi Al-Ghazal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Kesimpulan penelitian ini bahwa puisi al-Ghazal karya Basysyar ibn al-Burd adalah ungkapan dan cermin dialog cinta yang terjadi antara dia dan wanita yang dirindukannya.

This Thesis discusses about poetry analyze al-ghazal by Basysyar ibn al-Burd. The purpose of this study desrcibe about intrinsic and extrinsic of poetry al-ghazal. This research use qualitative methods. The conclusion of this analysis is that love the expression and makeup dialogue that took place between him and the woman to his heart."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vetty Andiana
"ABSTRAK
Adnan Al-Sayegha adalah penyair Irak yang diasingkan dari negaranya. Salah satu puisi yang ia buat dalam pengasingannya adalah puisi al-?ab?r ?il? manf?. Adab Al-Mahjari adalah puisi yang dibuat oleh diaspora Arab di Amerika. Meskipun tidak tinggal di Amerika, Adnan Al-Sayegh termasuk diaspora Arab yang tinggal di luar Arab. Dalam jurnal ini, akan dibahas kesesuaian antara puisi al-?ab?r ?il? manf? yang dibuat oleh Adnan Al-Sayegh dengan puisi mahjari. Dengan menganalisis struktur dan isi serta mencari tema puisi, akan ditemukan kesesuaian antara keduanya. Selain tema, dalam jurnal ini, akan dibahas mengenai gaya bahasa dalam puisi al-?ab?r ?il? manf? dengan menggunakan teori balaghah.Puisi al-?ab?r ?il? manf? tidak lagi memiliki ciri-ciri puisi tradisional arab yang menggunakan aturan-aturan terikat. Strukturnya mengikuti puisi-puisi barat modern dengan penggunaan rima bebas dan letak puisi yang tidak mengikuti aturan tertentu. Melalui isi puisi ini, tema yang ditemukan adalah kebebasan dari penindasan. Tema ini merupakan penyampaian perasaan penyair dalam pengasingannya. Baik dari struktur maupun isi, puisi al-?ab?r ?il? manf? memiliki kesesuaian dengan ciri-ciri puisi mahjari. Penyair banyak menggunakan gaya bahasa yang memiliki makna konotatif seperti al- isti rsquo;aarat dan majaz mursal.

ABSTRACT
Adnan Al Sayegha is an exiled poet from Irak. One of the poem he made in his exile was al ab r il manf .. Adab Al Mahjari is a type of poem that are made by Arabic diaspora who emigrated to America. Even though he does not live in America, Adnan Al Sayegh is one of Arab diaspora who lives outside of his fatherland. This journal will discuss compatibility between the poem al ab r il manf that was written by Adnan Al Sayegh and mahjari poem. By analyzing structure and content of the poem along with the theme, researcher will be able to find the compatibility between the two. Aside from that, this journal will also discussed languages styles used in al ab r il manf using balaghah to analyze it. Al ab r il manf , no longer have the characteristics of traditional arab poems. The poem follow the structure of modern poetry by using free verse and tipography that does not follow any rules. In this poem, the theme that were found was freedom from oppression. This theme is used by the poet to convey his feelings about his exile. Bothe the structure and the content of this poem have compatibility with mahjari poems. A lot of the language style that were found in this poem are the ones with connotative meaning such as al isti rsquo aarat dan majaz mursal."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>