Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83214 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajardo Yoshia
"Sepeda motor merupakan kendaraan yang banyak digunakan saat ini. Sepeda motor menggunakan motor bakar agar dapat dioperasikan dan menghasilkan gas-gas sisa pembakaran, antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hydrocarbon (HC), dan Oksigen (O2). Untuk mengurangi produksi polutan tersebut, dilakukan penelitian untuk optimalisasi kinerja motor bakar 4 langkah yang digunakan oleh sepeda motor dengan melakukan modifikasi pada camshaft, yaitu membuat lift bervariasi pada camshaft yang akan digunakan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tinggi bukaan katup yang paling efektif, baik dari segi konsumsi bahan bakar, emisi, maupun daya yang dihasilkan.
Dari hasil penelitian, penggunaan camshaft kondisi 1 dengan intake lift 4 mm dan exhaust lift 3.95 mm, efektif digunakan untuk pengoperasian motor bakar pada putaran mesin < 5000 RPM, dengan penurunan kadar CO 42.07%; kenaikan kadar CO2 5.58%; penurunan kadar HC 21.63%; kenaikan kadar O2 3.54%; penurunan daya yang kecil, yaitu 1.92%; dan penurunan konsumsi bahan bakar 9.95%. Camshaft kondisi 3 dengan intake lift 5 mm dan exhaust lift 4.9 mm, efektif digunakan pada putaran mesin > 5000 RPM, dengan penurunan kadar CO 26.47%; penurunan kadar CO2 4.99%; penurunan kadar HC 20,83%; dan kenaikan kadar O2 3.17%; penurunan daya yang kecil 2.74%; dan penurunan konsumsi bahan bakar 0.71%. Dapat disimpulkan dengan menggunakan camshaft kondisi 1 pada putaran mesin < 5000 RPM dan camshaft kondisi 3 pada putaran mesin > 5000 RPM, maka dapat dilakukan penghematan konsumsi bahan bakar dan pengurangan emisi gas beracun hasil proses pembakaran secara signifikan.

A motorcycle is the vehicle that widely used today. To operate this kind of vehicle, motorcycles use internal combustion engine and produces combustion residual gases, such as Carbon Monoxide (CO), Carbon Dioxide (CO2), Hydrocarbon (HC), and Oxygen (O2). In order to reduce the production of these pollutants, a research is done for the optimization of the performance of four strokes engine that used by motorcycle, by doing a modification of the camshaft to make variation lift on camshaft. The purpose is to make the most effective opening valve lift, in terms of fuel consumption, emissions, and power generated.
From this research, the used of ?camshaft 1? with 4 mm intake lift and 3.95 mm exhaust lift, effectively used for the operation of internal combustion engine below 5000 RPM, with 42.07% decreasing of CO levels; 5.58% increasing of CO2 levels; 21.63% decreasing of HC levels; 3.54% increasing of O2 levels; little reduction of power for 1.92%; and fuel consumption decreased of 9.95%. The use of "Camshaft 3" with 5 mm intake lift and 4.9 mm exhaust lift, effectively used for the operation of internal combustion engine above 5000 RPM, with 26.47 decreasing of CO levels; 4.99% decreasing of CO2 levels; 20.83% decreasing of HC levels, 3.17% increasing of O2 levels; little reduction of power for 2.74%; and fuel consumption decreased 0.71%. In conclusion, by using the ?camshaft 1? below 5000 RPM and ?camshaft 3? above 5000 RPM, we can significantly reduce both of fuel consumption and toxic gases, producted by combustion process
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S45685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Putu Octavio
"Parameter dari kualitas pembakaran pada motor pembakaran dalam dapat dilihat dari performanya dan emisi gas buang yang dihasilkan. Salah satu faktornya adalah kualitas bahan bakar yang digunakan. Metode untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan memberi katalis pada bahan bakar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahan bakar mengikat oksigen, sehingga dapat memberikan efek pembakaran yang lebih baik. Tujuan lainnya adalah penggunaan katalis diharapkan dapat menghemat konsumsi bahan bakar dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik. Pengujian ini menggunakan bahan bakar dasar premium.
Katalis yang digunakan antara lain tipe A, yaitu katalis dimasukan kedalam tangki bahan bakar. Sedangkan katalis yang kedua, tipe B, katalis dilewatkan pada aliran bahan bakar yang terletak di antara pompa bahan bakar dan karburator. Pengujian juga dilakukan dengan melakukan perpaduan antara kedua katalis.
Hasil pengujian menunjukan bahwa penggunaan perpaduan kedua katalis menghasilkan performa yang lebih baik bila dibandingkan dengan premium tanpa katalis. Kombinasi ini dapat meningkatkan daya (BHP) rata-rata sebesar 9,48% dan efisiensi thermal rata-rata sebesar 9,47%, serta penurunan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 9,8% dan penurunan emisi gas buang sebesar 10,21%.

The indicators quality of internal combustion engines are performance and exhaust gas condition. One of the factors is the quality of fuel that is used. The method to increase fuel quality is by mixing fuel with catalyst. The purpose is the fuels can bind oxygen easily and get the better combustion process. Other purposes are to decrease fuels consumption and good for the environment. This research use gasoline as fuels.
The type of catalyst is A that is input to fuel tank. The second type is B, which is passed by fuel and is located between carburetor and fuel pump. The experiments also use both of fuel catalyst combination.
The result of experiments indicates that utilization both of catalyst combination can increase BHP average 9.48% and thermal efficiencies 9.47%. The results also show that the specific fuel consumption decrease 9.8% and emission decrease 10.21% compare to gasoline result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50956
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bramantika Aditya Nugroho
"Perkembangan dunia otomotif berkembang dengan pesat, dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Seiring dengan itu bertambah pula kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM). Akan tetapi, ketersediaan BBM itu sendiri semakin lama semakin berkurang. Oleh karena itu, harus dilakukan penghematan pemakaian BBM. Salah satu cara adalah dengan menambahkan aditif pada bahan bakar, dengan tujuan agar proses pembakaran lebih baik, sehingga meningkatkan performa mesin serta mengurangi kadar emisi gas buang.
Penelitian ini akan membahas tentang perbandingan aditif oksigenat dengan non oksigenat sebagai aditif pada motor otto empat langkah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Termodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI. Parameter yang akan dianalisa adalah daya (BHP), konsumsi bahan bakar spesifik, efisiensi termal, dan kadar emisi yang dihasilkan (HC, CO, CO2, O2, dan NOX). Aditif serta komposisi yang digunakan pada penelitian ini adalah: Griffon 0,33 gr, Power 21 0,1 , ELF 0,25 %, dan Prima Ace 0,25 %.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penambahan Griffon 0,33 gr pada Premium menaikkan daya sampai 14,7%, penurunan nilai SFC sampai 24,3 %, peningkatan efisiensi termal 32,1 %, serta penurunan kadar HC, O2 dan CO dan peningkatan kadar CO2 dan NOX. Hasil tersebut secara keseluruhan, merupakan hasil rata-rata terbaik apabila dibandingkan dengan aditif yang lain.

Improvement in automotive world has rapidly increase, it is marked by the total of vehicle produced every day, with that conditions, the needs of oil fuel is also increase. But the supply of oil fuel itself will be decrease, because oil fuel is one of the non renewable energy. For that we have to save the use of oil fuel. One of the way to save the fuel, is to add on additive in the gasoline, so that the combustion process will be better, and the result of that are the engine performance will be better also and the reduction of exhaust emission.
This research will explain about comparison of oxygenate additive with non oxygenate additive as an additive on four stroke otto engine. Research are held on Mechanical Engineering Department, Engineering Faculty University of Indonesia. Parameter that will be analyzed is power (BHP), specific fuel consumption, thermal efficiency, dan percentage of emission (C, CO, CO2, O2, and NOx). The additive and its composition that we used are Griffon 0,33 gr, Power 21 0,1 %, ELF 0,25 %, and Prima Ace 0,25 %.
From the experiment, we obtain that if griffon 0,33 gr add on Premium will increase engine power until 14,7 %, SFC drop until 24,3 %, thermal efficiency raise until 32,1 %, and decrease HC, O2 and CO emission, also increase CO2 and NOX emission. This result is the best average result compare to the other additive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sudianto
"Perkembangan teknologi otomotif yang begitu pesat terutama kendaraan bermotor berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Penggunaan kendaraan bermotor untuk berbagai macam keperluan baik untuk kendaraan transportasi maupun keperluan lain. Jenjs yang paling banyak dipakai adalah motor bensin 4 langkah. Bahan bakar premium yang dipasarkan saat ini seringkali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja maupun kadar emisi gas buang yang dihasilkan. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi hal ini salah satu caranya adalah dengan penambahan aditif pada bahan bakar maupun pada oli pelumas. Dengan penambahan aditif ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas bahan bakar sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja mesin. Penambahan aditif ini pun seringkali menimbulkan berbagai macam kendala. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu pengujian terhadap berbagai macam aditif, baik aditif bahan bakar (fuel additive) maupun aditif pelumas (oil treatment) agar penambahan aditif ini baik untuk mesin maupun lingkungan. Dari uji coba yang dilakukan pada mesin uji stasioner (Otto engine test bed) dengan memilih berbagai merek aditif bahan bakar dan aditif pelumas secara acak. Secara umum aditif-aditif tersebut berpengaruh terhadap kenaikan daya output mesin (BHP), tertinggi sebesar 13,33% pada 1700 rpm, penurunan konsumsi bahan hakar (BFC) tertinggi sebesar 5,18% pada 2200 rpm dan penurunan emisi gas buang CO sebesar 4,63% pada 1200 rpm dan HC 9,12% pada torsi 20 Nm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiko Satiawan
"Parameter dari kualitas pembakaran pada motor pembakaran dalam dapat dilihat dari perfomanya dan emisi gas buang yang dihasilkan. Salah satu faktornya adalah kualitas bahan bakar yang digunakan. Metode untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan memberi katalis pada bahan bakar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahan bakar mengikat oksigen, sehingga dapat meberikan efek pembakaran yang lebih baik. Tujuan lainnya adalah penggunaan katalis diharapkan dapat menghemat konsumsi bahan bakar dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik. Pengujian ini menggunakan bahan bakar dasar pertamax plus. Katalis yang digunakan antara lain type a (sebut tablet), yaitu katalis dimasukan kedalam tangki bahan bakar. Sedangkan katalis yang kedua type b, katalis yang dipasang pada saluran bahan bakar yang terletak diantara pompa bahan bakar dan karburator. Pegujian juga dilakukan dengan melakukan perpaduan antara kedua katalis. Hasil pengujian menunjukan bahwa penggunaan perpaduan kedua katalis tidak menghaslkan performance yang baik jika dipadukan dengan bahan bakar pertamax plus. Dari hasil yang ada, penggunaan pertamax plus lebih baik daripada menggunakan katalis ini.

The parameters of the combustion quality of the internal combustion engine can be seen from perfomanya and exhaust emissions produced. One factor is the quality of fuel used. Methods to improve the quality of the fuel is to provide a catalyst to fuel. it aims to improve fuel bind oxygen, so it can not give a better burning effect. Other goal is the use of catalysts is expected to save fuel consumption and exhaust emissions better. This test uses the base fuel plus pertamax. Catalysts used include type A (called tablet), the catalyst is inserted into the fuel tank. While the second catalyst type b, a catalyst installed in the fuel line located between the fuel pump and carburetor. Test of also be done through a combination of the two catalysts. Test results show that use of a blend of the two catalysts not menghaslkan good performance when combined with fuel pertamax plus. Of the existing results, use pertamax plus better than using this catalyst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S58399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfie Ahmaddani
"Indikator kualitas dari motor pembakaran dalam adalah performa dan gas buang. Salah satu faktor yang mempengaruhi kuaitas adalah bahan bakarnya. Metode untuk menaikkan kualitas bahan bakar yaitu dengan menambahkan katalis ke dalamnya. Tujuannya adalah untuk mengikat molekul oksigen dengan mudah sehingga mendapatkan proses pembakaran yang lebih baik. Tujuan lain yaitu untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi yang baik untuk lingkungan. Penelitian ini menggunakan bensin (Pertamax) sebagai bahan bakar. Tipe katalis A dimasukkan kedalam tangki bahan bakar. Tipe katalis B diletakkan saluran bahan bakar antara karburator dan pompa bahan bakar. Pengujian juga menggunaka kombinasi keduanya. Hasil penelitian dari penggunaan kedua jenis katalis tersebut menunjukkan peningkatan Daya (BHP), efisiensi Thermal, dan pengurangan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang.

The indicators quality of internal combustion engines are performance and exhaust gas condition. One of the factors is the quality of fuel that is used. The method to increase fuel quality is by added fuel with catalyst. The purpose is the fuels can bind oxygen easily and get the better combustion process. Other purposes are to decrease fuels consumption and good for the environment. This research use gasoline (Pertamax) as fuels. The type of catalyst is A that is input to fuel tank. The second type is B, which is passed by fuel and is located between carburetor and fuel pump. The experiments also use both of fuel catalyst combination. The result of experiments indicates that utilization both of catalyst combination can increase BHP average and thermal efficiencies. The results also show that decrease the specific fuel consumption and emission compare to gasoline result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50951
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Setyo Wibowo
"Bioetanol menjadi salah satu bahan bakar alternatif, terbarukan, ramah lingkungan, dan peningkat angka oktana bensin, yang diaplikasikan untuk mesin motor pembakaran dalam. Mesin kendaraan dengan kebutuhan angka oktana yang sesuai, menghasilkan kinerja mesin berupa daya, emisi gas buang, dan konsumsi bahan bakar yang optimal. Penelitian ini menyajikan pengaruh angka oktana bensin yang divariasikan dengan bioetanol terhadap karakteristik bahan bakar, performa mesin, kecepatan pembakaran laminar (Laminar Burning Velocity, LBV) dan optimasinya terhadap variasi kondisi motor Otto 150 cc. Penambahan etanol hingga 40% (E40) menghasilkan peningkatan angka oktana tertinggi pada Bensin 88, sebesar 17.3%. Kinerja mesin optimum didapatkan pada bahan bakar E40 dengan pengaturan Engine Control Unit (ECM) meliputi ignition timing sebesar +2o CA dan fuel injection duration sebesar -10%. Optimasi penambahan etanol terhadap Primary Reference Fuel (PRF), untuk mendapatkan angka oktana (RON) 84, 86, 88, 90, dan 92, menghasilkan persamaan polinomial yang menunjukkan kesesuaian dengan hasil eksperimen menggunakan mesin Cooperative Fuel Research (CFR). Rasio ekuivalen 1,1 menghasilkan LBV tertinggi dibandingkan rasio ekuivalen 1,0 dan 0,9 pada setiap titik angka oktana PRF yang dianalisis.

Diversification of biofuel with bioethanol utilization is necessary to increase energy security and improve environmental air quality. As an octane booster for gasoline, bioethanol is applied to internal combustion engine with an appropriate octane number requirements, producing an optimum engine performance, i.e., power, emissions, fuel consumption. This study investigates the effect of gasoline octane number, which is varied with bioethanol, on fuel characteristics, engine performance, laminar burning velocity (LBV) and its optimization on the Otto engine. Based on the results, the addition of 40% ethanol (E40) resulting in the highest octane number increase in Gasoline 88, up to 17.3%. Optimum engine performance is obtained on E40 fuel blend with Engine Control Unit (ECM) settings, including ignition timing of +2 oCA and fuel injection duration of -10%. Optimizing the addition of ethanol to Primary Reference Fuel (PRF) to get octane numbers (RON) of 84, 86, 88, 90, and 92 produces polynomial equations that show conformity with experimental using the Cooperative Fuel Research (CFR) engine. The 1.1 equivalence ratio resulted in the highest LBV compared to the 1.0 and 0.9 equivalence ratios at each point of the analyzed PRF octane number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bioetanol menjadi salah satu bahan bakar alternatif, terbarukan, ramah lingkungan, dan peningkat angka oktana bensin, yang diaplikasikan untuk mesin motor pembakaran dalam. Mesin kendaraan dengan kebutuhan angka oktana yang sesuai, menghasilkan kinerja mesin berupa daya, emisi gas buang, dan konsumsi bahan bakar yang optimal. Penelitian ini menyajikan pengaruh angka oktana bensin yang divariasikan dengan bioetanol terhadap karakteristik bahan bakar, performa mesin, kecepatan pembakaran laminar (Laminar Burning Velocity, LBV) dan optimasinya terhadap variasi kondisi motor Otto 150 cc. Penambahan etanol hingga 40% (E40) menghasilkan peningkatan angka oktana tertinggi pada Bensin 88, sebesar 17.3%. Kinerja mesin optimum didapatkan pada bahan bakar E40 dengan pengaturan Engine Control Unit (ECM) meliputi ignition timing sebesar +2o CA dan fuel injection duration sebesar -10%. Optimasi penambahan etanol terhadap Primary Reference Fuel (PRF), untuk mendapatkan angka oktana (RON) 84, 86, 88, 90, dan 92, menghasilkan persamaan polinomial yang menunjukkan kesesuaian dengan hasil eksperimen menggunakan mesin Cooperative Fuel Research (CFR). Rasio ekuivalen 1,1 menghasilkan LBV tertinggi dibandingkan rasio ekuivalen 1,0 dan 0,9 pada setiap titik angka oktana PRF yang dianalisis.
Diversification of biofuel with bioethanol utilization is necessary to increase energy security and improve environmental air quality. As an octane booster for gasoline, bioethanol is applied to internal combustion engine with an appropriate octane number requirements, producing an optimum engine performance, i.e., power, emissions, fuel consumption. This study investigates the effect of gasoline octane number, which is varied with bioethanol, on fuel characteristics, engine performance, laminar burning velocity (LBV) and its optimization on the Otto engine. Based on the results, the addition of 40% ethanol (E40) resulting in the highest octane number increase in Gasoline 88, up to 17.3%. Optimum engine performance is obtained on E40 fuel blend with Engine Control Unit (ECM) settings, including ignition timing of +2 oCA and fuel injection duration of -10%. Optimizing the addition of ethanol to Primary Reference Fuel (PRF) to get octane numbers (RON) of 84, 86, 88, 90, and 92 produces polynomial equations that show conformity with experimental using the Cooperative Fuel Research (CFR) engine. The 1.1 equivalence ratio resulted in the highest LBV compared to the 1.0 and 0.9 equivalence ratios at each point of the analyzed PRF octane number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Prakoso
"Laju penggunaan kendaraan bermotor yang kian meningkat, akan mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar terutama bahan bakar bensin yang merupakan bahan bakar utama pada sektor transportasi darat. Hal ini akan memberikan dampak semakin berkurangnya pasokan cadangan minyak bumi serta mengakibatkan dampak lingkungan yang cukup signifikan berupa peningkatan gas beracun di udara terutama karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan sulfur oksida (SOx). Pada tahun 1983, pengujian unjuk kerja kendaraan bioethanol telah dilakukan pada 100 kendaraan roda empat dan 32 kendaraan roda dua.
Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak terjadinya penurunan unjuk kerja motor yang signifikan, akan tetapi terjadi beberapa kebocoran pada packing tangki bahan bakar. Saat ini, bahan bakar kendaraan ethanol dengan kadar pemurnian 99.5% sudah digunakan pada beberapa kendaraan dan transportasi darat lainnya. Dan hasil yang diperoleh pada kendaraan dengan bahan bakar ethanol berupa menurunnya emisi gas buang kendaraan dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar bensin. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kendaraan berbahan bakar ethanol adalah bagaimana caranya untuk meningkatkan kemampuan ethanol dalam memberikan efek positif terhadap pengurangan emisi gas buang dan meningkatkan unjuk kerja motor dengan memanfaatkan sisa gas buang kendaraan untuk dapat mengolah mandiri bahan bakar ethanol dengan kadar rendah menjadi bahan bakar ethanol dengan kadar tinggi.

The increased rate of current use of motor vehicles resulted in increased consumption of fuel, especially gasoline, which is the main fuel in land transportation sector. This will give the impact of the decreasing supply of petroleum reserves and lead to a significant environmental impact by increasing toxic gas in the air, especially carbon monoxide (CO), hydrocarbons (HC), and sulfur oxides (SOx). In 1983, testing the performance of bio-ethanol vehicles have been carried out at 100 four-wheeled vehicles and 32 motorcycles.
The results showed no impairment in motor performance was significant, but it happened a few leaks in the fuel tank packing. Currently, vehicle fuel ethanol with 99.5% degree of purification has been used on several vehicles and other land transportation. And the results obtained in the vehicle with ethanol fuel in the form of reduced vehicle exhaust emissions compared with gasoline-fueled vehicles. Challenges faced in the development of ethanol-fueled vehicles is how to improve the ability of ethanol to give a positive effect on reducing exhaust emissions and increase engine performance by utilizing the remaining exhaust gas vehicles to be able to process the ethanol fuel with low grade levels into fuel ethanol with high grade levels.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50918
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Carry Kharisma
"Semakin meningkatnya kebutuhan minyak bumi sebagai sumber energi primer yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk menemukan sumber energi alternatif. Energi terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol. Dalam penelitian ini akan dilakukan pencampuran etanol melalui variasi jalur main jet dan pilot jet secara terpisah dengan bensin premium. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan etanol sebagai campuran bahan bakar terhadap peforma mesin Otto dinamis. Besar kadar etanol yang digunakan adalah 80%, 85%, 90%, dan 95%. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan diketahui lewat jalur main jet atau pilot jet etanol dapat bekerja paling optimal sehingga layak digunakan sebagai campuran bahan bakar mesin Otto.
The increasing need for petroleum as a primary energy source is not renewable forcing people to find alternative energy sources. Renewable energy is one solution to deal with this issue. One source of renewable energy is Bioethanol. In this study ethanol blending will be done through a variety of courses main jet and pilot jet separately with premium gasoline. The goal is to determine the effect of the addition of ethanol as a fuel mixture of the Performance of dynamic Otto engines. Large levels of ethanol used was 80%, 85%, 90%, and 95%. From the results of this study is expected to be known via the main jet or pilot jet ethanol so it can work most optimal fit for use as a fuel mix Otto engines."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43598
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>