Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apitri Yansyah Tayeir
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja reksa dana saham yang tidak mengungguli portofolio pasar sebagai benchmark (IHSG) di Indonesia. Sampel penelitian ini menggunakan 23 reksa dana saham di Indonesia periode Juli 2006-Juni 2011. Kinerja reksa dana saham diukur dengan menggunakan model Jensen Alfa. Hasil analisis menunjukkan bahwa 1 dari 23 reksa dana saham berkinerja underperformance. Kinerja reksa dana saham tersebut dipengaruhi secara positif oleh faktor return market.

The main purpose of this study is to examine the underperformance of equity fund to market portfolio benchmark (IHSG) in Indonesia. The sample of the study using twenty three Indonesia’s equity fund in July 2006-June 2011. The equity fund performance measure by Jensen’s Alfa model. The analysis shows that 1 of the 23 sample underperformance to portfolio (IHSG). Performance of equity funds is influenced positively by the market return factor.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Larasati PM.
"Tujuan penelitian ini adalah mengukur kinerja reksa dana saham di Indonesia pada periode Januari 2007 hingga Desember 2011. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan Jensen?s Alpha Model dan Fama-French Three Factor Model. Pada penelitian ini dilakukan pengelompokkan reksa dana saham menjadi beberapa portofolio berdasarkan ukuran perusahaannya (size) dan nilai book-to-market dari saham-saham yang tergabung dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hasil penelitian dengan kedua model di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan reksa dana saham memiliki kinerja yang lebih tinggi (outperform) dari kinerja pasar. Faktor ukuran perusahaan dan nilai ­book-to-market tidak mempengaruhi tingkat pengembalian reksa dana saham. Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata reksa dana saham di Indonesia memuat saham dengan kapitalisasi yang kecil dan saham dengan nilai book-to-market yang rendah (growth stocks).

This study aims to examine the performance of equity mutual fund in Indonesia from January 2007 to December 2011. The performance?s measurements used are the Jensen?s Alpha and Fama-French Three Factor Models. This study classified the equity mutual fund into several portfolios based on size and book-to-market value of the stocks listed in Jakarta Composite Index (JCI).
The result of the Jensen?s Alpha and Fama-French Three Factor Models indicated that overall equity mutual fund are outperformed the market performance. The size and book-to-market are not significant factors in explaining equity fund returns. The results further indicate that the average equity fund in Indonesia holds smaller market capitalization stocks and smaller book-to-market value (growth stocks).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Laksana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fund size dan fund age terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Sampel penelitian ini terdiri dari 29 reksa dana saham di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi data panel. Dengan menggunakan metode Sharpe dan Treynor sebagai pengukuran kinerja, hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan, fund size dan fund age berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Kemudian, fund size memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana saham. Tetapi, fund age memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana saham.

The research aims to analyze the effect of fund size and fund age on equity mutual fund performance in Indonesia for the period 2009-2013. The sample used are 29 equity mutual funds. This research is a quantitative research by using panel data regression. By using Sharpe and Treynor methods as the mutual fund performance measurement, the results of this research indicate that simultaneously, fund size and fund age have significant effect on equity mutual fund performance. Furthermore, fund size has positive significant relationship on equity mutual fund performance. On the other hand, fund age has negative significant relationship on equity mutual fund performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja reksa dana saham dengan metode sharpe, treynor, jensen dan information rasio periode 2011 ndash; 2016. Investor yang menginvestasikan dananya pada reksa dana saham biasanya lebih mempertimbangkan faktor return yang dihasilkan dibandingkan dengan risiko yang kemungkinan terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini akan mempertimbangkan faktor risiko sebagai analisis kinerja reksa dana.Berdasarkan hasil penelitian selama 6 tahun dari 2011 ndash; 2016 diperoleh informasi bahwa Pratama Equity merupakan reksa dana saham dengan kinerja terbaik berdasarkan metode sharpe, treynor, jensen dan information ratio.

This study aims to analyze the performance of equity funds with sharpe, treynor, jensen and information ratios for the period 2011 2016. Investors who invest in equity funds are usually more concerned with the return factor generated than the risk that may occur. Therefore, this study will consider the risk factor as a mutual fund performance analysis.Based on the results of 6 years research from 2011 to 2016 obtained information that Pratama Equity is an equity fund with the best performance based on sharpe, treynor, jensen and information ratio method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Putera Djaffri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja imbal hasil Reksa Dana di PT XYZ. Analisis meliputi kinerja imbal hasil Reksa Dana, proses pembentukan portofolio Reksa Dana, proses evaluasi kinerja Reksa Dana, mekanisme perdagangan Reksa Dana, dan biaya-biaya Reksa Dana. Sampel yang digunakan adalah Reksa Dana XYZ D dan Reksa Dana XYZ B selama tahun 2013. Reksa Dana XYZ yang digunakan sebagai sampel berhasil memberikan imbal hasil di atas IHSG terutama karena faktor active management dalam alokasi aset yang dilakukan oleh manajer portofolio.

This research was intended to analyze the mutual fund return performance at PT XYZ. Analysis in this research including mutual fund return performance, mutual fund portofolio management process, mutual fund performance evaluation process, mutual fund trading mechanisms, and mutual fund fees. Sample used in this research are Reksa Dana XYZ D and Reksa Dana XYZ B during 2013. PT XYZ mutual funds that are used as sample successfully gave a superior return over Jakarta Composite Index (JCI) especially because of active management in asset allocation done by the portfolio manager.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Pratama Loeis
"Fokus dari penelitian ini adalah perilaku dari investor reksa dana terbuka ketika dihadapkan kepada sinyal informasi jamak mengenai kinerja historis dari reksa dana. Perilaku investor dapat tercermin dalam keputusan penempatan dan penarikan dana kelolaan reksa dana. Selain itu, penelitian juga mengamati keberadaan ambiguitas yang diterima investor atas sinyal informasi jamak, serta reaksi yang timbul atas ambiguitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor reksa dana terbuka memiliki sensitivitas atas sinyal informasi kinerja historis reksa dana, serta memiliki sensitivitas tambahan karena ambiguitas dari sinyal informasi jamak. Atas ambiguitas yang timbul, investor menempatkan bobot yang lebih kepada sinyal informasi negatif dan sinyal informasi terburuk dalam keputusan investasi.

The focus of this study is the behaviour of open-ended mutual fund investors when encountered with multiple information signals of mutual fund?s past performance. The behaviour of investors can be reflected on their decision to subscribe or redeem their funds from the mutual fund. Moreover, the research observes the presence of ambiguity within investors because of multiple information signals, and also their reaction towards it. The results found that open-ended mutual fund investors have sensitivity towards past performance information signals, and also have additional sensitivity to the ambiguity of multiple information signals. Because of the presence of ambiguity, investors give more consideration to negative information signals and the worst information signal in their investment decisions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renatha Gunstina
"Menurut laporan BAPEPAM, industri Reksa Dana di Indonesia pada tahun 2002 telah meningkat 21.3%, dari hanya 108 Reksa Dana pada akhir Desember 2001, menjadi 131 Reksa Dana pada akhir Desember 2002. Sementara itu dana kelolaan pada akhir tahun 2002 juga meningkat drastis hingga 300% dibandingkan dengari tahun 2001. Dan peningkatan dana kelolaan tersebut sebesar 80% berasal dan Reksa Dana Obligasi terutama obligasi rekap.
Dengan semakin berkembangnya instrumen Reksa Dana masalah yang dihadapi dari sudut pandang pemodal adalah bagaimana memilih aftematif Reksa Dana yang ada berdasarkan kinerja portofolio. Pertanyaan tentang apakah Manajer Investasi Reksa Dana dapat memberikan perkiraan pengembalian (expected return) di atas rata-rata pada benchmark yang tepat adalah isu yang relevan bagi investor. Karena pengukuran kinerja Reksa Dana merupakan perihal pokok yang dibahas dalam penelitian ini.
Jensen (1968) melahirkan suatu model yang mengukur kinerja portofolio dengan memperhitungkan profil risiko dan imbal hasil (risk adjusted return). Selanjutnya studi yang dilakukan oleh Traynor dan Mazuy (1966) serta Henriksson dan Merton (1981) berusaha merefleksikan kemampuan market timing dan stock selection sehingga diharapkan dapat diketahui saat yang tepat untuk memegang suatu portofolio. Model-model tersebut disebut model tradisional (unconditional) karena tidak memperhitungkan variabel-variabel perubahan kondisi makro ekonomi sebagai dasar pengambilan keputusan perubahan pembobotan dana pada pengukuran kinerja portofolio.
Menurut Ferson dan Warhter (1996) model-model unconditional mengabaikan kenyataan tingginya expected return di pasar modal terutama pada saat perekonomian yang sedang mengalami pemulihan sehingga keputusan Manajer Investasi yang terlihat mampu menghasilkan abnormal return pada masa pemulihan adalah bias. Sehubungan dengan itu Ferson mengembangkan suatu model conditional untuk mengatasi masalah pengukuran kinerja Manajer Investasi yang bias di masa pemulihan ekonomi. Pada model conditional diasumsikan bahwa portofolio yang disusun berdasarkan informasi yang tersedia di masyarakat (public information) tidak dapat dikatakan memiliki informasi yang superior. Manajer Investasi yang mampu secara tepat menggunakan lebih banyak informasi dibandingkan dengan yang tersebar di publik, dikatakan memiliki kemampuan superior sehingga diharapkan menghasilkan abnormal performance (Curley & Bear, 1979).
Dalam penelitian ini penulis mengkaji model pengukuran kinerja portofolio pendapatan tetap di Indonesia. Dengan menerapkan model unconditional (single factor dan multiple factor) dan conditional (single factor dan multiple factor), ingin diketahui model manakah yang lebih mampu menjelaskan kemampuan superior Manager Investasi. Kemampuan Manajer Investasi pada portofolio pendapatan tetap yang dinamis dapat diukur dari besamya R-squared (R2) dan kecilnya standard error (S.E) regresi.
Penulis juga menilai pengaruh indikator makro ekonomi terhadap pengukuran kinerja portofolio. Tiga indikator makro ekonomi yang digunakan yaitu laju inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, dan pertumbuhan uang beredar. Selain itu penulis juga menguji keberartian spread yield rating dan term spread yield claim pengukuran kinerja portofolio Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia.
Dan hasil penelitian diperoleh bahwa S.E regresi dan sum of squared residual (SSR) versi conditional untuk semua model, lebih besar dibandingkan S.E. regresi dan SSR versi unconditional. Dan secara statistik dengan uji beda dua varian terbukti bahwa bias model unconditional lebih besar dibandingkan bias model conditional. Secara empiris terlihat bahwa R2 conditional untuk model Jensen, model Treynor-Mazuy, dan model Tiga Faktor lebih besar dibandingkan R2 unconditional. Ini merupakan indikasi bahwa indikator makro ekonomi cocok dikenakan pada model Jensen, model Treynor-Mazuy, dan model Tiga Faktor.
Penelitian ini berhasil mengidentitikasikan bahwa dua indikator makro ekonomi yaitu jumlah uang beredar dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar temyata tidak memiliki keberartian penting secara statistik ketika dikenakan pada model Jensen, model Traynor - Mazuy, dan model Tiga Faktor. Sedangkan untuk indikator laju inflasi adalah signTikan pada tingkat kekeliruan 5% bails pada model Jensen, model Traynor -Mazuy, maupun model Tiga Faktor. Secara empiris hat ini menunjukkan bahwa investor di pasar obligasi secara rata-rata lebih banyak menggunakan informasi laju inflasi dalam membuat keputusan investasi.
Hasil regresi model Tiga Faktor versi unconditional maupun versi conditional antara variabel kelebihan pengembalian portofolio dengan spread yield rating tertinggi dalam investment grade dengan rating terendah dalam investment grade, berkisar antara 0.040130 hingga 0.053475. Ini merupakan indikasi awal bahwa semakin melebar spread yield-nya hingga 100 bp, maka Manajer Investasi memiliki peluang arbitrage sebesar 4.01 bp hingga 5.34 bp untuk meningkatkan kelebihan pengembalian portofolio.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa Manajer investasi telah menjadikan rating sebagai salah satu pertimbangan utama investasi dan menjadi acuan penting dalam penentuan yield yang diharapkan. Spread yield rating di pasar obligasi Indonesia, menunjukkan adanya rasionalitas dan konsistensi Manajer Investasi dalam perdagangan obligasi. Selisih tersebut merupakan premi risiko yang diminta manajemen untuk mengkompensasi risiko yang ditanggung atas investasi.
Parameter antara variabel kelebihan pengembalian portofolio dengan term spread, selisih yield obligasi pemerintah 10 tahun dengan yield obligasi pemerintah 5 tahunan, berkisar antara -0.9261840 hingga -0.631610. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin lebar hingga 10 bp term spread obligasi pemerintah jangka panjang dengan jangka pendek, yang merupakan indikator semakin besamya opportunity cost dari penghindaran pajak, maka kemampuan manajer untuk menghasilkan abnormal return menurun sebesar 6.31 bp hingga 9.26 bp.
Hubungan negatif antara variabel kelebihan pengembalian portofolio dengan term spread dapat dijelaskan bila dilihat dari nisi perpajakan. Peneliti melihat adanya kecenderungan Reksa Dana yang melebur setelah mencapai usia 5 tahun karena adanya fasilitas pembebasan pajak jika usia Reksa Dana kurang dari 5 tahun. Spread yield antara yield obligasi pemerintah jangka panjang dengan yield obligasi pemerintah jangka pendek sesungguhnya merupakan opportunity cost yang dihadapi oleh Manajer Investasi karena mefakukan kebijakan penghindaran pajak. Dapat dinyatakan bahwa semakin lebar term spread obligasi pemerintah jangka panjang dengan jangka pendek maka kemampuan manajer untuk menghasilkan abnormal return menjadi semakin mengecil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Anastasya
"Menggunakan Fama-French Three factor model dan Fama-French Five factor model, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja reksa dana saham di Indonesia selama periode Januari 2016 hingga Juni 2021. Adapun faktor-faktor yang diamati meliputi market factor, size factor, value factor, profitability factor dan investment factor. Penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran antara penggunaan FamaFrench Three Model dan Fama French Five Factor dalam menjelaskan excess return reksa dana saham. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Robust Least Square menggunakan data harian yang dianalisis per kuartal setiap tahunnya. Sampel yang digunakan meliputi 109 reksa dana saham yang aktif selama periode pengamatan. Hasil analisis menunjukan bahwa market factor menunjukan pengaruh yang paling signifikan terhadap excess return reksa dana saham di Indonesia. Berdasarkan nilai Adjusted R2 , Fama-French Five factor model menunjukan nilai yang lebih besar dibandingkan Three factor model, namun tidak ditemukan berbedaan yang signifikan dari kedua model tersebut dalam menjelaskan kinerja reksa dana saham di Indonesia.

Using the Fama-French Three factor model and the Fama-French Five factor model, this study aims to analyze the factors that can affect the performance of stock mutual funds in Indonesia during the period January 2016 to June 2021. The factors observed include market factor, size factor, value factor, profitability factor, and investment factor. This study also aims to compare the measurement results between the use of the Three factor model and the Five-Factor in explaining the excess return of stock mutual funds. This study uses a quantitative approach with the Robust Least Square method using daily data, analyzed quarterly for every year. The sample includes 109 actively managed equity mutual funds during the observation period. The results show that the market factor is the only factor that found significantly can affect the excess return of equity mutual funds in Indonesia. Based on the Adjusted R2 value, the Fama-French Five factor model shows a greater value than the Three factor model, but no significant difference was found between the two models in explaining the performance of equity mutual funds in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Desthiati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja, konsistensi kinerja dan market timing ability pada reksa dana saham di Indonesia. Dalam periode Januari 2012 - Desember 2016, penulis melakukan perhitungan dan pemeringkatan pada kinerja 36 reksa dana saham yang diukur dengan menggunakan metode Sharpe ratio, Jensen rsquo;s Alpha, M2 measure dan Information ratio. Pada pengukuran kemampuan market timing, penulis menggunakan metode Treynor-Mazuy.
Dari hasil penelitian kinerja reksa dana saham diurutkan pada nilai tertinggi dan terendah serta dibandingkan dengan kinerja pasar. Selanjutnya, peneliti juga mengukur tingkat konsistensi pada kinerja reksa dana saham yang dilakukan dengan membandingkan dua periode yaitu 2012-2014 dan 2015-2016. Hasil penelitian ini menyakatan bahwa dari sampel penelitian tidak terdapat konsistensi dari dua periode yang diperbandingkan. Pada hasil pengukuran market timing ability, terdapat 30 reksa dana saham yang memiliki kemampuan market timing yang superior.

This study aims to examine performance, performance consistency and market timing ability of equity mutual fund in Indonesia. Ranking of equity mutual fund's performance is calculated by using Sharpe ratio, Jensen's Alpha, M2 measure and Information ratio in period 2012 2016. Market timing ability of equity mutual fund is measured by using Treynor Mazuy method.
The result of performance analysis is ranked from highest to lowest of each value and also compared by market performance. Furthermore, a researcher measure a consistency of equity mutual fund's performance by comparing ranking of equity mutual fund's for two period between 2012 2014 and 2015 2016. The result is equity mutual fund has no consistency when compared between 2012 2014 and 2015 2016. In market timing abililty measurement, there were 30 equity mutual funds that have a superior ability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Astriani
"Perkembangan pasar modal menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan modalnya di bursa. Namun untuk dapat berinvestasi secara langsung, ada beberapa kendala yang dihadapi para investor. Kendala tersebut biasanya meliputi keterbatasan pengetahuan, informasi dan waktu. Salah satu alternatif instrumen keuangan yang dapat menjadi solusi atas kendala tersebut adalah reksa dana. Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Belakangan ini, reksa dana mulai menerapkan prinsip syariah dalam sistem operasionalnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kinerja reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional periode 2009-2011 dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Serta menggunakan metode baru yaitu DEA dan RAR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kinerja reksa dana syariah lebih baik dibandingkan reksa dana konvensional. Lalu, jika dibandingkan berdasarkan masing-masing manajer investasi, dari 3 manajer investasi yang diteliti 2 diantaranya menunjukkan bahwa kinerja reksa dana konvensionalnya lebih baik dibandingkan reksa dana syariahnya. Namun setelah dilakukan pengujian secara statistik dengan mengunakan pengujian independent sample t-test diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Reksa Dana syariah dengan konvensional.

The development of the capital market sucessfully attracted many investors to invest. But to invest directly, there are several obstacles faced by investors. These constraints include a limited knowledge, information and time. An alternative of financial instruments that could be a solution is Mutual Funds. Mutual funds is an instrument used to collect funds from investor and then invested in a portfolio of securities by investment managers. Lately, mutual funds began to apply the principles of sharia.
The purpose of this research is to analyze the comparison between the performance of sharia mutual funds and conventional from 2009 to 2011 measures by Sharpe, Treynor and Jensen. Then by new method, there are Data Envelopment Analysis and Risk Adjusted Return.
The result showed that overall, islamic mutual fund performance is better than conventional. And then, when compared by each investment managers, from 3 investment managers, 2 of them showed that conventional mutual funds performance was higher than sharia mutual funds. However, proved by independent sample t-test, the result showed that there was no significant difference between the performance of islamic mutual funds and conventional.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>