Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heri Hermansyah
Jakarta: UI-Press, 2010
531.113 HER k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan studi kinetika reaksi reformasi CH4/C02 menggunakan katalis Ni/A1203, dengan pendekatan analisis kinetika makro (`hukum pangkat sederhana' dan 'hukum pangkat kompleks') yang kemudian dikembangkan dengan analisis kinetika mikro. Hasil studi kinetika makro menunjukkan bahwa model kinetika `hukum pangkat kompleks' dapat memperbaiki model kinetika `hukum pangkat sederhana' yang selama ini dipakai pada reaksi reformasi C02/CH4.
Hasil pengembangan kinetika mikro menunjukkan bahwa model kinetika yang terbaik adalah yang diturunkan dari mekanisme khemisorpsi, dengan tahap penentu laju reaksinya adalah reaksi permukaan yang disertai dengan disosiasi C02.
Pada umumnya model kinetika makro dapat memprediksi data dengan baik, terutama jika kondisi operasinya berada pada rentang kondisi percobaan kinetika. Akan tetapi informasi kinetika yang diberikan oleh model kinetika makro tidak selengkap model kinetika mikro. Model kinetika `hukum pangkat sederhana' hanya berlaku pada rentang kondisi percobaan kinetika saja, sedangkan model `hukum pangkat kompleks' dan model kinetika mikro dapat dipakai pada rentang kondisi operasi yang lebih luas.
Parameter kinetika energi aktivasi yang diperoleh untuk semua model kinetika, ternyata lebih rendah dari pada entalpi reaksinya. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan pengaruh tahanan difusi masih ada, atau kondisi isotermal yang tidak/belum terpenuhi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP 1998 68
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Suryana
"Senyawa kalkon merupakan salah satu senyawa flavonoid yang mempunyai bermacam-macam aktivitas biologi diantaranya sebagai antibakteri dan kanker. Sintesis kalkon banyak dilakukan karena isolasi langsung senyawa dari bahan alam kurang menguntungkan dan dibutuhkan banyak tumbuhan untuk mendapatkannya, sehingga sintesis merupakan alternatif yang terbaik untuk mendapatkan kalkon dalam jumlah besar. Pada penelitian ini, kalkon disintesis dengan reaksi katalitik heterogen menggunakan padatan basa NaOH/Al2O3, dengan rasio impregnasi 1:3. Reaksi kondensasi aldol antara benzaldehida dan asetofenon dilakukan pada suhu 70 oC dan 80 oC dengan rasio molar antara benzaldehida dan asetofeon 3:2, katalis yang digunakan sebesar 7 % dan 10 % (% berat total reagen) kemudian dilakukan variasi waktu reaksi. Katalis yang telah disiapkan dikonfirmasi dengan metode XRD dan FTIR. Produk reaksi dianalisis dengan FTIR, UV-Vis dan GC-MS. Persentase yield terbesar yang diperoleh yakni 21,4 % untuk hasil sintesis kalkon dengan katalis 10% pada suhu 80 oC dan waktu reaksi 12 jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamim
"Kinetika dan mekanisme reaksi pembentukan kompleks M(II) : Co(II), Ni(II) dan Zn(II) dengan ligan 2-(5-bromo-2-piridilazo)-5 dietilaminofenol (5-Br-PADAP atau HL) pada antarmuka heksana-air telah dipelajari melalui pengukuran spektrofotometri UV-Vis menggunakan metode batch dan metode centrifugal liquid membrane (CLM) spektrofotometri. Molar rasio pembentukan kompleks Co(II), Ni(II) dan Zn(II) yang diperoleh adalah sama yaitu [M] : [HL] = 1 : 2, sehingga kompleks yang terbentuk adalah kompleks Co(II)L2, Ni(II)L2 dan Zn(II)L2.Melalui pembentukan kompleks dengan metode batch diketahui bahwa kompleks Co(II)L2 yang terbentuk akan terlarut dalam fasa air dengan ëmaks = 586 nm, kompleks Ni(II)L2 dapat terekstrak dalam fasa organik dengan ëmaks = 508 nm, sedangkan Zn(II)L2 terbentuk sangat sedikit pada fasa air. Kelarutan kompleks Zn(II)L2 pada kedua fasa sangat kecil. Pembentukan kompleks dengan metode CLM dapat diamati melalui spektra absorpsi pada waktu tertentu. Metode CLM menghasilkan spektra absorpsi monomer kompleks Co(II)L2 dengan ëmaks 574 nm, monomer kompleks Ni(II)L2 dengan ëmaks 550 nm serta kompleks Zn(II)L2 dengan ëmaks 566 nm, spektra yang berbeda dengan metode batch ini menunjukkan bahwa kompleks-kompleks tersebut berada pada antarmuka. Pembentukan kompleks M(II) ? 5-Br-PADAP yang diamati menggunakan metode CLM dipengaruhi oleh konsentrasi ion logam M(II), konsentrasi ligan dan pH.
Dari hasil kinetika reaksi pembentukan monomer kompleks, dapat diketahui mekanisme reaksi yang terjadi pada antarmuka sistem heksana-air. Untuk pembentukan kompleks Co(II)L2 diperoleh nilai Kkmp rata-rata sebesar (7,87 ±1,5) x101 M-1 s-1. Untuk pembentukan kompleks Ni(II)L2 diperoleh nilai kkmp rata-rata sebesar (1,72 0,26) x10±2 M-1 s-1, sedangkan untuk pembentukan kompleks Zn(II)L2 tidak diperoleh nilai konstanta laju reaksinya dikarenakan laju reaksi yang terlalu cepat. Penggunaan ligan dengan konsentrasi tinggi pada pembentukan kompleks dapat menghasilkan J-aggregat kompleks (kumpulan kompleks), yang ditunjukkan dengan pergeseran panjang gelombang ke arah panjang gelombang yang lebih besar (pergeseran merah atau batokromik). Bilangan aggregasi kompleks (Neff) yang diperoleh untuk kompleks Co(II)L2 adalah Neff = 3 sedangkan untuk kompleks Ni(II)L2 diperoleh nilai Neff = 4."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
KIM.027/08 Ham k
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Logan, S.R.
England: Longman, 1996
541.394 LOG f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Espenson, James H.
New York: McGraw-Hill, 1995
541.394 ESP c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laidler, Keith James, 1916-
New York: Harper Collins, 1987
541.394 LAI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Houston, Paul L
Boston: McGraw-Hill , 2001
541.394 HOL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laidler, Keith James, 1916-
New Delhi: Tata McGraw-Hill, 1979
541.394 LAi c;541.394 LAI c (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Qotrunnada Mubasyiroh
"Tulang belakang menjadi lokasi penyakit tuberkulosis (TB) tulang paling umum yang menyumbang sekitar setengah kasus TB tulang. Pengobatan via oral menggunakan empat obat antituberkulosis (OAT) lini pertama memiliki risiko ketidakpatuhan pasien yang tinggi dan bioavailabilitas obat di jaringan infeksi yang rendah. Penelitian terkini telah membuktikan bahwa implan tulang belakang OAT berpotensi mengatasi masalah ketidakpatuhan pasien dan meningkatkan daya jangkau obat ke daerah terinfeksi. Namun, peningkatan stres oksidatif karena respon tubuh terhadap infeksi patogen berpotensi mengakselerasi degradasi OAT isoniazid (INH) dan rifampisin (RIF). Untuk menghambat degradasi, INH dan RIF ditambahkan stabilisator dari kelas antioksidan yaitu asam galat (AG) untuk INH dan asam askorbat (AA) untuk RIF. Uji degradasi paksa dilakukan dengan terlebih dahulu membuat kurva kalibrasi obat serta menstandardisasi H2O2 stok. Sampel INH dan RIF disimpan selama 21 hari dalam media phosphate buffered saline (pH 7,4) dengan variasi konsentrasi oksidator (H2O2) dan konsentrasi stabilisator. Konsentrasi OAT diukur dengan instrumen high performance liquid chromatography (HPLC) dengan kolom C18 (250  4,6 mm  5 µm). Hasil uji degradasi menunjukkan bahwa sampel INH mengalami degradasi sebesar 82,36%, 96,55%, dan 100% akibat penambahan H2O2 0%, 0,5%, dan 1% (w/v), secara berurutan. Sementara itu, sampel INH mengalami degradasi sebesar 98,34%, 83,68%, dan 60,08% akibat penambahan AG dengan perbandingan massa INH:AG sebesar 4:1, 2:1, dan 1:1, secara berurutan. Penambahan stabilisator dengan konsentrasi yang tepat merupakan upaya untuk mengurangi oksidasi pada OAT yang diimplan di tulang belakang sehingga persamaan kinetika yang akurat dalam merepresentasikan reaksi degradasi OAT diperlukan untuk menentukan konsentrasi stabilisator yang optimal supaya menghasilkan laju degradasi OAT serendah mungkin. Model persamaan kinetika degradasi OAT menunjukkan stabilitas obat yang merupakan fungsi dari konsentrasi oksidator dan konsentrasi stabilisator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk reaksi degradasi INH dengan penambahan stabilisator AG dan kehadiran oksidator H2O2, parameter kinetika yang diperoleh yaitu k3 = 1,05 10-4 hari-1, kw = 538,95 mM, KA = 0,71 mM, dan KB = 11,01 mM-1

Spine is the most common site of skeletal tuberculosis (TB), which accounts for about half of skeletal TB cases. Oral treatment using four first-line antituberculosis drugs (ATD) has a high risk of patient non-adherence and low bioavailability of drugs in infected tissues. Recent research has proven that ATDs spinal implants have the potential to overcome patient non-adherence problems and it increases the drug's reach to the infected areas. However, an increase in oxidative stress due to the body's response to pathogen infection has the potential to accelerate the degradation of two ATDs, isoniazid (INH) and rifampicin (RIF). To inhibit the degradation, INH and RIF added stabilizers from the antioxidant class, namely gallic acid (GA) for INH and ascorbic acid (AA) for RIF. A forced degradation study was conducted by prior creation of calibration curves and standardization of H2O2 stock concentration. INH and RIF samples were kept for 21 days in phosphate buffered saline (pH 7,4) aqueous media with varying oxidizer concentrations (H2O2) and stabilizer concentrations. Concentration of ATDs were measured using a high performance liquid chromatography (HPLC) instrument with a C18 (250  4,6 mm  5 µm) column. The results of the degradation test showed that INH samples had a degradation of 82,36%, 96,55%, and 100% due to the addition of 0%, 0,5%, and 1% (w/v) H2O2, respectively. Meanwhile, the INH samples had a degradation of 98,34%, 83,68%, and 60,08% due to the addition of GA with a mass ratio of INH:GA of 4:1, 2:1, and 1:1, respectively. The addition of a stabilizer with the accurate concentration is an effort to reduce oxidation in ATDs implanted in the spine so that an accurate kinetic equation in representing the ATDs degradation reaction is needed to determine the optimum stabilizer concentration to produce the lowest possible ATDs degradation rate. The kinetic equation model of ATDs degradation shows drug stability, which is a function of the oxidizer concentration and the stabilizer concentration. The results showed that for INH degradation reaction with the addition of GA as stabilizer and the presence of H2O2 as oxidizer, the kinetic parameters obtained were k3 = 1,05 10-4 day-1, kw = 538,95 mM, KA = 0,71 mM, and KB = 11,01 mM-1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>