Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ellen Agustin Putri
"Perdagangan adalah kegiatan penting yang stabilitasnya dipengaruhi oleh komoditas yang diperjual-belikan. Sejak masuknya teh Cina ke Inggris,dibawa oleh pedagang Belanda ke Eropa, teh Cina perlahan menjadi komoditas yang sangat penting di Inggris. Karena kondisi sosial dan ekonomi di Inggris serta kebijakan perdagangan Tiongkok, teh Cina menjadi komoditas yang sangat diminati Inggris yang juga menghadapi berbagai kesulitan untuk memenuhi permintaan teh masyarakatnya. Kerajaan Inggris pun mulai mencari cara untuk mempertahankan perdagangan teh dengan menanam opium di India dalam jumlah besar dan menjual opium tersebut ke Tiongkok. Penggunaan opium di Tiongkok kemudian perlahan memengaruhi masyarakat dan juga pemerintah kedinastian secara negatif. Dampak negatif ini memaksa Tiongkok, yang saat itu dikuasai oleh Dinasti Qing, untuk mencoba berbagai cara untuk menghentikan perdagangan opium yang pada akhirnya memicu peperangan antara Tiongkok dan Inggris. Penelitian ini menganalisis sejauh mana teh Cina memengaruhi terjadinya Perang Opium I di Tiongkok (1839-1842). Maka tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apa yang disebut dengan teh Cina, bagaimana proses masuk dan berkembangnya teh di Inggris, serta sampai sejauh mana pengaruh teh Cina terhadap pecahnya Perang Opium I di Tiongkok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh Cina memang memengaruhi terjadinya Perang Opium I. Penulis menggunakan metode kualitatif dan mengolah data dengan teknik deskriptif analisis serta pendekatan historis.

Trade is an important activity whose stability is affected by the traded goods. Since Chinese tea was introduced to the English market, brought by the Dutch to Europe, it has slowly established itself as an important commodity in England. Due to social and economic condition in England and the Chinese governments` trading policy, tea became a highly sought after commodity for England which was facing some difficulties to fulfil its` people demand for tea. The English government then began to look for ways to maintain tea trade with the Chinese by planting opium in India in massive quantity and selling it to them. The use of opium then slowly affects parts of the Chinese society and imperial government in a negative sense. This negative impact forced China, which was then ruled by the Qing Dynasty, tried various ways to stop the opium trades which at the end ignited a war between China and England. This study tries to analyze how deeply Chinese tea affects the Opium War I in China (1839-1842). The purpose of this study is to understand what is classified as Chinese tea, how it entered and developed in England, and analyze to what extent it affects the Opium War I in China. This study shows that Chinese tea did help incite the Opium War I. Methods used in this study includes qualitative methods, descriptive analysis techniques in data processing, and analysis through a historical approach."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"In the early decades of the twentieth century in colonial Indonesia, one witnessed the proliferation of novels in which women were thematized as the femme fatale. These novels were written largely by male novelists as cautionary tales for girls who had a European-style school education and therefore were perceived to be predisposed to violating customary gender norms in the pursuit of personal autonomy. While such masculinist responses to women and material progress have been well studied, women’s views of the social transformation conditioned by modernization and secular education are still insufficiently understood. This essay responds to this scantiness with a survey of texts written by Chinese women novelists who emerged during the third and fourth decades of the twentieth century, drawing attention in particular to the ways in which these texts differed from those written by their male predecessors. More important, this essay highlights the works by one particular woman novelist, Dahlia, who wrote with an exceptionally distinct female voice and woman-centered viewpoint."
SEA 4:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Waley, Arthur
London: George Allen and Unwin, 1958
951.08 W 20
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Waley, Arthur
London : George Allen and Unwin, 1958
951.03 WAL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hotma S. Evlin M.M.
"Perdagangan Candu pada akhir pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia tahun 1904-1942 merupakan masalah yang penulis uraikan dalam skripsi ini. Perdagangan candu pada masa pemerintahan Kolonial Belanda dilaksanakan melalui badan-badan yang ditunjuk resmi oleh pemerintah Kolonial Belanda. Seperti Opium Societeit,, Opium Directie, Opiumpacht, Opium Regie. Penulisan ini sendiri membahas perdagangan candu pada masa Opium Regie, yang berarti penjualan candu pada masa itu dilaksanakan langsung oleh pemerintah Kolonial Belanda dengan sistem pembagian wilayah dimana dalam setiap wilayah telah ditempatkan orang-orang yang ditunjuk resmi oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menjalankan candu tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran bahwa perdagangan candu merupakan suatu komoditi yang tidak sedikit memberi keuntungan dalam bidang ekonomi bagi pemerintah Hindia Belanda pada masa pemerintahannya di Indonesia, namun juga memiliki dampak yang negatif pada masyarakat saat itu. Dalam penulisan skripsi ini penulis memakai bahan-bahan berupa sumber kepustakaan seperti buku-buku, majalah dan artikel yang sebagian besar masih dalam bahasa Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celan, Paul
Jakarta : Horison, 2005
831.914 CEL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1996
338.708 995 CHI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani
"Sepanjang abad ke-19, seluruh wilayah Keresidenan Priangan merupakan kawasan terlarang (Verboden Kringen) bagi perdagangan opium. Segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan opium, seperti menjual, memiliki, mengimpor dan mendistribusikan opium, diklasifikasikan sebagai kegiatan ilegal. Hal ini justru memicu sejumlah kasus penyelundupan opium. Atas dasar pertimbangan untuk memerangi kasus penyelundupan opium dan atas dasar pertimbangan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan konsumsi opium secara bertahap, serta meningkatkan pendapatan, memasuki awal abad ke-20 Pemerintah Kolonial mengubah kebijakan pelarangan perdagangan opium dengan menghapuskan perdagangan opium. perdagangan opium. status kawasan terlarang (Verboden Kringen) di wilayah Karesidenan Priangan. dan memperkenalkan kebijakan Opiumregie di wilayah tersebut. Dengan adanya perubahan kebijakan perdagangan candu tersebut, candu resmi menjadi komoditas perdagangan yang legal di wilayah Karesidenan Priangan dan telah memberikan sejumlah dampak baik bagi Pemerintah Kolonial maupun masyarakat khususnya di Kota Bandung dalam berbagai aspek.

Throughout the 19th century, the entire territory of the Priangan Residency was a forbidden area (Verboden Kringen) for the opium trade. All forms of opium-related activities, such as selling, possessing, importing and distributing opium, are classified as illegal activities. This has actually triggered a number of cases of opium smuggling. On the basis of considerations to combat opium smuggling cases and on the basis of considerations to reduce or even eliminate opium consumption gradually, as well as increase income, entering the early 20th century the Colonial Government changed the policy of prohibiting the opium trade by abolishing the opium trade. opium trade. the status of a prohibited area (Verboden Kringen) in the Priangan Residency area. and introduce Opiumregie policy in the region. With the change in the opium trade policy, opium has officially become a legal trading commodity in the Priangan Residency area and has had a number of impacts both for the Colonial Government and the community, especially in the City of Bandung in various aspects."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>