Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuhung Suleman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risyaf Syamsi
"ABSTRAK
Light Fidelity (LiFi) merupakan suatu teknologi komunikasi nirkabel yang menggunakan cahaya tampak sebagai mediumnya. LiFi memiliki berbagai kelebihan seperti bandwidth yang tersedia sangat lebar, keamanan jaringan yang sangat baik, dan dapat digunakan untuk daerah-daerah yang sensitif terhadap interferensi gelombang elektromagnetik 2. Hingga saat ini, LiFi masih dalam tahap pengembangan. Perusahaan startup Velmenni telah berhasil mentransmisikan data hingga 1 Gbps 4. Padahal secara teoritis, LiFi dapat mencapai 224 Gbps pada kondisi lab 5. Permasalahan utama yang dihadapi oleh LiFi berbasis On-Off Keying (OOK) yaitu komponen yang digunakan haruslah memiliki nilai RC yang rendah agar tidak terjadi distorsi bentuk gelombang. Pada skripsi ini, penulis melakukan pengembangan komunikasi optik LiFi berbasis OOK pada visible LED. Pengembangan yang dimaksud adalah menganalisis pengaruh nilai RC pada stage pre-amplifier dan melakukan pengujian kecepatan transfer data pada komunikasi optik LiFi berbasis OOK. Penelitian ini memvariasiakan resistor beban pre-amplifier, catu tegangan pre-amplifier, dan catu tegangan LED untuk menentukan nilai yang optimum dari tiga variabel tersebut. Selain itu, terdapat variasi frekuensi yang berfungsi untuk menentukan kecepatan transfer data. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan transfer data pada LiFi berbasis modulasi OOK sangat bergantung pada nilai RC dan akan sangat sulit mencapai 1 Mbps

ABSTRACT
.Light Fidelity (LiFi) is a wireless communication technology that uses visible light as its medium. LiFi has many advantages such as the available bandwidth is huge, high network security, and can be used for areas that are sensitive to electromagnetic wave interference (2). Until now, LiFi is still under development. Velmenni startup company has managed to transmit data up to 1 Gbps (4). Even though theoretically, LiFi can reach 224 Gbps in lab conditions (5). The main problem of LiFi based on On-Off Keying (OOK) is that the components used must have low RC value so that waveform distortion does not occur. In this thesis, the author developed LiFi based on OOK on Visible LED. The intended development is analyzing the effect of RC values ​​on the pre-amplifier stage and conducting bit rate testing on LiFi based on OOK. This study varied the pre-amplifier load resistor, pre-amplifier voltage supply, and LED voltage supply for determine the optimum value of the three variables. In addition, there are frequency variations for determine bit rate. The results showed that the bit rate on LiFi based on OOK modulation was very dependent on RC values ​​and would be very difficult to reach 1 Mbps."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jiang, Shengming
"This book reviews the challenges of all-optical and wireless networks for the future Internet, with a focus on cross-layer design and optimization. Features : presents a thorough introduction to major networking modes and their effect on Internet development; proposes a new structure favorable for all-optical packet switching, discusses a new quality of service (QoS) provisioning approach, which overcomes the scalability problem of IntServ and the coarse QoS granularity of DiffServ, describes the end-to-end arguments in Internet design, before investigating a solution to congestion control problems in multi-hop wireless and all-optical networks, examines how to exploit multiple-input-multiple-output technology to improve network performance in centralized wireless networks, surveys green networking strategies from a quantitative perspective, suggests a strategic vision for possible developments of network technology for the future Internet."
London: Springer, 2012
e20407586
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Primdas Suhandra
"Komunikasi serat optik merupakan komunikasi yang menjanjikan banyak keunggulan dan fleksibilitas pelayanan jaringan telekomumikasi yang mengarah pada pelayanan terpadu pits lebar (B-ISDN). Penerapan Komunikasi serat optik pada jaringan lokal merupakan prasyarat dalam evolusi menuju B-ISDN. Keuaggalan serat optik sebagai media transmisi yang mempunyai redaman rendah, bandwith yang lebar serta kecepatan yang tinggi dan kegaggalan lainnya belum dapat secara optimal. Dengan teknologi koheren, saatu sistem transmisi yang disebut Optical Frequency Division Multiplexing dapat m lan jumlah kanal yang beset degas penggurtaan serat optik yang optimum OFDM dibatasi fakor ketidak linearan dalatn serst opt& yang disebut Four-wove mixing 0TV- ). Ini membatasi jumlah kanal yang bisa disedudm dan jarak maksimum yang diijinkan. Kapasitas sistem di optzmasi dengau penguat optic EDFA. Pada skripsi mi dibahas pengaruh FWM terhadap daya sinyal sebagai fungsi jarak, daya sinyal dan jamlah kanal. Model matematis digunakan untuk menggambarkaa karakteristik sistem OFDM dengan FWM. SNR yang tinggi dan kapasitas optimum merupakan tujuan dari pemodelan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zaidan Nadjib
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S38394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S38397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadiku, Matthew N.O.
London: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2002
621.382 7 SAD o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stallings, William
Jakarta: Erlangga, 2007
621.382 1 STA wt I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Abdi Nugroho
"ABSTRAK
Rogue Access Point (RAP) menjadi salah satu ancaman dalam keamanan jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) . RAP merupakan perangkat yang menciptakan sebuah jaringan wireless yang tidak dilegitimasi oleh network admin jaringan tersebut. Beberapa metode digunakan untuk mendeteksi RAP, yaitu berbasis hardware misalnya : perangkat sensor khusus untuk mendeteksi keberadaan RAP dan berbasis software, misalnya dibuatnya sistem berbasis aplikasi yang mampu mendeteksi RAP seperti sistem aplikasi berbasis web ini. Ada 2 bentuk model yang dapat terciptanya perangkat RAP yaitu RAP Unauthorized AP, RAP Bridging Connection.
Sistem ini menggunakan 3 parameter yaitu IP, MAC Address dan Round Trip Time (RTT). Parameter ini menjadi penentu terdeteksinya suatu perangkat palsu yang termasuk RAP dalam skala satu jaringan. ketiga parameter itu akan diukur dengan cara membandingkan antara legal dan illegal. Perangkat yang legal telah didaftarkan oleh network admin kemudian melakukan deteksi terhadap jaringan tersebut, setelah itu dilakukan komparasi antara kedua data tersebut, perangkat yang tidak terdifinisikan dalam database merupakan perangkat yang ilegal. Sistem akan memberikan output berupa alarm dalam website. Dari hasil pengujian bahwa, waktu rata-rata Load Time yang dibutuhkan 5213.5569 milidetik untuk mendeteksi satu jaringan. Selain itu, juga diketahui bahwa tingkat akurasi sistem untuk model unauthorized AP sebesar 53,3% , sedangkan model Bridging Connection sebesar 90% mampu mendeteksi secara sempurna.

Abstrak
Rogue Access Point (RAP) is one network security threat in Wireless Local Area Network (WLAN). RAP is a device that creates a wireless network that is not legitimized by admin network. Some of the methods used to detect RAP, which is based on hardware such as sensor devices for detecting and RAP-based on software, for example detection system that can detect RAP applications such as web-based application systems. There are two model that RAP-Unauthorized AP and RAP-Bridging Connection.
This system uses three parameters, IP, MAC Address and Round Trip Time (RTT). This parameter determines the detection of a prosthetic device that includes a RAP-scale networks. All parameter will be compare between legal and illegal device. Legal devices that have been registered by the network admin and then perform detection on the network, after that, it carried out a comparison between the data, the device is not in the database, It mean that an illegal device. The system will give alarm output from the website. From the results of that testing, the average time needed 5213.5569 milliseconds Load Time to detect a network. In addition, it is also known that the accuracy of a model system for unauthorized APs of 53.3%, while the Connection Bridging the model is able to detect 90% perfectly.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>