Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eindhoven: Philips Technical Library, 1965
621.327 HIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh menghirup merkuri pada sel otak and efek ektrak teh hijau sebagai antioksidan. Merkuri dikenal sebagai metal yang toksik, dapat membentuk radikal bebas yang merangsang terjadinya stres oksidatif yang menyebabkan berbagai kelainan seperti kelainan otak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi pengaruh dari menghirup merkuri terhadap sel otak serta pengaruh ekstrak teh hijau (Camellia sinensis) sebagai antioksidan terhadap sel otak yang terpapar merkuri. Metode: Sampel penelitian ini adalah 48 Mus musculus jantan
yang dibagi menjadi 8 grup yang diberi perlakuan selama 3 dan 6 minggu. Grup A merupakan kontrol negatif tanpa perlakuan. Grup B merupakan kontrol positif yang diberi perlakuan dengan merkuri. Grup C diberikan perlakuan dengan merkuri dan 26µg/g ekstrak teh hijau. Grup D diberi perlakuan merkuri dan 52µg/g ekstrak teh hijau. Seluruh mencit pada grup B, C, dan D diberikan perlakuan merkuri secara inhalasi selama 4 jam/hari. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk mengevaluasi efek merkuri serta efek antioksidan dari ekstrak teh hijau. Hasil: Jumlah sel otak yang nekrotik lebih sedikit pada kelompok yang diberikan ekstrak teh hijau dibandingkan dengan kelompok yang tidak menerima ekstrak teh hijau. Perbedaan ini bermakna secara statistik (p<0,05). Simpulan: Menghirup merkuri menyebabkan nekrosis sel otak. Pemberian ekstrak teh hijau menurunkan jumlah sel nekrotik pada mencit yang telah terpapar merkuri.

Mercury is a wellknown toxic metal that is capable to induce free radical-induced oxidative stress. It can cause human disease including brain disorders. Objective: To identify the effect of mercury vapor inhalation on brain cells and the role of green tea extract (Camellia sinensis) as antioxidant on the brain cells exposed to mercury. Methods: Fourty-eight male Mus musculus were divided into 8 groups, which were given treatment for 3 and 6 weeks. Group A did not receive any treatment and served as a negative control. Group B was a positive control exposed to Mercury. Group C was exposed to Mercury and treated with 26µg/g green tea extract. Group D was exposed to mercury and treated with 52µg/g green tea extract. All animals in the Group B, C, D were exposed to mercury through inhalation for 4 hours daily. The effect of mercury on the brain cells were examined histopathologically. Results: The numbers of necrotic cells counted in the green tea-treated mice group were significantly lower than those untreated group (p<0,05). Conclusion: Mercury vapor inhalation may cause necrosis on brain cells. Administration of green tea extract as an antioxidant reduced the amount of mercury-induced necrotic brain cells in mice."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Traister, John E.
New York: Van Nostrand Reinhod, 1982
621.322 TRA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"A study at several geothermal systems in West Java,Indonesia shows that thermal waters could naturally contain up to 2.6 ppm As and 6.5 ppb Hg,and the survace hydrothermal alteration could contribute up to 50 ppm As and 800 ppb Hg...."
ITJOSCI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dylan Mahesa Anggasta
"Sistem pencahayaan sudah menjadi seperti kebutuhan pokok manusia contohnya seperti lampu yang digunakan pada malam hari ataupun pada ruangan-ruangan. Saat ini ada dua jenis lampu yang banyak digunakan masyarakat yaitu lampu LED dan CFL. Karena membutuhkan energi yang cukup besar, maka diperlukan pemilihan lampu yang dapat bekerja secara efektif dan efisien. Karena itu harus dilakukan pengujian untuk melihat bagaimana distribusi panas dan cahaya dari kedua jenis lampu tersebut ketika terjadi perubahan tegangan yang dapat terjadi kapan saja dalam sistem tenaga listrik.
Dari hasil pengujian didapatkan data yang menunjukan bahwa pada lampu LED maupun CFL ketika terjadi penurunan tegangan, cahaya yang dihasilkan juga menurun. Distribusi lampu CFL lebih baik karena pada sudut 0o dan 180o menghasilkan cahaya sampai 1,5 kali lebih terang dari lampu LED. Untuk lampu LED cahaya yang dihasilkan lebih terfokus dibawah lampu sudut 90o sampai 3 kali lebih terang dari lampu CFL. Pada pengujian suhu yang dihasilkan lampu diketahui bahwa lampu CFL menghasilkan panas lebih tinggi dari lampu LED. Suhu tertinggi didapatkan berada pada sisi horizontal lampu sudut 0o dan 180o .

Lighting systems have become basic human needs such as lamps used at night or in rooms. Currently there are two types of lamps that are widely used by people, LED and CFL. Because it requires considerable amount of energy, it is necessary to choose the lamp that can work effectively and efficiently. Therefore, it is necessary to test the lamps to see how the heat and light distribution of both types of lamps when voltage is changing.
From the testing, the data show that the LED and CFL lamp when there is a decrease in voltage, the resulting light is also decreased. CFL lamp distribution is better because at angle 0o and 180o produce light up to 1.5 times brighter than LED lamp. For the LED lamp, the resulting light is more focused under the lamp angle 90o up to 3 times brighter than the CFL lamp. In testing the temperature produced by the lamps was known that the CFL lamps produce higher heat than LED lights. The highest temperature was found on the horizontal side of the lamp angle 0o and 180o ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morosanu, C.E.
Amsterdam: Elsevier, 1990
671.735 MOR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Frederick Marshall Allo Linggi
"Penerangan merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar yang berkisar 20 %-25 % dari total konsumsi energi listrik yang terpakai sehingga diperlukan pemilihan penggunaan lampu yang hemat energi. Lampu LED adalah inovasi teknologi penerangan yang lebih hemat energi dibandingkan Lampu Hemat Energi (LHE). Maka dari itu dilakukan penelitian dengan menggunakan lampu LED 10 Watt dan LHE 14 Watt bermerek sama. Pengujian yang dilakukan adalah Pengujian Penuaan 100 jam untuk menganalisis kebenaran spesifikasi lampu dan Pemeliharaan Fluks Cahaya 480 jam untuk membandingkan laju perubahan spesifikasi yang terjadi dari lampu terhadap waktu pada tiga tegangan kerja yaitu 198 V, 220 V, dan 231 V berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 06/2011 , SNI IEC 60969 : 2009 ,dan SNI 04-0227-2003. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tegangan operasi terbaik dari kedua lampu adalah tegangan 220 V. Setelah pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya pada tegangan 220 V didapatkan lampu LED dengan spesifikasi 10 Watt 800 lumen 80 lumen/watt, diperoleh hasil 9,7 Watt, 851,17 lumen, 87,75 lumen/watt dan LHE spesifikasi 14 Watt, 810 lumen, 58 lumen/watt, diperoleh hasil 12,5 Watt, 727,5 lumen, 58,2 lumen/watt.

Lighting is one of the biggest electrical usage, taking 20% 25% of the total consumption, so that the selection of an efficient, low power lamp is a necessity. LED lamp is a lighting technology innovation which has a better efficiency compared to that of a Compact Flourescent Lamp (CFL). From this fact, a research is done by using a 10 watt LED and a 14 watt CFL from the same brand. The measurements done are a 100 hour ageing test to analyze the validation of the lamp's spesification and a 480 hour lumen maintenance to compare the rate of the spesification change of the lamp on three operating voltage: 198 V, 220 V, and 231 V based on the Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources Number 06/2011, SNI IEC 60969 : 2009, and SNI 04-0227-2003. From the measurement done, the best operating voltage for both lamps is 220 V. From the ageing and lumen maintenance test, the 10 Watt and 800 lumens with 80 lumen/watt LED lamp results in 9,7 watt and 851,17 lumen, with 87,75 lumen/watt and the 14 watt and 810 lumen with 58 lumen/watt CFL lamp results in 12,5 watt, 727,5 lumen, with 58,2 lumen/watt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Watson, Lee
New York: McGraw-Hill, 1990
R 621.38 WAT l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zakky
"Gymnasium Universitas Indonesia merupakan sarana olahraga yang sering digunakan mahasiswa untuk melakukan latihan rutin dan pertandingan. Namun, hingga saat ini belum diketahui Gymnasium Universitas Indonesia sudah mencapai standar pencahayaan olahraga sehingga muncul lah ide untuk mengevaluasi kuat pencahayaan pada bangunan tersebut. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi sistem dan pengukuran kuat cahaya secara langsung. Hasil pengukuran tersebut diolah dan dari hasil analisis teridentifikasi bahwa kuat penerangan Gymnasium Universitas Indonesia jauh di bawah nilai standar BS EN 12193:2007 class III 300 lux yaitu untuk bulutangkis A,B, dan C berturut-turut adalah 130,8 lux, 134,68 lux, dan 117,24 lux untuk lapangan voli A dan B 122,625 lux dan 114,925 lux, dan lapangan basket 152,5066667 lux.
Setelah melakukan perancangan dengan mengganti jenis lampu dan luminairnya menjadi GentleSpace gen2 BY471P ECO250S/840 PSD WB GC SI dan membuat grup lampu sesuai dengan jenis lapangan diperoleh nilai kuat penerangan lapangan yang sesuai dengan yaitu 300 lux kuat pencahayaan pada masing-masing lapangan meningkat dari lapangan bulutangkis A,B,dan C 341 lux, 343 lux, dan 343 lux lalu untuk lapangan voli A 313 lux dan voli B 316 lux dan lapangan basket dengan memanfaatkan 14 buah lampu menjadi 414 lux. Lapangan basket mampu memanfaatkan 10 buah lampu dengan tetap menjaga nilai kuat pencahayaannya yaitu 302 lux sehingga dapat menghemat konsumsi energi listrik.

The University of Indonesia Gymnasium is a sporting facility used for routine and matching exercises. However, until now unknown Gymnasium University of Indonesia has reached the standard of sports education is indispensable for the building. This study was conducted using strong systems and measurements directly. The results of the measurements were processed and from the results identified that the strong lighting of the University of Indonesia Gymnasium was far below the standard value of BS EN 12193 2007 class III 300 lux ie for badminton A, B, and C were 130.8 lux, 134.68 lux, and 117.24 lux for volleyball field A and B 122,625 lux and 114,925 lux, and basketball field 152,5066667 lux.
After designing the lamps and luminaires into GentleSpace gen2 BY471P ECO250S 840 PSD WB GC SI and create a group of lights in accordance with the type of field obtained strong field lighting ratings corresponding to 300 lux strong lit on each field up from badminton field A, B and 341 lux, 343 lux and 343 lux for A 313 lux volleyball and B 316 lux volleyball and basketball court with 14 lamps to 414 lux. Basketball field is able to take advantage of 10 lights with a strong stay. The weight of the lighting is 302 lux.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leslie, Russell P.
New York: McGraw-Hill, 1996
621.322 9 LES o (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>