Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Koppe, Erns Friedel
Jakarta: Katalis, 1989
621.9 KOP gt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Koppe, Ernist Friedel
Jakarta Katalis 1989,
621.9 K 316 g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Terheijden, C. van
Bandung: Binacipta, 1981
621.9 TER a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Terheijden, C. van
Bandung: Binacipta, 1981
621.9 TER gt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldo Yosua
"Konduktivitas kalor (k) adalah sebuah nilai yang menyatakan kemampuan suatu material (padat, cair dan gas) untuk menghantarkan energi. Terdapat berbagai macam alat pengukuran untuk mengukur nilai nilai konduktivitas kalor berdasarkan jenis material nya. Pada penelitian ini akan membuat sebuah inovasi di alat pengukuran konduktivitas kalor untuk material padat yaitu yang lebih portabel dengan dasar pemikiran yaitu memodifikasi alat pengukuran konduktivitas kalor buatan Ogawa Seiki. Alat pengukuran buatan Ogawa Seiki ini memiliki dimensi yang besar sehingga memerlukan ruang yang cukup besar serta tidak mudah dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Metode dalam alat pengukuran yang akan dibuat ini adalah metode Axial Flow yaitu mengalirnya energi kalor dari sisi pemanas ke sisi pendingin dalam arah vertikal. Metode perhitungan nya akan mengikuti metode perhitungan alat Ogawa Seiki. Pengujian yang dilakukan untuk melihat nilai kesalahan dari alat pengukuran ini dan hasilnya adalah 4-10% nilai kesalahannya untuk material dari nilai konduktivitas kalornya bernilai 15-200 W/m K serta 139% untuk material yang bernilai 0.2 W/ m K. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa alat ini hanya mampu menghitung nilai untuk material logam.

The thermal conductivity (k) is a value that represents the ability of a material (solid, liquid and gas) to conduct energy. There are various kinds of measurement apparatus for measuring thermal conductivity values ​​based on the type of material. This research will make an innovation in the thermal conductivity measurement apparatus for solid material, which is more portable with the basic idea of ​​modifying the thermal conductivity measurement apparatus made by Ogawa Seiki. This measurement apparatus made by Ogawa Seiki has large dimensions so it requires a large enough space and is not easily moved from one place to another. The method in the measurement apparatus to be made is the Axial Flow method which means the flow of thermal energy from the heater side to the cooler side in the vertical direction. The calculation method will same with Ogawa Seiki calculation method. The preliminary test carried out to see the error value of this measurement apparatus and the result are 4-10% of the error value for the material of the heating conductivity value is 15-200 W / m K and 139% for material that is worth 0.2 W / m K. From these results it was concluded that this apparatus measurement was only able to calculate metal material.,"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Sukrisno
Jakarta: Erlangga, 1984
621.82 UMA b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stevy Maradona
"Bekal kubur adalah benda-benda atau hal-hal lain (yang dapat berupa orang/hewan) yang dikubur bersama dengan mayat; dianggap berfungsi sebagai bekal untuk roh orang yang meninggal dalam perjalanan ke alam baka/digunakan (dimanfaatkan) oleh roh di dunia arwah. Dari berbagai jenis bekal kubur yang d temukan, tembikar adalah jenis bekal kubur yang paling dominan dan umum ditemui. Di Indonesia, kehadiran bekal kubur dalain konteks penguburan prasejarah diperkirakan baru muncul pada masa perundagian. Ada beberapa situs penguburan yang teretak di daerah pesisir, yang sekilas memiliki temuan bekal kubur yang hampir sama seperti tembikar, manik-manik, dan benda-benda yang terbuat dari logam, yaitu situs Anyer, Plawangan, dan Gilimanuk. Tembikar yang digunakan sebagai bekal kubur di situs Anyer, Plawangan dan Gilimanuk setelah diidentifikasi terdiri dari jenis- jenis periuk, cawan, lempayan, kendi dan piring serta benda-benda terakota lainnya. Tembikar yang paling umum digunakan sebagai bekal kubur adalah periuk. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tembikar-tembikar yang digunakan sebagai bekal kubur di ketiga situs memiliki beberapa persamaan-persamaan seperti dari bentuk, ukuran, teknik buat, teknik penyelesaian, tenik khas, motif dan pola hias serta dari konteksnya dalarn ruang kubur. Dari bentuknya tembikar-tembikar bekal kubur diketiga situs dapat digolongkan ke dalam 2 bentuk umum, yaitu tembikar bulat dan tembikar berkarinasi. Muncul variasi-variasi bentuk pada masing-masing tipe tembikar, dan umumnya variasi yang muncul adalah bagian leher dan kaki. Dari ukuran diketahui bahwa rata-rata ukuran tinggi periuk adalah 10,9 cm, cawan 5,8 cm, kendi 21 cm, piring 2,4 cm, tempayan 32,8 cm. Dari ukuran diameter diketahui bahwa rata-rata diameter periuk adalah 12,9 cm, cawan 15,6 cm, kendi 19,5 cm, tempayan 40,3 cm, piring 13,3 cm. Teknik buat tembikar memiliki ciri yang berbeda tiap situsnya. Tembikar situs Anyer umurnnya dibuat dengan teknik pijit walaupun ada juga yang dibuat dengan teknik roda putar dan pijit, tembikar situs Piawangan seluruhnya dibuat dengan teknik roda putar tatap landas, dan tembikar Gilimanuk. semuanya dibuat dengan teknik roda putar pijit. Teknik penyelesaian permukaan tembikar bervariasi antara diupam dan tidak diupam, serta ada yang dislip. hiasan pada pada tembikar bekal kubur_ umumnya motif-motif geometris yang dibuat dengan teknik gores, tera, dan tempel. Pengecualian terdapat pada situs Gilimanuk yang memiliki hiasan dengan motif wajah manusia dan situs Piawangan yang memiliki hiasan yang dibuat dengan teknik lukis. Jumlah bekal kubur yang disertakan terbagi ke dalam kelas-kelas. Sedikitnya ada 8 kelas yang muncul, mulai dari yang paling sedikit, yaitu 1 bekal kubur hingga yang paling banyak yaitu 8 bekal kubur. Penyertaan bekal kubur dengan kuantitas tertentu dipercaya melambangkan status sosial tertentu Pula, Semakin banyak barang bawaannya ke alam kubur maka semakin tinggi status sosial si mati. Selain itu dipercaya juga bahwa barang-barang yang, dibawa sebagai bekal kubur nantinya akan digunakan sebagai harta kekayaan si mati di kehidupan di alam roh. Apabila tembikar yang dikuburkan hanya berjumlah 1 atau 2 saja maka ia biasa diletakkan di dekat kepala, sekitar badan, dan di daerah kaki. Tetapi bila tembikar bekal kubur yang disertakan dalam jumlah banyak, biasa diletakkan berjejer di samping rangka atau diletakkan tersebar di sekelilingnya. Variasi bekal kubur di ketiga situs ini umumnya terdiri dari bekal kubur sejenis, bekal kubur dengan 2 jenis, bekal kubur dengan 3 jenis, dan bekal kubur dengan 4 jenis. Bekal kubur yang hanya terdiri dari satu jenis banyak ditemukan, dan umumnya seperti yang telah dikatakan di atas adalah tembikar jenis periuk. Bekal kubur dengan 2 jenis biasanya terdiri dari periuk dan cawan atau periuk dan piring tetapi yang paling sering muncul adalah periuk dan cawan. Bekal kubur dengan 3 jenis umumnya terdiri dari periuk, cawan dan kendi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Budjang
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
631.3 IBR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
631.3 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
631.3 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>