Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Rogayah
"Telah dilakukan penelitian mutu pelalyanan Programatic Management Drug Resistance Tuberculosis (PMDT) di RSUP Persahabatan.
Tujuan umum: mengetahui mutu pelayanan strategi PMDT di RSUP Persahabatan. Penelitian ini dilakukan dengan disain penelitian dengan metode kualitatif yaitu menggali informan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Sampel adalah pasien TB-MDR September 2009 sampai 31 Desember 2011.
Hasil penelitian: pasien yang berobat di poli DOTS Plus berjumlah 814 pasien didapatkan 319 (39,2%) pasien TB-MDR, pasien melakukan pengobatan sebanyak 231 (72,4%) pasien dan tidak kembali ke rumah sebanyak 88 (27.6%). Pada penelitian ini dokter dan perawat sudah memenuhi syarat, dana pengobatan masih mendapat bantuan, kebijakan RS sudah dilaksanakan, sarana dan prasarana sesuai PPI TB, laboratorium sudah tersetifikasi WHO hanya masih terjadi kendala hasil pemeriksaan uji resisitensi dengan media padat (Ogawa/LJ), MGIT lebih dari 45 hari pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, hal ini menyebabkan salah satu keterlambatan pengobatan. Pasien yang telah didiagnosis TB MDR masih didapatkan yang menunda pengobatan (delayed treatment) sebesar 156 pasien (67,5%), dengan lama penundaan 2 minggu - >12 bulan. Penangan pasien mangkir masih belum tercatat dengan baik, Angka keberhasilan pengobatan pasien sembuh/komplit didapatkan 60,2%, putus berobat 15,2%, meninggal 16 %, gagal 1,3% serta on treatment 6,9%. Pasien sembuh/komplit merasakan pengobatan di rumah sakit terjadi kemudahan dalam mengambil obat karena dapat diluar jam kerja dan dapat saling bertukar pengalaman dengan sesama penderita. Pasien penundaan pengobatan karena perlu kesiapan diri dan dukungan keluarga untuk pengobatan selama 2 tahun. Pasien putus berobat merasakan pengobatan menganggu aktivitas, perlu biaya, dan tidak mendapat dukungan dari keluarga. Pelayanan satelit belum maksimal, masih didapatkan memberikan pelayanan pengobatan lanjutan. Edukasi yang masih dirasakan kurang untuk pasien dan keluarga.

A research about the service quality of Programatic Management Drug Resistance Tuberculosis (PMDT) in Persahabatan General Hospital has been conducted.
Primary objective: To determine the quality of service of the PMDT strategic in Persahabatan General Hospital. This is a qualitative study, by acquiring information with in-depth interview and literature review. The samples were MDR-TB patients from September 2009 until December 2011.
Result: The number of patients seeking treatment in Persahabatan Hospital were 814 patients that consists of 319 patients (39,2%) with positive MDR, treated patients were 231 people (72,4%), and untreated patients were 88 people (27,6%). In this study, the doctor and nurse were qualified, treatment fund still received aid, the policy had been implemented, the laboratory had been certified by WHO, the only constraint was with the result of the resistance test with solid media, MGIT result took more than 45 days from 2009 until 2011, this had caused delay in treatment. There were 156 (67,5%) patients who have already been diagnosed as a MDR TB but was delayed in getting treatment for two weeks until twelve months. The management of default patients was not well-documented. The treatment success rate of cured patients were 60.2%, dropped out treatment were 15.2%, while 16% died, 1.3% failed, and 6.9% were still in on-going treatment. Cured patients felt that during treatment in the hospital, acquiring medicine was easy because it could be done outside working hours and patients were able to exchange experiences with fellow patients. Patients delay treatment because they required time for preparations and needed family support for treatment for 2 years. Treated patients dropped out of treatment felt that the process disrupt their activities, required expenses, and they did not have the support of their family. Satellite service is not maximized, it is found that they provide advanced medical care. Education is still lacking for patients and families.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanti Soepandi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang hasil pengobatan dan variasi biaya TBMDR/
XDR di RSUP Persahabatan Jakarta dengan menggunakan strategi
Programatic Management Drug Resistance Tuberculosis (PMDT), yang
memerlukan jangka waktu pengobatan yang lama 18-24 bulan serta memerlukan
biaya yang sangat tinggi.
Tujuan umum adalah mengetahui hasil pengobatan dan variabel-variabel biaya
TB-MDR/XDR. Penelitian ini adalalah penelitian operasional dengan metode
campuran kuantitatif dan kualitatif. Sampel adalah semua pasien TB-MDR/XDR
yang mulai diobati Agustus 2009 sampai 31 Desember 2010, berjumlah 104
pasien.
Hasil pada penelitian ini lama pengobatan TB-XDR lebih panjang dan angka
keberhasilan (lengkap dan sembuh) lebih rendah yaitu 42,9 % dan 80,9% jika
dibandingakan dengan TB-MDR, tetapi angka keberhasilan ini jauh lebih tinggi
dari angka keberhasilan di dunia.
Biaya pasien sampai sembuh dan lengkap pada pasien TB-XDR Rp 91.704.767,33
lebih tinggi dari TB-MDR Rp 72.260.081,73. Biaya pasien TB-XDR yang
meninggal Rp 63.246.069,- lebih tinggi dari TB-MDR Rp 34.142.692,44. Hal ini
juga terjadi pada total biaya pengobatan TB-XDR dengan efek samping ringan
lebih tinggi biayanya dari pada pasien TB-MDR. Penambahan lama pengobatan
mempunyai peluang peningkatan biaya sebesar Rp 115.205,- per hari
Jenis kelamin laki-laki yang bertempat tinggal di Jakarta Timur dengan lama
pengobatan kurang dari 569 hari memiliki peluang 1.7 kali lebih tinggi
mengalami kesembuhan dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan, yang
bertempat tinggal di daerah dan lama pengobatan yang sama.
Kesimpulan : Angka keberhasilan pada TB-MDR dan TB-XDR pada penelitian
ini lebih tinggi dari angka keberhasilan di dunia . Biaya total pengobatan TBXDR
jauh lebih tinggi dari TB-XDR dan terdapat keeratan hubungan antara
variabel biaya pengobatan dengan lama pengobatan

ABSTRACT
This research captured the Programmatic Management of Drug resistant
Tuberculosis (PMDT) at Persahabatan Hospital, Jakarta which required long
treatment duration which is 18-24 months and especially the treatment outcome
and variation cost. The study aimed to know regarding the treatment outcome
as well as cost variaties of MDR/XDR-TB patients.
This is a operational research using a mixture of quantitative and qualitative
methods. The samples were all treated MDR/XDR-TB patients who started
treatment from August 2009 until December 31, 2010. Total number of sample
were 104 patients.
The results of this study revealed that duration of treatment for XDR-TB patients
is longer than MDR-TB patients with lower success rate which are 42,9% and
80,9% respectively and was statistically significant. However this result is
relatively higher than reports from many countries in the world. The cost per
patient for those who cured and completed treatment was US$ 9,357 and US$
7,373 for the XDR-TB patients and MDR-TB patients respectively which was
statistically significant. The cost spent for XDR-TB patients who died during
treatment was higher compare to MDR-TB ones, US$ 6,453 and US$ 3,484
respectively. The same finding was similar higher when comparing the total cost
of mild side effect for XDR-TB and MDR-TB. Additional time for length of
treatment would give the probability of spending US$ 11,75 per day. Male
patients who live in East Jakarta with length of treatment was less than 569 days
have the chance to cured 1.7 fold compare to females patient with the same
condition in term of length of stay and residencial.
Conclusion: Success Rate of MDR/XDR-TB in this study is higher than those
being reported worldwide. Cost for XDR-TB is extremely high than for MDR-TB.
There is an association found between cost and length of treatment."
2013
T35173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anette Yongki Wijaya
"Latar Belakang: TB hingga saat ini masih termasuk dalam sepuluh besar penyebab kematian di dunia. Dalam penatalaksanaannya terdapat beberapa tantangan seperti infeksi HIV/AIDS, diabetes melitus, dan beban resistensi obat. Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2019, di Indonesia terdapat 9.118 kasus TB RO dengan 46% di antaranya memulai pengobatan. Dan pada Global Tuberculosis Report 2020, terdapat kenaikan sekitar 2,345 kasus menjadi 11.463 kasus dengan kenaikkan cakupan memulai pengobatan hanya 2%. Selain itu, munculnya pandemi COVID-19 membuat deteksi, konfirmasi, dan pengobatan TB dan TB MDR menurun. Hal ini dapat meningkatkan risiko lebih jauh beban resistensi obat, khususnya TB MDR.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020.
Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observatif dengan data kuantitatif. Sumber data berasal dari data sekunder berupa rekam medik RSUP Persahabatan tahun 2020. Dengan desain studi kasus kontrol, 50 sampel dalam kelompok kasus dan 100 sampel dalam kelompok kontrol dianalisis menggunakan SPSS dengan uji chi square, OR untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel, dan p<0,05 sebagai batas kemaknaan.
Hasil: Usia ≤30 tahun (OR=0,30; p=0,019) dan kepatuhan minum obat (OR=6,64; p=0,000) memiliki hubungan statistik yang signifikan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020.
Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020 adalah usia dan kepatuhan minum obat. Diperlukan pengawasan lebih di masa pandemi COVID-19 ini terhadap kepatuhan minum obat pada kelompok usia >30 tahun. Serta diperlukan penelitian mengenai hubungan COVID-19 dengan TB MDR.

Background: Tuberculosis is still one of the top ten diseases causing death globally. Several challenges could not be omitted in TB treatment, for instance HIV/AIDS infection, diabetes mellitus, dan drug resistant burden. According to Global Tuberculosis Report 2019, in Indonesia there were 9,118 drug resistant TB cases which around 46% were on treatment. However, in Global Tuberculosis Report 2020, the case increased about 2,345 cases to 11,463 cases, yet the treatment enrollment only raised about 2%. The emerging of COVID-19 pandemic causing TB and MDR-TB’s notification, confirmation, and treatment decrease significantly. Due to this situation, the burden of drug resistant TB would be uncontrollable and causing more serious damage in the future.
Aim: The aim of this study is to identify factors associated with MDR-TB in Persahabatan Hospital year 2020.
Methods: This is a quantitative analytic-observational study using secondary data from Persahabatan Hospital’s medical records. With case control as the study design, 50 cases and 100 controls were analyzed with SPSS. Chi square analysis, OR to understand the association degree between variables, and P-Value <0,05 as significance level are used in this study.
Result: Age ≤30 years (OR=0,30; p=0,019) and treatment adherence (OR=6,64 p=0,000) have significant statistical association with MDR-TB cases in Persahabatan Hospital year 2020.
Conclusion: Age and treatment adherence are the risk factors associated with MDR-TB cases in Persahabatan Hospital year 2020. Further treatment supervision needed in COVID-19 pandemic era among patients age of >30 years. And furthermore, studies about association between COVID-19 and MDR-TB are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Seno Aji
"Berdasarkan data SITB per 2 Februari 2022, terdapat 8306 kasus TB-RR/MDR terkonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium. Keberhasilan pengobatan TB MDR di Indonesia tahun 2021 belum mencapai target dan termasuk rendah dibandingkan dengan global yaitu sebesar 45%. Penelitian bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pengobatan pasien TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif. Penelitian menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien TB MDR yang berobat di RSUP Persahabatan tahun 2019 yang dilihat sejak awal pengobatan hingga didapatkan hasil akhir pengobatan. Terdapat 273 sampel yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan uji chi-square, dengan RR untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel dan dan p < 0,05 sebagai batas kemaknaan. Pada hasil analisis diketahui umur (p=0,000; RR=1,603 95CI% 1,251–2,055), jenis kelamin (p=0,749; RR=1,045 95CI% 0,798–1,369), pendidikan (p=0,165; RR=1,228 95CI% 0,929–1.634), pekerjaan (p=0,298; RR=0,893 95CI% 0,8723–1,103), status pernikahan (p=0,000; RR=1,932 95%CI 1,318–2,833), wilayah tempat tinggal (p=0,092, RR=1,288 95%CI 0,933–1,779), hasil pemeriksaan sputum awal (p=0,272; RR=1,126 95%CI 0,911–1,191), interval inisiasi pengobatan (p=0,021; RR=0,698 95%CI 0,494–0,986). Faktor yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan keberhasilan pengobatan adalah umur, status pernikahan, dan interval inisiasi pengobatan.Based on SITB data as of February 2, 2022, there were 8306 confirmed cases of RR/MDR TB through laboratory tests. The success of MDR TB treatment in Indonesia in 2021 has not reached the target and is low compared to global, which is 45%. This study aims to identify factors associated with successful treatment of MDR TB patients at Persahabatan Hospital in 2019. This study used a retrospective cohort study design. The study used secondary data from the medical records of MDR TB patients who were treated at the Friendship Hospital in 2019 which were seen from the beginning of treatment until the final results of treatment were obtained. There were 273 samples that met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed using IBM SPSS Statistics 25 with chi-square test, with RR to determine the degree of relationship between variables and p < 0.05 as the limit of significance. The results of the analysis showed that age (p=0.000; RR=1.603 95CI% 1.251–2.055), gender (p=0.749; RR=1.045 95CI% 0.798–1.369), education (p=0.165; RR=1.228 95CI% 0.929– 1.634), occupation (p=0.298; RR=0.893 95CI% 0.8723–1.103), marital status (p=0.000; RR=1.932 95%CI 1.318–2.833), area of ​​residence (p=0.092, RR=1.288 95%CI 0.933–1.779), results of initial sputum examination (p=0.272; RR=1.126 95%CI 0.911–1.191), treatment initiation interval (p=0.021; RR=0.698 95%CI 0.494–0.986). Factors that had a statistically significant relationship with treatment success were age, marital status, and treatment initiation interval."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanti Zuswayudha Soepandi
"Pengobatan TB-MDR memerlukan waktu yang lama, yakni sekitar 18-24 bulan dan biaya yang sangat tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengobatan dan variabel-variabel biaya pengobatan TB-MDR/XDR. Penelitian ini merupakan penelitian operasional dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Sampel dalam penelitian adalah semua pasien TB-MDR/XDR yang mulai diobati pada bulan Agustus 2009 sampai 31 Desember 2010 yang berjumlah 104 orang. Penelitian ini membuktikan bahwa keberhasilan pengobatan TB MDR jauh lebih baik (80,9%) dibandingkan dengan keberhasilan pengobatan TB XDR yang hanya mencapai 42,9%. Angka keberhasilan ini jauh lebih tinggi dari angka keberhasilan di dunia. Biaya pasien sampai sembuh pada pasien TB-XDR adalah Rp 91.704.767,33, dan untuk pasien TB MDR, biaya pengobatan adalah sebesar Rp 72.260.081,73. Biaya pasien TB-XDR yang meninggal Rp 63.246.069,00 dan ini lebih tinggi dari biaya pasien TB-MDR yang sebesar Rp 34.142.692,44. Hal ini juga terjadi pada total biaya pengobatan TB-XDR dengan efek samping ringan yang lebih tinggi biayanya dari pada pasien TB-MDR. Penambahan lama pengobatan berpeluang peningkatan biaya sebesar Rp 115.205,00 per hari. Pasien TB-XDR laki-laki yang bertempat tinggal di Jakarta Timur dengan lama pengobatan kurang dari 569 hari memiliki peluang kesembuhan 1.7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasien TB-XDR perempuan, yang bertempat tinggal di daerah dengan lama pengobatan yang sama."
Depok: Pusat kajian administrasi kebijakan kesehatan (FKM_UI), 2014
351 JARSI 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikrie Za`iemullah
"TB resistan obat (MDR-TB) sampai saat ini masih menjadi permasalahan kompleks dengan pengobatan lebih sulit, efek samping obat, dan tingkat kematian yang tinggi dibandingkan TB sensitif obat. Infeksi TB-MDR dapat terjadi pada pasien TB setelah selesai pengobatan OAT yang dikenal sebagai kasus TB-MDR relaps/kambuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya TB-MDR relaps di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan jumlah subjek 80 pasien di Poli Paru dan TB-MDR RSUP Persahabatan. Data diambil dengan menggunakan rekam medis dan wawancara langsung dengan pasien. Berdasarkan karakteristik, pasien didominasi oleh laki-laki, usia 36-55 tahun, pendidikan terakhir SMA, tingkat pendapatan per bulan rendah (Rp1.825.000,00-Rp3.299.999,00/bulan), menjalani pengobatan dengan patuh, bukan perokok, tidak ada komorbid diabetes melitus (DM) maupun koinfeksi HIV.
Melalui analisis bivariat didapatkan kepatuhan berobat p= 0,002 bermakna terhadap kejadian TB-MDR relaps. Sementara itu, hasil analisis multivariat dengan metode regresi logistik hasil signifikan didapatkan variabel pendapatan per bulan sangat rendah (

Nowadays, multidrug-resistant TB (MDR-TB) still faces many problems including harder treatment with more toxic drugs and higher mortalities among patients compared than drug-sensitive TB infection. MDR-TB can occur in patients who have already been cured or completed their previous TB treatment, known as MDR-TB relapse cases. The aims of this research to identified risk factors among MDR-TB relapse patients in Persahabatan Central General Hospital in 2016-2018. This study used cross-sectional design and involved 80 patients at Poli Paru and MDR-TB in Persahabatan Hospital. Data were collected using medical records and direct interview with patients. Among them, most of were dominated by male, age 36-55 years old, senior high-school education, lower income (Rp1,825,000.00-3,299,999.99/month), good adherence during previous treatment, non-smoker, and without the presence of diabetes mellitus (DM) and HIV-infection.
Bivariate analysis showed only adherence to previous treatment (p = 0,002) to be statistically significant. Meanwhile, after adjusted other factors through multivariate analysis, it was found very low monthly income ("
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Alfiana Fauziah
"Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia baik dalam hal prevalensinya maupun masalah-masalah lainnya yang ditimbulkannya. Upaya dalam penanggulangan penyakit tuberkulosis masih terus dilakukan. Namun dalam perjalanannya banyak hambatan dalam upaya tersebut, salah satunya adalah adanya fenomena tuberkulosis multidrug resistant (TB-MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian TB-MDR. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus-kontrol dengan populasinya pasien TB di RSUP Persahabatan tahun 2013.
Penelitian ini menghasilkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian TB-MDR di RSUP Persahabatan adalah umur (OR 1,7; 95%CI 0,7-4,1), konsumsi alkohol (OR 1,5; 95%CI 0,5-4,5), riwayat kontak TB (OR 2,1; 95%CI 0,8-5,2), kepatuhan minum obat (OR 10,8; 95%CI 4,4-26,8), status gizi (OR 3,3; 95%CI 1,4-7,8) dan diabetes mellitus (OR 2,1; 0,7-5,8). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk mendukung pelaksanaan program DOTS, penderita TB harus terus dimonitoring dan dikontrol selama pengobatannya terutama dalam hal kepatuhan dalam minum obat.

Tuberculosis remains a major problem of public health in Indonesia, both in terms of prevalence and other problems it causes. An attempt of the tuberculosis prevention is still underway. But along the way there are a lot of obstacles in it, one of which is a phenomenon of multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB). This study intended to find the factors that affecting the MDR-TB. The design study is a case-controland the population is patients with TB at RSUP Persahabatan in 2013.
This study found that affected is the factors in MDR-TB at RSUP Persahabatan are the age (OR 1.7; 95%CI 0.7-4.1), alcohol consumption (OR 1.5; 95%CI 0.5-4.5), history of TB contact (OR 2.1; 95%CI 0.8-5.2), medication compliance (OR 10.8; 95%CI 4.4-26.8), nutritional status (OR 3.3; 95%CI 1.4-7.8) and diabetes mellitus (OR 2.1; 95%CI 0.7-5.8). The study showed that to support the implementation of DOTS program, TB patients should be closely monitored and controlled during treatment, especially in terms of medication compliance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umie Faizah
"[ABSTRAK
Latar Belakang. Pasien TB-MDR sedang menjalankan pengobatan akan memengaruhi kondisi kejiwaan yang dapat disebabkan dari obat-obatan TB-MDR dan atau stres psikososial. Tujuan penelitian adalah mendapatkan gambaran gangguan psikiatri pada pasien TB-MDR dan stres psikososial yang memengaruhi.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan subjek penelitian berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel pada subjek menggunakan metode konsekutif. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah MINI ICD-10 dan Life Experiences Survey (LES) dari Irwin G. Sarason yang terdiri dari 60 item yang dinilai dengan skala likert -3 sampai 3. Pada subjek dinilai dampak positif dan negatif stresor menggunakan instrumen LES. Data demografi meliputi usia, jenis kelamin, status pernikahan, jumlah anak, agama, suku, agama, pendapatan, tingkat pendidikan, obat-obatan yang digunakan dan jangka waktu pengobatan. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS untuk windows versi 20. Tingkat kemaknaan yang digunakan untuk uji statistik adalah p < 0,05.
Hasil. Proporsi gangguan psikiatri pada subyek TB-MDR adalah 62%. Proporsi gangguan psikiatri pada subjek TB-MDR terbanyak pada gangguan depresi (32%) diikuti dengan risiko bunuh diri (26%), gangguan panik (24%), gangguan anxietas menyeluruh (20%), gangguan depresi berulang (12%), gangguan psikotik (12%), gangguan agorafobia (8%), gangguan obsesif kompulsif (8%), agorafobia dengan gangguan panik (4%), anorexia nervosa (2%) dan gangguan berkaitan dengan zat psikoaktif (2%). Sebagian besar subjek mendapatkan regimen standar pengobatan TB-MDR mengalami gangguan psikiatri sebesar 58,1%. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia subjek dengan gangguan psikiatri sebesar <0,001, antara obat TB-MDR yang didapatkan dengan risiko bunuh diri (p<0,005) dan antara stresor psikososial dengan gangguan psikiatri.
Kesimpulan. Terdapat gangguan psikiatri pada subjek TB-MDR selama menjalani pengobatan. Kelompok subjek TB-MDR dengan gangguan psikiatri cenderung memiliki skor stres negatif yang lebih tinggi (lebih banyak yang mengalami stresor negatif) dibandingan dengan subjek tanpa gangguan psikiatri.ABSTRACT Background. Patients with Multi Drug Resistance Tuberculosis (MDR-TB) during treatment can influence psychiatric conditions caused by MDR-TB drugs and psychosocial stress. The objective of this research is to describe various psychiatric disorders in patients with MDR-TB and various psychosocial stress during the treatment.
Methods. Design of this study is a cross-sectional design with total 50 subjects. Subjects were selected through consecutive sampling methods. Instruments used in this study were the MINI ICD-10 and Life Experiences Survey (LES) of Irwin G. Sarason which consists of 60 items of Likert scale ranging from -3 to 3. Subjects were assessed using the positive and negative impacts of stressors with LES instrument. Demographic data observed consist of age, gender, marital status, number of children, religion, ethnicity, religion, income, education level, drugs taken and the length of treatment. Data were analyzed using SPSS for Windows version 20. The level of significance used for the statistical tests was p <0.05.
Results. Proportion of psychiatric disorders in subjects with MDR-TB is 62%. Proportion of psychiatric disorders in subjects with MDR-TB are depressive disorders (32%) followed by risk of suicide (26%), panic disorder (24%), anxiety disorder (20%), recurrent depressive disorder (12%), psychotic disorder (12%), agoraphobia disorders (8%), obsessive compulsive disorder (8%), agoraphobia with panic disorder (4%), anorexia nervosa (2%) and psychoactive substances associated disorders (2%). Proportion of psychiatric disorders in subjects getting standard treatment regimen for MDR-TB are 58.1%. A significant relationship is made statistically between age of subjects with psychiatric disorders, MDR-TB drugs with suicide risk and psychosocial stressors with psychiatric disorders.
Conclusions. Psychiatric disorders were found in subjects with MDR-TB during treatment. Subject groups of MDR-TB with psychiatric disorders have higher negative stress score (more likely to have a negative stressor) than subjects without psychiatric disorders. ;Background. Patients with Multi Drug Resistance Tuberculosis (MDR-TB) during treatment can influence psychiatric conditions caused by MDR-TB drugs and psychosocial stress. The objective of this research is to describe various psychiatric disorders in patients with MDR-TB and various psychosocial stress during the treatment.
Methods. Design of this study is a cross-sectional design with total 50 subjects. Subjects were selected through consecutive sampling methods. Instruments used in this study were the MINI ICD-10 and Life Experiences Survey (LES) of Irwin G. Sarason which consists of 60 items of Likert scale ranging from -3 to 3. Subjects were assessed using the positive and negative impacts of stressors with LES instrument. Demographic data observed consist of age, gender, marital status, number of children, religion, ethnicity, religion, income, education level, drugs taken and the length of treatment. Data were analyzed using SPSS for Windows version 20. The level of significance used for the statistical tests was p <0.05.
Results. Proportion of psychiatric disorders in subjects with MDR-TB is 62%. Proportion of psychiatric disorders in subjects with MDR-TB are depressive disorders (32%) followed by risk of suicide (26%), panic disorder (24%), anxiety disorder (20%), recurrent depressive disorder (12%), psychotic disorder (12%), agoraphobia disorders (8%), obsessive compulsive disorder (8%), agoraphobia with panic disorder (4%), anorexia nervosa (2%) and psychoactive substances associated disorders (2%). Proportion of psychiatric disorders in subjects getting standard treatment regimen for MDR-TB are 58.1%. A significant relationship is made statistically between age of subjects with psychiatric disorders, MDR-TB drugs with suicide risk and psychosocial stressors with psychiatric disorders.
Conclusions. Psychiatric disorders were found in subjects with MDR-TB during treatment. Subject groups of MDR-TB with psychiatric disorders have higher negative stress score (more likely to have a negative stressor) than subjects without psychiatric disorders. , Background. Patients with Multi Drug Resistance Tuberculosis (MDR-TB) during treatment can influence psychiatric conditions caused by MDR-TB drugs and psychosocial stress. The objective of this research is to describe various psychiatric disorders in patients with MDR-TB and various psychosocial stress during the treatment.
Methods. Design of this study is a cross-sectional design with total 50 subjects. Subjects were selected through consecutive sampling methods. Instruments used in this study were the MINI ICD-10 and Life Experiences Survey (LES) of Irwin G. Sarason which consists of 60 items of Likert scale ranging from -3 to 3. Subjects were assessed using the positive and negative impacts of stressors with LES instrument. Demographic data observed consist of age, gender, marital status, number of children, religion, ethnicity, religion, income, education level, drugs taken and the length of treatment. Data were analyzed using SPSS for Windows version 20. The level of significance used for the statistical tests was p <0.05.
Results. Proportion of psychiatric disorders in subjects with MDR-TB is 62%. Proportion of psychiatric disorders in subjects with MDR-TB are depressive disorders (32%) followed by risk of suicide (26%), panic disorder (24%), anxiety disorder (20%), recurrent depressive disorder (12%), psychotic disorder (12%), agoraphobia disorders (8%), obsessive compulsive disorder (8%), agoraphobia with panic disorder (4%), anorexia nervosa (2%) and psychoactive substances associated disorders (2%). Proportion of psychiatric disorders in subjects getting standard treatment regimen for MDR-TB are 58.1%. A significant relationship is made statistically between age of subjects with psychiatric disorders, MDR-TB drugs with suicide risk and psychosocial stressors with psychiatric disorders.
Conclusions. Psychiatric disorders were found in subjects with MDR-TB during treatment. Subject groups of MDR-TB with psychiatric disorders have higher negative stress score (more likely to have a negative stressor) than subjects without psychiatric disorders. ]
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zen Ahmad
"ABSTRAK
Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR TB) adalah tuberkulosis resisten obat yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang resisten terhadap ripamfisin dan isoniazid. Diagnosis MDR TB berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, radiologis, pemeriksaan BTA dengan gene expert, dan kultur resistensi Mycobacterium Tuberculosis. Berikut ini dilaporkan seorang penderita, perempuan, 36 tahun dengan MDR TB yang telah mendapatka pengobatan fase intensif dan mengalami konversi tetapi pada fase lanjutan mengalami reversi. Kasus ini perlu mendapatkan diskusi untuk menetapkan apakah pengobatan MDR TB akan dilanjutkan atau distop, karena dianggap pengobatan yang gagal. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Afidjati
"Latar belakang: Kompleksitas pengobatan TB RO berupa durasi pengobatan yang panjang, penggunaan beberapa obat lini kedua, toksisitas obat, dan interaksi obat akibat multidrug use dapat menyebabkan efek samping pengobatan pada pasien. Hal ini dapat mengurangi efektivitas pengobatan dan memengaruhi luaran pengobatan TB RO. Tujuan: Untuk melihat efek samping obat/kejadian tidak diinginkan terhadap luaran pengobatan TB RO.
Metode: Penelitian observasional dengan desain kohort retrospektif ini dilakukan di RSUP Persahabatan, Jakarta. Sumber data adalah data sekunder dari sistem informasi tuberkulosis (SITB) yang melibatkan pasien TB RO yang menjalani pengobatan di tahun 2021 – 2023. Metode sampling berupa total sampling. Analisis data bivariat antara KTD dengan luaran pengobatan TB RO berupa Cox regresi dan uji Log-Rank, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan Extended Cox Regresi.
Hasil: Dari 583 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini, insidens luaran pengobatan tidak berhasil sebanyak 40,65%. Sebanyak 12,69% pasien mengalami efek samping berat. Sebagian besar efek samping terjadi pada fase intensif pengobatan TB RO (43,57%). Jenis efek samping yang paling sering dialami pada pasien adalah gangguan gastrointestinal (79,25%), gangguan muskuloskeletal (58,32%), dan gangguan saraf (49,40%). Efek samping berupa KTD berat/serius tidak memiliki asosiasi yang signifikan terhadap terjadinya pengobatan tidak berhasil berdasarkan hasil analisis Cox regresi bivariat (HR=0,823; 95% CI: 0,558-1,216; p=0,329) dan analisis multivariat Extended Cox regresi (setelah dikontrol oleh variabel kovariat). Probabilitas survival antara kelompok dengan KTD berat dan kelompok non-KTD berat tidak berbeda bermakna. Kesimpulan: pemantauan efek samping selama pengobatan TB RO berlangsung merupakan hal yang penting untuk menunjang keberhasilan pengobatan.

Background: The complexity of treating drug-resistant tuberculosis (DR TB) involves prolonged treatment duration, the use of several second-line drugs, drug toxicity, and drug interactions due to multidrug use, which can lead to adverse drug reactions in patients. These issues can reduce treatment effectiveness and affect treatment outcomes for DR TB.
Objective: To investigate the impact of adverse drug reactions/adverse events on DR TB treatment outcomes.
Methods: This observational study utilized a retrospective cohort design conducted at RSUP Persahabatan, Jakarta. The data source was secondary data from the tuberculosis information system (SITB) involving DR TB patients who underwent treatment between 2021 and 2023. The sampling method was total sampling. Bivariate data analysis between adverse events and TB RO treatment outcomes involved Cox regression and Log Rank tests, followed by multivariate analysis using Extended Cox Regression.
Results: Among the 583 subjects included in this study, the incidence of unsuccessful treatment outcomes was 40.65%. Severe adverse drug reactions were experienced by 12.69% of patients. Most adverse reactions occurred during the intensive phase of TB RO treatment (43.57%). The most common types of adverse reactions experienced by patients were gastrointestinal disorders (79.25%), musculoskeletal disorders (58.32%), and neurological disorders (49.40%). Severe/serious adverse reactions did not have a significant association with unsuccessful treatment outcomes based on the results of the bivariate Cox regression analysis (HR=0.823; 95% CI: 0.558-1.216; p=0.329) and the multivariate Extended Cox regression analysis (after adjusting for covariate variables). The survival probability between the group with severe adverse reactions and the non- severe adverse reactions group did not differ significantly.
Conclusion: Monitoring adverse drug reactions during DR TB treatment is crucial to support the success of the treatment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>