Ditemukan 165486 dokumen yang sesuai dengan query
Aries Apriansyah
"Pertumbuhan aset industri perbankan syariah selama sepuluh terakhir rata-rata diatas 40%. Pertumbuhan tinggi tentunya juga menggerus modal. Sementara di sisi lain, Bank Indonesia mensyaratkan tingkat modal minimum tertentu untuk menentukan tingkat kesehatan bank. Kondisi tersebut juga terjadi pada PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Untuk dapat terus berekspansi di tengah industri yang tumbuh sangat pesat, BSM tidak mungkin hanya mengandalkan setoran modal dari pemiliknya yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sehingga, rencana Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2014 menjadi salah satu opsi. Valuasi harga saham BSM diperlukan untuk menentukan kisaran nilai wajar saham agar sesuai dengan kondisi dan proyeksi kinerja fundamental perusahaan di masa yang akan datang. Pada asumsi kondisi normal, pendekatan Dividen Discount Model menghasilkan nilai intrinsik per lembar saham BSM sebesar Rp45.009, pendeketan Free Cash Flow to Equity menghasilkan nilai intrinsik Rp234.103, pendekatan Relative Valuation menghasilkan nilai intrinsik Rp44.074, dan pendekatan Abnormal Earnings menghasilkan nilai intrinsik per lembar saham BSM sebesar Rp214.550. Harga saham tersebut masih terlalu besar, sehingga strategi stock split seratus-untuk-satu menjadi opsi ideal untuk menurunkan harga saham tanpa mengurangi nilai intrinsiknya.
The Average of asset growth of Islamic banking industry during the last ten years is above 40%. High growth would also erode the capital. While on the other side, Bank Indonesia requires a certain minimum level of capital to determine the soundness of banks. This condition also occurs in PT Bank Syariah Mandiri (BSM). To be able to continue to expand in the rapidly growing industry, BSM may not rely solely on the payment of capital from its owners, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Thus, Initial Public Offering (IPO) plans in 2014 become one of the feasible options. Stock price valuation of BSM is needed to determine the fair value of the stock to fit the shape and projection of the company's fundamental performance in the future. On the assumption of normal conditions, Dividend Discount Model approach produces an BSM intrinsic value per share at Rp45.009, Free Cash Flow to Equity at Rp234.103, Relative Valuation approach at Rp44.074, and Abnormal Earnings approach produces an intrinsic value per share at Rp214.550. The stock prices produce by theese methods are still too large, thus stock split strategy at one hundred-for-one is an ideal option to lower the stock prices without reducing its intrinsic value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Putri Pramoda Wardhani
"Predikat yang diperoleh Indonesia sebagai negara layak investasi oleh Fitch dan Moody's, membuat para investor berlomba untuk menginvestasikan dananya di pasar saham Indonesia. Valuasi menjadi sangat penting dilakukan sebelum memutuskan untuk berinvestasi, agar investor mengetahui aspek fundamental dari saham yang dituju. Bank Danamon sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang sedang mengembangkan berbagai program konsumer dan usaha kecil dan menengah, membuat harga saham BDMN layak untuk dipertimbangkan oleh investor. Untuk itu dengan mengetahui nilai wajar dari saham tersebut, investor bisa mengambil langkah pintar untuk menjaga portofolio, mengambil keuntungan dan meminimalisasi risiko.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada skenario normal dengan metode Free Cash Flow to Equity, harga saham BDMN Rp 6.055, sedangkan dengan Relative Valuation Rp 5.518 dan untuk metode Abnormal Earnings harga saham BDMN Rp 7.997. Harga-harga tersebut di bandingkan dengan harga pasar BDMN per tanggal 30 September 2012 yaitu Rp 6.100, sehingga dari kedua metode disimpulkan harga saham BDMN overvalued dan dengan metode abnormal earnings harga saham BDMN undervalued.
Predicate that gained by Indonesia as an investment worth by Fitch and Moody's, make a lot of investors raced to invest in Indonesia stock market. Valuation becomes very important before deciding to invest, so that investors know the fundamental aspects of the stock in question. Bank Danamon as one of the largest banks in Indonesia, which is developing a range of programs of consumer and small and medium enterprises, making stock prices of BDMN eligible for consideration by investors. For that to determine the fair value of shares, investors can take smart steps to keep their portfolio, take an advantage and minimize risk.The results of the research that has been done by normal scenario using free cash flow to equity method, gave the intrinsic value of BDMN stock IDR 6,055, while calculation with relative valuation method IDR 5,518 and abnormal earnings method resulting amount of IDR 7,997. Those prices has been compared with market price of BDMN on September 30, 2012 amounts IDR 6,100, and it can be concluded that the stock price of BDMN with two different method is overvalued and with only abnormal earnings method is undervalued."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ferly Aninditya
"Industri telekomunikasi adalah industri yang dinamis dikarenakan perkembangan teknologi telekomunikasi yang begitu cepat. Pelayanan selular bergerak di Indonesia, pada saat ini sedang beralih dari fokus pada layanan suara dan pesan singkat menuju layanan data. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, persaingan menjadi semakin ketat. Namun demikian, hanya ada tiga pemain utama yaitu PT. Telkomsel Tbk., PT. Indosat Tbk., dan PT. XL Axiata Tbk (XL). XL merupakan perusahaan telekomunikasi di Indonesia dengan pertumbuhan yang paling cepat. Kinerja perusahaan sejak diakuisisi oleh grup Axiata pada tahun 2009 selalu meningkat. XL optimis akan menjadi perusahaan telekomunikasi terdepan dalam kurun lima tahun ke depan. Untuk itu manajemen berusaha menarik minat investor untuk melakukan investasi di XL. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah nilai investasi yang ditawarkan sesuai dengan nilai perusahaan. Pada penelitian ini, dilakukan valuasi saham PT. XL Axiata Tbk. menggunakan Free Cash Flow to Equity Model, Abnormal Earnings Model dan Relative Valuation Model.Pada setiap model yang digunakan, masing-masing dibagi dalam tiga skenario, yaitu skenario normal, skenario pesimis dan skenario optimis.
Telecomunication industry is dinamic because it fastest growth in technology. In Indonesia, the mobile sellular services is on the step to change from focus on voice and short messege services to data services. With so many competitor in telecommunication industry, the competition become very high. Indeed, only three main company that dominate market. The three company are PT Telkomsel Tbk, PT Indosat Tbk, and PT XL Axiata Tbk (XL). XL is the fastest growth company in Indonesia telecommunication industry. The company performance raised every year since it acquisition by Axiata group in 2009. Management optimistic that the company will become the first telecommunication company in Indonesia by five years. To achieve this goal, the management try to atract the investor interest to investing their funds in XL. The question is, wether the value of the investment offered was in line with the return. This study shows the valuation of PT XL Axiata Tbk shares value by using Free Cash Flow to Equity Model, Abnormal Earnings Model and Relative Valuation Model. In each valuation model consists of three scenarios, normal scenario, pessimistic scenario, and optimistic scenario."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34734
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fujianggres Saiful Bahri
"Bank Indonesia menyatakan bahwa kinerja perbankan Indonesia mampu menunjukkan ketahanamflya terhadap kondisi krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Predikat layak investasi yang diperoleh Indonesia dapat menjadi stimulus para investor untuk menempatkan dananya di pasar modal Indonesia. Bank DKI sebagai bank yang sedang mengalami pertumbuhan dan memerlukan dana yang cukup besar untuk ekspansi bisnis dan kreditnya, mulai melirik alternatif penjualan saham perdana di pasar modal. Pada penelitian ini, dilakukan valuasi saham Bank DKI menggunakan Free Cash Flow to Equity Model, Abnormal Earnings Model dan Relative Valuation Model. Pada setiap model yang digunakan, masing-masing dibagi dalam tiga skenario, yaitu skenario normal, skenario pesimis dan skenario optimis.
Bank Indonesia stated that performance of Indonesian banks showed the resistanse toward the economic crisis which happened in Europe and UnitedStates. Investment grade given by rating agency can stimulate investors to place their fund in Indonesia's capital market. As a growing company, Bank DKI need more capital to expand its business. Bank DKI begins to consider the initial public offering (IPO) as a source of its equity capital. This study shows the calculating of Bank DKI's shares value when Bank DKI conducts the IPO. The valuation proses uses Free Cash Flow to Equity Model, Abnormal Eamings Model and Relative Valuation Model. In each valuation model consists of three scenarios, normal scenario, pessimistic scenario, and optimistic scenario."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32196
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Charlie Tjandra
"Dengan kondisi perekonomian dunia yang semakin tidak menentu dengan terjadinya krisis ekonomi di kawasan Eropa, tentunya sebagai seorang investor harus selalu berhati-hati dalam melakukan investasi terutama di pasar modal. Secara keseluruhan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai intrinsik saham perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan free cash flow to equity dan dividend discount model dengan masing-masing dihitung bedasarkan dua kondisi. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kondisi harga pasar saham perusahaan saat ini apakah dalam kondisi overvalued atau undervalued.
With increasing uncertainty ofthe world economy because the economic crisis in Europe, an investor should always be careful in investing primarily in equity markets. Overall, the study aims to determine the intrinsic value ofthe shares of PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Valuation method used in this study are free cash flow to equity and dividend discount model and each using two conditions. The results of calculations are then compared with current market price whether it is overvalued or undervalued."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32205
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Ida Siti Farida
"Tesis ini membahas penilaian saham pada PT Wijaya Karya Realty terkait dengan rencana untuk melakukan Initial Public Offering pada tahun 2015. Valuasi saham menggunakan Free Cash Flow to Equity, Abnormal Earnings dan Relative Valuation Model. Valuasi saham di dasarkan pada kondisi makro ekonomi dan lingkungan industri perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah rentang harga wajar saham apabila PT Wijaya Karya Realty melakukan IPO.
This thesis discusses the valuation of shares of PT Wijaya Karya Realty related with plans for initial public offering (IPO) in 2015. Valuation of shares using Free Cash Flow to Equity, Abnormal Earnings and Relative Valuation Model. Valuation of shares is based on a macro-economic and company industry environment. Result of this study is a reasonable price of PT Wijaya Karya Realty's shares when conduct an IPO."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Moch. Choirur Rofiq
"Penelitian dalam karya akhir ini menggunakan pendekatan analisis fundamental Top-down Approach yang diawali dengan melakukan analisis indikator makro ekonomi, analisis industri dimana perusahaan itu berada, dan analisis perusahan itu sendiri. Berdasarkan hasil analisis fundamental dengan metode Free Cash Flow lo Equity diperoleh nilai intrinsik harga saham sebesar Rp 1.675,-. Penilaian tersebut menggunakan asumsi-asumsi tertentu dan reguired risk of return sebesar 17,42%. Dengan demikian, harga saham perhitungan analisis fundamental sebesar Rp 1.675,- berada dialas harga saham yang ditawarakan pada saat IPO sebesar Rp 1.080,- atau harga IPO undervalued harga analisis fundamental. Sementara itu, berdasarkan analisis dan perbandingan rasio PER dan rasio PBV menunjukkan bahwa kedua rasio lebih rendah dibanding rasio rata-rata industri sektor keuangan. Keputusan emiten dan penjamin menawarakan harga saham pada saat IPO dibawah nilai harga intrinsiknya (undervahted) berharap penawaran haraga saham tersebut diminati investor sehingga jumlah saham yang ditawarkan dapat terjual seluruhnya. Sementara itu, dari sisi investor harga yang saham yang rendah tersebut diharapkan mengalami kenaikan pada saat saham diperdagangkan di pasar sekunder harganya mendekati keseimbangan.
The research in this thesis has been designed using a fundamental analytical approach, Top-down Approach, which started by conducting a macroeconomic indicator analysis, industrial analysis, and company analysis. By implementing the free cash flow to equity model, the assumptions of intrinsic shares price valuation have been determined. Based on fundamental analysis using the Free Cash Flow to Equity method, the result shows that the intrinsic shares price value is Rp 1,675,-. This valuation uses particular assumptions and required risk of retum of 17.42%. As a result, the shares price based on fundamental analysis calculation is Rp 1,675,-, above the IPO shares price of Rp 1,080,- which means that the IPO price is undervalued compared to its fundamental analysis price. In addition, based on analysis and comparison of PER ratio and PBV ratio the result shows that both ratios are lower than the ratio of average LQ45 Banking. The decision of issuer and underwriter to offer the IPO shares price lower than its intrinsic price (undervalued) was based on the expectation that the offering shares price will be attractive to the investors and all shares will be sold out. On the other hand, the investors expect that the shares price will rise to its equilibrium level when shares are traded in the secondary market and creates gain to the investors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26509
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Harya Pratama
"Skripsi ini membahas tentang valuasi terhadap nilai perusahaan Waskita Karya dengan menggunakan metode discounted free cash flow. Langkah-langkah dalam valuasi dimulai dengan melakukan pemahaman sisi historis perusahaan, analisis laporan keuangan, proyeksi laporan keuangan, sampai kepada perhitungan nilai saham perusahaan. Proyeksi arus kas di buat selama lima tahun dengan mempertimbangkan laporan keuangan historis, strategi perusahaan, serta pengaruh faktor-faktor eksternal melalui kondisi ekonomi makro maupun kondisi industri jasa konstruksi itu sendiri. Berdasarkan hasil valuasi Waskita Karya, didapat kisaran harga per lembar saham sebesar Rp 344 - Rp 516 dengan metode FCFE dan kisaran harga per lembar saham sebesar 329 - Rp 365 dengan metode FCFF. Dengan begitu, kisaran yang didapat tersebut dapat dijadikan acuan untuk menilai saham Waskita Karya pada saat penawaran umum perdana saham.
This essay examines a valuation of Waskita Karya using the Discounted Free Cash Flow (DFC) method. The DFC valuation steps include understanding the historical aspects of the company, analysing past financial statements, generating financial projections and calculating the firm value. The cash flow projection is based on historical financial statements compiled over 5 years, corporate strategies and external factors such as the economy and construction service industry conditions. Using the Free Cash Flow to Equity (FCFE) valuation method we obtained a price per share ranging from Rp 344 - Rp 516, whilst with the Free Cash Flow to The Firm method we obtained a price per share ranging from 329 - Rp 365. These price per share ranges could be used as references to assess the value of Waskita Karya's shares on the initial pubic offering."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45297
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Harya Pratama
"Tesis ini membahas tentang valuasi terhadap nilai perusahaan Waskita Karya dengan menggunakan metode discounted free cash flow. Langkah-langkah dalam valuasi dimulai dengan melakukan pemahaman sisi historis perusahaan, analisis laporan keuangan, proyeksi laporan keuangan, sampai kepada perhitungan nilai saham perusahaan. Proyeksi arus kas di buat selama lima tahun dengan mempertimbangkan laporan keuangan historis, strategi perusahaan, serta pengaruh faktor-faktor eksternal melalui kondisi ekonomi makro maupun kondisi industri jasa konstruksi itu sendiri. Berdasarkan hasil valuasi Waskita Karya, didapat kisaran harga per lembar saham sebesar Rp 344 - Rp 516 dengan metode FCFE dan kisaran harga per lembar saham sebesar Rp 352 - Rp 388 dengan metode FCFF. Dengan begitu, kisaran yang didapat tersebut dapat dijadikan acuan untuk menilai saham Waskita Karya pada saat penawaran umum perdana saham.
This thesis examines a valuation of Waskita Karya using the Discounted Free Cash Flow (DFC) method. The DFC valuation steps include understanding the historical aspects of the company, analysing past financial statements, generating financial projections and calculating the firm value. The cash flow projection is based on historical financial statements compiled over 5 years, corporate strategies and external factors such as the economy and construction service industry conditions. Using the Free Cash Flow to Equity (FCFE) valuation method we obtained a price per share ranging from Rp 344 - Rp 516, whilst with the Free Cash Flow to The Firm method we obtained a price per share ranging from Rp 352 - Rp 388. These price per share ranges could be used as references to assess the value of Waskita Karya?s shares on the initial pubic offering."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34718
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Galuh Ika Shakuntala
"Tesis ini membahas tentang valuasi terhadap nilai perusahaan PLN Batam dengan menggunakan metode discounted free cash flow. Langkah-langkah dalam valuasi dimulai dengan melakukan pemahaman sisi historis perusahaan, analisis laporan keuangan, proyeksi laporan keuangan, sampai kepada perhitungan nilai saham perusahaan. Proyeksi arus kas di buat selama sepuluh tahun dengan mempertimbangkan laporan keuangan historis, strategi perusahaan, serta pengaruh faktor-faktor eksternal melalui kondisi ekonomi makro maupun kondisi industri. Berdasarkan hasil valuasi PLN Batam, didapat nilai wajar per lembar saham sebesar Rp. 2.392 dengan metode free cash flow to equity (FCFE) dan Rp. 6.647 dengan metode free cash flow to the firm (FCFF).
This thesis examines a valuation of PLN Batam using the Discounted Free Cash Flow (DCF) method. The DCF valuation steps include understanding the historical aspects of the company, analysing past financial statements, generating financial projections, and calculating the firm value. The cash flow projection is based on historical financial statements compiled over 10 years, corporate strategies, and external factors such as the economy and power service industry conditions. Using the Free Cash Flow to Equity (FCFE) valuation method we obtained a price per share Rp 2.392 whilst with the Free Cash Flow to Firm method we obtained a price per share Rp 6.647. These price per share could be used as references to assess the value of PLN Batam?s shares on the initial pubic offering."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34729
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library