Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amrita Widyagarini
"ABSTRAK
Streptococcus mutans (S. mutans) diketahui merupakan bakteri patogen utama
dalam proses karies. Koloni S. mutans pada anak dapat terbentuk melalui
transmisi S. mutans yang terutama bersumber dari ibu. S. mutans serotipe c, e, dan
f diklasifikasikan berdasarkan pada komposisi kimia polisakarida spesifik serotipe
dan sering ditemukan pada sampel plak. Sampel plak didapatkan dari 66 pasang
anak usia 3-5 tahun dan ibunya. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang
dipakai dengan menggunakan primer gtfB dalam penelitian ini telah
mengkonfirmasi keberadaan S. mutans pada 46 sampel plak pasang anak dan
ibunya. Terdapat hubungan yang bermakna antara karies anak dan karies ibunya
(p<0,05). Skor karies anak akan meningkat seiring dengan peningkatan skor
karies ibu. Distribusi S. mutans serotipe c ditemukan dalam proporsi yang banyak,
sedangkan S. mutans serotipe e ditemukan paling sedikit pada sampel plak anak
usia 3 – 5 tahun dan ibunya.Terdapat hubungan tidak bermakna antara S. mutans
serotipe c dan e dengan status karies anak dan ibunya (p>0,05). Terdapat
hubungan sangat lemah, tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e anak
dengan ibunya (0,000 < r < 0,199; p>0,05).

ABSTRACT
Streptococcus mutans (S. mutans) are considered to be an important bacterial
pathogen of dental caries. The major reservoir from which children acquire these
organisms is their mothers. S. mutans is classified into three serotypes, c, e and f,
based on the chemical composition of its cell surface serotype-specific
polysacharide. S. mutans serotypes c,e and f were reported to be frequently
isolated from human dental plaque. Plaque samples were collected from 66 3- to
5-years-old and mothers with caries. Polymerase chain reaction (PCR) method
using gtfB primer in this research has confirmed S. mutans from 46 dental plaque
samples child-mother pairs. There is significant relationship between children
caries score and mother caries score (p<0.05). Child caries score increases as
mother caries score rise. Distribution of serotype c S. mutans has more prevalent
detected than serotype e S. mutans. There is no significant relationship (p>0.05)
between serotype c/e S. mutans and child-mother caries score. There is also no
significant relationship (0,000 < r < 0,199 ;p>0,05) between serotype c/e S.
mutans in children and their mothers."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avianti Sectiotania
"Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap. Gigi sulung lebih rentan terhadap terjadinya karies karena struktur dan morfologinya yang berbeda dari gigi tetap. Bakteri Mutans Streptococci yang paling banyak berada dalam rongga mulut manusia adalah S. mutans dan S. sobrinus. S.mutans merupakan spesies bakteri utama yang mengawali karies gigi manusiadan patogen yang paling umum terdapat pada plak gigi. Ibu sebagai pengasuh utama sering dianggap menjadi sumber infeksi terbesar bagi anak yang memiliki S.mutans dan atau S.sobrinus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubunganS.mutans serotipe c dan S.sobrinus serotipe d antara ibu-anak serta mengetahui hubungan status karies diantaranya. Sampel penelitian diambil dari plak gigi 48 pasangan ibu dan anaknya yang menderita karies dan diperiksa menggunakan PCR (Polimerase Chain Reaction).Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah S.sobrinus serotipe d mendominasi keseluruhan subyek penelitian. Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara status karies anak-ibu dengan distribusi S.mutans serotipe c danS.sobrinus serotipe d. Uji korelasi skor def-t dengan DMF-T menunjukkan adanya hubungan yang bermakna, yang berarti bahwa def-t anak akan meningkat seiring dengan kenaikan DMF-T ibu. Hubungan S.mutans serotipe c antara anak dan ibu ditemukan tidak bermakna dengan hubungan sangat lemah sedangkan hubungan S.sobrinus serotipe d antara anak dan ibu bermakna walau hubungannya lemah. Perilaku dan pengetahuan kesehatan gigi ibu berhubungan dengan pengalaman karies gigi anak melalui transmisi S.mutans dan S.sobrinus secara vertikal.

Dental caries may occur in the primary and permanent teeth. Primary teeth are more susceptible to caries due to the different structure and morphology compared to permanent teeth . The most bacteria of Mutans Streptococci found in the human oral cavity are S. mutans and S. sobrinus .While S. mutans is also the main species of bacteria that initiate dental caries humans and the most common pathogens found in dental plaque. Mother as the primary caregiver is often considered to be the biggest source of infection for children with S. mutans and or S.sobrinus. This study aims to investigate the relationship of serotypes c S. mutans and serotype d S.sobrinusbetween mother - child relationship and to know the status of caries among others . Samples were taken from dental plaque of 48 pairs mothers and their children who suffer from caries and examined using PCR (Polimerase Chain Reaction) . Results indicate that the number of serotype d S. sobrinus dominates whole subject of research . There is no significant relationship between caries status of the child - mother with the distribution of serotype c S. mutans and serotype d S.sobrinus. Correlation test scores def-t with DMF-T showed a significant relationship, which means that def-t will increase along with the increase of DMF-T. S.mutans serotypec relationship between the child and the mother was found to be significantly associated with a very weak relationship whereas S.sobrinus serotypes d relationship between the child and mother meaningful relationship despite weak . Behavioral and dental health knowledge mother dealing with dental caries experience of children through vertical transmission of S. mutans and S.sobrinus ."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasti Raissa
"ABSTRACT
Latar Belakang: Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang terbanyak di Indonesia dan dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan mulut salah satunya menyikat gigi yang dapat menurunkan bakteri Streptococcus mutan. Bakteri ini akan membentuk plak dan menghasilkan asam yang dapat menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi. Tujuan: Mengetahui perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan terhadap subjek yang berumur 19-22 tahun. Metode: Desain pada penelitian ini dengan menggunakan metode crossover. Pengambilan data dilakukan terhadap 20 orang subjek, yang mana dibagi secara random alokasi menjadi dua kelompok yang masing-masing akan dilakukan perlakuan menyikat gigi sebelum dan setelah makan dengan waktu washout selama seminggu. Hasil: Analisis statistik mengunakan metode uji mann-whitney diperoleh p-value 0,598 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi yang signifikan antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan. Akan tetapi kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan menyikat gigi sebelum makan yaitu 193.333 CFU/ml lebih besar di bandingkan bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan menyikat gigi setelah makan sebanyak 180.000 CFU/ml. Kesimpulan: Kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan perlakuan menyikat gigi setelah makan lebih sedikit dibandingkan dengan menyikat gigi sebelum makan. Akan tetapi dari analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak yang signifikan antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan.

ABSTRACT
Dental caries is the most dental and oral disease in Indonesia and can be prevented by maintaining oral hygiene, one way is by toothbrushing which can reduce the bacteria Streptococcus mutan. These bacteria will become dental plaque and produce acid which can causes demineralization of hard tissue. Objective: To determine the different in the numbers of bacteria Streptococcus mutan in dental plaques between toothbrushing before and after eating in 19-22 years. Method: The design of this study using the crossover. Data retrieval was carried out on 20 subjects, which were randomized allocation in two groups with washout time for a week. Results: Analysis statistic using the mann-whitney test obtained p-value 0.598 that there was no significant difference between brushing teeth before and after eating. However, the number of bacteria Streptococcus mutan on dental by toothbushing before eating is 193,333 CFU/ml bigger than the number of bacteria Streptococcus mutan on dental plaque by toothbushing after eating is 180,000 CFU/ml. Conclusion: The number of bacteria Streptococcus mutan on dental plaque by toothbrushing after eating was less than the group brushing before eating. However, the results from analysis statistic showed that there is no statistically significant difference between the numbers of bacteria Streptococcus mutan brushing teeth before and after eating."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Nur Husniah
"Streptococcus mutans merupakan mikroorganisme yang berkoloni pada permukaan gigi dan membentuk plak penyebab utama terjadinya karies. Salah satu bentuk upaya pencegahan karies yaitu dengan cara menggosok gigi secara teratur menggunakan pasta gigi yang mengandung lilin propolis. Lilin propolis merupakan residu dari proses pean propolis lebah madu yang memiliki kandungan antibakteri.
Tujuan: Menganalisis efektivitas pasta gigi dengan kandungan lilin propolis terhadap pertumbuhan koloni Streptococcus mutans dan pembentukan plak dan membandingkannya dengan pasta gigi yang mengandung propolis.
Metode: Sebanyak 24 subjek karies yang diinstruksikan menyikat gigi 2 kali sehari dan tidak melakukan prosedur kebersihan mulut lainnya. Plak gigi diukur menggunakan indeks plak Sillness-Loe dan sampel plak diambil dari permukaan bukal gigi insisif atas subjek karies sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi selama 7 hari, selanjutnya dibiakan pada media agar TYS20B selama 2x24 jam, kemudian dilakukan penghitungan jumlah koloni S.mutans yang dihitung dalam CFU/ml.
Hasil: Pasta gigi lilin propolis dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutans dan indeks plak gigi. Secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara jumlah koloni S.mutans dan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian pasta gigi dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara penggunaan pasta gigi yang mengandung lilin propolis dan propolis.
Kesimpulan: Pasta gigi lilin propolis berpotensi sebagai alternatif pencegahan karies gigi.

Streptococcus mutans is a microorganism that colonizes on the tooth surface and forms plaque which is the main cause of caries. One form of prevention of caries is by tooth brushing regularly with toothpaste containing propolis wax. Propolis wax is a residue from the purification process of pure honey bee propolis which has antibacterial contents.
Purpose: To analyze the effectiveness of toothpaste containing propolis wax on growth of Streptococcus mutans and dental plaque formation and compare it with toothpaste containing propolis in caries patient.
Methods: 24 caries subjects were instructed to brush their teeth twice daily refrain from any other oral hygiene procedures. The plaque was measured using the Sillness Loe plaque index and plaque samples were collected from subjects buccal surface upper incisors before and after using toothpaste for 7 days, subsequently cultured on TYS20B agar medium for 2x24 hours then counting the number of colonies of S.mutans in CFU ml.
Results: In this study toothpaste containing propolis wax can decrease the number of Streptococcus mutans colonies and dental plaque index. There is a significant difference between the amount of S.mutans colony and plaque index before and after using toothpaste.
Conclusion: The use of toothpaste containing propolis wax has the potential as an alternative to prevention of dental caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Saputri
"Latar Belakang : Resesi gingiva penyebab dentin hipersensitif (DH). Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus pada plak menghasilkan asam. Produk asam menyebabkan demineralisasi akar gigi.
Tujuan: Menganalisis jumlah serta distribusi S. mutans dan S. sobrinus dari plak dan saliva penderita resesi gingiva dengan DH dan non sensitif.
Metode: Dari sampel saliva dan plak subjek DH dan non sensitif diperiksa jumlah S. mutans dan S. sobrinus menggunakan real-time PCR dengan SYBR Green.
Hasil: Jumlah S. mutans lebih banyak pada plak DH daripada non sensitif, S. sobrinus lebih banyak pada saliva non sensitif.
Kesimpulan: Jumlah S. mutans lebih banyak pada plak penderita DH.

Background : Gingival recession cause of dentine hypersensitivity (DH). Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus in dental plaque will produce of acid. Acid can cause demineralization that involved in hypersensitivity.
Objectives : To analyze the amount and distribution of S. mutans and S. sobrinus from plaque and saliva in patients with DH and non sensitive.
Methods :, S. mutans and S. sobrinus from saliva and plaque samples was quantify by real-time PCR using SYBR Green.
Results : The number of S. mutans is higher in plaque of DH and S. sobrinus is higher in saliva of non sensitive.
Conclusion : Patients with DH had higher level of S. mutans in plaque.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31475
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Linggriani
"Karies gigi merupakan penyakit rongga mulut yang sering terjadi. Prevalensi karies pada anak di berbagai negara masih tinggi. Cara mencegah karies dapat dilakukan dengan pemberian agen antibakteri, dimana penggunaan antibakteri alami semakin diminati. Flavonoid yang berasal dari bahan alam dapat menghambat glukosiltransferase GTF . GTF memfasilitasi pembentukan plak/ biofilm. Dari penelitian terdahulu, flavonoid propolis diketahui memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans namun belum ada penelitian yang menggunakan strain S.mutans klinis. S.mutans diisolasi dari plak gigi anak, kemudian dilakukan uji biofilm dengan crystal violet pada 96-microwell plate. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan pengaruh flavonoid propolis konsentrasi 0,05 dan 0,1 terhadap pembentukan biofilm S.mutans p>0,01 . Hal ini berarti flavonoid propolis 0,05 memiliki efek antibakteri yang sama dengan flavonoid propolis 0,1 dalam menghambat pembentukan biofilm S.mutans.

Objective This study was conducted to analyze the effects obtained with different concentrations 0.5 and 0.1 of propolis flavonoids on in vitro biofilm formation by clinical Streptococcus mutans S. mutans strains isolated from children rsquo s dental plaque. Methods S. mutans isolated from children 39 s dental plaque was assayed for biofilm formation in 96 microwell plates using crystal violet. Results The effects on S. mutans biofilm formation were the same for propolis flavonoids administered at concentrations of 0.05 and 0.1 p 0.01 . Conclusion A 0.05 propolis flavonoids concentration was deemed as effective as a 0.1 concentration at inhibiting S.mutans biofilm formation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanli Aldilavita
"ABSTRAK
Patogenesis ECC dipengaruhi oleh salah satu faktor virulensi Streptococcus mutans yang berasal dari protein S.mutans. Tujuan : Menganalisis perbedaan profil protein S.mutans diisolasi dari permukaan lidah pasien ECC dan bebas karies. Metode : Profil protein S.mutans diisolasi dari permukaan lidah diperoleh melalui metode SDS PAGE dan dibaca melalui pita protein yang terlihat pada gel poliakrilamida. Hasil : Pita protein terlihat pada gel poliakrilamida. Terlihat perbedaan frekuensi ekspresi protein S.mutans pada 13 kDa, 29 kDa, 39 kDa, 41,3 kDa, 74 kDa dan 94,5 kDa pasien ECC dan bebas karies. Kesimpulan : Terdapat perbedaan profil protein S.mutans yang diisolasi dari permukaan lidah pasien ECC dan bebas karies.

ABSTRACT
Pathogenesis of ECC is influenced by one of virulence factors from protein S.mutans. Objective To analyze the difference of S.mutans protein profiling which is isolated from tongue surface in ECC dan free caries subjects. Method Protein Profiling of S.mutans isolated from tongue surface was obtained from SDS PAGE method. It was read by protein band which expressed on polyacrylamide gel. Result Protein band was present on polyacrylamide gel. This study found the different frequencies in protein expression of S.mutans 13 kDa, 29 kDa, 39 kDa, 41,3 kDa, 74 kDa dan 94,5 kDa in ECC and free caries subjects. Conclusion There is difference of S.mutans protein profiling isolated from tongue surface in ECC and free caries subjects."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Aurellian Kusuma
"ABSTRAK
Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) merupakan adanya satu atau lebih gigi berlubang, hilang, atau ditambal pada anak anak dengan usia sampai dengan 71 bulan. Mikroorganisme utama dari karies adalah Streptococcus mutans yang terklasifikasi menjadi empat, yaitu serotipe c, e, f, dan k. Menurut penelitian sebelumnya, ditemukan banyak Candida albicans pada plak anak dengan ECC, namun interaksinya dengan Streptococcus mutans belum diketahui secara pasti. Tujuan: Menganalisis kuantitas dan hubungan dari antigen Streptococcus mutans serotipe e dengan Candida albicans pada plak anak dengan karies dini serta bebas karies dikaitkan dengan laju alir saliva. Metode: Kuantitas antigen dari 36 sampel plak karies dan 14 sampel bebas karies diketahui melalui uji ELISA kemudian dikaitkan dengan laju alir saliva. Hasil: Perbandingan antara kuantitas kedua antigen pada laju alir saliva <30 detik didapatkan nilai 0,000 dan pada laju alir 30-60 detik sebesar 0,001. Hubungan antara kuantitas Streptococcus mutans serotipe e dan Candida albicans pada plak karies didapatkan nilai r = 0,639 dan r = 0,247 untuk plak bebas karies. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara kuantitas kedua antigen pada masing-masing tingkat laju alir saliva dan terdapat korelasi positif antara kuantitas antigen Streptococcus mutans serotipe e dengan Candida albicans pada plak karies dan plak bebas karies. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devasya Nathania Kamilla
"Latar Belakang : Karies merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi di dunia dan di Indonesia prevalensi karies mencapai 88,8%. Karies disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans, dalam rongga mulut bakteri Streptococcus mutans serotipe C mendominasi dengan jumlah 70-80%. Selain itu, Streptococcus sanguinis yang merupakan bakteri perintis koloni berkaitan erat dengan pembentukan biofilm. Menurut WHO, 80% populasi dunia masih bergantung pada obat berbahan dasar tanaman karena kurangnya biaya, lebih mudahnya akses dan efek samping. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai berbagai tanaman obat diperlukan. Salah satunya adalah Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng atau Daun Bangun-Bangun yang merupakan tanaman obat yang memiliki berbagai fungsi antara lain antimikroba. Tanaman ini juga mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti Fenol, Carvacrol, Thymol, Neophyatidine, dll yang diketahui memiliki efek antibakteri. Tujuan : Mengetahui efektivitas ekstrak Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri Streptococcus mutans serotipe C dan Streptococcus sanguinis. Metode : Dilakukan uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) untuk mengetahui sifat antibakteri dari ekstrak etanol Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,125% (v/v) untuk mengetahui pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans serotipe C dan Streptococcus sanguinis. Hasil : Ekstrak etanol Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng dengan konsentrasi 3,125% dapat menghambat pertumbuhan dan pada konsentrasi 50% dapat membunuh bakteri Streptococcus mutans serotipe C. Sedangkan pada konsentrasi 6,25% ekstrak dapat menghambat pertumbuhan dan pada konsentrasi 25% dapat membunuh bakteri Streptococcus sanguinis. Hasil uji statistik One Way Anova menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara setiap perlakuan (p<0.05). Kesimpulan : Ekstrak etanol Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri Streptococcus mutans serotipe C dan Streptococcus sanguinis

Background : Caries is a disease with the highest prevalence in the world and in Indonesia the prevalence of caries reaches 88.8%. Caries is caused by Streptococcus mutans, in the oral cavity of the bacteria Streptococcus mutant serotype C dominates with an amount of 70-80%. In addition, Streptococcus sanguinis which is a primary colonizer bacteria related to the formation of biofilms. 1According to WHO, 80% of the world's population still depends on plant-based medicines due to lack of costs, easier access and side effects. Therefore, further research on various medicinal plants is needed. One of them is Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng or Daun Bangun-Bangun which is a medicinal plant that has various functions, including antimicrobial. This plant also contains various bioactive compounds such as Phenol, Carvacrol, Thymol, Neophyatidine, etc. which are known to have antibacterial effects. Objective: To determine the effectiveness of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng extract in inhibiting growth and killing Streptococcus mutans serotype C and Streptococcus sanguinis. Methods: The Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimun Bactericidal Concentration (MBC) tests to determine the antibacterial properties of the ethanol extract of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng with a concentration of 50%, 25%, 12.5%, 6.25 %, and 3.125% (v/v) to determine the growth of Streptococcus mutans serotype C and Streptococcus sanguinis. Results: Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng ethanol extract with a concentration of 3.125% inhibit the growth and at a concentration of 50% kill Streptococcus mutans serotype C. While at a concentration of 6.25% the extract inhibit the growth and at a concentration of 25% can kill Streptococcus sanguinis. The results of the One Way Anova statistical test showed a significant difference between each treatment (p <0.05). Conclusion: Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng ethanol extract can inhibit growth and kill Streptococcus mutans serotype C and Streptococcus sanguinis"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rahmah
"Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) adalah karies yang menyerang anak-anak pada umur dibawah 71 bulan, sedangkan Severe – Early Childhood Caries (S-ECC) adalah ECC yang keparahannya ekstensif. Salah satu faktor utama terjadinya ECC adalah bakteri Streptococcus mutans dan progresitifitas dari ECC dapat didukung oleh adanya jamur Candida albicans, tetapi hubungan antara Streptococcus mutans, Candida albicans, dan tingkat karies masih dipertanyakan. Tujuan: Mengetahui kuantitas dan hubungan antara antigen Streptococcus mutans serotipe c dan Candida albicans dari plak gigi yang dikorelasikan dengan OHI-S dan dmft pada pasien ECC dan S-ECC. Metode: Kuantitas antigen Streptococcus mutans serotipe c dan Candida albicans dari 37 sampel plak gigi pasien ECC dan S-ECC diukur menggunakan metode ELISA. Nilai optical density dideteksi pada panjang gelombang 450 nm kemudian dikorelasikan dengan OHI-S dan kategori ECC serta S-ECC. Hasil: Analisis statistik dengan menggunakan uji Mann – Whitney untuk menguji perbedaan kuantitas Streptococcus mutans serotipe c pada kelompok sampel ECC dan S-ECC didapatkan nilai p=0,424. Sedangkan uji Independent T test untuk menguji perbedaan kuantitas Candida albicans pada kelompok sampel ECC dan S-ECC didapatkan nilai p=0,535. Selanjutnya dilakukan pengujian Mann Whitney untuk menganalisis perbedaan kuantitas Streptococcus mutans serotipe c pada kelompok sampel OHI-S sedang dan OHI-S baik dan didapatkan nilai p=0,070. Untuk menguji kuantitas Candida albicans pada kelompok sampel OHI-S sedang dan OHI-S baik menggunakan uji independent T test didapatkan nilai p=0,353. Hasil analisis uji korelasi Spearman antara kuantitas antigen Streptococcus mutans serotipe c dan Candida albicans pada kategori ECC didapatkan hasil korelasi linier negatif kuat (r=-0,900 ; p=0,037). Serta hasil analisis uji korelasi Pearson antara kuantitas antigen Streptococcus mutans serotipe c dan Candida albicans pada kategori S-ECC didapatkan hasil kecenderungan korelasi linier positif lemah (r=0,018 ; p=0,923). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kuantitas Streptococcus mutans serotipe c dan Candida albicans yang diambil dari plak gigi pasien ECC dan S-ECC serta pada beberapa derajat OHIS dan terdapat hubungan antara antigen Streptococcus mutans serotipe c dan Candida albicans dari plak gigi ECC dan S-ECC.

Background: Childhood Caries (ECC) is caries that attacks children under the age of 71 months, while Severe - Early Childhood Caries (S-ECC) is an ECC of extensive severity. One of the main factors of ECC is the Streptococcus mutans and the progression of ECC can be supported by the presence of the Candida albicans, but the relationship between Streptococcus mutans, Candida albicans, and ECC is still questionable. Objective: To determine the quantity and relationship between Streptococcus mutans serotype c and Candida albicans antigens from dental plaque correlated with OHI-S and dmft in ECC and S-ECC patients. Methods: The quantity of Streptococcus mutans antigens serotype c and Candida albicans from 37 dental plaque samples of ECC and S-ECC patients were measured using the ELISA method. Optical density values ​​were detected at a wavelength of 450 nm and then correlated with OHI-S and ECC and S-ECC categories. Results: Statistical analysis using the Mann-Whitney test to test differences in the quantity of Streptococcus mutans serotype c in the ECC and S-ECC sample groups showed a value of p = 0.424. While the Independent T test to test differences in the quantity of Candida albicans in the ECC and S-ECC sample groups obtained p = 0.535. Mann Whitney test was then performed to see differences in the quantity of Streptococcus mutans serotype c in the moderate OHI-S and good OHI-S sample groups and obtained p = 0.070. To test the quantity of Candida albicans in the moderate OHI-S and good OHI-S sample groups both using the independent T test, p = 0.353 was obtained. Spearman correlation test analysis results between the quantity of Streptococcus mutans serotype c and Candida albicans antigens in the ECC category showed strong negative linear correlation results (r = -0,900; p = 0.037). And the results of the Pearson correlation test analysis between the quantity of Streptococcus mutans serotype c and Candida albicans antigens in the S-ECC category showed a positive weak linear correlation trend (r = 0.018; p = 0.923). Conclusion: There was no significant difference between the quantity of Streptococcus mutans serotype c and Candida albicans taken from the dental plaque of ECC and S-ECC patients and to some degree of OHIS and there was a relationship between Streptococcus mutans serotype c antigens and Candida albicans from ECC dental plaque and S-ECC."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>