Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165681 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Putri Anggraweni
"Tablet cepat hancur merupakan suatu bentuk sediaan padat yang larut atau hancur dalam 1 menit dalam rongga mulut dengan adanya air liur tanpa minum atau dikunyah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi sediaan tablet cepat hancur ketoprofen menggunakan maltodekstrin suksinat sebagai eksipien. Maltodekstrin suksinat yang diperoleh dari suksinilasi maltodekstrin menggunakan anhidrida suksinat memiliki derajat substitusi 0,18 ± 0,01; pH (5% larutan dalam akuadest) 6,76 ± 0,03; kadar air 7,2275 ± 0,21%; ukuran partikel 355 – 710 μm; laju alir 4,51 ± 0,301 g/detik; indeks mengembang selama 4 menit 17,99%; viskositas (25%) 29,14 cps. Tablet cepat hancur yang menggunakan maltodekstrin suksinat 25% memberikan bobot 98,70 ± 3,91 mg; ketebalan 2,99 ± 0,04 mm; diameter 6,08 ± 0,02 mm; kekerasan 2,75 ± 0,54 Kp; keregasan 0,60 ± 0,12%; waktu hancur 15,67 ± 1,37 detik; kadar 104,53 ± 0,002%; pelepasan obat 83,57 ± 8,20% dalam 20 menit; fluks penetrasi rata-rata 0,5473 μg/cm2.menit, sesuai uji kesukaan 70% responden menyukai penampilan tablet; 6,67% responden menyukai rasa tablet serta waktu hancur rata-rata sebesar 225,47 ± 16,16 detik. Dapat disimpulkan bahwa eksipien maltodekstrin suksinat dapat digunakan sebagai eksipien utama tablet cepat hancur.

Fast disintegration tablet was the solid dosage form which dissolve or disintegrate in 1 minute with saliva without adding water or chewing. The purposes of this research were to prepare and characterize of ketoprofen fast disintegration tablet containing maltodextrin succinate as excipient. Maltodextrine succinate was obtained from succinylation of maltodextrine using succinate anhidride. The maltodextrine succinate had the parameters as follows: degree of substitution, 0.18 ± 0.01; pH (5% in aquadest), 6.76 ± 0.03; moisture content, 7.2275 ± 0.21%; particle size, 355-710 μm; flow rate, 4.51 ± 0.31 g/second; swelling index 17.99% and viscosity (25%) 29.14 cps. The fast disintegration tablet that contain maltodextrine succinate 25% had weight 98.70 ± 3.91 mg; thickness 2.99 ± 0.04 mm; diameter 6.08 ± 0.02 mm; hardness 2.75 ± 0.54 Kp; friability 0.60 ± 0.12%; disintegration time 15.67 ± 1.37 second; assay 104.53 ± 0.002%; in vitro drug release, 20 minutes, 83.57 ± 8.20%; penetration flux 0.5473 μg/cm2.minute. According to hedonic test, 70% like the tablet appearence, 6.67% like the flavour, and disintegration time were 225.47 ± 16.16%. The result of this study showed that maltodextrine succinate can be used as excipient for fast disintegration tablet."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T38953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Rustiana
"ABSTRAK
Film cepat hancur merupakan suatu bentuk sediaan padat yang larut atau
hancur dalam 1 menit dalam rongga mulut dengan adanya air liur tanpa minum
atau dikunyah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi
sediaan film cepat hancur salbutamol menggunakan maltodekstrin suksinat
sebagai eksipien. Maltodekstrin suksinat yang diperoleh dari suksinilasi
maltodekstrin menggunakan anhidrida suksinat memiliki derajat substitusi 0,18
± 0,01; pH (5% larutan dalam akuades) 6,76 ± 0,03; kadar air 7,33 ± 0,21 %;
ukuran partikel 355 – 710 µm; laju alir 4,51 ± 0,301 g/detik; indeks
mengembang selama 4 menit 17,99%; viskositas (25%) 29,14 cps. Film cepat
hancur yang menggunakan maltodekstrin suksinat 5% memberikan bobot 24,16 ±
2,1 mg; ketebalan 101,5 ± 5,025 µm; waktu hancur 41,5 ± 5,5 detik; kadar air
50,66 ± 0,09 %; kadar salbutamol sulfat 2,10 ± 0,03 mg/film; pH 5,87 ± 0,03;
pelepasan obat selama 1 menit 105,43 ± 0,68%; tensile strength 7,097 ± 0,582
kg/cm2; elongasi 1,5 ± 0,1 %; fluks penetrasi rata-rata 1,314 µg/cm2.menit;
sesuai uji kesukaan 66,67% responden menyukai penampilan film; 13,33%
responden menyukai rasa film serta waktu hancur rata-rata sebesar 13,47 ± 3,23
detik. Dapat disimpulkan bahwa eksipien maltodekstrin suksinat dapat digunakan
sebagai eksipien pembentuk film cepat hancur.
ABSTRACT
Fast disintegration film was the solid dosage form which dissolve or
disintegrate in 1 minute with saliva without water or chewing. The purposes of
this research were to prepare and characterize of salbutamol fast disintegration
film containing maltodextrin succinate as an excipient. Maltodextrine succinate
was obtained from succinilation of maltodextrine using succinat anhidride. The
maltodextrine succinate had the characterized as follows : degree of substitution
(DS), 0.18 ± 0.01; pH (5% in aquadest), 6.76 ± 0.03; moisture content, 7.33 ±
0.21%; particle size, 355-710 µm; flow rate, 4.51 ± 0.31 g/secon; swelling index
17.99% and viscosity (25%) 29.14 cps. The fast disintegration film that
containing maltodextrine succinate 5% had weight 24.16 ± 2.1 mg; thickness,
101.5 ± 5.025 µm; disintegration time, 41.5 ± 5.5 secon; moisture content, 50.66 ±
0.09%; assay, 2.10 ± 0,03 mg/film; pH, 5.87 ± 0.03; in vitro drug release, 1
minute, 105.43 ± 0.68 %; tensile strength, 7.007 ± 0.582 kg/cm²; elongation, 1.5
± 0.1%; penetration flux 1.314 µg/cm2.minute. According to hedonic test,
66.67% like the film appearence , 13.33% like the flavour, and disintegration time
were 13.47 ± 3.23%. The result of this study showed that maltodextrine succinate
can be used as excipient for fast disintegration film ."
2013
T35158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Lukas Hendrata
"ABSTRAK
Penelitian mengenai asupan karbohidrat dan serat pangan dengan proporsi mikrobiota usus pada anak masih belum banyak di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan profil jumlah asupan karbohidrat dan serat pangan pada anak serta hubungannya dengan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang diperiksa adalah Bifidobacterium spp dan Lactobacillus spp mewakili mikrobiota usus baik serta Eschericia dan Clostridium spp mewakili mikrobiota patogen usus.Studi potong lintang dilakukan pada 68 siswa TK usia 4-6 tahun dilakukan selama Januari-Februari 2017 di Jakarta. Data jumlah asupan energi, karbohidrat, serta serat pangan dikumpulkan dengan menggunakan food recall form selama 2x24 jam. Subjek terdiri dari 33 anak perempuan 48 dan 35 anak lelaki 52 , sebagian besar dengan gizi baik dan perawakan normal. Median asupan energi, karbohidrat, dan serat pangan berturut-turut sebanyak 1230 kalori, 158 gram dan 2,4 gram. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara asupan karbohidrat dan serat pangan terhadap proporsi mikrobiota ususAsupan karbohidrat dan serat pangan subjek penelitian ini di bawah angka kecukupan gizi AKG yang dianjurkan untuk usia 4-6 tahun. Perbedaan kandungan prebiotik pada asupan karbohidrat maupun serat pangan subjek penelitian ini, mungkin merupakan penyebab perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian diluar negeri. Data yang didapat diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
There are not many studies in Indonesia related to gut microbiota, especially in relation with carbohydrate and dietary fiber intake. The objectives of this study are to gain profiles on the amount of carbohydrate and dietary fiber intake in children, and its relations with gut microbiota. The gut microbiota being studied are Bifidobacterium spp and Lactobacillus spp, representing the good microbiota, and Eschericia and Clostridium spp as the pathogen gut microbiota.Cross sectional study was conducted on 68 kindergarten students aged 4 6 years old during the period of January ndash February 2017. The data on energy, carbohydrate and dietary fiber intakes were compiled using food recall form for 48 hours. Subjects consisted of 33 girls 48 and 35 boys 52 majority of them are well nourished and normal stature. Median of the energy, carbohydrate and fiber intake were 1,230 calories, 158 gram and 2.4 gram, consecutively. There was no significant relation between carbohydrate and dietary fiber intakes on the composition of gut microbiota.The intake of carbohydrate and dietary fiber for the subjects of this study was below the Daily Dietary Requirement for children aged 4 6 years old. The discrepancy of prebiotic amount on the carbohydrate and fiber intake might impact the results of this study compared with similar studies abroad. However, the acquired data can be used for basis of future studies in this field."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Puspa Nabilah
"Konstipasi fungsional merupakan salah satu masalah gastrointestinal yang paling umum terjadi. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa konstipasi fungsional juga banyak dialami oleh kelompok mahasiswa. Dampak konstipasi fungsional pada mahasiswa tidak dapat diabaikan, seperti menimbulkan perasaan tidak nyaman secara fisik dan psikososial yang berakibat pada menurunnya produktivitas dan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui proporsi kejadian konstipasi fungsional dan hubungan antara beberapa faktor risiko dengan kejadian konstipasi fungsional pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2023. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kejadian konstipasi fungsional. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain asupan serat pangan, asupan cairan, aktivitas fisik, jenis kelamin, stres, dan kualitas tidur. Penelitian ini dilakukan mulai Juli-Desember 2023 dengan metode penelitian kuantitatif dan desain studi cross-sectional. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa aktif S1 Reguler FKM UI angkatan 2020-2022 sejumlah 122 orang yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner secara daring melalui Google Form. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dan Fisher-Exact. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan proporsi konstipasi fungsional sebesar 18,9%. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara asupan serat pangan, asupan cairan, aktivitas fisik, jenis kelamin, stres, dan kualitas tidur dengan kejadian konstipasi fungsional pda mahasiswa S1 Reguler FKM UI 2023. Meskipun begitu, terdapat kecenderungan bahwa kejadian konstipasi fungsional lebih banyak dialami oleh mahasiswa yang memiliki asupan serat pangan kurang dan asupan cairan kurang. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan meningkatkan konsumsi serat pangan dan cairan serta menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.

Functional constipation is one of the most common gastrointestinal disorders. Recent research shows that funstional constipation also occurs in student groups. The impact of functional constipation on students cannot be ignored, as it causes feelings of physical and psychosocial discomfort, resulting in decreased productivity and quality of life. This study aims to determine the proportion of functional constipation and the relationship between several risk factors with functional constipation among undergraduate students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia, in 2023. The dependent variable of this study is functional constipation. The independent variables in this study include dietary fiber intake, fluid intake, sex, physical activity, stress level, and sleep quality. This research was conducted from July to December 2023 using quantitative methods and a cross-sectional study design. Respondents for this study were 122 active regular undergraduate students of FKM UI form the class of 2020-2022, selected through a simple random sampling technique. Data were obtained by filling out online questionnaires via Google Forms. Data were analyzed through univariate and bivariate analyses using the Chi-Square test and Fisher-Exact test. Based on the results, it was found that the proportion of functional constipation was 18,3%. The results of bivariate analysis showed that there was no significant relationship between dietary fiber intake, fluid intake, sex, physical activity, stress level, and sleep quality with functional constipation in regular undergraduate students at FKM UI in 2023. However, this research suggests that there is a tendency for functional constipation to be more frequent in students with lower dietary fiber intake and less fluid intake. Therefore, students are encouraged to increase their consumption of dietary fiber and fluids and adopt a healthier lifestyle. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuraidah Hanifah
"Konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia masih jauh dari kategori cukup. Remaja ditemukan sebagai kelompok umur dengan persentase tertingi untuk konsumsi sayur dan buah yang kurang. Konsumsi sayur dan buah yang kurang pada saat remaja akan mempengaruhi status kesehatan di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi sayur dan buah pada kelompok remaja di Jakarta. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional pada bulan April hingga Mei 2018 di SMAN 39 Jakarta. Responden terdiri dari siswa kelas X dan kelas XI. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan FFQ dengan metode angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 68,4 responden termasuk ke dalam kategori kurang konsumsi sayur dan buah. Uji chi square yang dilakukan menghasilkan bahwa terdapat hubungan antara pengaruh orangtua OR=2,436; CI=1,293-4,587 dan keterlibatan dalam berbelanja OR=2,045; CI=1,091-3,834 dengan konsumsi sayur dan buah pada responden. Analisis lebih lanjut berupa analisis multivariat dengan uji regresi logistic ganda menunjukkan hasil bahwa pengaruh orangtua menjadi faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi sayur dan buah pada siswa.

Consumption of vegetables and fruits of Indonesian society is still far from sufficient category. Adolescents are found as the age group with the highest percentage for less vegetable and fruit consumption. Consumption of less vegetables and fruits during adolescence will affect health status in the future. This study aims to determine the dominant factors associated with consumption of vegetables and fruits in groups of adolescents in Jakarta. This study used cross sectional design in April to May 2018 at SMAN 39 Jakarta. Respondents consisted of students of class X and class XI. Data collection using self administered questionnaire and.
The results of this study indicate that there are 68.4 of respondents included into the category of less consumption of vegetables and fruits. The chi square test performed resulted in a relationship between parental influence OR 2,436 CI 1,293 4,587 and shopping involvement OR 2,045 CI 1,091 3,834 with consumption of vegetables and fruits in the respondents. Further analysis in the form of multivariate analysis with multiple logistic regression test showed that the influence of parents became the dominant factor related to the consumption of vegetables and fruit in the students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Wulandari
"Film cepat hancur dirancang untuk cepat hancur dan larut dalam saliva tanpa bantuan air sehingga dibutuhkan polimer pembentuk film yang cepat melarut. Tujuan penelitian ini adalah membuat maltodekstrin suksinat dari maltodekstrin DE 10-15 sebagai eksipien untuk film cepat hancur. Maltodekstrin suksinat (MDS) diperoleh dengan cara mengesterifikasi maltodekstrin dengan asam suksinat anhidrida pada kondisi basa dalam medium berair dan dikarakterisasi sifat kimia, fisik, dan fungsionalnya.
MDS yang dihasilkan memiliki derajat substitusi sebesar 0,177 ± 0,004, kelarutan dalam aquadest 1: 21, dan indeks mengembang 41,76 ± 1,71% dalam dapar fosfat pH 6,8. Evaluasi formula film cepat hancur menggunakan MDS sebagai eksipien menunjukkan yang baik sebagai film cepat hancur dengan waktu hancur in vitro 24,33 ± 5,86 detik, kekuatan tensil 9,77 kg/cm2 dan pelepasan obat metoklopramid HCl mencapai ± 80% dalam 2 menit. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa MDS dapat digunakan sebagai eksipien untuk film cepat hancur.

Fast dissolving film is designed to rapidly disintegrate and dissolve in saliva without need of water so that it takes the film-forming polymer that dissolves quickly. The aims of this study was to produce the maltodextrin succinate from maltodextrin DE 10-15 as the exipient for fast dissolving film. Maltodextrin Succinate (MDS) was obtained by esterification of maltodextrin using succinic acid anhydride in base condition of aqueous medium and characterized its chemical, physical, and functional properties.
The obtained MDS had 0.177 ± 0.004 as its substitution degree, solubulity in distilled water was 1:21 and swelling index was 41.76 ± 1.71% in phosphate buffer pH 6.8. Evaluation of the fast dissolving film formulas using MDS as exipient showed a good criteria as fast dissolving film with in vitro disintegration time 24.33 ± 5.86 seconds, tensile strength 9.77 kg/cm2 and metoklopramid HCl drug release reached ±80% in 2 minutes. Therefore, it can be concluded that the MDS can be used as the excipient for fast dissolving oral films.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leorca Aurino
"ABSTRAK
Latar belakang. Obesitas merupakan suatu tren global yang memprihatinkan teruatam di Indonesia. Serat pangan merupakan solusi alternatif dalam penanganan obesitas kurang mendapatkan perhatian yang lebih padahal sangat mudah diapatkan di Indonesia. Metode Penelitian. Penelitian potong lintang dilakukan di HNRC IMERI FKUI dalam periode Juli hingga September 2018 dengan mengambil sampel populasi pria dan wanita berusia 19-50
tahun di Jakarta dan melihat korelasi antara nilai asupan serat pangan harian menggunakan 24-hour recall method dan persentase lemak diambil menggunakan skinfold method. Hasil. Sebanyak 126 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Ditemukan bahwa asupan serat memiliki korelasi cenderung signifikan terhadap persentase lemak p=0.051,0.146 dan
setelah dilakukan penyesuaian terhadap variabel usia, jenis kelamin, rerata asupan kalori, dan aktivitas fisik didapatkan tren signifikan pada hubungan tesebut. (Adjusted 0.487 p0.082, IK95%-1.036-0.062 Kesimpulan. Tingkat asupan serat yang adekuat memiliki hubungan terhadap persentase lemak. Diperlukan edukasi terutama dalam perubahan gaya hidup agar profil kesehatan masyarakat Indonesia dapat mengalami perbaikan.

ABSTRACT
Objectives. Obesity as a leading global trend that can be overwhelming if not treated well. Dietary fiber as an alternative solution in obesity management is not considered in many studies although in Indonesia dietary fiber is abundant and not hard to get. Methods. A cross-sectional study is conducted on HNRC IMERI FKUI from July until September 2018 taking samples from man and woman aged 19-50 years old in Jakarta and measures the corelation between daily dietary fiber intake using 24-hour recall method and body fat percentage calculated using skinfold method. Results. A total of 126 respondent is involved in this research. It is found that fiber intake has an almost significant correlation with fat percentage 0.051, r 0.146), and after adjustment with other variable such as age,
gender, activity level, and calorie intake, a significant trend is achieved (Adjusted 0.487, 0.082, 95 C1.036-0.062 Conclusion: Adequate amount of daily dietary fiber intake has a borderline significant trend relationship with body fat percentage. Education effort and a lifestyle change is a must in the goal of repairing Indonesias citizen health and well-being."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Khairuna Huwaida
"ABSTRAK
Konsumsi sayur merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang, untuk itu dianjurkan mengonsumsi sayur sebanyak 3-4 porsi/hari. Namun, anjuran tersebut belum terealisasi ditandai dengan tingginya data kurang konsumsi sayur dan buah dalam Riskesdas 2007 93,6 dan 2013 93,5 , khususnya di DKI Jakarta sebesar 94,5 . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan konsumsi sayur menurut faktor individu dan faktor lingkungan serta sumbangannya terhadap kecukupan serat dan zat gizi mikro pada remaja di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dilakukan pada bulan April-Mei 2017 di SLTA X Jakarta Timur dengan 146 murid. Sampel didapatkan dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden dan wawancara 2x24-hour food recall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayur murid hanya sebesar 25 g/hari 1,25 porsi/hari . Konsumsi sayur tersebut menyumbang 0,95 terhadap kecukupan serat, 5,08 terhadap kecukupan vitamin A, 3,86 terhadap kecukupan vitamin C, dan 1,32 terhadap kecukupan zat besi. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada konsumsi sayur murid menurut sikap nilai-p=0,001 , preferensi nilai-p=0,007 , keyakinan diri nilai-p=0,019 , pengaruh teman nilai-p=0,024 , dan pengaruh orang tua 0,005 . Berdasarkan hasil tersebut diharapkan sekolah dapat membuat program kesehatan, khususnya edukasi gizi untuk menambah pengetahuan murid mengenai pentingnya konsumsi sayur setiap hari sesuai anjuran Pedoman Gizi Seimbang.

ABSTRAK
Vegetables consumption is one important part in realizing balanced nutrition, so it recommended to consume vegetables as much as 3 4 servings per day. However, national scale showed that vegetables and fruits consumption was less 93.6 in 2007 and 93.5 in 2013 , especially in DKI Jakarta at 94.5 . This study aims to know the differences of vegetables consumption according to individual factors and environmental factors and their contribution to fiber and micronutrients in adolescents in DKI Jakarta. This study used cross sectional design, conducted in April May 2017 at SLTA X in East Jakarta with 146 students. The sample was obtained by purposive sampling method. Data were collected by using questionnaires filled by respondents and 2x24 hour food recall interview. The results showed that the vegetables consumption students 25 gram per day 1.25 servings per day . Vegetables consumption contributes 0.95 to fiber adequacy, 5.08 to vitamin A adequacy, 3.86 to vitamin C adequacy, and 1.32 to iron adequacy. The bivariate analysis showed that there were significant differences of vegetables consumption according to the attitude, preference, self efficacy, peer influence, and parenal influence p value 0.001, 0.007, 0.019, 0.024, and 0.005 . Based on that, it is expected that schools can create health programs, especially nutrition education to increase students knowledge about the importance of daily consumption of vegetables as recommended by the Balanced Nutrition Guide."
2017
S66862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Rizkiawelly Fitri
"Film cepat hancur merupakan alternatif sediaan konvensional yang membutuhkan polimer pembentuk film dengan sifat yang kuat, elastis dan cepat hancur. Koproses merupakan salah satu metode untuk memperoleh eksipien dengan gabungan sifat unggul dua atau lebih eksipien. Penelitian ini bertujuan untuk membuat eksipien koproses MDS-PVP dengan tiga perbandingan, mengkarakterisasinya dan menggunakannya sebagai polimer dalam film cepat hancur. Film cepat hancur dievaluasi terhadap penampilan, rasa, waktu hancur, kekuatan elongasi dan peregangannya. Hasil karakterisasi eksipien koproses MDS-PVP pada tiga perbandingan menunjukkan adanya perubahan sifat fisik dan fungsional, tapi tidak mengubah karakter kimia masing-masing eksipien. MDS- PVP digunakan sebagai polimer dalam formulasi film. Evaluasi film cepat hancur menunjukkan bahwa film dengan MDS-PVP (1:1) sebagai polimer memiliki kriteria yang baik sebagai film cepat hancur dengan waktu hancur 23,3 ± 1,53 detik, sifat mekanik yang baik dan disolusi propranolol HCl lebih dari 80 % pada detik ke- 120 (kurang dari tiga menit). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa MDS-PVP (1:1) dapat digunakan sebagai polimer pembentuk film cepat hancur.

Fast dissolving film is an alternative for conventional dosage form which required film former polymer with good mechanic properties and ability to rapidly disintegrated. Coprocess is one method to obtain an excipient with combination of good properties from two or more excipients. The aim of the study was to produce coprocess excipient of MDS-PVP in three different ratios, characterize it and apply it as polymer in fast dissolving film. Fast dissolving film was evaluated on its appearance, taste, disintegration time, swelling index, elongation break and tensile strength. The results of characterization of co-process MDS-PVP show the difference of physical properties without change in the chemical character of each excipient. MDS-PVP was used as polymert for formulation of fast dissolving film. Film which has MDS-PVP (1:1) as polimer had good criteria as fast dissolving film with disintegration time of 23.3 ± 1.53 seconds. It also showed good appearance, good mechanical properties, and better drug release profile. The results demonstrate that MDS-PVP (1:1) has great potential to be excipient for fast dissolving film."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindi Irsan Artomo
"Tablet Cepat Hancur (TCH) adalah sediaan tablet yang didesain untuk segera hancur di rongga mulut tanpa bantuan air maupun dikunyah sehingga dibutuhkan eksipien yang mudah hancur atau larut dengan adanya air. Saat ini, TCH dibuat dengan menggunakan superdisintegran dari bahan-bahan impor. Padahal banyak eksipien yang terdapat di Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan, salah satunya adalah maltodekstrin DE 10-15.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan maltodekstrin suksinat (MDS) dari maltodekstrin DE 10-15 dan mengetahui karakteristiknya sebagai eksipien penghancur yang digunakan dalam formula TCH. MDS merupakan maltodekstrin DE 10-15 yang termodifikasi melalui proses suksinilasi dengan asam suksinat anhidrida dalam medium berair. MDS kemudian dikarakterisasi dan diformulasi menjadi lima formula TCH dengan verapamil HCl sebagai model obat. TCH yang dibuat melalui metode granulasi kering kemudian dievaluasi.
Hasil karakterisasi menunjukkan MDS memiliki derajat subtitusi sebesar 0,1772, kelarutan sebesar 1:21 bagian dalam akuades, dan mampu mengembang dua kali lebih baik dibandingkan maltodekstrin DE 10-15. Hasil evaluasi TCH menunjukkan bahwa formula 3 yang dibuat dengan menggunakan MDS sebagai eksipien penghancur pada konsentrasi 15% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet cepat hancur. Formula 3 memiliki kekerasan 3,71 Kp, keregasan 0,98%, waktu hancur in vitro 71,2 detik, waktu pembasahan 37,2 detik, dan verapamil HCl terdisolusi sebesar 96,91% dalam waktu 10 menit. Hasil ini menunjukkan bahwa MDS sangat potensial untuk digunakan sebagai eksipien penghancur pada TCH.

Fast Disintegration Tablet (FDT) are tablet dosage forms which disintegrate in the patient’s mouth rapidly without water needed or chewed, so FDT’s need an excipient that easily disintegrated or soluble with the presence of water. Nowadays, FDT was made of superdisintegrant from import commodities. Besides there were many excipients in Indonesia that have potential to be developed, one of those was maltodextrin DE 10-15.
The aim of this research was to produce maltodextrin succinate (MDS) from maltodextrin DE 10-15 and find out its characteristics as tablet disintegrant to be applied in FDT’s formulas. MDS are maltodextrin DE 10-15 that has been through modification by succinylation using succinic anhydride in aqueous medium. MDS was characterized and then formulated into five FDT’s formulas using verapamil HCL as drug model. FDT that has been produced by dry granulation method was evaluated.
The results showed that MDS has 0.1772 degree of substitution, solubility was 1:21 portion in aquadest, and capable to swell two times better than maltodextrin DE 10-15. The results from FDT’s evaluation shows that formula 3 that has been produced using MDS as tablet disintegrant at 15% of concentration had the best characteristics as FDT. Formula 3 exhibited 3.71 Kp of hardness, 0.98% of friability, 71.2 seconds of in vitro disintegration time, 37.2 seconds of wetting time, and 96.91% verapamil HCl dissoluted in 10 minutes. This results shows that MDS was very potential to be used as disintegrant in FDT.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>