Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yessica Kristanti Paramita Putri
"ABSTRAK
Seorang anak perlu menguasai kesiapan sekolah sebelum ia masuk Sekolah Dasar.
Salah satu aspek kesiapan sekolah yang perlu dikuasai adalah keterampilan sosial,
khususnya perilaku terkait tugas. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menguji
efektivitas program modifikasi perilaku dengan metode social modeling dan token
economy untuk meningkatkan perilaku terkait tugas di kelas anak. Desain yang
digunakan adalah pretest-posttest control group design. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa program ini cukup efektif untuk meningkatkan perilaku terkait tugas subjek di
kelas dan terdapat perbedaan yang signifikan terutama pada perilaku mengikuti
instruksi verbal guru selama kegiatan di kelas dan mengarahkan pandangan mata ke
arah guru selama guru mengajar.

ABSTRACT
A child should have a school readiness before entering the elementary school. The
one of school readiness’ aspect that a child should mastering is a social behavior,
especially task related behavior. The objective of this present research is discovering
the effectiveness of a behavior modification program with social modeling dan token
economy to increase task related of behavior of a child in the classroom. The research
uses pretest-posttest control group design. The result shows that the program is
effective to increase task related behavior on subject in the classroom and there are
significance differences in following teacher’s verbal instructions during class’
activity and paying attention to the teacher when she teaches the subject.
Key words : behavior modification, early childhood, school readiness,"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Bunga Parmawati
"Gangguan pendengaran pada anak tuna rungu yang terjadi sebelum masa perkembangan bahasa (prelingual) dan tergolong parah (profound) menimbulkan masalah dalam proses akademis dan komunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, intervensi untuk meningkatkan kosakata anak tuna rungu sebagai dasar perkembangan bahasa penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan efektivitas pendekatan modifikasi perilaku dengan teknik fading dan token economy untuk meningkatkan kosakata siswa tuna rungu prelingual profound.
Program intervensi diadaptasi dari Morris (1985) untuk mengajarkan nama-nama obyek dan kegiatan. Teknik fading dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pemberian stimulus berupa gambar dan prompt tulisan, lalu gambar dan prompt sebagian tulisan, kemudian gambar tanpa prompt tulisan. Setiap kali berhasil menulis dengan tepat, subyek diberikan token yang nantinya dapat ditukarkan dengan reinforcer.
Penelitian dilakukan terhadap seorang anak tuna rungu prelingual profound, laki-laki, berusia 13 tahun, duduk di kelas 5 SD inklusi, memiliki kecerdasan non-verbal rata-rata, dan kosakata yang sangat terbatas. Dengan desain penelitian single-subject tipe ABA single-factor, peningkatan kosakata dilihat dari perbandingan antara hasil tes sebelum dan setelah intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan modifikasi perilaku dengan teknik fading dan token economy efektif untuk meningkatkan kosakata siswa tuna rungu prelingual profound. Subyek mampu memahami serta memproduksi secara tertulis sebesar 87,5% dari delapan nama obyek dan 100% dari delapan nama kegiatan yang diberikan dalam intervensi.

A profound hearing impairment that happened before the development of language causes some problems within the academic process and daily communication. Therefore, an intervention to increase the deaf students vocabulary as the foundation of a language development is important. This research was conducted to examine the effectiveness of a behavior modification approach with fading and token economy techniques to increase the vocabulary of a student with prelingual profound deafness.
The intervention program was adapted from Morris (1985) to teach names of objects and activities. In the program, the subject was given three steps of fading, starting with a stimuli and a prompt in a form of a picture and its written name. Subsequently, the prompt was faded into only a certain part until it was entirely eliminated. Everytime the subject succeeded in writing the correct name, he was given a token which could be exchanged with a reinforcer.
Research was conducted on a male prelingual profound deaf student studying at a primary school with an inclusion program who has an average level of non verbal intelligence and lack of vocabulary. Using a single subject-ABA-single factor research design, the increase in vocabulary was determined by comparing the test results before and after the intervention.
Results indicated that a behavior modification approach with fading and token economy techniques is effective in order to increase the vocabulary of a student with prelingual profound deafness. Through writing, the subject was able to understand and produce 87,5% of the eight objects' names and 100% of the eight activities' names given during the intervention program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31756
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Fika Dinita Khairunnisa
"Kebiasaan belajar adalah cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan mengatur waktu untuk menyelesaikan kegiatan belajar (Djaali, 2008). Kebiasaan belajar yang baik memainkan peranan yang penting bagi kesuksesan belajar. Akan tetapi, tidak semua siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik, terutama pada siswa sekolah dasar, dimana rasa tanggung jawab dan kemandirian siswa masih tergantung pada efektifitas kontrol lingkungan. Biasanya siswa sekolah dasar hanya belajar jika ada waktu longgar, jika ada PR, atau jika ada pengawasan dari orang tuanya. Oleh karena itu, untuk membantu siswa sekolah dasar agar memiliki kebiasaan belajar yang baik, dibutuhkan suatu program untuk membentuk kebiasaan belajar siswa.
Program pembentukan kebiasaan belajar ini dilakukan melalui modifikasi perilaku dengan menggunakan token ekonomi. Pada program ini, siswa diarahkan untuk membentuk kebiasaan belajar melalui pelaksanaan kegiatan belajar seharihari di rumah. Penggunaan token ekonomi bertujuan sebagai motivator eksternal agar siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Penelitian menggunakan single subject design sehingga hanya melibatkan satu orang subyek. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa sekolah dasar bernama W yang berusia 10 tahun. W memiliki prestasi akademik yang jauh dibawah potensi kecerdasannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi perilaku dengan menggunakan token ekonomi efektif untuk membentuk kebiasaan belajar pada W. Setelah dilakukan modifikasi perilaku, W dapat belajar secara teratur di rumah setiap malam hari. Agar kebiasaan belajar dapat bertahan, orang tua perlu melakukan pengawasan dan juga menerapkan kebiasaan belajar kepada kedua kakak W.

Study habit is a student`s permanent technique to gain knowledge, read literatures, do assignments, and manage time to accomplish the learning process (Djaali, 2008). A good study habit plays a significant role in the success of learning. However, it is hard to achieve by some students, mainly the students of elementary school, whose responsibility and independence are heavily influenced by the evironment control. They usually study well if only they have spare time, are assigned some tasks, or when their parents are around them. Therefore, there should be a program to shape the students` study habit in order to help them.
This study habit program is conducted with method of behavior modification using economic token. The student is guided to shape his daily study habit at home. Economic token is used as the external motivator so that the student is motivated to study by himself. This research uses single subject design that involves a 10 year old elementary school student named W. He has a very low achievement according to his intellectual potential.
The result reveals that the behavior modification with economic token is effective to shape W`s study habit. After this modification, W has a regular learning at home every night. In order to maintain this behavior, the parents need to control and apply it to his two brothers."
2013
T35779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ross, Alan O.
New York: John Wiley & Sons, 1981
618.928 ROS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kustati Budi Lestari
"Dekapan keluarga dan pemberian posisi duduk merupakan alternatif untuk membuat nyaman selama dilakukan tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dekapan keluarga dan posisi duduk terhadap distress anak saat dilakukan pemasangan infus. Jenis penelitian kuasi eksperiman dengan sampel 30 anak usia prasekolah dan usia sekolah. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata score distress pada anak yang diberi dekapan keluarga dan posisi duduk saat pemasangan infus sebesar 2,30 dan rata-rata score distress pada anak yang tidak diberi dekapan keluarga dan posisi duduk saat pemasangan infus sebesar 3,25. Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh dekapan keluarga dan pemberian posisi duduk terhadap distress anak yang dilakukan pemasangan infus (p: 0,025). Dekapan dan pemberian posisi duduk pada anak yang dilakukan pemasangan infus dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan distress anak usia prasekolah dan usia sekolah.

Family holding and proper sitting position are an alternative provision to make comfortable while treatment. This research proposed to determine The Impact of Family Embrace and Children Sitting Position to avoid distress while infusing. Type of quasi-experimental study with a sample of 30 preschoolers and school age. Sampling technique was purposive sampling. The results of this research shows that the average distress score to the children who have family embrace and proper sitting position while infusion is 2,30 and the average distress score to the children who don't have family embrace and proper sitting position while infusion is 3,25. Examination statistic results shows there is effect of family embrace and proper sitting position avoid the distress children during infusion (p: 0,025). Embracing and proper sitting position of children during infusion is applicable as a nursing intervention to avoid distress preschoolers and school age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2103
T32555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azza Maulydia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan prinsip-prinsip Parent-Child Interaction Therapy PCIT dalam mengatasi perilaku disruptive pada anak usia 7 tahun dengan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder ADHD . PCIT digunakan untuk meningkatkan keterampilan orangtua dalam melakukan interaksi positif dengan anak dan keterampilan dalam mendisiplinkan anak. Kedua keterampilan tersebut kemudian akan meningkatkan kualitas pengasuhan orangtua, sehingga perilaku disruptive anak menurun. Perilaku disruptive diukur dengan menggunakan alat ukur Eyberg Child Behavior Inventory ECBI . Keterampilan orangtua diukur menggunakan Dyadic Parent-Child Interaction Coding System III DPICS-III . Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip PCIT efektif dalam menurunkan perilaku disruptive dari rentang klinis menjadi rentang normal pada anak usia 7 tahun dengan ADHD.

This research was conducted to see the principle implementation of Parent Child Interaction Therapy PCIT effectivity to deal with disruptive behavior in school aged child with Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD . PCIT used to increasing parents skills when interacting positively with their child and skill to dicipline their child. Both of those skills will increasing quality of their parenting, therefore disruptive behavior will reduce. To evaluate the effectiveness of the result, the study measured development of interaction between the mother and child using the Dyadic Parent Child Interaction Coding System III DPICS III and the disruptive behavior intensity using Eyberg Childhood Behavior Inventory ECBI . The result indicate that the principals used in PCIT effective to overcome disruptive behavior on 7 year old with ADHD."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mella Yusthiani
"Perilaku disruptif seperti berteriak-teriak, berperilaku agresif, kasar, melawan, dan merajuk merupakan perilaku-perilaku yang sering tampak pada anak yang mengalami ketidakmampuan intelektual (ID). Kemunculan perilaku disruptif ini semakin diperkuat oleh adanya faktor lingkungan, salah satunya adalah pola asuh yang mencakup interaksi antara anak dengan orangtua dan penerapan disiplin yang efektif terhadap anak. Perilaku disruptif memiliki efek buruk yang signifikan pada kondisi kesejahteraan hidup individu itu sendiri maupun orang lain. Apabila tidak segera ditangani, perilaku ini dapat berkembang menjadi semakin sulit ditangani, terutama pada masa remaja. Oleh karena itu, perilaku ini sebaiknya segera ditangani sejak usia dini. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengatasi perilaku disruptif, penerapan intervensi Parent Child Interaction Therapy (PCIT) dinilai efektif untuk menurunkan perilaku disruptif pada anak, meskipun penelitian yang berfokus pada anak dengan ketidakmampuan intelektual jumlahnya masih terbatas. Pada penelitian ini, prinsip-prinsip Parent Child Interaction Therapy (PCIT) digunakan untuk mengurangi perilaku disruptif pada anak dengan ketidakmampuan intelektual taraf sedang. Melalui pengukuran yang dilakukan menggunakan instrumen The Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI) dan Dyadic Parent-Child Interaction Coding System (DPICS), diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan PCIT berhasil menurunkan perilaku disruptif pada anak dengan ketidakmampuan intelektual taraf sedang.

Disruptive behavior such as yelling, aggressive behavior, rough behavior, fighting, and sulking are behaviors that are commonly seen in children with intellectual disability (ID). The emergence of these behavior reinforced by the presence of environmental factors, such as parenting style that includes the interaction between children and parents and the implementation of effective discipline towards children. Disruptive behavior have a significant effect to the condition of individuals wellbeing. If this condition leave not treated, these behaviors might be worse and difficult to handle, especially in adolescence. Therefore, this behavior should be treated at an early age. According to some studies that have been done to address disruptive behavior, the implementation of Parent Child Interaction Therapy (PCIT) is considered effective to reduce disruptive behavior in children, although number of research which focuses on children with intellectual disability are limited. In this study, Parent Child Interaction Therapy (PCIT) is used to reduce disruptive behavior in children with moderate intellectual disability. Through measurements using The Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI) and Dyadic Parent-Child Interaction Coding System (DPICS), the results shows that the application of PCIT managed to reduce disruptive behavior in children with moderate intellectual disability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Agustina Murpratiwi
"Disruptive behavior merupakan salah satu bentuk perilaku bermasalah pada anak. Disruptive behavior perlu mendapatkan intervensi sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi gangguan yang lebih serius. Mengingat disruptive behavior secara signifikan dipengaruhi oleh hubungan yang tidak baik antara orang tua dan anak akibat pola asuh yang keliru menggunakan kekerasan fisik dan agresifitas verbal maka intervensi yang dilakukan harus melibatkan orang tua untuk memperbaiki hubungan orang tua dengan anak sehingga diharapkan dapat menurunkan disruptive behavior. Parent child interaction therapy PCIT dipilih karena PCIT menyasar pada terciptanya interaksi yang hangat dan positif antara anak dan orang tua melalui aktivitas bermain serta membentuk kepatuhan dan kedisiplinan pada anak yang diharapkan sejalan dengan penurunan disruptive behavior. Dengan menggunakan single subject design, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah penerapan prinsip-prinsip PCIT efektif dalam menurunkan disruptive behavior pada seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan disruptive behavior pada anak yang dipengaruhi oleh hubungan anak dan ibu yang membaik setelah ibu mendapatkan pengetahuan mengenai keterampilan dalam berinteraksi dan mendisiplinkan anak. Ini membuktikan bahwa PCIT efektif dalam menurunkan disruptive behavior pada anak.

Disruptive behavior is one of the behavior problems in children. Disruptive behavior needs an early intervention so it doesn rsquo t develop into a serious disorder. Some disruptive behaviors are significantly influenced by bad relationships between parents and children due to false parenting usually using physical violence and verbal aggressiveness so it needs an intervention that involve parents and improve parent child relationships to reduce disruptive behavior. Parent child interaction therapy PCIT aims in creating a warm and positive interaction between child and parent through play activities. PCIT also helps parent to shape compliance and discipline in their child which expected in line with reduction of disruptive behavior. Using single subject design, this study was conducted to evaluate whether the implementation of PCIT principles was effective in reducing disruptive behavior in a 7 years old girl. The results showed reduction in child disruptive behavior affected by improved child and maternal relationships after the mother gained knowledge on skills in interacting and disciplining children. This proves that PCIT was effective in reducing child disruptive behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T51607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Irawati Ismail
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Restu Mardhika
"ABSTRAK
Banyak anak penyandang disabilitas intelektual ringan mengalami masalah dalam
berinteraksi sosial di sekolah. Berdasarkan hal itu, keterampilan sosial merupakan hal yang
penting bagi anak disabilitas intelektual ringan untuk dapat berkembang di sekolah inklusi.
Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak disabilitas
intelektual ringan adalah dengan pendekatan modifikasi perilaku, terutama menggunakan
modeling. Dalam melakukan suatu modifikasi perilaku juga patut dipertimbangkan
pemberian penguatan terhadap perilaku baru yang muncul. Salah satu teknik penguatan yang
efektif untuk mengajarkan individu disabilitas intelektual ringan ialah melalui token
economy. Dalam rangka mengetahui efektivitas program dengan menggunakan modeling dan
token economy dalam meningkatkan keterampilan sosial pada penyandang disabilitas
intelektual ringan, maka peneliti merancang suatu program dengan menggunakan teknik
modifikasi perilaku melalui model simbolik (film kartun) dan penerapan token economy
sebagai penguatan perilaku. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain kasus tunggal tipe A-B-A. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan sosial pada subjek saat sebelum dan sesudah pemberian program.

Abstract
A lot of children with mild mental retardation experience social interaction issue in their
school. Therefore, social skills become very important for children with mild mental
retardation to develop in the inclusive school. One method that effectively enhancing social
skills children with mild mental retardation is through behavior modification approach,
especially through modeling. In exercising behavior modification, need to amplify for any
new behaviors emerge. On e of amplification method which effectively teaches children with
mild mental retardation is through token economy. In terms to know the modeling and token
economy program effectiveness in enhancing social skills of children with mild mental
retardation, the researcher design a program with behavior modification technique through
model approach (cartoon short film) and token economy application as behavior amplifier.
The research is using single case type A-B-A design. Research result shows there is an
enhancement in social skills on subject after the program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>