Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Isnarsandhi Yustisia
"Pedikulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh kutu kepala (Pediculus humanus capitis). Pedikulosis dapat bermanifestasi pada anak dengan usia sekolah, terutama yang berada pada populasi yang padat serta kebersihan yang kurang. Penelitian ini dilakukan di Pesantren X, Jakarta Timur untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri terhadap pengobatan pedikulosis. Penelitian menggunakan metode cross-sectional dan dilakukan dengan metode total population pada santri perempuan dengan tingkat pendidikan Aaliyah dan Tsanawiyah di pesantren tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2011 dengan metode wawancara dan pengisian kuesioner. Data yang telah didapatkan, diolah menggunakan SPSS 17 dan dianalisis dengan uji chi square.
Hasil menunjukkan bahwa mayoritas santri memiliki informasi mengenai pengobatan pedikulosis yang cukup (79,6%). Santri paling banyak berasal dari kelompok usia 15-18 tahun (59%) dengan tingkat pendidikan terbanyak dari kelompok Aliyah yaitu 33%. Sebanyak 96,7% orang mengalami pedikulosis, dengan 59,3% berambut lurus. Pada uji chi square tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan santri perempuan mengenai pengetahuan pengobatan pedikulosis dengan tingkat pendidikan, usia, dan riwayat pedikulosis. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan santri mengenai pengobatan pedikulosis cukup baik dan tidak ada hubungan dengan karakteristik santri.

Pediculosis is the infection which caused by head lice (Pediculus humanus capitis). Pediculosis can be manifested in school childrens, especially whom lived in crowd population and also less hygiene. The research was conducted in Pesantren Tapak Sunan, Jakarta Timur, and the aim of the research is to knowing the level of students knowledge of the treatment of pediculosis. The research used cross sectional method and data were taken by total population method from female students of Tsanawiyah and Aliyah on January 2011 through interview and questionnaire. The data were proceed by SPSS 17 program and analyzed by chi-square.
The overall prevalence of pediculosis was 96,7%. Most of them were from Aaliyah (33%), 96,7% had pediculosis with 59,3% of them had straight hairs. There were no significant correlation between the level of knowledge of pediculosis treatments and educational level, age and pediculosis history. The students knowledge about treatments of pediculosis was average and there is no correlation with the students’ characteristics
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahar Salim Saleh Alatas
"Pedikulosis kapitis sering dijumpai di lingkungan padat penghuni seperti di pesantren. Pengobatan pedikulosis mudah dilakukan, tetapi reinfeksi mudah terjadi jika setelah pengobatan tidak diikuti dengan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Agar dapat melakukan PHBS dengan baik dan benar diperlukan survei pengetahuan terlebih dahulu sehingga jika tingkat pengetahuan kurang dapat diberikan penyuluhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan santri mengenai pedikulosis kapitis dengan karakteristik demografinya (usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan). Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan metode total populasi berupa pengisian kuesioner yang dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan jumlah sampel 151 santri. Data diolah dengan program SPSS versi 11,5. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 9,9% santri memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 90,1% santri memiliki pengetahuan kurang. Pada uji chi-square, terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan santri dengan jenis kelamin (p=0,019), tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan santri dengan usia (p=0,566) dan tingkat pendidikan (p=0,806). Disimpulkan tingkat pengetahuan santri tergolong kurang dan berhubungan dengan jenis kelamin tetapi tidak berhubungan usia dan tingkat pendidikan.

Pediculosis capitis is often found in a crowded environment such as in boarding school. Eradication of pediculosis capitis is easy, however reinfection easily occurs if treatment is not followed by healthy living habit. A survey to determine the knowledge level is needed; if the level is low, health promotion can be given. This study aims to find the relationship between students? knowledge on pediculosis capitis and their demography characteristic (age, sex, and grade of study). This cross-sectional study with total population method was conducted on January 22nd, 2011 by giving questionnaires to all 151 students of X islamic boarding school, East Jakarta. Data from questionnaires were analyzed using SPSS version 11,5. The result showed that no student had good knowledge, 9,9% had fair knowledge, and 90,1% had poor knowledge. Based on chi-square test, there was significant difference between the knowledge level of characteristics and symptoms of pediculosis capitis and sex (p=0,019), but there were no significant differences between the knowledge level and age (p=0,566) and the knowledge level and grade of study (p=0,806). It was concluded that the students? knowledge about pediculosis capitis was poor, was associated with sex but not associated with age and study grade."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Luthfi Afina
"Pedikulosis kapitis adalah penyakit kulit yang mudah menular dalam lingkungan padat seperti pesantren. Pemberantasan pedikulosis membutuhkan perilaku yang tepat, sehingga dibutuhkan pengetahuan yang baik yang dapat diperoleh melalui penyuluhan. Karakteristik demografi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan sehingga penyuluhan perlu disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan karakteristik demografi. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 151 santri pesantren X yang dipilih dengan metode total populasi. Data diolah dengan program SPSS 11.5.
Hasil penelitian ini menunjukkan responden terbanyak adalah santri berusia 16-18 tahun (47%), laki-laki (58,3%), madrasah Tsanawiyah (50,3%). Tidak ada santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 23,2% santri memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 76,8% santri memiliki tingkat pengetahuan buruk. Dari uji chi-square tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan usia (p=0,587), jenis kelamin (p=0,814) dan tingkat pendidikan (p=0,358). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan santri tergolong buruk dan tidak berhubungan dengan karakteristik santri.

Pediculosis capitis is a skin disease that could be transmitted easily in a crowded environment like Islamic boarding school. Eradication of pediculosis needs appropriate behavior which requires good knowledge which can be given through health promotion. Demographic characteristics might influence the knowledge level, therefore health promotion needs to be adjusted according to the characteristic. This study aims to know the relationship between students? knowledge level about transmission and eradication of pediculosis capitis and their demographic characteristic. This study was conducted on January 22 2011 by giving questionnaire to 151 students (total population method). The data was processed using the SPSS 11.5 program.
The result showed that the majority of respondents are students aged 16-18 years old (47%), males (58,3%), Tsanawiyah students (50,3%). No student had good knowledge, 23,2% had fair knowledge, and 76,8% had poor knowledge. Based on chi-square test, there were no significant differences between knowledge level of transmission and eradication of pediculosis and age (p=0,587), sex (p=0,814) and grade of study (p=0,358). It was concluded that the students? knowledge about transmission and eradication of pediculosis was poor and had no association with their characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eugene Dionysios
"Askariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di lingkungan padat dengan higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk. Di Jakarta Timur terdapat pesantren padat penghuni dengan sanitasi terbatas sehingga rentan terhadap askariasis. Untuk mencegah askariasis, santri perlu diberikan pengetahuan melalui penyuluhan yang disesuaikan dengan pengetahuan yang dimiliki dan karakteristik demografi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan mengenai A. lumbricoides dan hubungannya dengan karakteristik santri. Penelitian dilaksanakan di Pesantren X, Jakarta Timur. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan mengikutsertakan semua santri. Data diambil tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan tentang morfologi dan siklus hidup A. lumbricoides serta isian data karakteristik. Hasilnya menunjukkan 104 santri (67,5%) memiliki < 3 sumber informasi dan 50 santri (32,5%) memiliki > 3 sumber, dengan sumber informasi paling berkesan adalah dokter. Santri yang mempunyai tingkat pengetahuan baik berjumlah 6 orang (3,9%), cukup 34 orang (22,1%), dan kurang 114 orang (74,0%). Pada uji Kolmogorov-Smirnov terdapat perbedaan bermakna (p=0,002) antara tingkat pengetahuan santri mengenai A. lumbricoides dengan jenis kelamin namun tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi dan informasi paling berkesan. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai A. lumbricoides tergolong rendah dan berhubungan dengan jenis kelamin namun tidak berhubungan dengan pendidikan, sumber informasi dan informasi paling berkesan.

Ascariasis is a health problem ini area with high population density and poor hygiene. Pesantren X, East Jakarta with its high population density and bad sanitation are more at risk of being infected. Therefore health promototion is needed. The aim of this research is to measure the level of knowledge towards A lumbricoides and its association wuth students characteristics. This cross sectional study used total sampling. Data are taken on 22nd of January 2011 by giving questionnaires to the students. The result shows that 104 students (67.5%) have 3 or less source of information and 50 students (32.5%) have > 3 sources. Doctors are the most impressive source of information.There are 6 students (3.9%) who have good level of knowledge, fair 34 students (22.1%), and poor 114 students (74.0%). On the Kolmogorov-Smirnov test there were significant differences (p = 0.002) between the level of knowledge of students about A. lumbricoides with sex but not significantly different (p> 0.05) with education level, number of information sources and most impressive source of information. Overall students' level of knowledge about A. lumbricoides is poor and is associated with sex but not associated with education level, information resources and most impressive source of information."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Sarah Ningtiyas
"Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei.Prevalensi skabies di pesantren padat penghuni di Jakarta tergolong tinggi (78,7%). Di Jakarta Timur, terdapat pesantren dengan kepadatan santri yang tinggi dan fasilitas sanitasi terbatas sehingga perlu diberikan penyuluhan mengenai skabies sebagai upaya preventif. Agar penyuluhan memberikan hasil yang baik, penyuluhan harus sesuai tingkat pengetahuan dan karakteristik demografi santri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai pengobatan skabies dan hubungannya dengan karakteristik santri.
Penelitian dilakukan di Pesantren X, Jakarta Timur dengan desain cross-sectional. Data diambil tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai pengobatan skabies kepada semua santri. Data diolah dengan program SPSS versi 11,5 dan dianalisis dengan uji chi-square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasilnya menunjukkan santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik 8 orang (5,7%), cukup 33 orang (23,6%), dan pengetahuan rendah 99 orang (70,7%).
Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, informasi yang paling berkesan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), dan jumlah informasi (chi square= 0,895) Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai pengobatan skabies umumnya tergolong rendah dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Scabies is a skin disease caused by infestation and sensititation of parasite named Sarcoptes scabiei. The prevalence of scabies is high in crowded areas like pesantren in Jakarta (78.7%). In an effort to prevent scabies, health promotion and screening the level of knowledge about treatment of scabies are needed. The purpose of study was to determine whether there is an association between level of knowledge about treatment of scabies with the demographic characteristic of students.
This cross-sectional study was held in Pesantren X, East Jakarta on January 22, 2011, using questionnaires which given out to all the students. Data were processed using SPSS version 11.5 and analyzed using chi-square test and Kolmogorov-Smirnov test. The results showed that students with good level of knowledge were 8 students (5.7%), fair 33 students (23.6%), and poor 99 students (70.7%).
There was no significant difference (Kolmogorov-Smirnovp> 0.05) between levels of knowledge about treatment of scabies with students’ age, sex, grades, the most impressive information, and there was also no significant difference (chi-square = 0.895) with the number of information. It was concluded that the level of knowledge was not associated with students’ age, sex, grades, the most impressive information, and the number of information.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Meidisa Akhmad
"Pedikulosis kapitis adalah penyakit di rambut dan kulit kepala. Penyakit ini menimbulkan gatal sehingga dapat mengganggu aktivitas dan menurunkan kepercayaan diri. Pada infestasi berat juga dapat terjadi infeksi sekunder. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pedikulosis kapitis, serta hubungan tingkat infestasi dengan karakteristik individu. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan santri putri Pesantren X, Jakarta Timur sebagai respondennya. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan melakukan pemeriksaan fisik pada 63 santri putri. Data diolah dengan program SPSS versi 11.5 dan dianalisis dengan uji chi square dan Kolmogorov-Smirnov.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh santri terinfestasi pedikulosis kapitis dan mengeluh gatal. Santri yang terinfestasi ringan sebanyak 77,78% dan yang terinfestasi berat sebanyak 22,22%. Uji chi square dan Kolmogorov-Smirnov tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara tingkat infestasi pedikulosis dengan karakteristik santri, yaitu tingkat pendidikan, usia, jenis rambut, panjang rambut, dan frekuensi keramas. Disimpulkan, prevalensi pedikulosis di pesantren X, Jakarta Timur tergolong tinggi, serta tingkat infestasinya tidak berhubungan dengan karakteristik santri.

Pediculosis capitis is a disease of the hair and scalp. The disease can cause itching that can interfere with the activity and also lowers self-esteem. In severe infestations, secondary infection can occur. The study was conducted to determine the prevalence of pediculosis capitis, infestation level and its association with individual characteristics. The study used a cross sectional design with the female students of X Boarding School, East Jakarta as respondents. The data collection was conducted on January 22nd, 2011 by performing physical examination to 63 female students. The data was processed with SPSS 11.5 version and analyzed using chi square test and the Kolmogorov-Smirnov.
The results showed that all students with pediculosis capitis and complain of itch. Students that were infested lightly were 77,78% and 22,22% werre heavily infested. Chi square test and the Kolmogorov-Smirnov test showed no significant differences characteristics of the students, the level of education, age, hair type, hair length, and frequency of hair washing. In conclusion, the prevalence of pediculosis in X Boarding School, East Jakarta was high, and the level of infestation was not associated with the characteristics of the students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biyan Bahtiar Ramadhan
"Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi S. scabiei var. hominis. Penyakit tersebut menular pada masyarakat dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan perilaku hidup individu yang tidak baik. Untuk membentuk perilaku hidup yang bersih dan sehat pada individu, diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit yang sering terjadi di kelompok masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri pesantren X Jakarta Timur mengenai penularan skabies dan hubungannya dengan kriteria demografis santri sebagai langkah awal untuk memberikan pemberian informasi penularan skabies yang tepat pada santri. Penelitian dilakukan di pesantren X Jakarta Timur dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 154 santri yang telah diberi informed consent sebelumnya. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai media penularan skabies dan faktor risiko skabies.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas santri bernilai kurang (64,9%). Analisis bivariat terhadap tingkat pengetahuan penularan skabies dengan karakteristik demografis, sumber informasi dan informasi paling berkesan menghasilkan nilai p>0,05. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan penularan skabies dengan faktor-faktor tersebut sehingga disarankan penyuluhan yang diberikan tidak perlu memperhatikan karakteristik demografis dan sumber informasi yang berperan.
Scabies is a skin disease caused by infestation of S. scabiei var. hominis and the prevalence is high in population who has unhygienic and unhealthy behavior. To form a hygienic behavior and healthy behavior in each individual, the knowledge related to diseases which often occur in population is needed.
Thus, this study focus on determining the level of knowledge related to transmission of scabies in X boarding school students in East Jakarta correlated with demographic factor so the output can be used to determine which factor should be focused in the next counseling. The study was conducted in East Jakarta boarding X in cross-sectional design. Data collection is held on January 22, 2011 by giving questionnaires to 154 students who had previously given informed consent. The questionnaire contains questions about the media and risk factors of scabies transmission.
The results showed that the most sudentshave low score (64.9%). Bivariate analysis between level of knowledge of scabies transmissionand demographicfactor, information sources quantity and most liked information sources yield p values> 0.05. This concludes that there was no relationship between the level of knowledge in scabies transmission with demographic factors, information resources quantity and most liked information resources. It is recommended that the next counseling shouldbe done to all of students without considering the differences in demographic factors, resources quantitiy and resources which students liked most.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permatasari
"Pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis yaitu penyebab dan gejala yang ditimbulkannya penting untuk diketahui masyarakat supaya kasus pedikulosis bisa dideteksi dan ditangani secara dini Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai pedikulosis kapitis Bentuk penelitian ini adalah studi pre post Data penelitian diambil pada 22 Januari 2011 di Pesantren X Jakarta Timur Seluruh santri diikutsertakan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai penyebab dan gejala pedikulosis Survei dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan Data diolah menggunakan program SPSS versi 11 5 dan diuji dengan marginal homogeneity Responden terdiri atas 151 orang berusia 11 18 tahun Responden laki laki 88 orang 58 3 dan perempuan 63 orang 41 7 Sebelum penyuluhan 13 orang 8 6 responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 138 orang lainnya 91 4 memiliki tingkat pengetahuan kurang Setelah penyuluhan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik menjadi 3 orang 2 0 sedang 47 orang 31 1 dan tingkat pengetahuan kurang menjadi 101 orang 66 9 Melalui uji marginal homogeneity didapatkan nilai p.

Knowledge about pediculosis capitis especially about the causative agent and the symptoms generated are important for public in order to detect and manage pediculosis early if it happened This research is purposed to observe the effectivity of health promotion in increasing respondents rsquo knowledge about pediculosis capitis This research is a pre post study The data was taken on January 22 2011 at lsquo X rsquo Islamic High School East Jakarta All of the students were included in this study by filling the questionnaire about pediculosis capitis causative agent and symptoms The survey was taken before and after the health promotion The data was processed using SPSS program version 11 5 and checked using marginal homogeneity test There were 151 respondents aged between 11 18 years old The respondents consisted of 88 boys 58 3 and 63 girls 41 7 Before the health promotion 13 respondents 8 6 had fair knowledge and the remaining 138 91 4 had poor knowledge After the health promotion the amount of respondents who had good knowledge increase to 3 respondents 2 0 fair knowledge 47 respondents 31 3 and poor knowledge decreases to 101 respondents 66 9 Using marginal homogeneity test the value of p."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adwin Haryo Indrawan Sumartono
"Trikuriasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di daerah tropis. Di Jakarta prevalensi trikuriasis tergolong tinggi dengan prevalensi tertinggi di Jakarta Timur (41,7%). Di Jakarta Timur, terdapat pesantren dengan kepadatan santri yang tinggi dan fasilitas sanitasi terbatas sehingga diperlukan penyuluhan agar terhindar trikuriasis. Agar diterima dengan baik, penyuluhan harus diberikan sesuai pengetahuan yang dimiliki dan karakteristik santri. Karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai T. trichiura dan hubungannya dengan karakteristik santri. Penelitian dilakukan di Pesantren X, Jakarta Timur dengan desain cross-sectional. Data diambil tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai T. trichiura kepada semua santri. Data diolah dengan program SPSS versi 16 dan dianalisis dengan uji chi square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasilnya menunjukkan santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik 9 orang (5,8%), cukup 28 orang (18,2%), dan pengetahuan rendah 117 orang (76%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan dan sumber informasi paling berkesan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jumlah informasi (chi square, p=0,183), namun terdapat perbedaan bermakna (chi square, p<0,05) antara tingkat pengetahuan mengenai T. trichiura dengan jenis kelamin. Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai T. trichiura tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan, jumlah informasi dan sumber informasi paling berkesan tetapi berhubungan dengan jenis kelamin.

Trichuriasis has become a public health problem in the tropics. In Jakarta, trichuriasis prevalence is high with the highest prevalence in East Jakarta (41.7%). In East Jakarta, there are boarding schools with students who are highly populated with limited sanitation facilities so that it is necessary to give health promotions to avoid trichuriasis. Education should be given with appropriate level of knowledge and demographic characteristics of students.Therefore this study aims to determine the level of knowledge students on T. trichiura and its relation to the characteristics of students. The study was conducted in Pesantren X, East Jakarta with cross-sectional design. Data was taken on January 22, 2011 by distributing questionnaire which had questions about T. trichiura to all students. Data was processed with SPSS version 16 and analyzed by chi square and Kolmogorov-Smirnov tests. The results showed that students have a good level of knowledge were 9 people (5.8%), fair 28 people (18.2%), and poor knowledge 117 people (76%). There were no significant differences between the level of knowledge with their grades, information sources most memorable (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), and the amount of information (chi square, p = 0.183), but there were significant differences between the level of knowledge on T. trichiura with their sex (chi square, p< 0.05). Therefore, level of knowledge about T. trichiura was not associated with level of education, the amount of information and most memorable information sources but was associated with their sex."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Ramadhani Putri
"Pengetahuan yang baik dapat menghasilkan perilaku yang baik pula. Pengetahuan yang baik dapat diberikan melalui metode penyuluhan. Metode penyuluhan perlu dievaluasi dalam bentuk survei untuk menilai efektivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan cara pemberian kuesioner. Kuesioner diberikan pada santri Tsanawiyah (50,3%) dan Aliyah (49,7%) yang terdiri atas 88 (58,3%) orang santri laki-laki dan 63 (41,7%) santri perempuan. Santri-santri tersebut berada dalam rentang umur 13-18 tahun. Sebelum penyuluhan, jumlah santri yang memiliki pengetahuan baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 9 orang (6,0%), santri dengan pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (24,5%), dan santri dengan pengetahuan kurang sebanyak 105 orang (69,5%). Setelah penyuluhan, santri yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 39 orang (25,8%), yang memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 51 orang (33,8%), dan sebanyak 61 orang (40,4%) memiliki pengetahuan yang kurang. Uji yang digunakan adalah uji marginal homogenity pada program SPSS versi 11.5 dengan nilai (p<0,01) yang berarti terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan santri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Good knowledge delivers a good behavior. Good knowledge can be given by the method of seminar. Seminar needs to be avaluated by doing survey.The aim of this study is to know the effectiveness of health promotion in improving Islamic Boarding School Students’ knowledge on the spreading of pediculosis. This study used pre-post study method. This study was held on January 22th, 2011 and data was collected by giving questionnaire. The questionnaire was given to students of Tsanawiyah (50,3%) and Aliyah (49,7%) which consisted of 88 (58.3%) male students and 63 (41.7%) female students. All the students was in the range of 13-18 years old. Before health promotion seminar, students that have good knowledge level about the spreading of pediculosis were only 9 students (6,0%), number of students with fair knowledge level were 37 students (24,5%), and number of student with poor knowledge level were 105 students (69,5%). After health promotion, students that have good knowledge level were 39 students (25,8%), 51 students (33,8%) have fair knowledge level, and 61 (40,4%) students have poor knowledge level of the spreading of pediculosis. Statistic test which is used on this study is marginal homogenity test on SPSS version 11.5 with p<0,01, means that there is significant knowledge improvement before and after health promotion seminar was given."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>