Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniar Cikita
"Children of Srikandi merupakan queer cinema pertama Indonesia yang merepresentasikan kehidupan perempuan queer, dengan nilai queer serta konteks budaya. Analisis film Children of Srikandi dilakukan dengan menggunakan pendekatan semantic-syntactic Rick Altman serta lima kode semiotika Roland Barthes. Dari hasil analisa tersebut ditemukan, bahwa dalam film ditemukan mitos anti-heteronormativitas. Mitos ini juga berinteraksi dengan budaya patriarki Jawa sebagai bagian dari kehidupan perempuan queer di Indonesia. Hasil penelitian ini berusaha memberikan pemahaman mengenai nilai anti-heteronormativitas serta interaksinya dengan konteks lokal.

Children of Srikandi is Indonesian first queer cinema who represent the reality of Indonsian queer women, with the queer value and cultural context. Children of Srikandi film analysis is using Rick Altman’s semantic-syntactic approach, and Roland Barthes’ five codes of semiotic. The result showed that in this film, there is anti-heteronormativity myth. This myth also interacts with Java patriarchal culture as part of Indonesian queer women’s live. The result of this study seeks to provide an understanding of anti-heteronormativity value and it’s interaction with cultural context.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbi Nurdin Hidayat
"Dalam melakukan interaksi, penutur memiliki tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, penutur terkadang mengucapkan tuturan yang tidak sesuai dengan prinsip kerja sama, sehingga penutur melakukan pelanggaran bidal percakapan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pelanggaran bidal percakapan yang sengaja (Flouting the Maxims) dilakukan oleh kedua tokoh utama (Harold dan Kumar), sehingga menimbulkan variasi tujuan dari pelanggaran tersebut. Penelitian ini menganalisis percakapan dalam film Harold and Kumar Go to White Castle.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan melakukan pelanggaran bidal dalam percakapan, mengungkapkan tujuan dan implikasi dari pelanggaran bidal, dan mengetahui hubungan antara konteks dan pelanggaran bidal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif karena sumber data analisis merupakan percakapan yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Teknik pengumpulan data melalui teknik pengamatan dan pencatatan. Data dalam penelitian ini berjumlah 31 penggalan percakapan. Metode penelitian ini menggunakan teori Grice (1975) yaitu prinsip kerja sama bidal percakapan dengan menjelaskan konteks dan pelanggaran bidal.
Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan 47 pelanggaran bidal. Kemudian, variasi tujuan yang ditemukan dari pelanggaran bidal percakapan dikelompokkan ke dalam 5 kategori yaitu Ekspresif seperti menyenangkan hati, lelucon atau gurauan, menghibur, menenangkan, meminta maaf, menjaga perasaaan, dan mengutarakan sesuatu, Komisif seperti memendam kekesalan, menghindari bahaya, melindungi, menjaga reputasi, dan menyembunyikan, Representatif seperti meminta bantuan, menyatakan putus asa, menolak, meyakinkan, menghindari amarah, dan menunjukkan, Direktif seperti memberitahukan, menyatakan kejujuran, menyatakan keberanian, meminta penjelasan, menyelamatkan diri, menegaskan, memprediksi, dan meminta klarifikasi, dan Indirektif seperti mengabaikan dan mengalihkan pembicaraan. Korelasi yang muncul antara konteks dan pelanggaran bidal adalah sebab-akibat.

In a conversation, speakers have a certain purpose. To achieve the purpose, they sometimes intentionally flout the maxims by saying something unmatched with the topic of the conversation. This is called flouting the maxims in Co-operative Principle concept. The problem of this research is flouting the maxims deliberately to achieve the purpose of the conversation by analyzing the context and the flouts of the maxims. This research analyzes utterances on the movie Harold and Kumar Go to White Castle.
This research aims to find out flout of the maxims on the movie, reveal the implication and the purpose of flouting the maxims, and know the correlation between context and flouting the maxims. This is a qualitative and descriptive research because the data and the result of the research are not presented in forms of numbers or statistic. Moreover, the source of data analysis is conversation explained in words or sentences form. Observing and note taking are the methods in collecting the data. The data in this research are 31 conversations and each of the conversation is supported by its context. Theory used in this research is Co-operative Principle, Implicature, and Conversational Maxims introduced by Grice (1975).
By analyzing the situation and flouting the maxims, the writer found 47 violations. The writer also concludes there are variations of purposes found in this research which are classified into 5 categories. First is Expressive such as to please someone, joking, entertain, calm someone down, apologize, save face, and say something. Second is co missive such as to hide a fact, prevent, protect, and keep reputation. Third is Representative such as to ask for help, desperation, refuse, convince, and show something. Fourth is Directive such as to inform, be honest, express braveness, and clarifying. Fifth is Indirect such as to ignore and shift a talk. From these results, it concludes that speakers flout the maxims to achieve a purpose in a conversation. The correlation between context and flouts of the maxims is cause-effect relation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Reza Darwis
"Iklan rokok adalah iklan produk komersial yang dianggap kontroversial karena bersifat kontra produktif. Artinya, apabila rokok yang diiklankan tersebut dikonsumsi sebagaimana mestinya, justru dapat membahayakan konsumen dan lingkungan sekitarnya. Terpicu oleh tren global saat ini yang sangat memperhatikan aspek kesehatan, terutama masalah rokok, pemerintah Indonesia turut menyikapi kondisi ini dengan membuat peraturan yang mengatur keberadaan iklan rokok. Tujuannya adalah untuk menekan perilaku merokok. Ironisnya, justru perilaku merokok cenderung meningkat pada anak-anak. Bagi anak-anak, merokok dianggap sebagai simbol kedewasaan yang sering diiringi dengan mitos-mitos simbol status sosial tertentu.
Iklan, dalam perspektif komunikasi, dipandang sebagai suatu teknik penyampaian pesan suatu produk yang efektif Namun masyarakat menganggap bahwa pada umumnya teknik berkomunikasi tersebut hanya memfokuskan pada keuntungan komersial belaka tanpa ada unsur pendidikan di dalamnya. Melihat kenyataan ini, timbul pertanyaan besar mengenai ildan mendidik bagi anak-anak, terutama yang berkaitan dengan iklan rokok. Secara jelas diketahui bahwa (iklan) rokok tidak ditujukan kepada anak-anak. Tujuan praktis yang utama dan penelitian mengenai iklan mendidik ini adalah untuk menekan pengenalan (merek) rokok pada anak-anak sehingga tingkat konsumsi merokok pada anakanak dapat ditekan.
Dalam perspektif komunikasi, fungsi pendidikan periklanan mendapat bagian yang eksklusif. Fungsi pendidikan dalam periklanan ini didefinisikan sebagai suatu upaya pembelajaran bagi setiap orang untuk melindungi diri sekaligus sebagai sumber pengetahuan baru. Dalam sudut pandang masyarakat, iklan mendidik ini adalah merupakan bentuk tanggung jawab moral dan pihak pengiklan. Untuk mengetahui dan memahami fungsi pendidikan periklanan, terutama mengenai iklan rokok, maka diperlukan pendapat-pendapat beberapa pelaku sosial dari berbagai elemen masyarakat yang mewakili kepentingan anak. Para pelaku sosial ini disebut dengan stakeholder anak.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan Metode Analisis Data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan comparative method yang diharapkan agar fenomena sosial ini dapat terungkap kebenarannya. Sedangkan Metode Pengumpulan Data dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam kepada para stakeholder anak, yaitu dari lembaga kesehatan independen, para pendidik, dan orang tua.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa fungsi pendidikan periklanan dalam perspektif komunikasi menurut para stakeholder anak dapat disimpulkan bersifat relatif, Artinya, fungsi mendidik dalam periklanan dalam perspektif komunikasi adalah bersifat umum bagi produk-produk yang jika dikonsumsi secara benar dapat bermanfaat bagi manusia, namun hal tersebut tidak dapat mengikat produk-produk yang sifatnya kontra-produktif seperti pada iklan rokok. Fakta ini menunjukkan bahwa fungsi pendidikan dalam iklan rokok sangat kecil perannya, jika tidak ingin disebut tidak mendidik. Hasil penelitian ini juga didasari atas pendapat para stakeholder anak yang beragam. Keberagaman pendapat tersebut membentuk tiga kelompok stakeholder anak yang dianggap sebagai representasi publik dalam memandang fungsi iklan mendidik, terutama berkaitan dengan iklan rokok. Tiga kelompok stakeholder anak tersebut adalah Kelompok Penegak, Kelompok Penengah, dan Kelompok Penerima.
Sedangkan untuk karakteristik iklan mendidik menurut para stakeholder anak adalah: 1) harus diawali dengan niat yang baik sebagai bentuk etika komunikasi periklanan; 2) teknik penyampaian iklan hanya ditujukan kepada khalayak sasarannya; 3) pesan iklan harus mengandung informasi yang benar; 4) penggunaan media iklan yang tepat kepada khalayak sasarannya. Sedangkan bagi iklan rokok, idealnya iklan rokok dilarang di semua media massa, atau setidak-tidaknya ada upaya untuk mengarah ke pelarangan secara total. Upaya lainnya adalah dengan menggunakan media khusus, tanpa mengganggu public sphere, dengan isi pesan yang abstrak sehingga diharapkan tidak mudah dipahami maksud dari iklan rokok tersebut oleh anak-anak. Jika demikian, maka perilaku merokok pada anak-anak dapat diminimalkan melalui salah satu cara yaitu dengan menekan tingkat pengenalan iklan rokok pada anak-anak.

Cigarette advertisement has been known as controversial product commercials because cigarette is contra-productive naturally. It means that, if the product consume properly, it will cost unhealthy condition for the consumer and his surroundings. Trigger by global trend to more concern about healthy and natural environment, Indonesia Government already made regulation regarding cigarette advertisement. The objective is to compress smoking-behavior in society. Ironically, after the regulation has effected, smoking-behavior on children tended to go up. For some children, smoking will make them looks more adult, and it's also added to other myths of social status symbolization like strong, cool, and macho emotions.
On communication perspective, educative advertisement function is defined as an effective message transmission technique to sell product. Unfortunately, public, as audience, looks the technique only gives financial benefit to advertisers with no concern to the public education, especially for the children. Based on this condition, educative advertisement for children who exposed by adult product commercials like cigarette advertisement has come up as a big question in public. As we all notice that the target audience of cigarette advertisement is adult people. Practically, the main objective of the research is compressing children awareness of (brand) cigarette advertisement, so smoking-behavior on children could be minimized.
Theoretically, educative advertisement function on communication perspective has an exclusive part. The function conceptually defined as an educational way for every audience to protect themselves from harmful external factors and also can be a new interesting knowledge of life. On public opinions, educative advertisement is a form of moral obligation from the advertisers. To know and understand how the educative advertisement function works, especially on cigarette advertisement, opinion from elected figure in society, who represent the children interest has been taken. The elected figure called children stakeholders.
The research used descriptive analysis with comparative method on qualitative approaches, which predicted to find a truth in social phenomena pointed. In collecting data, observation and in-depth interview technique with children stakeholders has been executed. The elected children stakeholders consist of independent health foundations, educators, and parents.
The research showed that educative advertisement function on communication perspective; from children stakeholders? opinion is relative. It means, educative advertisement function can works on every product, which give positive impact to the consumer, but it cannot works on contra-productive product, such as cigarette. The research also showed the fact that educative cigarette advertisement gives very small contribution, if we do not want to say none. Based on different opinion of children stakeholders about educative function on cigarette advertisement, public could be divided into three groups. The groups are The Fighters, The Middlemen, and The Acceptors.
Children stakeholders also gave characteristic of educative advertisement. First, it must begin from goodwill of the advertisers when planning to produce their product advertisement. Second, the message transmission technique is only pointed to the target audience. Third, the message must bring proper information to the audience. Fourth, use proper media. Special for cigarette advertisement, ideally all cigarette advertisement should be banned from all media, or at least the government ha a step strategy to total band. Others gave alternatives opinion that cigarette advertisement could be used specific or special media, which does not interfere to public sphere, and it's message has no connectivity extensively to the cigarette. Hopefully, children who exposed by the cigarette advertisement will be hard to understand the meaning of the message. If that so, smoking-behavior on children could be minimized by compressing children awareness of cigarette advertisement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiani
"Penelitian tentang Budaya Organisasi telah banyak dilakukan, terhadap perusahaan-perusahaan besar. Budaya Organisasi merupakan hal yang perlu dimiliki oleh suatu organisasi, karena merupakan pedoman bertingkahlaku bagi para pelaku organisasinya. Dan telah banyak penelitian membuktikan bahwa budaya organisasi dapat menunjang kinerja perusahaan.
PLN merupakan salah satu perusahaan negara yang besar, memahami bahwa di masa mendatang masalah dan tantangan yang dihadapi oleh PLN akan semakin berat. Sehubungan dengan hal tersebut, dirasakan perlu untuk mempunayi pedoman dalam kesamaan bertingkahlaku. Karena itu PLN rnempunyai nilai-nilai di dalam slogannya. Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan yang akan dilihat adalah apa dan bagaimana budaya perusahaan yang ada , khususnya dalam pelaksanaan nilai-nilai tersebut dan aspek komunikasinya. Dan ini akan berkaitan dengan upaya untuk mendukung kinerja bagi seluruh anggota organisasi.
Metode Penelitian yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari permasalahan adalah melalui pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data kualitatif maka dilakukan melalui wawancara mendalam. Wawancara mendalam ini ditujukan baik bagi pimpinan maupun bagi para pegawai. Pertanyaan yang diajukan tersebut berdasarkan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumya. Pemilihan ke dua tipe responden tersebut didasarkan alasan agar dapat memahami apa yang dirasakan oleh pimpinan dan oleh para pegawai. Karena, pelaksanaan budaya organisasi itu sangat terkait oleh para pelaku-pelakunya .
Dalam mengungkapkan hasil penelitian tersebut, digunakan teori yang berhubungan dengan komunikasi dan organisasi. Peranan dari seorang pemimpin untuk menjalankan fungsinya dalam mencapai tujuan organisasi sangat didukung oleh para anggota organisasi yang lain. Salah satu fungsi dari seorang pemimpin adalah membangun saluran komunikasi. Karena dengan komunikasi, seorang pemimpin akan mengetahui apa yang diharapkan bawahan padanya. Komunikasi yang terjadi ini sangat dipengaruhi oleh hubungan yang terjadi antara keduanya.
Dari hasil temuan di lapangan diperoleh gambaran bahwa PLN mempunyai budaya organisasi namun belum dalam bentuk yang tertulis. Selama ini nilai yang dicoba ditanamkan adalah Kebersamaan, Keunggulan dan Keterbukaan dan mengkomunikasikannya kepada seluruh anggota organisasi. Pola komunikasi yang terjadi diarahkan pada nilai Keterbukaan, walaupun pada kenyataanya belum terlaksana secara maksimal. Berbagai cara dicoba untuk dapat mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut. Antara lain dengan pendekatan secara formal,informal , melalui majalah dan melalui pendidikan dan latihan.
Pengenalan dan pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut dilakukan secar terus menerus dan diupayakan agar dapat diterapkan dalam kegiatan organisasi sehari-hari. Karena tujuannya adalah untuk menghadapi tantangan di masa depan dan berhubungan dengan citra perusahaan. Citra perusahaan yang baik tersebut berkaitan dengan hubungan PLN dengan pihak luar ( para investor dan para pelangggan)."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis, Richard D.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
302.2 LEW k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Carte, Penny
Jakarta: Indeks, 2006
302.2 CAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bachruddin Ali Akhmad
"Teknologi transportasi dan komunikasi yang lebih hebat, pertambahan penduduk dunia yang demikian pesat, sehingga manusia bergerak ketempat-tempat lain untuk merebut sumber alam, serta pergeseran kekuatan ekonomi yang demikian kerasmemerlukan pemahaman budaya dalam menguasai kultur pasar. Menyebabkan kemungkinan seseorang memerlukan bertemu atau ditemui orang dari kultur lain jauh lebih besar dari sebelumnya.
Dalam skala domestik, pengaruh-pengaruh diatalebih membuka kemungkinan seseorang bertemu kultur sukubangsa Indonesia lainya jauh lebih besar dari masalalu. Karena itu pemahaman kita tentang komunikasi verbal dan non verbal dalam konteks antar budaya diantara sukubangsa-sukubangsa tersebut harus lebih besar dan proporsional.
Dalam kerangka berpatisipasi kepada hal yang disebut terakhir dan untuk memenuhi syarat memperoleh ijazah magister dibidang Ilmu Sosial dengan Spesialisasi Ilmu Komunikasi, peneliti melakukan penelitian atau membuat thesis ini.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan ciri-ciri komunikasi masyarakat asli Banjar, ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa serta ciri-ciri komunikasi antara kedua masyarakat. Penelitian ini bersifat studi kasus, deskriptif dan kualitatif. Mempergunakan metode observasi partisipasi dan wawancara bebas terstruktur serta pengumpulan informasi skunder. Penelitian ini dilakukan di Mesa Telaga Langsat, Dati II Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat asli Banjar bersifat praktis, sementara ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat transmigran asal Jawa bersifat tatakrama. Ciri-ciri komunikasi non verbal kedua masyarakat sebagian besar lama, namun sebagian besar makna dari ciri-ciri tersebut berbeda. Status sosial, situasi komunikasi dan faktor stereotip serta prasangka sosial muncul sebagai faktor-faktor yang membedakan praktek penampilan ciri-ciri komunikasi transmigran asal Jawa dan dalam penampilan ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa dengan masyarakat asli Banjar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiana Handayani
"Kondisi Indonesia sejak terjadinya krisis moneter tahun 1997 dan pasta runtuhnya Orde Baru banyak diwarnai dengan berbagai macam konflik terutama yang bermuatan SARA yang telah banyak memakan korban. Terjadinya berbagai konflik tersebut salah satunya disebabkan karena belum dipahaminya konsep hidup bersama di dalam masyarakat Indonesia yang sangat majemuk ini.
Yayasan Panca Dian Kasih sebagai salah satu LSM berupaya meredam konflik yang sedang terjadi di Indonesia ini melalui penyebaran nilai-nilai kemajemukan kepada sasaran yaitu generasi muda, organisasi kepemudaan dan para pendidik terutama guru-guru agama, yang dianggap sebagai kelompok masyarakat yang dapat menjadi perpanjangan tangan dalam menyebarkan nilai-nilai kemajemukan kepada masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat dapat mengerti dan memahami adanya perbedaan dan dapat hidup berdampingan secara damai.
Dalam menyebarkan nilai-nilai kemajemukan tersebut, Yayasan Panca Dian Kasih menetapkan strategi komunikasi yang dikenal dengan nama Rencana Strategi yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk Program Kegiatan. Baik dalam penyusunan Rencana Strategi dan Program Kegiatan, Yayasan Panca Dian Kasih menggunakan teknik komunikasi sosial.
Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif yang ditujukan untuk menggambarkan suatu fenomena atas terjadinya konflik sosial di Indonesia yang sarat bermuatan SARA dan mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia. Tipe penelitian yang digunakan ialah deskriptif, dimana penulis mencoba menggambarkan tentang bagaimana strategi komunikasi dan perwujudan strategi tersebut berupa mekanisme kegiatan dalam menyebarkan nilai-nilai kemajemukan kepada sasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat kendala yang berarti dalam menyebarkan konsep kemajemukan kepada sasaran karena sasaran mewakili kelompok masyarakat yang terpilih untuk dapat menjadi perpanjangan tangan dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindyramitha
"Kompetisi antar merek yang tinggi mendorong pemasar untuk semakin kreatif dalam memaksimalkan strategi pemasaran, salah satunya adalah melalui strategi desain kemasan produk. Elemen-elemen visual pada desain kemasan seperti warna, nama merek, logo, tipografi, dan ilustrasi dapat mengkomunikasikan makna-makna tertentu bagi konsumen. Untuk mengetahui produksi makna di balik elemen visual desain kemasan, peneliti menggunakan analisis semiotika dengan model dyadic Saussure. Paradigma penelitian ini adalah poststrukturalisme dengan unit analisis Gulaku Sugar Sticks Paris dan Bali. Hasil analisis semiotika dalam penelitian ini adalah adanya ekspresi simbolik budaya dalam masing-masing kemasan, yaitu adanya budaya kafe dan asosiasi budaya terhadap Gulaku.

Strong competition between brands triggers the marketers to be more creative in maximizing marketing strategies, one of them is through product packaging design. Visual elements on product packaging design, such as colors, brand name, logo, typography, and illustrations are each communicating particular meanings to the consumers. This research aims to gain knowledge about the process of meanings productions behind each visual elements on product packaging design using semiotics analysis with Saussure‟s dyadic model. This research uses poststructuralism as paradigm with Gulaku Sugar Sticks Paris and Gulaku Sugar Sticks Bali as unit analysis. The result of this study is that there are symbolical expressions of culture on each packaging of Gulaku Sugar Sticks Paris and Gulaku Sugar Sticks Bali, that is the cafe culture and the cultural associations to Gulaku itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"This change in the communication paradigma has brought some consequences, e.g. the change of the communication pattern. The decision making process is in the bottom up pattern which pays attention to the people's voice as the basic of every policy. The establishment of a broadcasting agtency, especially community radio as an alternative, can increase the flow of information, as a means for social interactions and fulfilling the political aspiration. Radio Komunitas Angkringan in the villages of Timbulharjo, Sewon and Bantul which has been established for 6 years is interesting to study. The existence of the broadcasting agency is hoped to be able to enhance the development of democracy, strengthen the civil society and as a means for aspiration."
Jakarta Pusat: Badan Litbang SDM Kominfo, Departemen Komunikasi dan Informatika, 2018
354.75 JPPK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>