Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thomy Danujatmiko Vollmer
"Pemodelan kinetika oksidasi dan pembakaran bahan bakar gasolin bertujuan untuk menghasilkan mekanisme reaksi pembakaran yang valid sehingga dapat digunakan untuk memprediksi ignition delay time, serta pengaruh temperature, tekanan dan rasio ekuivalensi pada reaksi oksidasi dan pembakaran bahan bakar tersebut. Penyusunan mekanisme reaksi dilakukan dengan penelusuran literature. Model yang telah disusun akan divalidasi menggunakan data eksperimen yang diperoleh dengan menggunakan alat shock tube, pada rentang temperatur dan tekanan awal spesifik atau rasio equvalensi. Perangkat lunak yang digunakan adalah Chemkin 3.7.1.

The modelling of the kinetical oxidation and combustion of LGV (Propane and Butane) aims to produce valid combustion reaction mechanism that can be used to predict the ignition delay time, and the effect of temperature, pressure and equivalence ratio on the oxidation and combustion of the fuel. Preparation of the reaction mechanism is carried out by the literature search. The model that has been developed will be validated using experimental data obtained by using a shock tube, in a specific temperature range, pressure, and equivalence ratio. The software used is Chemkin 3.7.1. From comparison, it is used the simulation results of ignition delay time with the experimental data."
2014
S53646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Handayani
"Gemuk merupakan pelumas semi-padatan yang mutlak dibutuhkan karena penggunaannya spesifik dan tidak dapat digantikan pelumas cair. Umumnya gemuk dibuat menggunakan minyak mineral sebagai base oil, namun gemuk yang dihasilkan sulit terdegradasi. Sementara penggunaan minyak sintetis cenderung lebih menguntungkan, namun harganya lebih mahal. Penggunaan minyak nabati memiliki keuntungan tersendiri karena murah, biodegradable dan ketersediaannya melimpah di Indonesia. Oleh karena itu pembangunan pabrik gemuk dari minyak nabati di Indonesia memiliki potensi yang cukup baik. Berdasarkan hasil analisis kelayakan yang dilakukan, pabrik gemuk ini layak untuk diimplementasikan di Indonesia dengan nilai NPV $1.797.118, MARR 15%, IRR 27,33%, dan payback period selama 4,34 tahun.

Grease is semi-solid lubricant that absolutely needed due to specific use and irreplaceable by liquid lubricant. Generally, grease is made from mineral oil as the base oil, but it makes grease not easily degraded. While grease from synthetic oil tends to be more profitable, but the grease price is more expensive. Use of vegetable oil as base oil has distinct advantage of being cheap, biodegradable, and abundant availability in Indonesia. Therefore, construction of vegetable oil-based grease (bio grease) plant in Indonesia has good potential. Based on the results of feasibility analysis, grease plant is feasible to be implemented in Indonesia with a value of NPV $1.797.118, MARR 15%, IRR 27,33%, and payback period 4.34 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliffarid
"Rumah sakit sering menghasilkan limbah yang sangat berbahaya dan sulit di degradasi terutama limbah antibiotik yang mengandung Amoxicillin. Dalam penelitian ini limbah sintetis Amoxicillin akan diozonasi pada suasana basa (pH 10-11), asam (pH 3-4), dan netral (tidak ditambahkan asam ataupun basa, dengan pH sekitar 5-6.6) serta dengan menggunakan RHOP (Reaktor Hibrida Ozon-Plasma) sebagai reaktor. Namun metode ozonasi saja masih memiliki kekurangan seperti waktu proses yang cukup lama. Sehingga pada penelitian ini akan digunakan salah satu metode AOP (Advance Oxidation Process) yaitu dengan menambahkan H2O2 setelah ozonasi berlangsung dan biasa disebut dengan proses Perokson.
Proses perokson ini akan dibandingkan dengan sampel yang ditambahkan GAC (Granular Activated Carbon) saat proses berlangsung karena GAC mampu mempercepat dekomposisi ozon, sehingga akan terjadi peningkatan jumlah hidroksi radikal yang dihasilkan. Pada akhirnya proses ozonasi akan semakin efektif dan kadar Amoxicillin dalam limbah cair tersebut dapat berkurang sampai 90-98%.

Hospital wastewater is very dangerous and difficult to degrade especially antibiotic wastewater that containing Amoxicillin. In this study, the ozonation of synthetic Amoxicillin wastewater will occur in three ways, high acidity (pH 10-11), low acidity (pH 3-4), and neutral (no added, with acidity around 5-6.6) and using RHOP (Ozone Hybrid Reactor -Plasma) as the reactor. But the method of ozonation still has drawbacks such as long processing time. So in this study will be used one of the methods from AOP (Advanced Oxidation Process) by adding H2O2 after ozonation lasts and commonly referred to Peroxone process.
Peroxone process will be compared with samples that added a GAC (Granular Activated Carbon) during the process because the GAC is able to accelerate the decomposition of ozone, resulting in an increase in the amount of hydroxyl radicals generated. In the end, the process will be more effective and ozonation of Amoxicillin levels in wastewater can be reduced by 90-98%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahima Hernita Sari
"Sebagai biota laut yang bersifat filter feeder, kerang hijau atau Perna viridis sangat rentan terhadap pencemaran perairan oleh logam berat, seperti timbal (Pb) dan krom (Cr); padahal kerang jenis ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan studi depurasi untuk mempelajari pelepasan logam berat tersebut dari tubuh kerang hijau agar lebih aman untuk dikonsumsi. Metode depurasi yang dilakukan berupa metode pengaliran air berulang dengan variasi lama waktu pengaliran (1,2,4, dan 24 jam) dan metode ekstraksi dengan variasi konsentrasi asam asetat dan asam sitrat (5; 7,5; 10; 12,5 %), jenis pelarut (asam asetat, asam sitrat, dan EDTA), serta suhu 30-80°C. Pertama-tama dilakukan pemaparan logam berat pada biota uji kerang hijau selama rentang waktu 1-3 hari.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besarnya kadar logam timbal (Pb) yang dapat diserap oleh kerang lebih besar dibandingkan logam krom (Cr), yaitu berkisar 4,402-20,701 mg/kg, sementara logam krom hanya dapat diserap sebesar 0,773-7,266 mg/kg. Metode pengaliran air berulang selama 1 jam memberikan hasil paling optimal dengan penurunan kadar logam timbal dan krom masing-masing sebesar 67,037 % dan 54,899 %, sedangkan kondisi optimal pada metode ekstraksi dicapai pada perlakuan menggunakan pelarut asam asetat 10 % pada suhu 40 oC dengan pengadukan 120 rpm, dengan penurunan kadar logam sebesar 93,335% dan 81,892% untuk timbal dan krom , namun pada metode ekstraksi tersebut ternyata menyebabkan penurunan kadar protein sebesar 38,584%.

As a marine organism are filter feeder, green mussels or Perna viridis are very easy to contamination due to water pollution by heavy metals, lead (Pb) and chromium (Cr); though these mussels widely consumed by public. This research was conducted a study of depuration to learn its extrication from these mussels to make consumption by humans more safe. The method used is the method of water flow recirculating with durating variations (1, 2, 4, and 24 hours) as well as extraction method with a variations of the concentration of acetic acid and citric acid (5; 7,5; 10; 12,5 %), the type of solvent (acetic acid, citric acid, and EDTA), and temperature (30-80°C). First it has been done exposure heavy metals to green mussels for 1 until 3 days.
Based on the result obtained the ammount of lead that can be absorbed by green mussels is larger than chromium (Cr), that is 4,402-20,701 mg/kg from 1 until 3 days, while only chromium 0,773-7,266 mg/kg. The method of water flow recirculating for 1 hour obtained optimum result with the decrease in levels of lead and chromium are 67,037 % and 54,899 %. While the optimum extraction method obtained in 10 % acetic acid at 40 oC with stirring 120 rpm, with decline 93,335% and 81,892% for lead and chromium, but it can caused decrease of protein levels are 38,584 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus Adithya Laksono Pribadi
"Penelitian ini menggunakan TEA sebagai senyawa untuk menyerap CO2 melalui hollow fiber membran kontaktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan hollow fiber membran dalam menyerap CO2 menggunakan senyawa TEA melalui evaluasi perpindahan massa dan hidrodinamik. Pada penelitian ini, aliran gas CO2 mengalir di tube dan larutan TEA dengan laju alir yang bervariasi mengalir secara berlawanan di shell. Jumlah serat yang digunakan dalam percobaan adalah 50, 60 dan 70.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kenaikan koefisien perpindahan massa, flux dan absorpsi CO2 terjadi seiring kenaikan laju alir pelarut TEA. Koefisien perpindahan massa tertinggi yang dapat dicapai dalam penelitian ini adalah 0.02797 cm/s dan absorpsi CO2 sebesar 2.477 x 10-6 mol/s. Pada hidrodinamik menunjukkan bahwa ΔP akan meningkat seiring dengan peningkatan laju alir air. Friksi yang terjadi di dalam kontaktor terjadi pada laju alir rendah sehingga friksi yang tinggi terjadi pada aliran rendah.

This study uses TEA solution to absorb CO2 from the gas flow through the hollow fiber membrane contactor. The aim of this study is to evaluate the hollow fiber membrane performance to absorb CO2 using TEA through mass transfer and hydrodynamic studies. During the experiments, CO2 gas feed flow through tube, while the TEA solvent flow countercurrent in shell side with various flow rates. The numbers of fibers in this study are 50, 60 and 70.
The result of this study show that the mass transfer coefficient, fluxes and CO2 absorption increase with an increase of solvent flow rates. Mass transfer coefficient can achieve 0.02797 cm/s and CO2 absorption 2.477 x 10-6 mole/s. hydrodynamic studies show that the liquid pressure drops in contactor increase with increasing liquid flow rate. The frictions in the contractor exist at lower velocities, and therefore, the value of the friction is higher at lower velocities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Wulandari R.
"Ester asam lemak glukosa dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi antara glukosa dengan asam lemak hasil hidrolisis minyak sawit. Pada penelitian ini, reaksi esterifikasi dilakukan secara enzimatik menggunakan katalis lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 yang terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-kitosan. Nanopartikel Fe3O4-kitosan disintesis menggunakan metode kopresipitasi antara Fe3+ dan Fe2+, kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red) dan FESEM (Field Emission Scanning Electron Microscopy). Proses imobilisasi lipase pada nanopartikel Fe3O4-kitosan menggunakan metode ikat silang dengan glutaraldehida sebagai agen pengikat silang. Hasil imobilisasi lipase dianalisis menggunakan FESEM. Analisis dengan FESEM menunjukkan bahwa ukuran rata-rata partikel Fe3O4-kitosan yang dihasilkan berkisar 35 nm. Persen loading imobilisasi lipase yang diperoleh adalah 84,80%. Aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 5,61 U/mg dengan aktivitas spesifik 0,374 U/mg, serta efisiensi imobilisasi sebesar 14,22%. Dari hasil reaksi esterifikasi diperoleh persen konversi asam lemak sebesar 2,92; 3,33; 3,75; 5,83; dan 8,75 pada penggunaan enzim terimobilisasi berurutan sebesar 5, 10, 20, 30, dan 40% massa substrat.

Glucose fatty acid esters could be produced by esterification reaction between palm oil fatty acid and glucose. In this study, esterification reactions were carried out enzymatically using immobilized Candida rugosa lipase E.C. 3.1.1.3 on Fe3O4-chitosan nanoparticles. Fe3O4-chitosan nanoparticles were synthesized by co-precipitation method between Fe3+ and Fe2+ and then characterized using FTIR (Fourier Transform Infra Red) and FESEM (Field Emission Scanning Electron Microscopy). The process of lipase immobilization on Fe3O4-chitosan nanoparticles was using crosslinking method with glutaraldehyde as crosslinking agent. The immobilization lipase obtained was analyzed by FESEM. FESEM analysis showed that the average particle size of Fe3O4-chitosan nanoparticles produced was around 35 nm. Loading percentage of immobilized lipase was 84,80%. Hydrolysis activity of immobilized lipase was 5,61 U/mg with specific activity 0,374 U/mg and efficiency immobilization was 14,22%. The percentage of fatty acid conversions obtained from this study were 2,92; 3,33; 3,75; 5,83; 8,75 by using immobilized lipase each around 5, 10, 20, 30, 40% of substrate mass."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavia Mandalena
"Ester glukosa dapat disintesis secara enzimatik menggunakan lipase Candida rugosa. Pada penelitian ini digunakan lipase Candida rugosa EC 3.1.1.3 yang diimobilisasi pada nanopartikel magnetik Fe3O4. Nanopartikel Fe3O4 disintesis dengan metode kopresipitasi menggunakan NaOH sebagai agen pengendap. Lipase diimobilisasi pada kondisi pH 7,0 dan suhu 4 oC. Nanopartikel Fe3O4 yang disintesis dan hasil imobilisasi lipase Candida rugosa pada nanopartikel dikarakterisasi menggunakan Field Emission Scanning Electron Microscopy (FESEM). Lipase terimobilisasi ditentukan nilai persen loading, nilai aktivitas hidrolisis, dan nilai aktivitas spesifiknya. Reaksi esterifikasi menggunakan lipase Candida rugosa terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4 dilakukan pada suhu 4 oC selama 20 jam. Selanjutnya dilakukan uji emulsifier terhadap produk esterifikasi yang dihasilkan. Nilai persen loading lipase terimobilisasi pada nanopartikel magnetik Fe3O4 adalah sebesar 58,53%. Aktivitas hidrolitik lipase terimobilisasi adalah sebesar 7,13 U/mL dan aktivitas spesifik lipase terimobilisasi adalah sebesar 0,47 U/mg, sedangkan aktivitas spesifik lipase bebas adalah sebesar 2,58 U/mg. Terjadi penurunan aktivitas spesifik lipase sebesar 81,22%. Nilai persen konversi asam lemak yang didapat setelah reaksi esterifikasi adalah 3,33%. Analisis produk esterifikasi dengan FT-IR menunjukkan adanya puncak serapan gugus karbonil ester (C=O) pada bilangan gelombang 1740 cm-1. Hasil uji emulsi sederhana terhadap produk ester menunjukkan produk ester yang dihasilkan terbukti dapat bertindak sebagai emulsifier.

Ester glucose could be synthesized enzymatically using Candida rugosa lipase. In this study, Candida rugosa EC 3.1.1.3 lipase was immobilized on magnetic Fe3O4 nanoparticles. Magnetic Fe3O4 nanoparticles was synthesized using coprecipitation method. Fe3O4 nanoparticles which had been synthesized and the immobilized lipase were characterized using FESEM. The immobilized lipase was determined its loading percentage, hydrolytic activity, and specific activity. Esterification reaction using immobilized lipase was carried out at 4 OC for 20 hours. The loading percentage of immobilized lipase on magnetic Fe3O4 nanoparticles was 58.53%. The hydrolytic activity of the immobilized lipase was 7.13 U/mL with spesific activity of 0.47 U/mL. Thus the specific activity of the immobilized lipase was decreased up to 81.22%. The percentage of fatty acids conversion in esterification reaction was 3,33%. The characterization of synthesized product with FT-IR showed that product exhibit the absorption group at 1740 cm-1. The synthesized product was then examined by simple emulsion test and was proved to be an emulsifier."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dijan Supramono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Merry Devina
"Deposit ampas tebu di Indonesia yang mencapai 8,5 juta ton per tahun menjadikan biomassa ini potensial untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif. Perbaikan sifat ampas tebu sebagai bahan bakar padat dilakukan dengan torefaksi, yaitu proses pretreatment termokimia terhadap biomassa yang dilakukan pada suhu 200?300oC, tekanan atmosfer, dan lingkungan yang inert. Ampas tebu ditorefaksi sampai suhu 275oC dengan variasi laju pemanasan sebesar 3, 6, dan 10oC/menit dan variasi waktu penahanan suhu selama 0 dan 15 menit. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik ampas tebu adalah kandungan lignoselulosa, distribusi ukuran partikel, sifat hidrofobik, dan kekerasan pellet. Kenaikan laju pemanasan dan waktu penahanan suhu mengurangi kandungan hemiselulosa ampas tebu sampai di bawah 6% dan menaikkan kandungan ligninnya sampai di atas 83%. Seiring peningkatan kandungan lignin, kekerasan pellet ampas tebu juga meningkat, yaitu sampai 29,22 pada skala durometer Shore D. Seiring penurunan kandungan hemiselulosa, ampas tebu bersifat lebih mudah dihancurkan dan hidrofobik. Distribusi partikel yang berukuran lebih kecil dari 105 μm pada ampas tebu yang ditorefaksi adalah sebanyak 67%, sedangkan pada ampas tebu yang tidak ditorefaksi hanya 0,62%. Penyerapan air oleh ampas tebu yang ditorefaksi hanya sebanyak 1,3%, sedangkan pada ampas tebu yang tidak ditorefaksi sampai 8,02%. Hasil ini menunjukkan bahwa torefaksi dapat memperbaiki karakteristik fisik ampas tebu.

Sugarcane bagasse waste in Indonesia reaching 8.5 million tons per year is potential to be developed as an alternative energy source. Torrefaction, which is used to improve the properties of sugarcane bagasse as a solid fuel, is a thermochemical pretreatment of biomass carried out at a temperature of 200?300oC, atmospheric pressure, and inert environment. Sugarcane bagasse is torrefied at 275oC with the heating rate variation of 3, 6, and 10oC/minute and hold time variation of 0 and 15 minutes. Characterizations conducted to determine the physical characteristics of sugarcane bagasse are lignocellulosic content, particle size distribution, hydrophobicity, and pellet hardness. The increasing heating rate and hold time will reduce the hemicellulose content of sugarcane baggase to lower than wt-6% and increase the lignin content to higher than wt-83%. As the lignin content increases, the sugarcane bagasse pellet will have better hardness, i.e. 29.22 on a durometer Shore D scale. As the hemicellulose content increases, sugarcane bagasse will have better particle size distribution and stronger hydrophobic tendency. The particle size distribution of torrefied sugarcane bagasse which is smaller than 105 μm is wt-67% while only wt-0.62% in untorrefied sugarcane bagasse. The water absorbtion of torrefied sugarcane bagasse is wt-1.3% while wt-8.02% in untorrefied sugarcane bagasse. The results indicate that torrefaction is able to improve sugarcane bagasse
physical characteristics.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Johannes Ivan Dennis
"Penelitian ini membandingkan karakteristik pengabutan dan pembakaran dari campuran minyak nabati dan bahan bakar minyak pada setiap rasio pencampuran nya. Semburan nyala api pada pembakaran yang beroperasi pada tekanan 0,2 hingga 1,2 bar diamati secara optis. Bahan bakar nabati (BBN) memiliki kekentalan (viskositas) yang besar sehingga menjadi kendala dalam proses pembakaran. Karena itu untuk menurunkan viskositas nya perlu dicampur dengan bahan bakar minyak (BBM). Pembakaran yang baik memerlukan proses pengabutan yang baik. Pada penelitian ini proses pengabutan nya menggunakan nosel jet. Pengukuran kualitas pengabutan dan pembakaran dilakukan dengan metode fotografi dan perangkat lunak pemrosesan citra. Hasilnya menunjukkan bahwa rasio campuran BBN dan BBM yang terbaik adalah 40% : 60% untuk semua jenis campuran (minyak jelantah dan solar, minyak curah dan solar, minyak nyamplung dan solar serta minyak curah dan minyak tanah) dan tekanan operasi terbaik adalah 1,2 bar. Pada kondisi tersebut, campuran minyak curah dan minyak solar memiliki rerata suhu nyala yang paling tinggi (391,6oF) dan distribusi partikel aerosol terkecil yang paling tinggi (73%) meskipun masih di bawah BBM murni (100%).

The spray atomization and combustion characteristic of vegetable oil and fosil fuel are compared to those ratio of mixtures on this paper. The spray flame was contained in an optically accessible combustor which operated at 0,2 - 1,2 bar of air pressure. Vegetable Fuel (VF) contains high viscosity that has been a, constraint in the combustion process; it needs to be mixed with Fosil Fuel (FF) in order to decrease the VF viscosity. A fine atomization process is necessary to fix the combustion. Research of atomization process was tested by using nozzle jet. The atomization and combustion quality were investigate by photographic method and image processing software was used to measure the spray droplet size. As a testing result, ratio mixture of 40% : 60% of VF and FF was good ratio mixtures ( used cooking oil diesel oil, cooking oil and diesel oil, nyamplung oil and diesel fuel, cooking oil and kerosene) compared to others ratio which operated at 1,2 bar of air pressure implying flame temperature. The flame temperatur of cooking oil and diesel oil mixture reached (391,6oF) as the highest mean temperature and distribution of aerosol particle reached (73%) although produced lower than fosil fuel (100%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>