Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Jhonwart Charmindo Agustian
"Penelitian Evaluasi Pengendalian Pajanan Kebisingan Armada Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia (B777-300ER, B747-400, B737-800NG, B737-300, B737-500, A330-300, A330-200) di Apron Terminal II Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tahun 2013 ini dilakukan karena adanya pajanan kebisingan armada Garuda Indonesia pada pekerja Line Maintenance yang akan berdampak pada risiko penurunan fungsi pendengaran maupun kerusakan fungsi pendengaran secara permanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi kegiatan pengendalian pajanan kebisingan armada Garuda Indonesia dengan studi deskriptif dan metode penilaian kualitatif. Tingkat risiko didapatkan dengan model penilaian risiko yang telah diterapkan Garuda Indonesia yakni melalui perhitungan dan interpretasi antara Probabilitas dan Konsekuensi pada Pre dan Post Operation Risk Assesment Garuda Indonesia. Dari penelitian ini didapatkan bahwa dari tujuh tipe armada yang dimiliki Garuda Indonesia, B737-800NG merupakan tipe armada yang paling berisiko memajankan kebisingan kepada para pekerja Line maintenance karena: 1) Tipe armada B737- 800NG merupakan armada terbanyak dengan total 64 armada; 2) Frekuensi penerbangan armada tipe B737-800NG adalah yang tertinggi dengan 157 penerbangan per hari; 3) durasi transit tipe B737-800NG hanya berkisar ± 45 menit.

The research of The Evaluation of Noise Exposure Controlling of Garuda Indonesia Aircraft (B777-300ER, B747-400, B737-800NG, B737-300, B737-500, A330-300, A330-200) in Apron Area, Terminal II, Soekarno-Hatta International Airport on 2013 is based on noise exposure of Garuda Indonesia Aircraft to Line Maintenance Engineer which impacted to both Noise Induced Hearing Loss and Permanently Hearing Broke. The objectif of this research is to observe dan evaluate the Risk Control Compliance of Garuda Indonesia aircraft by using Descritive Study and Qualitative Assesment Methode. The level of Risk is calculated by Garuda Indonesia Operation Risk Assesment Methode, Pre and Post Risk Assesment while using calculation and interpretation of Likelihood and Consequence for each aircraft types. The results of this research is B737-800NG is the most Noise Exposure to the Line Maintenance Engineer because: 1) B737- 800NG is highest totally aircrafts, which 64 aircrafts; 2) Flight frequencies area the highest one which 157 flights per day; 3) Ground time od B737-800NG is about 45 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S54558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lady Farah Fatmawati
"Penelitian ini mengenai penilaian risiko pada kegiatan pembuatan mainan fiberglass. Penilaian risiko terdiri dari identifikasi dan analisis risiko untuk mengetahui gambaran tingkat risiko yang dialami oleh pekerja. Metode yang digunakan adalah semikuantitatif W.T Fine dan langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada AS/NZS ISO 31000:2009 tentang manajemen risiko. Hasil penelitian menunjukkan dari 21 pekerjaan yang diidentifikasi terdapat 71 risiko dengan tingkat yang berbeda. Sebesar 23,32% risiko adalah risiko dengan kategori very high, 16% risiko dengan kategori priority 1, 16% risiko dengan kategori substancial, 25,35% risiko dengan kategori priority 3, dan hanya 1% risiko yang tergolong acceptable. Hal tersebut menunjukkan bahwa risiko yang dialami pekerja pembuat mainan adalah banyak dengan tingkat risiko yang belum dapat diterima.

This study is about risk assessment on the process of making fiberglass toys. Risk assessment consists of identification and risk analysis to determine the level of risk. This research use semiquantitative WT Fine's method and based on the AS/NZS ISO 31000:2009 about risk management. The results showed from the 21 jobs contained 71 different levels of risk, there are 23.32% of risk is very high level, 16% risk with priority 1 level, 16% risk with substancial level, 25.35% risk with priority 3 level, and only 1% were classified as acceptable risk. Based on the results there are a lot of risk on the process of making fiberglass toys which the level of risk are not accepted."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Gustari
"Juru masak dan asisten juru masak merupakan pekerjaan yang berisiko tinggi mengalami kecelakaan saat bekerja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat bagaimana gambaran faktor-faktor keselamatan para juru masak dan asisten juru masak pada proses pengelolaan makanan jasaboga penerbangan Aerofood Angkasa Citra Sarana Jakarta pada tahun 2012. Setelah mendapatkan data hasil pengamatan faktor-faktor tersebut selanjutnya dibandingkan dengan Kepmenaker no. 217 tahun 2009, Kepmenkes No. 715 tahun 2003, Permenkes RI no. 1096 thn 2011 pasal 5, UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan OSHA 2010 (Youth Worker Safety in Restaurant). Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa poin faktor keselamatan juru masak dan asisten juru masak Aerofood ACS sudah terpenuhi, seperti kondisi ventilasi, pencahayaan, pengetahuan juru masak dan asisten juru masak, kondisi peralatan dan mesin, serta prosedur P3K. Kondisi kebersihan lingkungan seperti lantai, dinding, dan langit-langit masih belum memenuhi standar. Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan juga masih belum terlaksana dengan baik. Juru masak dan asisten juru masak belum memiliki sertifikat KKNI II dan III. Belum seluruh juru masak dan asisten juru masak mengikuti pelatihan K3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor keselamatan juru masak dan asisten juru masak masih harus dibenahi, seperti pelatihan K3, sertifikasi, kondisi lingkungan, dan prosedur pelaporan dan pencatatan kecelakaan.

Cook and assistant cook are at high risk of work accidents. This research was conducted with the aim of seeing how the safety factors of the cooks and assistant cooks in the Aerofood Angkasa Citra Sarana Flight Catering Jakarta food management in 2012. After getting the data observed factors are then compared with the Kepmenaker no. 217 yr 2009, Kepmenkes No. 715 yr 2003, Permenkes RI no. 1096 yr 2011 pasal 5, UU No.13 tahun 2003, and OSHA 2010 (Youth Worker Safety in Restaurant). The survey results revealed that some points of safety factors of cooks and assistant cooks Aerofood ACS are met, such as the conditions of ventilation, lighting, cooks and assistant cooks’s knowledge, condition of equipment and machinery, as well as first aid procedures. Environmental hygiene conditions such as floors, walls, and ceilings still not meet the standards. Procedures for recording and reporting the accident is still not performing well. Cook and assistant cook KKNI not have a certificate II and III. Not all cooks and assistant cooks got basic safety training. From the results of this study concluded that the safety factors cooks and assistant cooks still need to be addressed, such as safety training, certification, environmental conditions, and procedures for reporting and recording accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S45395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Altri Reza
"Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang didapat pada proses kegiatan instalasi listrik di proyek Pembangunan Apartement Park View Condominiumn Depok Town Square oleh PT. X tahun 2012. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semi kuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap kegiatan proses instalasi listrik tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada kegiatan proses instalasi listrik di proyek tersebut meliputi level : very high, priority 1, substantial, priority 3.

This study discusses about risk assesment for safety on electrical instalation process at Apartement Park View Condominium Depok Town Square project by PT. X in 2012. Risk Assesment is done by analyzing the probability value, exposure and consequences of each phase of work then compared to a standard level of risk semi-quantitative WT Fine J to determine the level of risk that exist at each stage on electrical instalation process. This study is a descriptive analytical study using semi quantitative method AS/NZS 4360:2004. The study states that the level of risk on each step electrical instalation process that includes : very high level, priotity 1 level, substantial level, and priority 3 level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmi Nur Aini
"Penelitian ini membahas tentang manajemen risiko kesehatan dan keselamatan kerja dalam aktivitas ereksi girder jalan tol layang yang dilakukan oleh PT X (di salah satu wilayah Jakarta pada tahun 2019). Dalam penelitian ini, bahaya diidentifikasi dengan menggunakan Analisis Keselamatan Kerja (JSA) dan analisis risiko dilakukan dengan menggunakan ukuran semi-kuantitatif WT. Baik (1971). Data dikumpulkan dari observasi langsung dan pendekatan wawancara kepada pekerja yang terlibat dalam aktivitas ereksi gelagar. Ada 61 tugas kerja yang dilakukan dalam aktivitas dan 6 jenis bahaya biologis, kimia, ergonomi, fisik, keselamatan, dan psikososial, dengan 1 bahaya biologis, 8 bahaya kimia, 8 bahaya ergonomis, 3 bahaya fisik, 40 keselamatan, dan 2 psikososial Bahaya ditemukan dalam penelitian ini. Analisis risiko dihitung dari nilai risiko yang ada dan risiko prediktif, sehingga tingkat risiko dalam setiap penilaian diketahui dengan mempertimbangkan kontrol bahaya yang telah diterapkan dan rekomendasi untuk kontrol yang diberikan.

This study discusses the management of occupational health and safety risks in the erection activities of the elevated toll road girder conducted by PT X (in one area of ​​Jakarta in 2019). In this study, hazards were identified using Occupational Safety Analysis (JSA) and risk analysis was carried out using a semi-quantitative WT measure. Good (1971). Data were collected from direct observation and interview approaches to workers involved in girth erection activities. There are 61 work tasks performed in activities and 6 types of biological, chemical, ergonomic, physical, safety, and psychosocial hazards, with 1 biological hazard, 8 chemical hazard, 8 ergonomic hazard, 3 physical hazard, 40 safety, and 2 psychosocial hazards found in this research. Risk analysis is calculated from the value of existing risks and predictive risks, so that the level of risk in each assessment is known by considering the hazard controls that have been applied and recommendations for the controls given."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Kiswiranti
"Penelitian ini membahas tentang penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahap aktivitas kerja yang dilakukan oleh Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPPSU).  Penelitian ini menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada dan menggunakan metode semi kuantitatif W.T Fine untuk menganalisis risiko, dimana tingkat risiko didapatkan dari hasil perkalian probability, exposure, dan consequence. Pada penelitian ini terdapat 3 aktivitas kerja yaitu penanganan kebersihan jalan, penanganan kebersihan taman, dan penanganan kebersihan saluran. Penanganan kebersihan jalan dan penanganan kebersihan saluran masing-masing terdiri atas 7 tahap aktivitas kerja dan penanganan kebersihan taman terdiri atas 9 tahap aktivitas kerja. Hasil analisis risiko menunjukkan bahwa keseluruhan terdapat 149 bahaya dan risiko yang terdiri dari 5 jenis bahaya yaitu bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial.  

This research discusses about occupational health and safety risk assessment for work activities towards public handling of infrastructure and facilities officer. Job hazard analysis (JHA) is used to identify hazard and risk exists and using W.T Fine semiquantitative method to analyze risk, where the risk level obtained from multiplying probability, exposure, and consequence. This research focused on three main activities, such as handling of street cleaning, park cleaning, and sewer cleaning. Each of street and sewer cleaning handlings has seven steps of task activity and park cleaning handlings has nine steps of task activity. The results of risk analysis shows 149 hazards and risks, categorized into five kinds of hazard : physical hazard, chemical hazard, biological hazard, ergonomic hazard, and psychosocial hazard. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meddy Harjanto
"Seiring dengan perkembangan jaman sebagaimana kegiatan di industry Minyak dan Gas (Migas) yang memiliki risiko tinggi sehingga diperlukan pengelolaan operasi yang sangat baik, tertata dan terencana dengan matang. Hal ini berkaitan dengan kecelakaan yang diakibatkan oleh prilaku tidak aman (un-safe act) sebagai penyebab dominan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang analisis budaya
keselamatan dengan mengukur Safety Climate Level (SCL) dan Safety Culture Maturity Level (SCML), sebagai upaya peningkatan buadaya keselamatan untuk mengurangi kecelakaan. Populasi pada penelitian ini berjumlah 2.568 pekerja, kemudian pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode penyebaran keusioner dan Focus Group Discussion (FGD) untuk di Site A dengan jumlah 245
pekerja. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui skor SCL 7,82 (>7,5 ref. Norma SCL) dimana safety climate sudah tercermin dengan baik pada individu dan kelompok. Sedangkan safety culture sudah berada pada level 4 (proactive) dengan skor SCML 4,17 dari total skor 5. Hal ini menunjukkan peran pekerja dalam program K3 telah meningkat dimana pendekatan bottom-up perlu ditingkatkan
dengan menyerap dan menindaklanjuti spirasi dan masukkan dari pekerja.

Along with the times, as well as activities in the Oil and Gas (Oil and Gas) industry that have a high risk so that management operations are very good, organized and
well planned. This is related to accidents caused by unsafe behavior (un-safe act) as the dominant cause. Therefore, a study on the analysis of safety culture was
carried out by measuring Safety Climate Level (SCL) and Safety Culture Maturity Level (SCML), as an effort to increase safety culture to reduce accidents. The population in this study amounted to 2,568 workers, then data collection was carried out using the method of distribution and discussion of Focus Group Discussion (FGD) for Site A with a total of 245 workers. Based on the results of the study, it was found that the SCL score was 7.82 (> 7.5 ref. Norm SCL) where the climate safety was well reflected in individuals and groups. While the safety culture is at level 4 (proactive) with a SCML score of 4.17 out of a total score of 5. This shows that the role of workers in the OSH program has increased where a bottomup approach needs to be improved by absorbing and following up on workers input.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidiana Putri Hudalinas
"Proses produksi karkas sapi memiliki risiko keselamatan dan kesehatan yang dapat mengganggu produktivitas. Hal tersebut dapat dilihat pada rumah potong hewan Kota Bogor di mana ditemukan perilaku pekerja yang tidak aman. Kajian risiko perlu dilakukan untuk mencegah kerugian material maupun terganggunya proses produksi secara keseluruhan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi berupa survei. Penilaian risiko dilakukan berdasarkan pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan metode semi kuantitatif dan Job Hazard Analysis JHA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan level risiko very high, priority 1, substantial dan priority 3. Oleh karena itu, diberikan rekomendasi yang bersifat engineering, administratif serta penggunaan alat pelindung diri.

Cattle carcass production processes have safety and health risks that can interfere with productivity. This indication shown by Bogor slaughterhouses in which unsafe work conditions found. Risk assessment to prevent material losses and production disruptions needs to be done. This research employed descriptive methods with survey study design. Risk assessment based on standard AS NZS 4360 2004 with semi quantitative methods and Job Hazard Analysis JHA.
The results showed that level of risk were very high, priority 1, substantial and priority 3. Thus engineering, administrative, and the use of personal protective equipment was recommended to prevent further losses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Motivasi
"Masalah kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel pembuatan alas kaki diakibatkan oleh lemahnya manajemen risiko, sehingga dibutuhkan pengkajian risiko dalam rangka pengelolaan risiko. Penelitian ini berisi analisis risiko kesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel Pembuatan Alas Kaki Tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat risiko kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap tahapan proses produksi alas kaki. Penilaian risiko menggunakan metode W.T. Fine yaitu dengan menganalisis nilai konsekuensi, pajanan dan kemungkinan.
Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada setiap langkah kerja meliputi level very high yaitu bahaya kimia, level priority 1 yaitu bahaya ergonomi dan bahaya mekanik, level substantial yaitu desain kerja (housekeeping), level priority 3 yaitu bahaya kinetik dan acceptable yaitu bahaya psikososial.

Occupational health and safety problems in small and medium enterprises are caused by lack of risk management. This research aimed to assess the OHS risk level at five small shoes industries. Risk assessment was done by implementing W.T Fine method to analyze risk level by scoring the level of probability, exposure and consequence.
This study found that the risk of chemical hazard (solvent vapor from glue) was very high; the risk of ergonomic and mechanical hazard were categorized as priority 1, the risk of poor housekeeping was substantial; the risk of kinetic hazard was priority 3; and the risk of psychosocial hazards was acceptable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailan Nadhira
"Pekerja kasir dilaporkan sering mengalami permasalahan punggung, pinggang, leher, bahu, dan tangan. Penelitian ini bertujan untuk melihat gambaran risiko yang ada di tempat kerja terkait keluhan GOTRAK pegawai kasir Supermarket X Rawamangun dan Depok. Metode yang digunakan adalah RULA, QEC, NBM, dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan tempat kerja perlu dilakukan investigasi dan perubahan, dan keluhan tertinggi berada pada bagian pinggang dan bahu kanan untuk di Depok, dan leher bagian bawah, bahu kiri dan kanan, dan pinggan di Rawamangun.

Cashier commonly reported have musculoskeletal discomfort in their back, low back, neck,shoulder, and arm in result of repetitive movement, awkward posture, and workload. This research aims to describe ergonomic risks in cashier workplace related to musculoskeletal disorders in Rawamangun and Depok X Supermarket cashier workers. Methods that used in this research are RULA, QEC, NBM, and unstructured interview. The result from QEC assessment in back score got high level and neck score got very high level, also from RULA assessment got 7 for final score in X Supermarket Rawamangun and 6 for final score in Depok. Related to subjective complaints, the highest result in both of places are lower neck, right and left shoulder, and back."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>