Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128943 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felicia Anggraini Mandala
"Flashback adalah fenomena api dimana nyala api tersebut merambat masuk atau penetrasi ke dalam tabung atau depth of flame?s penetration. Ada banyak parameter yang bisa diamati di dalam fenomena flashback antara lain campuran udara dan bahan bakar, posisi saluran bahan bakar terhadap dasar ruang bakar, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi sehingga menghasilkan fenomena flashback ini. Khusus untuk penelitian ini, akan dilihat bagaimana fenomena flashback terjadi ketika di mulut saluran bahan bakar gas dipasang sebuah flame holder karena jika tidak dipasang sebuah flame holder, api hanya berada di ujung ruang bakar jet. Sedangkan jika dipasang flame holder, maka api akan masuk ke dalam ruang bakar dan bertahan di flame holder itu sendiri. Oleh karena itu bisa terlihat nilai campuran bahan bakar dan udara yang tepat serta posisi flame holder sehingga semakin cepat terjadinya flashback.
Dari hasil eksperimen didapatkan hasil bahwa awalnya api berada di di ujung mulut ruang bakar, dimana tinggi api mengalami kenaikan sampai aliran udara tertentu yang kemudian menurun hingga akhirnya terjadi flashback jika aliran udara semakin ditambahkan. Hasil lainnya menunjukkan semakin aliran gas yang digunakan semakin meningkat maka aliran udara yang dibutuhkan pun semakin meningkat agar fenomena flashback terjadi. Dan ternyata posisi flame holder juga mempengaruhi campuran udara dan bahan bakar (AFR) sehingga terjadi flashback. Semakin jauh posisi flame holder dari dasar ruang bakar maka semakin kecil rasio campuran udara dan bahan bakar (AFR) yang dibutuhkan untuk flashback.

Flashback is a phenomenon in which the flame of the flame propagates entry or penetration into the tube or flame 's depth of penetration . There are many parameters that can be observed in the flashback phenomenon , among others, a mixture of air and fuel , the position of the fuel line to the base of the combustion chamber , as well as other factors that affect the resulting flashback phenomenon. Specifically for this study , will be seen how the flashback phenomenon occurs when the fuel line at the mouth of a flame holder mounted gas because if not installed a flame holder , just flame at the end of the combustion chamber jet . Whereas when mounted flame holder , then the fire will go into the combustion chamber and survive in the flame holder itself. Therefore, it can be seen the value of the fuel and air mixture is right and the position of the flame holder so the sooner the flashback .
From the experimental results showed that the first fire was in the mouth at the end of the combustion chamber , where the flame height increases until a certain air flow which then decreases until it happens flashback with increasing air flow again . Other results showed that the gas flow is used more and increasing the airflow required is increasing in order to flashback phenomena occur . And it turns out the flame holder position also affects the air and fuel mixture ( AFR ) resulting in a flashback . The farther the flame holder position of the base of the combustion chamber , the smaller the ratio of air and fuel mixture ( AFR ) needed for flashback."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Melsadakh Bill Maryunan Christ
"Isu pemanfaatan energi yang efisien dan hemat merupakan salah satu bahan pertimbangan pada setiap aktivitas yang berhubungan dengan teknologi. Salah satu bentuk dari penggunaan energi adalah penggunaan bahan bakar gas, yang mana cadangannya masih berlimpah dan relatif lebih bersih dalam penggunaannya. Untuk itu, teknik pembakaran memiliki peranan penting dalam pemanfaatan energi tersebut. Flame stability, atau stabilitas nyala api, merupakan salah satu aspek penting dari teknik pembakaran yang aplikasinya sangat luas, baik dari segi kebermanfaatan energi maupun keselamatan dari kebakaran. Penggunaan dari flame stability dapat terlihat dari kemampuan untuk mengatur letak pembakaran, tinggi nyala, dan sekaligus jumlah bahan bakar yang dikonsumsi. Beberapa parameter kestabilan nyala ialah blow-off, lift-up, flashback, dan re-attachment. Tulisan kali ini memaparkan penelitian akan stabilitas nyala api pada ruang bakar jet dengan variasi nozzle, yakni ruang bakar yang mengalami penyempitan pada bagian keluarannya, sebagai salah satu bentuk ruang bakar yang dapat kita jumpai dalam aplikasi teknologi di bidang teknik pembakaran. Pemasangan nozzle dengan diameter yang berbeda akan menghasilkan karakteristik api dan kestabilannya yang berbeda pula.
The issue of efficient and economical utilization of energy has been one of consideration in every technology-related activity. One form of energy utilization is the usage of gas fuel, whose reserve is still abundant and whose usage is relative clean. Therefore, combustion engineering has important role in the utilization thereof. Flame stability is one important aspect of combustion engineering which has various applications in utilization of energy and in fire safety aspect. The usage of flame stability can be seen in the ability to control the position of combustion, flame height, and also the number of fuel consumed. Some parameters of stability are blow-off, lift-up, flashback, and re-attachment. This writing is to explain the research of flame stability in jet combustion chamber with variations of nozzle diameter, which is a combustion chamber which has a reduction in sectional area of the outlet, as one of the form of combustion chamber which can be found as technology application in combustion engineering. Installation of nozzle with different diameters yield different characteristic of flame and its stability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rondonuwu, Irvan Raymon
"ABSTRAK
Flashback flame terjadi ketika nyala api masuk ke dalam burner. Hal ini tidak hanya mengganggu tetapi juga berbahaya bagi sistem. Proses dan kondisi terjadinya flashback diteliti secara eksperimen menggunakan bunsen burner dengan tabung pirex transparan. Fenomena ini didokumentasikan dengan video dan dianalisa dengan menggunakan pengolahan citra. Dengan diketahuinya kondisi flashback maka fenomena ini dapat dihindari dan lebih daripada itu juga harus dapat dicegah. Cara pencegahan dilakukan dengan pendekatan pencegahan reattachment flame atau pangkal nyala yang kembali ke ujung burner setelah terangkat.
Batang stainless steel dengan berbagai ukuran dan kawat jaring diletakkan pada jarak tertentu dari ujung burner. Reattachment dapat dicegah dan dengan menggunakan kawat jaring mesh #16 yang diletakkan sampai dengan 40mm dari ujung burner dan flashback dapat dicegah dengan menggunakan kawat jaring mesh #8 yang diletakkan tepat di ujung burner.

Abstract
Flashback flame occurs when flame enters and propagate through the burner. It is not only a nuisance, but is a savety hazzard as well. The process and condition of flashback are experimentally investigated using bunsen burner with pirex tube documented with video and analized by using digital imaging.
Stainless steel rod with diameter variation and wire mesh are used as bluff body to occupy lift-up and reattachment. Reattachment can be prevented by using wire mesh #16 ini every position above burner and flashback can be prevented by wire mesh #8 that attached to burner tip."
2012
T31478
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imanuel
"Pengertian Flashback yakni adalah fenomena api yang terjadi ketika nyala api merambat masuk ke dalam burner atau saluran pencampur bahan bakar. Dalam aplikasinya, fenomena ini sering terjadi pada saat aliran bahan bakar dari kompor gas ditutup. Hal itu dapat diketahui dari adanya suara letupan yang terdengar. Suara letupan tersebut berasal dari api yang menyambar balik setelah turun masuk ke dalam burner-nya. Titik permasalahannya yakni resiko bahaya ledakan yang dapat terjadi bila api yang mengalir masuk ini menyambar sumber penyimpanan bahan bakar sehingga fenomena ini perlu diketahui lebih rinci.
Dalam penelitian ini, akan dilihat bagaimana perbedaan besar kecepatan api turun ke bawah pada saat fenomena Flashback terjadi yang diakibatkan dari perubahan variasi dari rasio aliran udara pembakarannya. Parameter yang dicari dalan kajian eksperimen ini adalah kecepatan api masuk ke dalam tabung pencampur (barrel) sedangkan variabel yang diubah yakni aliran debit (flowrate) udara sebagai indikator pengamatan bilamana terjadi perubahan fenomena nyala api Flashback tersebut. Variasi udara yang diambil yakni sebanyak 9 variasi pembacaan skala rotameter. Mulai dari 0 cm, 1 cm, 2 cm, dan seterusnya hingga 8 cm. Pengamatan juga dilakukan pada fenomena api yang terjadi pada kondisi aliran tertutup total / kondisi tanpa udara pembakaran. Semua pengamatan fenomena ini juga direkam di dalam kamera digital untuk mendapatkan foto nyala api jelasnya.
Hasil yang didapat berupa rekaman gambar-gambar nyala api akan diolah dengan bantuan program pengolahan gambar AdobePhotoshop CS3 dan untuk pengukuran gambar yaitu dengan ImageJ. Jarak maksimal Flashback yang terjadi berbeda-beda pada setiap variasi udara tertentu, juga dengan kecepatan yang juga berubah-ubah setiap waktunya.

Flashback is one of the fire phenomena which occur when the flame flows back into the burner tube or fuel mixing channel. Often, fire Flashback occurs when the flow of fuel from the gas stove is closed. The sign can be heard from the popping voice come from inside of the fuel line. This ?pop? sound is the sound occurs when fire from the inside is trying to blow back again into the outside after falling into the burner tube. Pointing the risk of explosion hazard problem that can occur when the fire was continuously flowing into the fuel source, for example, onto the gas tank, we need to investigate the flame characteristics of this phenomenon in more detail.
In this study, we will see how big the difference in the flame speed traveling down into the tube at the time when a Flashback phenomenon occurs as a result of changes in the variation of the combustion air flow rate. The parameter which is looked for in this experimental study is the flame speed traveling into the mixing tube (barrel) while the changed variable is the air flow rate as an indicator for the observation of flame Flashback. This observation uses nine variations of airflow in the flow meter scale reading. Starting from the 0 cm 1 cm, 2 cm, and so on up to 8 cm scale. In addition, the flame phenomenon when the air flow is totally shutoff or in condition without combustion air is also observed. All of these observations are recorded with the aid of digital high-resolution camera to gain better result of flame images.
The flame images recorded from the camera will be processed with the aid of an image processing program Adobe Photoshop CS3 and for the measurement of the image by using ImageJ software. Maximum Flashback distance occurs differently in each particular variation of the air, also at a pace that is also changing all the time.
"
2012
S43572
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Buditama Nugraha Mirza
"Eksperimen flame lift-up dilakukan pada Bunsen burner berdiameter 15 mm dengan bluff body berbentuk rod dari tembaga. Diameter rod yang dipakai dalam eksperimen adalah 4, 6, dan 8 mm. Posisi rod ke burner divariasikan dalam tiga posisi, 20, 25, dan 30 mm. Bahan bakar yang digunakan adalah gas LPG dengan komposisi massa propana 53 % dan butana 47%. Eksperimen ini dilakukan pada lima variasi flowrate fuel dengan range 0.0036 – 0.0085 l/s. Pengambilan data dilakukan dengan merekam fenomena dalam ruangan gelap menggunakan kamera SLR Canon EOS 60DA dengan spesifikasi video 50 fps dan kualitas gambar 1280 x 720 pixel. Parameter yang diukur adalah stabilitas api, kecepatan lompat api (flame speed), dan tinggi nyala api yang paling terang (luminous flame height).
Hasil Eksperimen menunjukkan bahwa luasan kurva kestabilan lift-up pada Fuidge diagram sedikit menurun dengan bertambahnya ukuran diameter rod. Nilai kecepatan lompat api bertambah seiring dengan kenaikan flowrate fuel, dengan rod 8 mm mengalami pertambahan kecepatan yang paling drastis. Kecepatan yang paling tinggi pada eksperimen berada dalam kisaran 1.2 m/s. Nyala Api yang paling tinggi terdapat pada rod 4 mm di semua kondisi dan semakin menurun dengan bertambahnya ukuran diameter rod. Nyala api yang paling tinggi dalam eksperimen adalah 29.61 mm.

Flame lift-up experiment performed on a Bunsen burner with a diameter of 15 mm rod-shaped bluff body of copper. Diameter rod used in the experiments were 4, 6, and 8 mm. Burner rod position to be varied in three positions, 20, 25, and 30 mm. The fuel used is LPG gas with mass composition of 53% propane and 47% butane. The experiment performed on five variations of the fuel flowrate range 0.0036 - 0.0085 l/s. Data were collected by recording the phenomenon in a dark room using a Canon EOS 60DA SLR camera with 50 fps video specification and picture quality of 1280 x 720 pixels. Parameters measured were flame stability, flame speed, and luminous flame height.
Experimental results show that the area of lift-up stability curve on the Fuidge diagram slightly decreased with increasing rod diameter size. Flame speed increases with rising fuel flowrate, with 8 mm rod experiencing the most drastic increase in the rate. The highest speed in the experiment are in the range of 1.2 m / s. Flames are the highest in the rod 4 mm in all conditions and it’s decreases with increasing rod diameter size. The most high flame in the experiment is 29.61 mm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Yusuf Renata
"Fenomena reattachment flame adalah peristiwa berpindahnya pangkal nyala api dari jarak tertentu diatas ujung burner kembali berada di ujung burner . Fenomena reattachment flame dapat terjadi apabila kecepatan nyala api laminar lebih besar dibandingkan kecepatan aliran lokal. Pada penelitian ini dilakukan pencampuran udara dan bahan bakar terlebih dahulu pada burner (premixed flame), bahan bakar yang digunakan adalah campuran propana 53% dan butana 47%. Rod flame holder bermaterial tembaga digunakan sebagai penyangga nyala api diatas ujung burner dengan tiga variasi ukuran diameter, yaitu 4 mm, 6 mm, dan 8 mm.Selain itu divariasikan pula posisi rod flame holder dari ujung burner dengan jarak 20 mm, 25 mm, dan 30 mm. Pangkal nyala api dikondisikan berada pada flame holder (flame lift-up) dan kemudian suplai aliran udara dikurangi sehingga pangkal nyala api kembali berada di ujung burner . Terdapat perbedaan kestabilan nyala api, tinggi nyala api, dan kecepatan reattachment apabila diameter rod flame holder dan jarak rod flame holder dari ujung burner divariasikan. AFR terjadinya reattachment lebih tinggi pada ukuran diameter rod flame holder yang lebih kecil, dengan Burning Load 2.321 MW/m2 pada jarak rod flame holder 20 mm dari ujung burner AFR4mm = 38.06, AFR6mm = 37.957, AFR8mm = 37.439. Rasio ekivalen terjadinya fenomena reattachment lebih kecil pada ukuran diameter rod flame holder yang lebih kecil sehingga tinggi nyala apinya lebih besar, dengan Burning Load 2.321 MW/m2 pada jarak rod flame holder 20 mm dari ujung burner Lf4mm = 9.645 mm, Lf6mm = 6.667 mm, Lf8mm = 4.116 mm. Sementara itu kecepatan reattachment berbanding lurus dengan kecepatan nyala api yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran dan efesiensi difusi termal dan masa diatas rod flame holder.

Flame reattachment phenomenon is an occurrence of flame base movement from certain distance above burner tip back to burner tip. F lame reattachment phenomenon can occur when the laminar flame speed is greater than the local flow velocity. In this research, air and fuel is premixed in the burner (premixed flame), the fuel contains 53% propane and 47% butane by mass.Cylindrical cooper rod is used as flame holder with three variation diameter, i.e. 4 mm, 6 mm, and 6 mm .Beside that, rod flame holder position from burner tip are also variated from 20 mm, 25 mm, to 30mm, F irst, the flame base is conditioned to be located on the flame holder (flame lift-up) and then the air flow is reduced so the flame base will move back to burner tip. There are differences in flame reattachment stability, flame height just before reattachment occurs, and reattachment speed when rod flame holder diameter and its distance from burner tip is varied. The AFR is higher when reattachment occurs in smaller rod flame holder diameter, with Burning Load = 2.321MW/m2 when the distance of rod flame holder is 20 mm from burner tip AFR4mm = 38.06, AFR6mm = 37.957, AFR8mm = 37.439. The equivalence ratio of reattachemnt phenomenon is lower when the rod flame holder diameter is smaller, so the flame height is higher, with Burning Load = 2.321MW/m2 when the distance of rod flame holder is 20 mm from burner tip Lf4mm = 9.645 mm, Lf6mm = 6.667 mm, Lf8mm = 4.116 mm. Meanwhile, reattachment flame speed is proportional to the laminar flame speed that is mainly influenced by the flow pattern and thermal and mass diffusion effeciency above the rod flame holder."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Ernandi
"ABSTRAK
Pembakaran memiliki peranan yang vital dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada zaman sekarang ini. Pemanfaatan bahan bakar fosil tidak terlepas dari aktivitas masyarakat. Teknik pembakaran sendiri, memainkan peranan penting dalam mengefisiensikan pemakaian bahan bakar fosil yang digunakan. Peningkatan efisiensi pembakaran dapat dilakukan dengan peningkatan stabilitas nyala api. Stabilitas nyala api merupakan salah satu kajian penting dari teknik pembakaran yang memiliki aplikasi yang sangat luas, baik dari segi kebermanfaatan energi maupun keselamatan dari kebakaran.
Pada zaman sekarang, salah satu metode peningkatan daerah stabilitas nyala api adalah peningkatan homogenitas campuran udara dan bahan bakar. Peningkatan homogenitas campuran udara bahan bakar dilakukan dengan penambahkan alat pembangkit aliran pusar atau (swirling flow). Swirl flow yang dihasilkan dikuantifikasikan dengan bilangan tak berdimensi swirl number sesuai dengan peningkatan putaran. Variasi swirl number yang digunakan adalah 0.44, 0.86, 1.69, 2.17. Laju aliran LPG divariasikan pada 300cc, 400cc, 500cc, 600cc. Peningkatan stabilitas nyala api juga diteliti dengan menvariasikan panjang barel 20 cm, 25 cm dan 30 cm. Eksperimen stabilitas nyala api dilakukan pada modifikasi Bunsen Burner dengan diameter luar barel 30 cm dengan modifikasi tambahan swirling fan dan bluff body pada ujung nosel sebagai anti-flashback.
Setelah dilakukan eksperimental ternyata, pemanfaatan efek aliran pusar menyebabkan terjadinya fenomena flashback (tanpa bluff body) dan lifted yang dihindari pada proses pembakaran. Oleh sebab itu, telah dilakukan analisis penyebab terjadinya fenomena flashback dan lifted dengan pendekatan secara numerik.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tidak terjadinya fenomena lifted pada swirl number 0.44 atau fan dalam keadaan diam. Luas daerah stabilitas nyala api pada diagram Fuidge semakin meningkat seiring bertambahnya nilai swirl number. Panjang barrel pada penelitian ini, memiliki peranan penting dalam stabilitas nyala api. Hasil eksperimen menunjukkan luas daerah stabilitas nyala api semakin meningkat seiring berkurangnya ukuran panjang barel. Hasil analisis dengan pendekatan numerik adalah terjadinya penurunan kecepatan aksial aliran fluida seiring dengan peningkaran swirl number dan terjadinya peningkaran kecepatan tangensial aliran fluida seiring dengan peningkatan swirl number. Peningkatan kecepatan axial dan kecepatan tangensial merupakan salah satu faktor terjadinya fenomena flashback dan lifted flame.

ABSTRACT
Combustion has a vital role in everyday life, especially in this day and age. Utilization of fossil fuels is inseparable from community activities. Combustion techniques themselves, play an important role in the use of fossil fuels efficiently used. Improved combustion efficiency, improving flame stability. Flame stability is one of the important study of combustion techniques which have very broad application, both in terms of the usefulness of energy and fire safety.
In the current era, one method of increasing the stability of the flame area is to increase the homogeneity of the mixture of air and fuel. Improved homogeneity of the air fuel mixture is done with every additional flow generating device navel or (swirling flow). Swirl flow generated quantified by a dimensionless number swirl number in accordance with the increase of rotation. Variations swirl number used was 0,44, 0.86, 1.69, 2.17. LPG flow rate varied in the 300cc, 400cc, 500cc, 600cc. Improved flame stability is also examined vary the barrel length of 20 cm, 25 cm and 30 cm. Flame stability experiments carried out on a modified Bunsen Burner with an outer diameter of 30 cm barrel with additional modifications swirling fan and bluff body at the end of the nozzle as an anti-flashback.
After the experimental turns, the utilization of umbilical flow effect (swirling flow) causes the phenomenon of flashback and lifted that avoided the burning process. Therefore, we analyzed the causes of the phenomenon of flashback and lifted with a numerical approach.
The experimental results showed that the occurrence of the phenomenon is not lifted at 0.44 swirl number or fan at rest. The area of flame stability at Fuidge diagram increases with increasing value swirl number. Barrel length in this study, have an important role in the stability of the flame. Experimental results showed the area of flame stability increases with decreasing length of the barrel. Results of analysis with numerical approach is the decline in the axial velocity of fluid flow along with peningkaran peningkaran swirl number and the tangential velocity of fluid flow along with increased swirl number. Increased axial velocity and tangential velocity is one factor in the phenomenon of flame flashback and lifted."
2015
T44179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asryan Abrar Ramadhian
"Penelitian berikut ini bertujuan untuk mengamati fenomena flashback flame yang terjadi pada pembakaran rendah bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan berupa LPG produk swasta, dan proses pembakaran yang terjadi pada Bunsen burner yang telah dilengkapi rotating fan. Tabung burner dibuat dari bahan pyrex untuk mengamati kecepatan nyala flashback. Penelitian difokuskan terhadap variasi rasio udara-bahan bakar dan variasi putaran rotating fan serta variasi diameter burner. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju rambat nyala flashback akan cepat terjadi pada diameter burner 15 mm dibandingkan dengan diameter 20 mm dan 25 mm. Adanya putaran rotating fan memperlambat kecepatan nyala flashback dan memperbesar nilai rasio udara bahan bakar pada setiap diameter barrel.

This research intent to observe flame-flashback phenomenon on lean-fuel combustion. As primary fuel was used LPG and Bunsen burner who completed with rotating fan mixer. Burner tube was made from pyrex to observe and analyze flame-flashback velocity. Else, this experiment was conduct on variation of burner diameter and variation of rotation from rotating fan mixer. As the result, speed of flame flashback would be occurred on burner diameter of 15 mm than burner diameter 20 mm and 15 mm. Rotation of rotating fan mixer would be reduce flashback speed and also increasing the value of Air Fuel Ratio at each barrel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Melsadakh Bill Maryunan Christ
"[ABSTRAK
Kebutuhan akan bahan bakar alternatif beserta metode penggunaannya yang tepat telah menjadi kajian untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar di Papua, Indonesia. Salah satu alternatif yang digunakan ialah pemanfaatan ampas sagu untuk pengolahan bahan bakar etanol, yang disebut bioetanol. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari salah satu alternatif metode pembakaran pada kompor etanol yakni dengan menciptakan fenomena flame jet dengan memvariasikan lebar celah antara kompor tersebut. Adapun parameter yang diukur antara lain ialah kestabilan nyala api, temperatur nyala api, luas proyeksi nyala, serta tinggi jetting. Selain itu, beberapa karakteristik bioetanol sebagai bahan bakar juga diteliti.

ABSTRACT
The need of alternative fuel and its method of using has been a subject to solve the scarcity of fuel in Papua, Indonesia. The utilization of dregs from Metroxylon sago to be processed into ethanol, called bioethanol, is one of alternative used to solve the problem. The aim of this research is to study the design of appropriate stove used for ethanol as fuel by using the method of flame jet by varying the gap width. The tested parameters are stability, temperature, area, and jetting height of flame. The characteristic of bioethanol as fuel is also studied., The need of alternative fuel and its method of using has been a subject to solve the scarcity of fuel in Papua, Indonesia. The utilization of dregs from Metroxylon sago to be processed into ethanol, called bioethanol, is one of alternative used to solve the problem. The aim of this research is to study the design of appropriate stove used for ethanol as fuel by using the method of flame jet by varying the gap width. The tested parameters are stability, temperature, area, and jetting height of flame. The characteristic of bioethanol as fuel is also studied.]"
2015
T44245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cokorda Prapti Mahandari
"ABSTRAK
Fenomena flame lift-up adalah peristiwa melompatnya nyala api dari ujung burner ke suatu benda penghalang atau ring pada penelitian ini sehingga pangkal nyala berada pada benda penghalang. Faktor penyebab timbulnya fenomena, kestabilan nyala dan panjang nyala flame lift-up pada pembakaran premixed gas propana telah diteliti secara eksperimental dan teoritis meliputi kajian matematis dan simulasi dengan perangkat lunak CFD dan reaksi kinetik. Fenomena flame lift-up timbul karena meningkatnya laju kehilangan kalor dari nyala pada daerah dekat burner sehingga terjadi local extinction antara ujung burner dan ring. Meningkatnya laju kehilangan kalor akan meningkatkan kecepatan nyala pada batas mampu nyala. Kecepatan nyala pada batas mampu nyala besarnya sama dengan kecepatan nyala laminer pada ring yakni berkisar antara 0,38 - 0,43 m/s sehingga pangkal nyala berpindah ke ring. Melompatnya nyala dari ujung burner terjadi pada Bilangan Karlovitz sekitar 2,5 dan besarnya sudut ujung luminous sekitar 80. Daerah kestabilan nyala setelah lift-up sangat dipengaruhi oleh laju kehilangan kalor. Laju kehilangan kalor dari nyala yang rendah menaikkan daerah kestabilan nyala dan panjang nyala serta temperatur maksimum nyala. Hal ini terbukti pada penggunaan material ring dari keramik. Penggunaan ring keramik terbukti meningkatkan daerah stabilitas nyala sampai 25%. Demikian pula panjang nyala api lift-up dan temperatur maksimum nyala menjadi lebih tinggi pada penggunaan ring keramik jika dibandingkan dengan penggunaan ring stainless steel.

ABSTRACT
Flame lift-up phenomenon is the occurrence of flame that jumps from tip burner to a bluff body or a ring in this experiment where the flame attached. The main factor for flame lift-up phenomenon, stability and flame length have been studied experimentally and theoretically incorporating mathematical analysis and CFD and kinetic reaction simulation on propane premixed combustion. Flame lift-up phenomenon was due to flame heat loss near the tip burner that promote local extinction and the equilibrium of laminar burning velocity and flammability limit burning velocity that moved to the ring. Flammability limit burning velocity on the ring was in the range of 0.38 ? 0.43 m/s. Flame would jump to ring on the Karlovitz number of about 2.5 and the cone angle of about 80. Flame lift-up stability area governed by heat loss of the flame cum material ring. Smaller heat loss increased flame lift-up stability area, flame length and maximum flame temperature as on ceramic ring. Ceramic ring increased the flame lift-up stability area almost 25%. Using ceramic ring, flame length and maximum flame temperature were also higher comparing to stainless steel ring."
Depok: 2010
D1164
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>