Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanisa Tricahyani
"Skripsi ini menjelaskan tentang sebuah generasi penentang perubahan budaya Amerika setelah Perang Dunia II yang bernama Generasi Beat. Perubahan kondisi dan gaya hidup masyarakat kearah modern dan konsumtif menjadi faktor lahirnya generasi ini. Melalui karya sastra, Generasi Beat atau beatniks mengungkapkan kekecewaannya dengan gaya mereka masing-masing. Generasi Beat melahirkan sebuah bentuk karya sastra baru yang menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

This thesis explains about a generation which rejected the changing of American Culture after World War II named Beat Generation. The alteration of society condition and lifestyle toward modernity and consumptive become factors of the birth of this generation. Through literature, Beat Generation or Beatniks express their disillusionment with their own style. Beat Generation creates a new form of literature which inspired the next generation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014;2014
S54563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhilla Fadiyahsari
"Perdebatan antara tradisi dan modernitas telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai generasi, menciptakan perbedaan pandangan yang nyata. Generasi tua seringkali menganggap nilai-nilai tradisional sebagai fondasi kestabilan sosial dan keberlangsungan budaya. Sementara itu, generasi muda cenderung lebih terbuka terhadap gaya hidup yang lebih modern. Film Into the Beat digunakan untuk meneliti bagaimana konflik dan rekonsiliasi antargenerasi direpresentasikan melalui seni tari. Penelitian dilakukan dengan menganalisis adegan-adegan dalam film yang menggambarkan pertentangan antara tradisi dan modernitas serta konflik antargenerasi yang dimaknai menggunakan teori konflik generasi oleh Karl Mannheim. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana film Into the Beat menggambarkan konflik nilai antargenerasi yang dialami tokoh utama melalui penggunaan seni tari sebagai medium utama. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan saling memahami dan mendukung, generasi yang berbeda dapat menemukan titik temu dan menghargai pandangan satu sama lain.
The debate between tradition and modernity has been the focus of attention in various generations, creating a real divergence of views. Older generations often consider traditional values as the foundation of social stability and cultural continuity. Meanwhile younger generations tend to be more open to a more modern lifestyle. The film Into the Beat is used to examine how intergenerational conflict and reconciliation are represented through dance. The research was conducted by analyzing scenes in the film that depict the conflict between tradition and modernity and intergenerational conflict. Further analyses were interpreted using Karl Mannheim’s theory of generational conflict. The results of this study show how the film Into the Beat depicts the intergenerational value conflict experienced by the main character through the use of dance as the main medium. This research also shows that by understanding and supporting each other, different generations can find common ground and respect each other’s views."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alifianti Garini
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengungsi Palestina di Lebanon sejak 1948 hingga 1969.
Landasan teori yang digunakan sebagai alat analisis ialah teori perpindahan
penduduk secara umum serta teori pengungsi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang berdasar pada metode sejarah dengan jenis penelitian deskriptif.
Dekatnya jarak tempuh antara wilayah Palestina bagian utara dengan wilayah
Lebanon bagian selatan, menyebabkan sejumlah penduduk Palestina bermigrasi
dan menjadi pengungsi di sana. Hadir sebagai kelompok minoritas, pengungsi
Palestina mengalami pembatasan hak-hak sipil dari pemerintah Lebanon. Sebagai
hasilnya, perwakilan Palestina dan Lebanon menandatangani Perjanjian Kairo
pada 1969 di Kairo, Mesir, untuk menanggapi dampak yang ditimbulkan oleh
pengungsi Palestina

ABSTRACT
The focus of this study is Palestinian refugees in Lebanon from 1948 until 1969.
This study uses the theory of population movement in general and the theory of
refugee. This is a qualitative research with descriptive design and is based on a
historical method. Nearness of distance between the northern Palestinian
territories to the southern Lebanon region, causing a number of Palestinian
population migrated and became refugees there. Having been a minority group in
Lebanon, Palestinian refugees experienced civil rights restriction which was
conducted by the government of Lebanon. As a result, Palestinian and Lebanese
delegations signed the Cairo Agreement in 1969 in Cairo, Egypt, as a respond of
the impact which was caused by the Palestinian refugees."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42513
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jay, Charlotte
Kent Town, S. Aust.: Wakefield Press, 1992
823.3 JAY b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Park Jung Ja
Seoul : Korea, 1993
KOR 895.710 8 Par l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
303.483 3 BES
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Hendrastuti Soebagio
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan penelitian tentang novel On The Road. Sebuah novel karya Jack Kerouac yang terbit pada tahun 1957.
Penelitian ini dilakukan mengingat adanya beberapa tanggapan terhadap novel tersebut, yang menyatakan bahwa On The Road adalah sebuah buku yang mengungkapkan sikap hidup beat generation.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menunjukkan bahwa sikap dan pandangan hidup tokoh-tokoh dalam novel On The Road mencerminkan sikap dan pandangan hidup kelompok beat generation. Dengan demikian menunjukkan bahwa novel On The Road merupakan cermin dari kenyataan, dimana Jack Kerouac mengungkapkan secara apa adanya tentang pengalaman keterlibatannya dengan dunia ke_hidupan beat generation.
Upaya mengungkapkan pandangan beat generation tentang keber_adaan. yang tercermin dalam novel On The Road, ditempuh dengan cara memadukan latar belakang kehidupan Jack Kerouac, beat generation dan situasi kehidupan tahun 1950-an. Situasi kehidupan tahun 1950-an, setelah Perang Dunia II berakhir, merupakan suatu masa puncak yang mematangkan sikap memberontak beat generation dalam perjuangan menegakkan eksistensi mereka sebagai manusia. Sebagai seorang seniman, Jack Kerouac terlibat secara intens dalam kehidupan beat generation. Dari keterlibatannya ini ia dapat merasakan suatu kerinduan akan kehidupan individu yang bebas dan memiliki makna bagi diri sendiri. Sikap hidup, pandan_gan dan kerinduan generasi inilah yang terasa ada dalam novel On The Road.
Analisis novel dalam skripsi ini dilakukan melalui pendeka_tan sosial historis karena sebagai sebuah karya sastra, On The Road merupakan karya pengungkap, yang berangkat dari pengalaman pribadi Jack Kerouac dalam keterlibatannya dengan beat genera_tion. Kerouac mengungkapkan bagaimana cara tokoh-tokoh menjalani hidupnya dan mengapa mereka menjalani hidupnya dengan cara demi_kian. Sebagai seniman, Kerouac memiliki keyakinan bahwa karya sastra adalah sebuah media pengungkap, yang dapat mengungkapkan dengan sejujurnya, sebagaimana adanya suatu bagian kehidupan. Novelnya merupakan ungkapan dari kehidupan beat generation yang memang ada dalam perjalanan kehidupan bangsa Amerika. Dari anali_sis novel dalam skripsi ini, dibuahkan kesimpulan bahwa novel On The Road adalah novel yang mencerminkan pandangan, sikap hidup serta harapan sekelompok generasi muda Amerika pada tahun 1950-an, yang dikenal sebagai beat generation.

"
1990
S14027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Casey, Steven
"From the North African desert to the bloody stalemate in Italy, from the D-Day beaches to the freezing retreat during the Battle of the Bulge, a group of highly courageous correspondents covered the war against Nazi Germany. Based on a wealth of previously untapped sources, War Beat, Europe provides the first comprehensive account of what these reporters witnessed, what they were allowed to publish, and how their reports shaped the home fronts perception of some of the most pivotal battles in American history. In a dramatic and fast-paced narrative, the book moves from the inner councils of government, where Franklin D. Roosevelt and George Marshall held clear views about how much blood and gore Americans could stomach, to the command centers in London, Algiers, Naples, and Paris, where many reporters were stuck with the dreary task of reporting the war by communique. At the heart of the book is the epic journey of such reporters as Wes Gallagher and Don Whitehead of the Associated Press, Drew Middleton of the New York Times, Bill Stoneman of the Chicago Daily News, and John Thompson of the Chicago Tribune; of columnists like Ernie Pyle and Hal Boyle; and of photographers like Margaret Bourke-White and Robert Capa. These men and women risked their lives on countless occasions to report World War II to a grateful home-front audience."
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20469677
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Meidinna Fitrie Lestari
"Skripsi ini membahas mengenai pandangan tentang pernikahan oleh dua tokoh utama wanita dalam novel Seo Inneun Yoja karya Park Wan Suh. Dua tokoh wanita dalam novel tersebut berasal dari dua generasi yang berbeda, yaitu generasi ibu dan anak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan menghubungkan pandangan kedua tokoh tentang pernikahan dengan kondisi sosial masyarakat Korea Selatan pada masa diciptakannya novel, yaitu periode 1980-an.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara tokoh generasi ibu dan tokoh generasi anak dalam beberapa hal terkait pernikahan. Perbedaan pandangan itu terjadi karena beberapa faktor, seperti perbedaan generasi di antara kedua tokoh dan kondisi sosial yang turut mempengaruhi karakter kedua tokoh tersebut. Selain itu, perbedaan pandangan kedua tokoh tentang pernikahan juga menggambarkan perubahan sosial yang terjadi, dari tradisional menuju modern, pada masyarakat Korea di masa transisi tersebut.

This thesis explains about the view on marriage by two main female characters in Seo Inneun Yoja novel by Park Wan Suh. Two female characters in the novel come from two different generations, the mother generation and the child generation. This research is a qualitative research with descriptive analysis method. In this study, the author uses the theory of sociology of literature by connecting the views of the two characters about marriage to social condition of South Korean society during the creation of the novel in 1980s.
The result of the research shows that there are differences in views between the mother rsquo s generation and the child rsquo s generation figure in some matters related to marriage. Differences in views occur due to several factors, such as the difference in generation between the two characters and social conditions that also affect the personality of the two characters. In addition, differences in views of the two characters about marriage also describe the social change occurred, from traditional to modern, in Korean society in this transition period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Prasetyo Mochtar
"Penelitian ini membahas potret sosial generasi milenial dalam novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit karya Aqessa Aninda (2016) dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pada saat ini novel populer di Indonesia cenderung diabaikan dalam penelitian sastra karena secara kualitas dianggap rendah dibandingkan dengan sastra serius. Akan tetapi, dalam bidang keilmuan, jenis karya sastra populer tentu tidak adil jika diperlakukan secara diskriminatif. Bagaimanapun, novel populer sebagai bagian dari khazanah kesusastraan Indonesia tetap penting sebagai objek kajian. Tentu saja pengkajiannya harus berdasarkan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik karya bersangkutan. Dalam hal ini, pendekatan sosiologi sastra dengan menekankan pada upaya melihat karya itu dari aspek dinamika dan perubahan sosial dapat mengungkapkan sisi lain dari kehidupan sosial. Dengan demikian, “potret” sosial yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah hubungan antara teks sastra (novel) yang menggambarkan masyarakat generasi milenial dalam novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sekarang. Oleh karena itu, melalui novel itu, akan dikaji potret sosial dari generasi milenial yang muncul dalam novel tersebut untuk mengungkapkan karakteristik generasi milenial. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menganalisis novel tersebut berdasarkan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat lima karakteristik kehidupan generasi menial dalam kaitannya dengan pemakaian bahasa, perilaku gaya hidup, cara berpakaian, penggunaan media sosial, dan ketergantungan pada teknologi digital. Penelitian ini mencoba mengungkapkan kelima karakteristik itu sebagai representasi generasi milenial yang terdapat dalam novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit.

This study discusses the millennial generation's social portrait in Aqessa Aninda's novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit (2016) using a sociological literary approach. Currently, popular novels in Indonesia tend to be neglected in literary research because they are considered low quality compared to serious literature. However, in the scientific field, it is certainly not fair if literary works are treated discriminatively. After all, popular novels as part of Indonesian literary treasures, remain essential as objects of study. Of course, the assessment must be based on an approach that is in accordance with the characteristics of the work in question. In this case, the sociology of literature approach by emphasizing the effort to see the work from the aspects of social dynamics and changes can reveal the other side of social life. Thus, the social "portrait" referred to in this study's title is the relationship between literary texts (novels), that describe the millennial generation of society in the novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit, and the reality that occurs in today's society. Therefore, through this novel, social portraits of the millennial generation that appear in the novel will be studied to reveal the millennial generation's characteristics. To achieve this goal, this study used a qualitative descriptive method and analyzed the novel based on a sociological literary approach. The results showed that there are five characteristics of the millennial generation's life in relation to language use, lifestyle behavior, dress code, use of social media, and dependence on digital technology. This research tries to reveal the five characteristics as a representation of the millennial generation contained in the novel Secangkir Kopi and Pencakar Langit"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>