Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas antibakteri obat kumur klorheksidin dan larutan kitosan terhadap total bakteri dan bakteri Red-Complex pada daerah leher Mini Implan Ortodontik (MIO) yang digunakan oleh pasien yang sedang menjalani perawatan ortodontik.
Metode: Desain penelitian ini adalah eksperimental klinis dan laboratorik. Penelitian dilakukan di Klinik Ortodonti RSKGM FKG UI dan laboratorium Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada bulan Februari 2019 – Juli 2019. Penelitian ini merupakan double blinded test yang melibatkan 30 subjek penelitian yang terbagi menjadi tiga kelompok uji. Setiap kelompok berkumur dengan larutan kumur kitosan/ obat kumur klorheksidin/ aquadest steril (kontrol) yang disamarkan, sebanyak 10 ml dua kali sehari selama empat hari. Jumlah koloni bakteri Red-complex (terdiri dari Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, dan Treponema denticola) yang didapat dari sampel plak di leher MIO, baik sebelum dan sesudah menggunakan obat kumur, dianalisis di laboratorium menggunakan Real-time Polymerase Chain Reaction. Kemudian data diolah dan dianalisis secara statistik.
Hasil: Obat kumur klorheksidin dan larutan kitosan efektif secara signifikan menurunkan total bakteri peri-MIO (P<0,05). Penurunan total bakteri peri-MIO setelah berkumur selama empat hari dengan larutan kitosan 1% tidak berbeda bermakna dengan berkumur menggunakan obat kumur klorheksidin 0,2% (P≥0,05). Efektivitas antibakteri larutan kitosan terhadap bakteri red-complex menunjukkan hasil yang terbaik pada bakteri T.denticola yaitu penurunan sebesar 58% jumlah bakteri.
Kesimpulan: Kitosan memiliki efektivitas antibakteri yang sebanding dengan klorheksidin untuk digunakan dalam larutan kumur untuk mencegah infeksi peri-MIO.
Kata Kunci: Mini Implan Ortodontik; kitosan, klorheksidin; bakteri red-complex; obat kumur.
Introduction: Inflammation is one of the most common complication occurred when using orthodontic miniscrew. Chlorhexidine mouthwash can be used to prevent and reduce the inflammation, but long-term use of chlorhexidine mouthwash may exhibit some side effects. Chitosan is a biomaterial that has antibacterial properties which may beneficial in maintaining peri-miniscrew hygiene and preventing inflammation.
Objectives: The aim of the study is to evaluate the antibacterial effect of 1% chitosan compare to 0.2% chlorhexidine mouthwash on bacterial level around orthodontic miniscrew.
Materials and Methods: Randomized double-blind clinical trial was conducted in RSKGM University of Indonesia from February to July 2019. Thirty subjects, 25 female and 5 male, were randomly assigned to rinse with 1 % chitosan (n=10), 0.2% chlorhexidine digluconate (n=10), and aquadest (n=10) in addition to their usual oral hygiene procedure for four days. Peri-miniscrew clinical inflammation signs were recorded and peri-miniscrew plaque were collected before and after four days rinsing. The total bacterial and red-complex bacteria count in plaque samples were evaluated by real-time PCR.
Results: Chitosan and Chlorhexidine has antibacterial activity to reduce total bacterial count in peri-miniscrew (P < 0,05). Antibacterial activity of chitosan on total bacteria is not different significantly with chlorhexidine (P ≥ 0,05). Antibacterial activity of chitosan on red-complex bacteria shows best result on T.denticola with 58% bacteria count reduction.
Conclusion: Chitosan has potential antibacterial activity to be used in mouthwash to maintain the peri-miniscrew hygiene.
Keywords: orthodontic miniscrew; chitosan; chlorhexidine; red-complex bacteria; mouthwash
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula matriks terapung kitosan-alginat-Aloe vera yang mengandung kurkumin (KUR) dan Moringa oleifera (MO) dengan sifat fisikokimia dan profil rilis obat yang baik di dalam lambung untuk dimantfaatkan dalam pengobatan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Matriks kitosan-alginat-Aloe vera yang mengandung KUR dan MO dibuat menggunakan metode freeze-drying. Solubilitas KUR dan MO ditingkatkan dengan penambahan hydroxypropyl-β-cyclodextrin (HPβCD) pada ekstrak. Komposisi Aloe vera serta rasio polimer kitosan dan alginat divariasikan untuk mengetahui formulasi matriks terapung yang paling baik. Didapatkan formulasi matriks terbaik adalah KA2, dengan rasio kitosan:alginat sebesar 3:1, kandungan Aloe vera sebesar 16,6% (per total polimer, w), kandungan dispersi padat KUR-MO sebesar 20% (per total polimer, w), yield 74%, loading capacity 5,72 mg GAE/g matriks, persentase rilis kumulatif fenolik 65% pada jam keempat, dan persentase kapasitas mengapung 12% setelah empat jam. Matriks juga dimasukkan ke dalam kapsul HPMC sebagai alternatif bentuk sediaan obat oral, di mana kapsul mampu mengapung lebih dari empat jam dalam media Simulated Gastric Fluid (SGF) dan memiliki persentase rilis kumulatif fenolik tertinggi 43% pada jam keempat. Evaluasi karakteristik fisikokimia lainnya meliputi Scanning Electron Microscopy (SEM) serta Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR).