Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Amdanita
"Medan listrik dengan frekuensi 100-200 kHz dan tegangan 10-15 volt memiliki pengaruh terhadap sel yang sedang mengalami pembelahan. Electrical Capacitive Cancer Treatment (ECCT) adalah perangkat terapi kanker yang menghancurkan sel kanker dengan menggunakan efek medan listrik statis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi desain elektroda kapasitif untuk meningkatkan efektivitas ECCT pada terapi kanker payudara dengan menganalisis intensitas dan energi distribusi medan listrik di jaringan payudara. Analisis distribusi medan listrik dilakukan dengan simulasi menggunakan Comsol Multiphysics 3.5 berbasi metode elemen hingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain elektroda kapasitif yang dikembangkan efektif pada semua posisi kanker di jaringan payudara (kuadran lateral superior, lateral inferior, medial superior, medial inferior, central).

Electric field with a frequency of 100-200 kHz and a voltage of 10-15 volts has an influence on the cell division. Electrical Capacitive Cancer Treatment (ECCT) is a cancer therapy device that destroys cancer cells using static electric field effects. This study aimed to evaluate the capacitive electrode design to improve effectiveness of ECCT on breast cancer therapy by analyzing intensity and energy distribution of electric field in breast tissue. Analysis of electric field distribution was done by simulation using COMSOL Multiphysics 3.5 based on the finite element method. The results showed that the developed capacitive electrode design effective for all cancers position in the breast tissues (lateral superior quadrant, lateral inferior, medial superior, medial inferior, central)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S54602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Kusuma Handayani
"Pengaruh medan listrik terhadap sel kanker ada dua macam yaitu menghambat pertumbuhan tumor dan menghancurkan sel kanker yang sedang mengalami pembelahan. Penelitian ini menggunakan Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) vest tipe A dan tipe B dengan frekuensi 50 - 500 KHz dari sumber arus listrik bolak-balik dengan tegangan 2,4 ? 3 V. Pemberian medan listrik dilakukan secara in vivo selama 16 jam secara kumulatif terhadap pasien bersel kanker payudara stadium II dengan atau tanpa metastase ke axilla dengan posisi sel kanker di lima kuadran yang berbeda pada payudara, yaitu medial superior, medial inferior, central, lateral superior dan lateral inferior. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat terapi Electro Capacitive Cancer Treatment sangat efektif untuk menghambat pembelahan sel kanker dan membunuh sel kanker yang terletak pada kuadran lateral superior.

Abstract
The influence of an electric field of cancer cell there are two kinds of which inhibits tumor growth and destroy cancer cells that are undergoing fission. This research uses Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) vest type A and type B with frequency of 50 - 500 KHz of the electric current source back and forth with voltage 2,4 - 3 volt. Award of the electrical field conducted in in vivo for 16 hours cumulatively on patients with breast cancer-celled ferocity stadium level II with or without metastase to the axilla to the position of cancer cells in five different quadrants of breast medial superior, inferior, medial, central, lateral superior and inferior lateral. The results showed that Electric therapy very effective Capacitive Cancer Treatment to inhibit cell division and cancer kill cancer cells that are located on the superior lateral quadrant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Markus Handriyanto
"Efektivitas terapi kanker kapasitansi listrik (ECCT : Electro-Capacitive Cancer Treatment) pada penderita kanker otak bergantung pada intensitas distribusi medan listrik pada area target yang dipengaruhi oleh konfigurasi elektroda, tegangan dan frekuensi medan listrik. Intensitas medan listrik dan densitas energi listrik yang timbul pada jaringan kanker diupayakan mampu menciptakan efek elektrodestruksi yaitu sebesar <200 V/m atau <1,77 x10-7 J/m3. Pada penelitian ini, intensitas medan listrik dan densitas energi listrik pada jaringan kanker otak di lima posisi yang berbeda di analisis untuk sepuluh parameter dengan enam konfigurasi elektroda (apparel A, B, C, D, E, dan F), dua tegangan (20 Vpp dan 30 Vpp) dan dua frekuensi medan listrik yang berbeda (100 kHz dan 200 kHz). Lima posisi jaringan kanker otak yang dianalisis yaitu berada di otak tengah, otak kanan, otak kiri, lobus frontal, serta lobus occipital dan otak kecil. Penelitian dengan simulasi dilakukan dengan menggunakan Comsol Multiphysics 3.5 berbasis Metode Elemen Hingga. Sedangkan penelitian eksperimen menggunakan sensor microstripline patch antenna (MPA) yang dikembangkan dan terhubung ke sistem akuisisi data dan komputer. Keenam konfigurasi elektroda diterapkan pada vessel prisma rectangular dan model kepala. Hasil simulasi dan eksperimen untuk vessel kotak pada medium udara menunjukkan distribusi medan listrik yang sebanding. Sedangkan simulasi dengan model kepala menunjukan masing-masing apparel efektif secara spesifik pada posisi kanker tertentu. Apparel A efektif untuk posisi kanker pada otak tengah, lobus frontal dan occipital. Apparel B efektif untuk posisi kanker pada otak tengah. Apparel C efektif untuk posisi kanker pada otak kanan. Apparel D efektif untuk posisi kanker pada otak kiri. Apparel E efektif untuk posisi kanker pada lobus frontal. Apparel F efektif untuk posisi kanker pada lobus occipital dan otak belakang.

The effectiveness of ECCT for brain cancer depend on the intensity of the electric field distribution on the target area that is affected by the configuration of electrodes, voltage and frequency of the electric field. The intensity of the electric field and the electric energy density arising on the cancerous tissue have to be able to create the effect of the electrodestruction <200 V/m or <1,77 x10-7 J/m3. In this study, the intensity of electric field and density of electric energy on the brain cancer tissues at five different positions in the analysis to ten parameters with six electrodes configuration (apparel A, B, C, D, E, dan F), two voltage (20 Vpp and 30 Vpp) and two different electric field frequencies (100 kHz and 200 kHz). The five positions of the brain cancer tissues were analyzed which is in mid brain, right hemisphere, left hemisphere, frontal lobe, occipital lobe and cerebellum. In this research, the simulation performed using Comsol Multiphysics 3.5-based Finite Element Method. While the experiments using sensor microstripline patch antenna (MPA) developed and connected to the data acquisition system and computer. The sixth configuration of electrodes applied to the rectangular prism vessel and head models. Simulation for experiment and experimental results for rectangular prism vessel on the medium of the electric field distribution of the air shows are comparable. While simulations with models of the head showed each apparel specifically effective in cancers at the certain position. Apparel A effective for cancer of the mid brain, the frontal lobe and the occipital lobe. Apparel B effective for brain cancer in the mid brain. Apparel C effective for brain cancer in the right hemisphere. Apparel D effective for cancer of the left hemispehre. Apparel E effective for cancer in the frontal lobe. Apparel F effective for cancer of the occipital bone and cerebellum."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurzannah
"Kekacauan akan terjadi pada sistem sel yang sedang membelah ketika diberikan medan listrik eksternal dengan frekuensi 100 kHz dan intensitas < 200 V/m sehingga mampu menghambat dan menghancurkan sel kanker. Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) dikembangkan berbasis medan listrik statis untuk terapi kanker. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi ECCT pada kanker payudara jenis infiltrating Ductal Carcinoma (IDC) dan Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC). 10 pasien kanker payudara dengan jenis IDC dan ILC diterapi dengan ECCT selama 3 bulan kemudian dianalisis dan dimonitor dengan alat diagnostik kanker payudara berbasis Electical Capacitance Volume Tomography (ECVT). ECVT memanfaatkan nilai kapasitansi jaringan payudara untuk memprediksi distribusi permitivitas jaringan kanker payudara. Intensitas permitivitas yang terukur oleh ECVT berbanding lurus dengan tingkat keganasan sel kanker. Hasil penelitian menunjukkan ECCT untuk kanker payudara lebih efektif untuk kasus kanker payudara jenis IDC daripada ILC. Range rasio pengurangan maksimum konsentrasi pada IDC adalah 0,015— 0,156 / bulan sedangkan pada ILC adalah 0,0177—0,1103 / bulan.

Cells division will be disturbed when given an external electric field with a frequency of 100 kHz and intensity of < 200 V/m, thus can be used to inhibit and destroy cancer cells. Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) was developed based on the static electric field for cancer therapy. This study aimed to determine the efficiency of ECCT for breast cancer of Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC) and Infiltrating lobular carcinoma (ILC). 10 patients of breast cancer with a type of IDC and ILC treated with ECCT for 3 months analyzed and monitored by breast cancer diagnostic tool based on Electical Capacitance Volume Tomography (ECVT). ECVT utilizing capacitance value of breast tissue to predict the permittivity distribution of cancers. Permittivity intensity measured by ECVT directly proportional to the rate of cancer cell malignancy. The results showed ECCT for breast cancer is more effective for breast cancer cases type IDC than ILC. Range reduction ratio of the maximum concentration of the IDC is from 0.015 to 0.156 per month, while the ILC is 0.0177 to 0.1103 per month."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Musthafa
"Efektifitas ECCT Electrical Capacitive Cancer Tomography untuk terapi kanker paru diselidiki dalam penelitian ini ECCT merupakan teknik terapi kanker menggunakan medan listrik statis dengan frekuensi 100 kHz dari sumber arus listrik bolak balik. ECCT menggunakan tegangan input 3V dan menghasilkan tegangan output 20 Vpp Rekonstruksi citra 2D dilakukan menggunakan software MATLAB R2009a Simulasi dilakukan berdasarkan metode elemen berhingga dengan menggunakan software COMSOL Multiphysics 3 5 untuk mengetahui besar nilai medan listrik yang efektif untuk terapi kanker paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ECCT efektif pada daerah permukaan kanker paru paru karena terjadi peningkatan rasio permitivitas yang signifikan pada daerah interface antara 2 medium dan dipengaruhi juga oleh perubahan frekuensi dan tegangan. Sehingga pembunuhan sel kanker paru dapat dimulai dari permukaan Kata kunci ECCT medan listrik frekuensi tegangan kanker paru.

In this study the effectiveness of Electrical Capacitive Cancer Treatment ECCT in lung cancer therapy is being investigated ECCT is a technique of cancer treatment that uses electrostatic field from an AC current source with a frequency 100 kHz ECCT produces an AC output voltage of 20 Vpp from a DC input voltage of 3V 2D image reconstruction is done using MATLAB R2009a software. The simulation is carried out based on finite element method FEM using COMSOL Multyphysics 3 5 software to determine the optimal amount of electrical field for an effective lung cancer treatment. The simulation results show that ECCT device is effective at the surface area of lung cancer due to the significant increase of permittivity ratio at the interface between 2 medium and the change of frequency and voltage. So the killing of lung cancer cell can start from the surface of tissue Key words ECCT electric field frequency voltage lung cancer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yulianto
"Penggunaan medan listrik untuk terapi pengobatan kanker dengan frekuensi 100 kHz dari sumber arus listrik bolak-balik dengan tegangan -8,5 V sampai 8,5 V cukup efektif untuk membunuh sel kanker payudara namun tidak efektif untuk membunuh sel kanker nasofaring. Nilai permitivitas pada daerah nasofaring bervariasi karena terdiri dari otot, tulang keras, otak, dan udara (rongga) sehingga distribusi medan listrik yang dihasilkan oleh alat ECCT akan mengalami pembelokkan. Pada simulasi ini menggunakan 2 elektroda dengan variasi frekuensi sebesar 100 kHz, 150 kHz, dan 200 kHz dengan tegangan 6 V, 10 V, dan 14 V. Hasil simulasi menunjukkan bahwa frekuensi 100 kHz dan tegangan 14 V memiliki daya tembus yang optimal pada karsinoma nasofaring.

The use of electrical field from an AC source with frequency of 100 kHz and voltage range between -8.5 V and 8.5 V in cancer treatment is effective enough to kill breast cancer cells. However, it is not effective enough to kill nashopharing cancer cells. Permittivity distribution of nasopharing area varies because it contains muscle, compact bone, brain, and cavity (cellom). Therefore, the electrical field which is produced by ECCT device will be deflected. In this simulation, 2 electrodes were used, and frequencies of 100 kHz, 150 kHz and 200 kHz and voltages of 6 V, 10 V and 14 V were applied. The results of this research have shown that electrical field from a source with frequency of 100 kHz and voltage of 14 V has the optimal penetration for carcinoma nasopharing."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mizanul Adli
"ABSTRAK
Latar Belakang: EORTC menekankan pentingnya menilai kualitas hidup pasien kanker. Saat ini, di Indonesia, belum ada kuesioner yang reliabel dan valid untuk menilai kualitas hidup pasien kanker payudara secara akurat. Tujuan: membuktikan bahwa EORTC-QLQ-BR23 merupakan kuesioner yang reliabel dan valid digunakan di Indonesia Metode: Penelitian dimulai dengan menerjemahkan EORTC-QLQ-BR23 ke dalam bahasa Indonesia dan kemudian diujicobakan pada 10 responden. Setelah itu, EORTC QLQ-BR23 hasil terjemahan digunakan pada penelitian utama. Test-retest dinilai dengan Intraclass Correlation Coeficient (ICC). Konsistensi internal dinilai dengan cronbach alpha. Construct validity dinilai dengan multi-trait scaling analysis. Validitas kriteria dinilai dengan melihat korelasi antara domain EORTC-QLQ-C30 dan EORTC-QLQ-BR23 dengan SF36. Hasil: Telah dilakukan pengambilan data terhadap 100 pasien kanker payudara dari September ? Oktober 2015. Nilai ICC (interval 1 jam) pada semua domain sangat baik (ICC > 0,8). Nilai cronbach alpha > 0,7 pada hampir semua domain. Multi-trait scaling analysis menunjukkan korelasi cukup tinggi antara skor pertanyaan dengan skor domainnya sendiri. Uji validitas kriteria, didapatkan 19 korelasi dengan r > 0,3 antara domain EORTC-QLQ-C30 dan EORTC-QLQ-BR23 dengan SF36. Simpulan: EORTC-QLQ-BR23 merupakan kuesioner yang reliabel dan valid digunakan di Indonesia.ABSTRACT
Background: EORTC emphasize the importance of assessing quality of life in cancer patients. In Indonesia, there has been no reliable and valid questionnaire to assess quality of life of breast cancer patients accurately. Objective: To prove that EORTC-QLQ-BR23 is reliable and valid questionnaire used in Indonesia. Methods: Study began with the EORTC-QLQ-BR23 translated into Indonesian and then tested on 10 respondents. Indonesian version of EORTC-QLQ-BR23 is used in main study. Test-retest was assessed with intraclass correlation coeficient (ICC). Internal consistency was assessed by Cronbach alpha. Construct validity was assessed by multi-trait scaling analysis. Criteria validity assessed by looking at correlation between EORTC-QLQ-C30 and EORTC-QLQ-BR23 with SF36. Results: Data collection were done on 100 breast cancer patients from September to October 2015. ICC value (1 hour interval) in all domains of EORTC-QLQ-BR23 is very good (ICC> 0.8). Cronbach alpha values >0.7 in almost all EORTC-QLQ-BR23 domains. Multi-trait scaling analysis showed a high correlation between scores of questions with a score of his own domain. Criteria validity test, obtained 19 correlation with r>0,3 between domains EORTC-QLQ-C30 and EORTC-QLQ-BR23 with SF36. Conclusion: EORTC-QLQ-BR23 is a reliable and valid questionnaire used in Indonesia.;Background: EORTC emphasize the importance of assessing quality of life in cancer patients. In Indonesia, there has been no reliable and valid questionnaire to assess quality of life of breast cancer patients accurately. Objective: To prove that EORTC-QLQ-BR23 is reliable and valid questionnaire used in Indonesia. Methods: Study began with the EORTC-QLQ-BR23 translated into Indonesian and then tested on 10 respondents. Indonesian version of EORTC-QLQ-BR23 is used in main study. Test-retest was assessed with intraclass correlation coeficient (ICC). Internal consistency was assessed by Cronbach alpha. Construct validity was assessed by multi-trait scaling analysis. Criteria validity assessed by looking at correlation between EORTC-QLQ-C30 and EORTC-QLQ-BR23 with SF36. Results: Data collection were done on 100 breast cancer patients from September to October 2015. ICC value (1 hour interval) in all domains of EORTC-QLQ-BR23 is very good (ICC> 0.8). Cronbach alpha values >0.7 in almost all EORTC-QLQ-BR23 domains. Multi-trait scaling analysis showed a high correlation between scores of questions with a score of his own domain. Criteria validity test, obtained 19 correlation with r>0,3 between domains EORTC-QLQ-C30 and EORTC-QLQ-BR23 with SF36. Conclusion: EORTC-QLQ-BR23 is a reliable and valid questionnaire used in Indonesia."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Devara
"Jantung merupakan organ yang sangat vital bagi manusia dan memiliki fungsi utama untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana kondisi jantung adalah dengan mengetahui frekuensi denyut jantung per menit BPM . Pada skripsi ini akan dibahas penelitian untuk membangun alat pengukur denyut jantung dengan merancang bangun elektrokardiografi EKG portabel dengan memanfaatkan elektroda kapasitif. Elektroda ditempelkan pada selembar alas plastik yang ditempatkan di bagian bawah tubuh pasien yang sedang berbaring. Sebelum diproses menggunakan mikrokontroler Arduino UNO, keluaran sinyal dari elektroda diproses menggunakan rangkaian pengolah sinyal yang terdiri dari rangkaian penguat instrumentasi, filter, dan penguat non-inverting. Selanjutnya sinyal hasil pengolahan ditampilkan pada layar LCD dan dikirimkan ke smartphone menggunakan modul bluetooth. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sinyal QRS complex dapat terdeteksi dengan jelas. Untuk membandingkan performansi perangkat, pengukuran hasil rancang bangun dibandingkan dengan EKG PM 10 yang biasa digunakan pada pemonitoran. Ditunjukkan bahwa galat rata-rata dengan subjek berbeda adalah 0,49. Sementara itu, untuk dua aktivitas yang berbeda relaksasi dan setelah berlari diperoleh galat rata-rata sebesar 0,175. Di samping itu dilakukan pula pengujian untuk berbagai ketebalan bahan katun dari 0,2 mm hingga 0,8 mm yang dikenakan oleh pasien. Hasil pengujian menunjukkan terjadi galat rata-rata sebesar 1,48, jika dibandingkan dengan standar Association for the Advancement of Medical Instrumentation AAMI, galat rata-rata masih di bawah batas toleransi maksimum, yaitu sebesar 5.

A heart is one of the most vital organs in the human body that pumps blood throughout the body. It is very important to monitor the condition of the heart. The condition of a human heart can be diagnosed by measuring the heartbeat frequency beats per minute. In this paper, we propose a design of a portable electrocardiography ECG based on capacitive electrodes for heart rate monitoring. The device consists of electrodes attached to a plastic sheet which is placed on the bed mattress under the patient 39 s back. Before being processed by Arduino UNO microcontroller, the output signal of the electrodes is processed using signal conditioning circuit consisting of the instrumentation amplifier circuit, filter, and non inverting amplifier. The signal processing results obtain from conditioning circuit are displayed on the LCD screen and sent to smartphone using bluetooth module. To test accuracy of proposed design, the measurement result is compared to ECG PM 10 which is commonly used for heart rate monitoring. The test results show that the QRS complex signal can be detected clearly. It shows that the average error with a different subject is 0.49. Meanwhile, for two different activities relaxation and after running an average error of 0.175 is obtained. The effect of the patient 39 s cloth thickness is also investigated by measuring heartbeat frequency using several cotton thickness from 0.2 mm up to 0.8 mm. On measurements with varied cotton thickness, it is shown that the proposed design has an average error of 1.48 compared to a commercial ECG, which is still under the Association for the Advancement of Medical Instrumentation AAMI maximum standard error 5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wangi Putri Mahendra
"Radiasi gelombang Amplitude Modulation (AM) berdaya rendah pada tubuh manusia dapat menghasilkan efek resonansi pada sel-sel tubuh apabila frekuensi modulasi yang diradiasikan memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi natural sel-sel tubuh. Efek resonansi ini yaitu getaran yang kuat pada sel hingga terjadi pelepasan molekul-molekul yang dapat menurunkan kestabilan sel. Mengingat penanganan terhadap kanker payudara menjadi salah satu prioritas di Indonesia, pada skripsi ini dilakukan rancang bangun sebuah generator RF yang khusus ditujukan untuk menghasilkan frekuensi yang beresonansi dengan sel kanker payudara, yaitu 1873,477 Hz. Generator RF ini tersusun atas osilator, modulator, dan amplifier yang disimulasikan menggunakan software Multisim dan dirancang dengan menggunakan komponen dengan harga terjangkau namun tetap memiliki kehandalan yang baik. Generator ini dapat menghasilkan gelombang AM yang memiliki frekuensi modulasi 1886,792 Hz dengan eror sebesar 0,71% terhadap frekuensi yang beresonansi dengan kanker payudara, dan menghasilkan daya keluaran 32 mW.

A low level radiation of amplitude modulated wave on human body is able to cause a resonant effect on cells if the modulating frequency matches the cells’ natural frequency. The effect is a great vibration on cell causing the loss of molecules that lowers the stability of cells. Knowing that breast cancer treatment is one of the main priority in Indonesia, this thesis presents the design and construction of an RF generator which produces a frequency of 1873,477 Hz that resonates with breast cancer cells. The generator is constructed by oscillators, a modulator, and an amplifier, which is simulated using Multisim software and designed using low cost components, yet has a good reliability. This generator produces 1886,792 Hz amplitude modulated wave with 0,71% error from the breast cancer resonant frequency, and produces 32 mW output power.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirda Syari
"Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa terapi rivaroxabanmemiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan terapi kombinasi UFH warfarin untuk pengobatan trombosis vena dalam deep vein thrombosis/DVT . Akan tetapi,masih sedikit dokter di RS Kanker Dharmais yang memberikan terapi rivaroxabanuntuk pengobatan DVT. Penelitian evaluasi ekonomi parsial ini bertujuan untukmenganalisis efektivitas/outcome dan besarnya biaya yang dibutuhkan dari perspektifrumah sakit antara pemberian terapi rivaroxaban dan terapi kombinasi UFH warfarin untuk pengobatan DVT pada pasien kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun2016 -; 2018.
Karena keterbatasan jumlah pasien yang mendapatkan terapi rivaroxabanselama 3 - 6 bulan, studi ini menganalisis biaya dan efektivitas/outcome dari pasienyang mendapatkan terapi selama 1 bulan. Efektivitas/outcome yang diukur adalahintermediate outcome, yang meliputi lama hari rawat, kesembuhan, dan kejadianperdarahan. Biaya dihitung berdasarkan biaya yang dibebankan kepada pasien charge ,yang meliputi biaya obat, pemeriksaan penunjang, tindakan, serta administrasi danakomodasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk efektivitas/outcome terapi rivaroxaban, sebagian besar pasien tidak mendapatkan perawatan rawat inap, 40 pasien dinyatakan sembuh dari DVT, dan tidak ada pasien yang mengalami kejadian perdarahan. Rata-rata biaya terapi rivaroxaban hingga mencapai outcome yang diharapkan adalah Rp 8.824.791,00. Untuk efektivitas/outcome terapi kombinasi UFH warfarin, sebagian besar pasien memiliki lama hari rawat antara 8 -; 14 hari, 46 pasien dinyatakan sembuh dari DVT, dan tidak ada pasien yang mengalami kejadian perdarahan. Rata-rata biaya terapi kombinasi UFH warfarin hingga mencapai outcome yang diharapkan adalah Rp 13.201.698,00.

Based on previous studies, rivaroxaban therapy has several advantages compared to combination therapy UFH warfarin for the treatment of deep vein thrombosis DVT. However, the use of rivaroxaban in Dharmais Cancer Hospital is still low. This partial economic evaluation study aims to analyze cost and consequence of rivaroxaban therapy and combination therapy UFH warfarin for DVT treatment in cancer patients at the Dharmais Cancer Hospital during 2016 - 2018. Data collection was done using cohort retrospective and individual unit of analysis.
Due to limited number ofpatient treated with rivaroxaban therapy within 3 - 6 months, we estimated the cost and consequence related to patients who were successfully treated in one month. The consequence was the intermediate outcome, i.e length of stay, recovery, and the occurrence of bleeding. The cost was calculated based on hospital perspective including drugs, laboratory tests, procedures, as well as the administrative and accommodation costs.
The results showed that patients with rivaroxaban therapy were not admitted to inpatient care, 40 of patients were recovered from DVT, and none of the patients experienced bleeding. The average cost of rivaroxaban therapy to reach the expected outcome was Rp 8,824,791.00. The study also showed that the outcome of combination therapy UFH warfarin were length of stay between 8 to 14 days, 46 of patients were recovered from DVT, and none of the patients experienced bleeding. The average cost of combination therapy UFH warfarin to reach the expected outcome was Rp 13,201,698.00.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>