Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Putri Perwitasari
"ABSTRAK
Baja tahan karat dua fasa SAF 2205 memiliki ketahanan korosi menyeluruh dan korosi terlokalisasi di berbagai lingkungan. Akan tetapi, baja tahan karat dua fasa SAF 2205 rentan terserang korosi sumuran pada lingkungan klorida. Perlakuan panas dilakukan untuk meningkatkan ketangguhan baja tahan karat SAF 2205. Pada penelitian ini dilakukan investigasi pengaruh perlakuan panas baja tahan karat SAF 2205 terhadap korosi sumuran dengan melihat temperatur kritis terjadinya korosi sumuran (critical pitting temperature). Nilai temperatur kritis korosi sumuran diinvestigasi menggunakan polarisasi potentiodynamic dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) di larutan NaCl 1M. Hasil pengujian menunjukkan nilai temperatur kritis korosi sumuran baja tahan karat dua fasa SAF 2205 adalah 650C dan perlakuan panas tidak mempengaruhi nilai tersebut. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa fasa yang rentan terserang korosi sumuran adalah fasa austenit.

ABSTRACT
Duplex stainless steel SAF 2205 has good corrosion reistance of uniform and localized corrosion in various environments. However, duplex stainless steel SAF 2205 is susceptible to pitting corrosion in chloride environment. Heat treatment was done to improve the toughness of duplex stainless steel SAF 2205. This research was investigated influence of heat treatment on pitting corrosion resistance of duplex stainless steel SAF 2205 by looking at the Critical Pitting Temperature (CPT). The value of critical pitting temperature was investigated by using potentiodynamic polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) methods in 1 M NaCl solution. The results showed that the critical pitting temperature of duplex stainless steel SAF 2205 is 650C and heat treatment didn?t affect the critical pitting temperature. Moreover, the result showed that the austenite phase is susceptible to pitting corrosion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Wilhelmus Adityatama
"Proses pengecoran logam merupakan proses kompleks yang rentan akan terjadinya cacat pada produk akhir. Untuk meminimalisi terjadinya cacat tersebut diperlukan sebuah desain pengecoran yang baik dan simulasi desain untuk menghemat waktu dan biaya. Untuk menunjang simulasi yang tepat seperti pada pengecoran nyata dibutuhkan data parameter yang tepat, salah satu parameter yang penting adalah Heat Transfer Coefficient (HTC). Dibutuhkan desain pengukuran yang tepat untuk dapat melakukan pengukuran dan perhitungan HTC yang efektif dan tepat, serta mampu meminimalisir efek peletakkan thermocouple yang berdekatan. Dari program simulasi pengecoran yang digunakan (Z-Cast dari Korea) dan percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa desain yang digunakan cukup memadai (feasible) dan efektif untuk melakukan pengukuran perubahan temperatur pada bagian-bagian benda cor. Thermocouple diletakkan sedemikian rupa sehingga peletakkannya tidak akan menginterferensi hasil yang diperoleh. Dari data temperatur yang didapat pada logam benda cor dan cetakan pasir, dapat dihitung nilai HTC efektif pada saat pengecoran dengan ketebalan yang berbeda.

Metal casting is a complex process that prone to a defect to its final product. To minimize the occurrence of defect it requires a good casting design and the design simulation to saves time and money. In order for having a very close to reality simulation, the correct data of casting parameter must be used. One of the most important casting parameter is the Heat Transfer Coefficient (HTC). A good HTC measurement system must be used for one to able to do an effective measurement and calculation of HTC, and the design itself must also be able to minimizing the effect of closely-spaced thermocouples that can interfere the measurement. The casting simulation software (Z-Cast from Korea) and the casting trial prove that the design used in this experiment is feasible and effective for measuring the temperature change in the casting. The thermocouples are arranged so that they will not interfere the measurement of other thermocuples. From the temperature data obtained from the casting and the green sand mold, the effective HTC can be calculated in the different thickness of casting.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Lestari Natalia
"Komposit keramik mempunyai nilai kekerasan dan ketangguhan yang tinggi, ringan, dan tahan terhadap temperatur tinggi dan korosi. Sifat tersebut salah satunya dipengaruhi oleh tekanan kompaksi yang diberikan pada saat proses fabrikasi. Pada dasarnya, semakin besar tekanan kompaksi maka dihasilkan densitas serta kekuatan tekuk komposit keramik yang lebih besar pula. Material komposit keramik dari serbuk Al2O3, SiC, ZrO2 dan aditif Nb2O5 pada komposisi 81Al2O3-10SiC-5ZrO2-4Nb2O5 (% berat) difabrikasi dengan metode pencampuran serbuk, kompaksi, dan sintering. Proses kompaksi serbuk dilakukan dengan variasi tekanan 257, 308, dan 359 MPa dilanjutkan dengan sintering pada temperatur 1400°C selama 4 jam. Karakterisasi material yang dilakukan adalah pengukuran densitas, pengujian kekuatan tekuk (3-point bending), pengamatan fasa dengan XRD, dan pengamatan struktur mikro dengan SEM/EDS. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa sampel pada tekanan kompaksi 308 MPa memiliki densitas dan kekuatan tekuk yang paling tinggi sebesar 3,29 gr/cm3 dan 14,91 MPa. Namun terjadi penurunan nilai densitas dan kekuatan tekuk dari tekanan 308 MPa ke 359 MPa, hal ini disebabkan oleh pori dan gas pada sampel tidak dapat melarikan diri dan terjebak di dalam sampel dikarenakaan proses pemadatan yang terlalu besar pada tekanan kompaksi yang terlalu besar pada 359 MPa.

Ceramic composite has high number of hardness and toughness, lightweight, and high temperature and corrosion ressistant. The properties are influenced by compaction pressure which is given during the fabrication proccess. Basically, the greater compaction pressure thus result the greater density and bending strenght. Ceramic composite material from Al2O3, SiC, ZrO2 powder and Nb2O5 as its additive with 81Al2O3-10SiC-5ZrO2-4Nb2O5 (% weight percent) composition are fabricated with powder mixing methods, compaction, and sintering. The compaction process was performed by 257, 308, and 359 MPa variation of compaction pressure continued with sintering process at 1400°C temperature for 4 hours. Material characterization was performed by density measurement, bending strength (3-point bending), phase investigation by XRD, and microstructure observation by SEM/EDS. The result of this research showed that sample of 308 MPa compaction pressure has the highest density and bending strength in the amount of 3,29 gr/cm3 and 14,91 MPa. However, a decline in the value of density and bending strength of 308 MPa pressure to 359 MPa, it is caused by pores and the gas in the sample which can not escape and trapped inside the sample because compaction process that is too big on the compacting pressure is too large at 359 MPa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Qurratul Ain
"Penggunaan aditif dalam fabrikasi komposit keramik merupakan pengembangan yang relatif baru. Aditif digunakan dalam pemrosesan serbuk keramik untuk mempercepat densifikasi sehingga temperatur sintering yang digunakan dapat menjadi lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memfabrikasi komposit keramik Al2O3-10SiC-5ZrO2 dengan penambahan aditif Nb2O5 (niobia) serta mengamati pengaruh niobia (2, 4, dan 6 % berat) terhadap densitas, struktur mikro, dan kekuatan tekuknya. Karakterisasi material yang dilakukan adalah pengukuran densitas, pengujian kekuatan tekuk (3-point bending), pengamatan fasa dengan XRD, dan pengamatan struktur mikro dengan SEM/EDS. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa sampel dengan penambahan 4 % berat niobia memiliki densifikasi yang paling tinggi sebesar 80,58 % serta porositasnya paling rendah. Tetapi penambahan niobia yang semakin banyak dapat menyebabkan penurunan kekuatan tekuk.

Using of additive in fabrication ceramic composite is relative new development. Additive in processing of ceramic powder is used in order to accelerate densification, so the sintering temperature becomes lower. This research was intended to fabricate ceramic composite Al2O3-10SiC-5ZrO2 with addition of Nb2O5 (niobia) and to study effect of niobia (2, 4, and 6 % wt.) on density, microstructure, and flexural strength. It was characterized by density measurement, test of flexural strength (3-point bending), XRD, and SEM/EDS. This study showed sampel with 4 % wt. has the highest densification 80,58 % and lowest porosity. But addition of more niobia can decrease flexural strength.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Indrayanto Koestoer
"Sebagai salah satu material pipa baja berkarbon yang paling sering digunakan, pipa API-5L memiliki kekurangan sebagaimana material baja karbon lainnya yaitu korosi. Korosi ini merupakan fenomena degradasi material tanpa henti yang menjadi penyebab utama kegagalan pada aplikasi baja karbon di berbagai industri. Korosi ini dapat dihambat dengan berbagai metode dan salah satunya adalah dengan menggunakan inhibitor. Inhibitor alami dipilih menjadi salah satu alternatif proteksi korosi yang ramah lingkungan, mudah didapat dan relatif murah.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kinerja inhibitor campuran antara teh daun sirsak dan teh rosela ketika keduanya digabungkan dalam lingkungan NaCl 3.5% yang bersifat korosif. Kedua inhibitor ini dipilih karena kemampuan inhibisinya yang cukup efektif apabila digunakan secara individual karena tingginya senyawa aktif antioksidan berbeda yang terdapat pada kedua jenis teh ini. Untuk mencapai tujuan ini dilakukan pengujian elektrokimia seperti EIS untuk mengamati tahanan permukaan logam terhadap terjadinya korosi, FTIR untuk mengetahui gugus fungsi senyawa aktif yang terdapat dipermukaan logam dan polarisasi dinamik untuk menghitung laju korosi logam pada konsentrasi tertentu serta dilakukan juga uji perendaman untuk mensimulasi pengujian in situ.
Hasil penelitian menunjukkan inhibitor teh daun sirsak dan teh rosela cukup efektif untuk API-5L di lingkungan NaCl 3.5% ketika digunakan secara individu. Berdasarkan uji perendaman, teh daun sirsak mampu mencapai efisiensi 84.6% pada volume inhibitor 5 ml dimana konsentrasi inhibitor 1 %, sedangkan teh rosela mencapai efisiensi optimal pada volume inhibitor 3 ml dimana konsentrasi inhibitor 0.6% sebesar 71.6%. Ketika inhibitor dicampurkan maka timbul interaksi antisinergisme antara kedua inhibitor. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya efisiensi kedua inhibitor ketika dicampurkan, terlebih lagi ketika penggunaan inhibitor campuran ini menyebabkan laju korosi meningkat lebih tinggi dari logam API-5L tanpa menggunakan inhibitor.

As one of the most commonly used carbon steel pipeline material, API-5L has disadvantages as well as other carbon steel materials which is corrosion. This corrosion is a relentless degradation phenomenon of materials that become the main cause of failure in the application of carbon steel in various industry. This corrosion can be prevented by various methods and one of them is by using inhibitors. Natural inhibitor were selected to be one of the corrosion protection alternatives that are environmentally friendly, easily available and relatively inexpensive.
This research was conducted to study the performance of inhibitors mixture between soursop leaf and rosele tea when both of them were mixed in a corrosive NaCl 3.5% environment. Both of these inhibitors were chosen due to their effective individual inhibition performance because of their high different active compouds composition. To achieve such a goal, some electrochemical testing methods were conducted such as EIS(Electrochemical Impedance Spectroscopy) to analyze the surface resistance of metals, FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) to identify functional groups of active compounds within the surface of metals, dynamic polarization to measure corrosion rate of metals in at a certain concentration, and also weight loss methods as a field simulation testing.
The result of the research shows that soursop leaf and roselle tea were effective as an inhibitors for API-5L in NaCl 3.5% solution when they were applied individually. Based on weight loss methods, soursop leaf was able to achieve efficiency up to 84.6% on 5 ml inhibitors volume where inhibitors concentration was 1 %, while roselle tea was able to achieve optimal efficiency of 71.6% in 3 ml inhibitor volume where inhibitors concentration was 0.6%. When both of these inhibitors were mixtured, an antisinergestic interaction appear between these inhibitors. This was indicated by the reduction of the efficiency when these inhibitors were mixtured, moreover when these inhibitor were mixtured the corrosion rate rise above the plain API-5L metals without inhibitors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Haposan Edward Daniel
"Terak merupakan hasil dari proses pirometalurgi yang mengandung unsur yang tidak diinginkan. Terak kadar rendah tidak digunakan kembali atau ditimbun karena bila digunakan kembali pada proses awal, tidak akan efektif. Disisi lain, lingkungan akan terus tercemar akibat tidak adanya metode pengolahan terak di Indonesia. Walaupun kebutuhan timah dunia tidak sebanyak logam lain seperti alumunium dan besi, dengan mengolah kembali terak akan menambah kemajuan pada Indonesia karena pencemaran lingkungan dapat dikurangi.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari jalan keluar dengan mengolah kembali terak 2 dan debu terak dengan menggunakan kalium hidroksida dan suhu yang tidak terlalu tinggi sehingga kadar yang didapat meningkat. Komposisi antara sampel dan KOH yang digunakan yaitu 1:13, kemudian dicampur, dipanggang dalam suhu 550oC dan 810oC dan pelindian menggunakan aquadest. Karakterisasi yang digunakan yaitu XRD, EDAX dan AAS.
Penambahan KOH yang memiliki pH 14 menyebabkan timah berada pada daerah ion stanat yang bereaksi dengan kalium menjadi kalium stanat yang larut dalam air. Hasil terbaik pada debu terak didapat dari pelindian dengan perbandingan 1:1 yang memberikan hasil pada filtrat 235,5 ppm dan pada terak dengan perbandingan 19:12 yang memiliki hasil pada filtrat sebesar 375,15 ppm.

Slag comes from pyrometallurgy that contain bad. Low grade slag mostly can?t be used because slags only contain very low tin and makes it not effective.In other side, environment will always be polluted by slags because no way to process it in Indonesia. Althought world tin request isn?t like aluminium and iron, if Indonesia can process the slags, this process will reduce pollutant environment.
Because of that, we do research to find way to process slags and slags dust using potassium hydroxide (KOH) with low temperature, so tin content will increased. Ratio sample and KOH for our research is 1:13, then mixing, roasting in temperature 550oC and 810oC, and the last leaching with aquadest. For characterization of sample using XRD, EDAX and AAS.
By adding KOH that has pH 14 cause tin located at ion stanate area and react with potassium into potassium stanate that can dissolved in water. The best result for slags dust is using 1:1 leaching ratio with amount of contain in filtrate is 235,5 ppm and slags is using 19:12 leaching ratio with amount of contain in filtrate 375,15 ppm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ryan Junaldi
"Perlakuan panas dilakukan untuk membebaskan tegangan pada baja tahan karat dua fasa SAF 2205 hasil pengerjaan dingin. Perlakuan panas dilakukan pada temperatur 350°C, 450°C, 550°C dengan waktu tahan 10 dan 40 menit. Pengujian korosi erosi pada sampel hasil perlakuan panas dengan menggunakan metode slurry pot dalam larutan HCL 0.3 M dan pasir silika (SiO2) dengan mekanisme tumbukan partikel padat dalam kondisi asam dengan pH 0.85. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan panas yang dilakukan pada baja tahan karat dua fasa SAF 2205 menurunkan tingkat ketahanan korosi erosi pada permukaan logam.

Heat treatment was conducted for stress relieving in duplex stainless steel SAF 2205 as cold worked. The annealing was conducted in temperature of 350°C, 450°C, 550°C with holding time 10 and 40 minutes. Erosion-corrosion testing was conducted on the heat treated samples with slurry pot method in chloride acid 0.3 M solution and silica sand (SiO2) with solid particles impingement mechanism in acid condition with pH 0.85. The results showed that heat treatment can reduce the resistance of erosion-corrosion on the surface of duplex stainless steel SAF 2205."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hakim
"Material baja tahan karat dua fasa SAF 2205 pipa kelas 65 diberikan pengerjaan berupa cold pilgering sehingga mengalami peningkatan kekuatan dan masuk kelas 140. Pada aplikasinya diperlukan pipa dengan spesifikasi kelas 110 atau 125 yang memiliki elongasi lebih tinggi tapi kekuatan yang lebih rendah. Pemberian perlakuan pelunakan pada suhu 350˚C, 450˚C, dan 550˚C dengan waktu tahan 10 dan 20 menit diberikan untuk menghasilkan penurunan kekuatan dan peningkatan elongasi pada material. Penurunan kekuatan dan peningkatan elongasi yang paling optimal terjadi pada suhu 550˚C dengan waktu tahan 10 menit.

Seamless tube of duplex stainless steel SAF 2205 grade 65 were given cold pilgering treatmentthat increases strength and theirgrade to 140. Some applications requiringseamless tube with specification of grade 110 and 125 that have higher ductility but lower strength. Heat treatment at temperature 350˚C, 450˚C, and 550˚C with holding time 10 and 20 minutes resulted decreasing of yield strength and increasing of elongation of material. Decreasing of yield strength and increasing of elongation reach optimum number at temperature 550˚C with holding time 20 minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrur Rozi
"ABSTRAK
Baja tahan karat dua fasa SAF 2205 pipa kelas 65 diberikan perlakuan cold pilgering menyebabkan kelasnya meningkat menjadi kelas 140 dan kekuatan luluhnya juga meningkat. Meningkatnya kekuatan luluh ternyata menurunkan ketangguhan material. Diberikan perlakuan panas untuk meningkatkan ketangguhan tersebut dan diharapkan sifat mekanisnya mendekati kelas 125 atau 110. Diberikan perlakuan panas dengan suhu 350 ̊C, 450 ̊C dan 550 ̊C dengan waktu tahan 30 dan 40 menit. Setelah diberikan perlakuan, diperiksa sifat mekanisnya dengan pengujian tarik, impak, keras dan metalografi. Didapatkan parameter optimum untuk mendapatkan ketangguhan yang optimum pada suhu 550 ̊C dengan waktu tahan 30 menit.

ABSTRACT
Duplex stainless steel SAF 2205 grade 65 given cold pilgering treatment that increase their grade to grade 140 and increase the yield strength. Increasing yield strength, lowering the toughness of material. Heat treatment given to material to increase the toughness and make the mechanical properties closer to grade 125 or 110. Heat treatment parameter that been used are 350 ̊C, 450 ̊C, and 550 ̊C with holding time 30 and 40 minutes. After heat treatment, the mechanical properties checked with tensile test, impact test, hardness test and metallography. The optimum parameter for the optimum toughness is reached in temperature 550 ̊C with holding time 30 minute."
2014
S65713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Costain, Thomas B.
New York: Doubleday, 1960
926.2 Cos c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>